Share

terpaksa harus pergi

last update Last Updated: 2025-06-10 16:25:14

Bima tak bisa memaksa Mela untuk tetap bertahan. Dia akhirnya menghormati keputusan ibu susu Louis itu untuk berhenti bekerja padanya. Tapi Mela berjanji akan tetap mengirimkan ASI-nya untuk Louis lewat kurir.

Mela memeluk Louis dengan penuh haru. Air matanya bergerombol menuruni pipi, sementara bayi enam bulan yang ada dalam dekapannya, malah tersenyum pada Mela mengira ibu susunya itu tengah mengajaknya bercanda.

"Mbak pamit, ya Mas Louis. Mudah-mudahan Mas Louis terus sehat. Nanti sesekali mbak akan tengokin mas Louis ke sini," kata Mela dengan sedih. Louis menyentuh pipi basah Mela lalu tertawa membuat hati Mela semakin nelangsa.

"Kalau masih bisa, tetaplah di sini, Mbak," kata Bima yang ikut larut dalam kesedihan.

Namun Mela sudah membulatkan tekadnya, dia akan berhenti kerja dan meninggalkan kediaman Bima. Dia tidak ingin ketenangan Bima--yang sebenarnya sangat jauh dari kata nyaman imbas perpisahan dengan Louisa, terganggu oleh kedatangan Dedi yang pasti tidak aka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • JANGAN PISAHKAN KAMI, DADDY    kepanikan Jason

    Air mata Louisa berhamburan, dia masih berbicara dengan lirih mengharap belas kasihan laki-laki yang saat ini tengah mencoba mencabik harga dirinya. "Jason … tolong, jangan lakukan itu. Jangan," lirihnya dengan derai air mata yang menderas. Namun Jason tak menjawab, dia bahkan seperti tuli. "Jas--ah sakit … perutku sakit, Jason!" Louisa merintih, Jason seakan baru tersadar, ditatapnya wajah Louisa yang kini seperti menahan sakit yang sangat kentara. "Lou? Kamu kenapa?!" Jason menjauh diri, dia lalu menatap pada Louisa yang terus merintih sambil menyentuh perutnya. "Jangan berbohong, Louisa!" hardik Jason saat Louisa terus merintih dengan tangan memegang perutnya. "Tolong, Jas … perut aku sakit sekali!" "Ah, shit! Sialan! Kenapa aku jadi bersikap ceroboh seperti ini?" Jason mengumpat kasar, hasrat yang sempat menguasai diri, langsung menguap begitu menyadari Louisa tidak sedang membohongi dirinya. Jason segera menggendong Louisa. Sedikit kepayahan, Jason berhasi

  • JANGAN PISAHKAN KAMI, DADDY    lepaskan aku!

    "Aku mau pulang," kata Louisa begitu dirinya sudah melihat-lihat rumah. Dia selalu menunjukan sikap tak nyaman saat berada di rumah--yang kata Jason--sudah disiapkan untuknya bahkan sebelum Louisa dulu menikah dengan Bima. "Kita belum ke lantai atas, Louisa," balas Jason dengan memasang raut wajah memelas, berharap Louisa kali ini pun akan kembali menuruti keinginannya. "Aku nggak mau! Aku nggak nyaman di sini," aku Louisa jujur, sebenarnya ada asisten rumah tangga di sana, tapi Louisa merasa takut saat hanya ada Jason bersamanya, tatapan Jason seakan ingin melahapnya saat mereka hanya sedang berdua. "Kamu … takut sama aku?" Jason tertawa, dia menggeleng sambil bertolak pinggang. Louisa mendengkus kasar, tanpa menjawab Jason tahu apa yang ditanyakannya tadi adalah benar. "Louisa … Louisa, come on! Masa kamu takut sama aku?! Calon suamimu?" Jason berdecak tak percaya. "Aku mau pulang. Kalau kamu tak mau antar, aku bisa pulang sendiri," ucap Louisa tak menggubris apa

  • JANGAN PISAHKAN KAMI, DADDY    hanya ingin bersamamu

    "Kamu lihat? Hanya dengan sedikit paksaan, anak kita langsung menurut. Jadi, kamu juga harus melakukan itu padanya, agar dia mau segera menikah dengan Jason." Edward berkata dengan penuh percaya diri. "Aku hanya takut perceraian Louisa dan Bima tidak sah, Edd! Kamu yang melakukan semua itu, dan itu diluar kehendak mereka berdua," bantah Sarah yang masih belum bisa menerima apa yang dilakukan suaminya pada Louisa. Edward berdecak sebal, "apa peduliku? Yang penting Louisa sudah percaya kalau dia sudah bercerai dari laki-laki sialan itu." Sarah menggeleng, lalu dia memilih pergi untuk menemui Thomas. Edward terkekeh, dia memanggil Max yang segera berlari mendekat. "Iya, Tuan Besar?" "Ikuti istriku. Antar dia," titah Edward. Padahal apa susahnya bertanya Sarah akan pergi kemana sebelum istrinya pergi tadi. "Baik, Tuan Besar." Max segera berlalu menyusul Sarah. "Kenapa kalian sangat rapi menyembunyikan kebersamaan kalian?" gumam Edward menatap Max yang menjauh. Hi

  • JANGAN PISAHKAN KAMI, DADDY    tamu tak diundang

    Ingin sekali Sarah membuka kebenaran, tapi perkataan Thomas selalu terngiang di telinga. Dia sangat terpaksa mengikuti dan diam atas semua tindakan suaminya. Masih untung Edward belum memaksakan pernikahan Louisa dan Jason, padahal awalnya, Edward merencanakan pernikahan itu tiga bulan setelah Louisa melahirkan. "Mommy … tidak tau, Sayang." Kalimat itu yang terucap sebagai jawaban. Louisa membuang napas kasar, lalu kembali menggores kuas tanpa mau membahas tentang Bima lagi. "Andai Daddy mengizinkan aku pergi ke Indonesia. Akan aku cari di mana pun Bima berada dan membawa anakku pulang. Tak peduli dia sudah menceraikanku. Hatiku sakit, Mom," geram Louisa dengan sorot mata penuh kemarahan juga rasa rindu yang terpendam dalam. Menyiksa dan merongrong jiwa. . Sarah hanya bisa diam, hingga suara seseorang terdengar membuat dua wanita itu menoleh ke arah pintu yang terbuka. "Apa yang dua wanita cantik ini sedang bicarakan?" Edward memasuki ruangan itu dengan langkah pasti.

  • JANGAN PISAHKAN KAMI, DADDY    aku akan datang

    "Suami Mbak Mela datang, Bu. Dia meminta uang atau mbak Mela berhenti kerja dan pergi ke luar negeri." Bu Dina semakin tak percaya, namun dia tak menyela. Lalu Bima pun menceritakan apa yang terjadi secara rinci, termasuk niatnya akan tinggal di panti untuk menghindari kesalahpahaman warga nanti. "Kita memang tidak bisa berbuat apa-apa, Ga. Itu urusan rumah tangga Mela dan suaminya. Mudah-mudahan saja, suami Mela tidak bersikap semakin menjadi setelah Mela berhenti kerja," tanggap bu Dina dengan menghela napas panjang. "Mudah-mudahan saja. Tapi Dirga yakin, dia pasti akan memaksa mbak Mela mengikuti keinginannya untuk bekerja di luar, Bu," kata Bima yang diangguki oleh bu Dina. "Jadi mbak Mela udah berhenti jadi ibu susu Louis, Mas?" tanya Rita yang datang dan mendengar semuanya dari Ajeng. "Iya, Rit." "Kok bisa mas Dedi jadi kasar gitu, ya? Padahal dulu dia sangat baik," kata Rita lalu mencoba menelpon Mela. Menjauh agar lebih leluasa berbicara dengan sepupunya itu.

  • JANGAN PISAHKAN KAMI, DADDY    terpaksa harus pergi

    Bima tak bisa memaksa Mela untuk tetap bertahan. Dia akhirnya menghormati keputusan ibu susu Louis itu untuk berhenti bekerja padanya. Tapi Mela berjanji akan tetap mengirimkan ASI-nya untuk Louis lewat kurir. Mela memeluk Louis dengan penuh haru. Air matanya bergerombol menuruni pipi, sementara bayi enam bulan yang ada dalam dekapannya, malah tersenyum pada Mela mengira ibu susunya itu tengah mengajaknya bercanda. "Mbak pamit, ya Mas Louis. Mudah-mudahan Mas Louis terus sehat. Nanti sesekali mbak akan tengokin mas Louis ke sini," kata Mela dengan sedih. Louis menyentuh pipi basah Mela lalu tertawa membuat hati Mela semakin nelangsa. "Kalau masih bisa, tetaplah di sini, Mbak," kata Bima yang ikut larut dalam kesedihan. Namun Mela sudah membulatkan tekadnya, dia akan berhenti kerja dan meninggalkan kediaman Bima. Dia tidak ingin ketenangan Bima--yang sebenarnya sangat jauh dari kata nyaman imbas perpisahan dengan Louisa, terganggu oleh kedatangan Dedi yang pasti tidak aka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status