Share

JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN
Author: ss.nataliaaa

Sikap Asli Ibu Mertua

Author: ss.nataliaaa
last update Huling Na-update: 2024-01-23 11:42:15

JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN

Bab 1

"Gugurkan saja kandunganmu itu, udah tau ekonomi lagi pas pas pake acara ngelepasin KB segala." ujar bu Narti, ibu mertua ku saat tau aku sedang mengandung.

Padahal itu calon cucu nya, darah daging dari anak nya (Mas Alan).

Ucapannya tentu menyakitkan hati, tapi aku berusaha untuk sabar. Bulan bulan pertama menikah, aku sangat diratukan oleh mertuaku itu. Tapi semenjak aku di PHK di perusahaan tempat aku kerja, Mas Alan membawaku ke rumah orang tuanya karena sudah tidak sanggup membayar kontrakan.

Hidupku sebatang kara, ibuku meninggalkanku saat aku berumur 5 tahun. Aku adalah anak tunggal sehingga semenjak ibu meninggal, aku tinggal hanya berdua bersama ayah. Setelah aku dipersunting mas Alan jarak 2minggu pernikahan ayahku menyusul ibu. Kini, hanya mas Alan keluarga yang aku punya.

Tiara Amelia, itu lah namaku. Sejak aku menginjakkan kakiku ke rumah orang tua mas Alan, ibu mertua sangat senang dengan keberadaan aku yang akan tinggal disini. Tapi setelah mas Alan memberitahu alasan mengapa kami akan tinggal disini, wajah ibu berubah drastis.

Ia terlihat tidak senang dengan adanya aku disini. Awalnya ibu menolak, tetapi mas Alan membujuknya sehingga ibu mengijinkan kami tinggal disini.

Jangan tanya kenapa aku tidak tinggal di rumah peninggalan orang tuaku. Rumah itu aku jual untuk melunasi hutang hutang ayah. Bukan semata mata ayah menghutang, itu karena untuk membiayai sekolahku hingga aku bisa kuliah dan bekerja di perusahaan besar.

Sisa penjualan tanah serta rumah aku simpan di dalam tabungan. Tentu saja suamiku tahu, tapi ia tidak pernah mau mengambilnya walau kita sedang kekurangan. Katanya ia masih sehat, masih bisa mencari nafkah, lagian uang itu murni punyaku katanya.

**

Hari pertama di rumah mertua, ibu sudah menunjukkan rasa ketidaksukaannya padaku. Sudah pasti itu tampakkan ketika tidak ada mas Alan. Tapi ketika aku sedang bersama mas Alan, ia bersikap sangat baik. Makanan yang ia punya ia keluarkan dan ia tawarkan kepadaku. Pekerjaan rumah pun ia tak mengijinkan aku mengerjakannya, semua ia kerjakan sendiri.

Berbeda kalau mas Alan tidak berada di rumah, ia sering menyembunyikan camilan bahkan lauk masakannya. Dan ia keluarkan jika mas Alan sudah pulang kerja.

Begitupun dengan pekerjaan rumah, ia tak menyentuhnya sama sekali dan membiarkan aku yang membereskan semuanya.

Memang ibu tidak menyuruhnya langsung, tapi dari sikapnya, aku mengerti ia menyuruhku secara tidak langsung. Dan aku pun sadar diri, aku tinggal disini cuma "menumpang" kata ibu mertuaku. Dan tentu saja aku harus membayarnya.

Dengan cara memperlakukanku selayak babu, bukan selayaknya menantu pada umumnya.

*

Hari berikutnya, dari jam 03.30 aku sudah bangun dan mengerjakan solat malam. Aku terduduk diatas sajadah sambil berdzikir dan solawat sampai adzan subuh berkumandang. Selesai mengerjakan solat subuh, aku bergegas ke dapur. Kulihat ada nasi sisa semalam, jadi aku buat nasi goreng saja untuk sarapan kali ini.

Ketika mas Alan dan ibu sarapan, aku sedang memindahkan pakaian yang tadinya di koper ke lemari.

Setelah selesai membereskan pakaian, aku kembali ke dapur menyusul ibu serta mas Alan. Yang tadinya aku akan ikut sarapan, ternyata mereka sudah selesai. Dan tidak menyisakan nasi goreng yang ku buat tadi sama sekali.

"Dek, enak banget nasi goreng buatanmu jadi mas tambah dua kali. Tadinya aku ke inget kamu, tapi ibu kata kamu sudah sarapan duluan yaudah nasinya mas habiskan" ucapnya setelah meneguk habis satu gelas air putih.

"Iya mas gak papa" ucapku sembari tersenyum tipis.

Dipikiranku, tak apa lah mas Alan kan sekarang masuk kerja ia butuh tenaga lebih, toh aku bisa makan nanti siang.

Ia bekerja di sebuah pabrik yang tak begitu jauh dari sini. Kira kira sekitar 30 menit untuk sampai kesana dengan mengendarai motor, itupun kalau tidak macet. Kalo sedang macet, sekitar 45 menitan.

Aku mengantarkan mas Alan ke depan pintu, menyalami punggung tangannya. Ia membalas mengecup pucuk kepalaku yang ditutupi hijab ini.

"Yang betah tinggal disini ya dek, kalo ada apa apa telepon mas saja" ucap nya sebelum benar benar pergi.

Ia mengendarai motor matic yang aku punya, aku membeli nya dengan hasil kerjaku selama setahun bekerja di perusahaan itu.

Mas Alan pun mempunyai motor, hanya saja ia berikan kepada adik perempuannya yang kuliah di pusat kota ini.

Setelah kepergian mas Alan, ibu mulai menampakkan sikap aslinya kepadaku.

"Ara, ngapain masih disitu ayo cepet itu cucian piring menumpuk. Jijik ibu lihatnya" ucapnya seraya pergi keluar entah kemana.

Aku hanya mengangguk patuh dan mengerjakan semuanya.

Saat semuanya selesai, perutku mulai berbunyi. Aku melihat rice cooker masih kosong, yang artinya ibu belum masak nasi.

Aku mencari cari dimana ibu menyimpan beras, tapi nihil aku tidak menemukannya sama sekali.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN   End

    Janin yang Kau Suruh Gugurkan Bab 44Sesi pemakaman selesai, Alan hendak pulang kembali ke rumah. Tapi ada seseorang yang memanggilnya."Mas Alan." panggil Indri. Alan menghentikan langkah kakinya."Mas, maaf kan aku ya." Ucapnya sambil menangis."Sudah, yang lalu biar lah berlalu. Yang peting kita harus lebih baik dari pada sebelumnya." ucap Alan lalu meninggalkan Indri.***Tok tok tokPalu diketuk tiga kali oleh hakim. Pak Robert jadi tersangka kasus korupsi. Ditahan selama 15 tahun penjara dan denda sebesar 10milyar rupiah.Pak Robert dibawa ke sel tahanan. Sementar Kayla, dia juga ditetapkan sebagai orang yang terlibat prostitusi online. Dia disatukan dengan Indri karena dia juga terjangkit penyakit menular seksual juga.Zein keluar dari ruangan sidang. Pak polisi memanggilnya. "Pak Zein, setelah sidang tadi. Kami memutuskan Pak Zein tidak usah membayar denda yang telah diinvestasikan oleh Pak Robert, k

  • JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN   part 43

    Janin yang Kau Suruh Gugurkan Bab 43 Dia menarik lembut tangan Zein lalu keluar dari cafe. "Sebentar, aku kirim pesan dulu sama Danish biar dia yang handle kerjaanku." itu cuman alasan Zein saja. Padahal Zein mengirimkan pesan pada polisi. "Kita mau kemana?" tanya Zein pada Kayla. "Kita ke hotel." 'Astaga, gimana kalau aku yang terlebih dahulu tiba di hotel? Semoga saja polisi gercep datangnya. Gak mau aku kalau harus ke hotel sama dia.' batin Zein. Mereka masuk kedalam mobil. Satya, Danish, serta Alan kaget. Ini semua diluar rencananya. "Anjirrr itu si Zein mau dibawa kemana sama si Kayla?" tanya Satya. "Chat dia coba, suruh aktifin gpsnya biar kita tau dia dimana." usul Alan. Danish pun mengechat Zein. Tak lama dari itu, Zein membalasnya. [Gue udah aktifin dari tadi, udah ngasih tau polisi juga. Kalian ikutin gue dari belakang, takutnya polisi telat datangnya.]

  • JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN   part 42

    JANIN YANG KAU SURUH GUGURK4N Bab 42Tiba saatnya acara akan dimulai, dua mobil polisi berhenti di parkiran kedai. Para polisi masuk ke dalam kedai. "Pak Zein, anda ikut kami ke kantor polisi sekarang.""Sebentar, ada apa ini, Pak? Kok anak saya mau di bawa ke kantor polisi, emangnya dia salah apa?" tanya Bella tak terima anaknya dibawa oleh polisi."Anak ibu tidak bersalah, Bu. Kami hanya akan meminta keterangannya saja." jelas polisi tersebut.Zein pun dibawa oleh para polisi tadi. Sementara acara ulang tahunnya Arga dihentikan sejenak sampai Zein pulang kembali.Hening. Semuanya larut dalam pikiran masing masing. Kecuali Arga, dia asyik bermain. Melempar lempar balon, juga berlari lari.Satu jam kemudian, Zein kembali. Semua orang yang ada disana langsung menyerbu Zein dengan berbagai macam pertanyaan. Zein tidak menjawab satu pertanyaan pun. Membuat orang orang semakin penasaran saja."Gak ada apa apa. Ayo

  • JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN   part 41

    JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN BAB 41Alan berbalik menghampiri bu Narti. Ia tak dapat berbicara apa apa. Tak kuasa mengeluarkan suara sedikitpun. Ia hanya merutuki takdirnya. Apakah ini adalah karma untuknya karena ia telah berani mempermainkan rumah tangga saat bersama Tiara?"Lan, ada apa? Kasih tau ibu dong." "Eh iya ruang rawat Indri dimana? Dia dirawat di rumah sakit ini kan? Ibu mau jenguk dia. Gitu gitu pun dia menantu ibu yang suka ngasih uang.""Ayo anterin ibu ke ruangannya dia."Alan - Alan, sialnya nasibmu. Istri tukang ju4l dir1, mertua b4ndar jud1.Alan mengantarkan ibunya ke ruang rawat inap Indri, tapi saat akan masuk ruangan, Alan menahan ibunya agar ia tak masuk."Suuttttt" Alan memberi petuntuk bu Narti untuk diam sambil menunjuk ke dalam ruangan. Bu Narti melihat ke arah ruangan yang ternyata sedang dijenguk oleh seseorang yang tak diketahui bu Narti.Alan menarik tangan

  • JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN   part 40

    JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN 40Sri dan Tiara turun dari lantai dua menuju ke rumah Bella. Baru saja mereka menginjakkan kaki keluar dari kedai, tiba tiba..... DuarrrrrrrrTepat di depan kedai Tiara sebuah truk menabrak mobil yang ada di depannya sehingga mobil itu terpental beberapa ratus meter."Kecelakaan.....""Kecelakaan....." Warga yang melihat kecelakaan itu heboh. Tak terkecuali Sri dan Ara, ia pun ikut melihat siapa yang ada di dalam mobil yang terpental itu. Karena memang truk yang menabraknya tidak apapa. Dan beruntungnya, supir truk nya tidak melarikan diri.Sri menerobos kerumunan warga yang melihat kecelakaan itu. Mobil dalam keadaan terbalik, warga tidak ada satu pun yang mau menyelamatkan korban, katanya takut jadi tersangka. Tiba tiba saja, pintu mobil patah. Dan terlihat jelas wajah korban yang ada di dalamnya."Astaghfirullah, pak Hasan?" Teriak Sri.Siapa pak Hasan? Kenapa Sri kenal dia?Sri buru buru mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya lalu tak lama ke

  • JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN   part 39

    JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN 39"Jadi gimana Lan?" Tanya bu Narti memulai obrolan lagi. Alan menjelaskan semuanya tanpa ada yang ditutup tutupi. Bu Narti terlihat kaget, begitu Alan selesai bercerita, bu Narti langsung memeluk Alan dan menangis sesenggukan."Maafin ibu ya Lan, maafin ibu. Ibu yang bikin kamu gini." "Udah bu, ini semua udah terjadi. Kita ambil hikmahnya saja. Lagi pula ini bukan sepenuhnya salah ibu. Alan yang salah, Alan yang lemah iman. Kalo Alan imannya kuat, gak akan sampe ada hubungan b4dan sama Indri. Itu juga jadi senjata Indri agar Alan mau berhubungan dengannya lagi." Jelas Alan."Yaudah bu, kalo gitu, Alan berangkat kerja dulu, ya." Alan mencium punggung tangan ibunya lalu berangkat ke pabrik tempat ia kerja.Sampai disana, Alan memarkirkan motornya, terlihat 1 mobil polisi yang terparkir disana. Mereka yang bekerja di pabrik itu pun saling bertanya kebingungan.

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status