Share

Bab 7

Author: Mommy_Ar
last update Last Updated: 2024-04-03 08:07:08

Tok... Tok... Tok...

Javier mendongakkan kepalanya saat mendengar pintu ruangan nya di ketuk. Ia melirik jam ternyata sudah jam 7, di tengah kesadaran yang sudah hampir hilang, ia melangkahkan kakinya untuk membuka pintu.

Ceklek!

Javier terdiam, melihat sosok wanita yang amat teramat sangat ia cintai kini tengah berada di depannya.

"Sayang," panggil Javier tersenyum senang lalu ia langsung menarik gadis tersebut sampai di pelukannya.

"Sayang, aku sangat merindukanmu," ucap Javier berbisik dan langsung menggendong tubuh Felly ke dalam kamar nya.

"A—apa yang akan kau lakukan!" teriak gadis tersebut saat melihat Javier mulai melepaskan beberapa kancing kemejanya.

"Sayang, sebentar lagi kita akan menikah, aku sangat merindukan mu," ujar Javier lalu ia langsung menindih tubuh kekasihnya.

Javier mencium bibir Felly dengan lembut, lalu mulai melum@tnya dan mengeksplor isi rongga mulutnya.

Javier yang sudah di kabut gairah dan mabuk, kini tangannya mulai turun hingga di kedua bukit kembar Felly.

"Sepuluh tahun kita bersama dan baru kali ini aku merasakan nua," bisik Javier begitu lembut sambil merem@s dua bukit kembar Felly.

Lidahnya mulai menari nari di leher jenjang Felly dan membuat beberapa tanda kepemilikan di sana.

"Hemmm" tubuh Felly menggeliat seirama dengan rema$@n di bukit kembarnya.

"Suara mu begitu sexy Sayang," bisik Javier semakin bernafsu kala mendengar desahan Felly.

"Ber—berhenti eugh .... "

"Mulutmu berkata seperti itu namun tubuhmu juga menginginkannya Sayang," bisik Javier.

"Ti—tidak aku mohon berhenti ja—jangan!"

"Aku sangat menginginkan mu Sayang, kita nikmati malam ini," ucap Javier lalu ia mulai membuka pakaian gadisnya satu persatu hingga kini keduanya toples.

"Aku mohon jangan hiks hiks,"

"Sshshhhh, aku janji akan melakukannya perlahan," ucap Javier sambil mengarahkan adiknya untuk menuju sarang utamanya.

"Jangan hiks hiks aku mohon jangan hiks hiks!"

"Sshhh sedikit lagi Sayang," racau Javier kala berusaha memasukan adiknya ke dalam rumah utama namun begitu sempit hingga membuatnya gagal beberapa kali.

"Sakitttt!" pekik gadis itu semakin terisak dan mencakar kuat pundak Javier.

"Hemm sempit sekali Sayang," gumam Javier memejamkan matanya kala berhasil memasukan adiknya ke dalam rumah.

Javier membuka matanya sesaat dan melihat mata kekasihnya yang bengkak dan berlinang air mata.

"Maafkan aku, maaf," ucap Javier pelan menciumi wajah kekasihnya dan menghapus air matanya.

"Aku mencintaimu Felly," bisik Javier saat dirinya sudah mencapai pelepasannya.

Sedangkan gadis itu kini tengah merasakan sakit yang luar biasa, tidak hanya fisiknya namun juga hatinya yang terasa begitu hancur.

Javier mulai mengerjapkan matang setelah mendengar suara dering hape nya berbunyi. Ia mengucek matanya sambil tangan satu lagi mulai mencari cari dimana letak ponselnya.

"Auwhhsss astaga kepalaku," keluh Javier saat merasakan kepalanya terasa sangat pusing.

"Hallo " jawab Javier saat baru menemukan hapenya.

"Sayang, kamu baru bangun tidur yah?" tanya seorang gadis dari seberang sana.

"Hemm kepala ku pusing banget," ucap Javier.

"Hem ya sudah kamu istirahat lah, aku gak mau kamu sakit," kata Felly khawatir.

"Kamu dimana?" tanya Javier.

"Aku baru selesai meeting sama kak Aiden, dan ini lagi makan siang," jawab Felly seketika membuat mata Javier langsung terbuka lebar.

"Dimana?" tanya Javier lagi dan kini nada suara nya lebih seperti bergetar.

"JF Caffe & Resto," kata Felly.

"Baik lah, kamu hati hati dan salam buat abang. Aku lupa bahwa sebentar lagi ada meeting," kata Javier buru buru mengakhiri panggilan telfon nya.

"Tumben cepet banget telfon nya," tanya Aiden saat melihat Felly kembali memasukkan hapenya ke dalam tas.

"Dia kesiangan dan mau ada meeting katanya," kata Felly menghela napas kasar.

"Kapan rencana kalian menikah?" tanya Aiden.

"Dih kenapa kakak nanya begitu? Kenapa bukan kakak dulu yang menikah?" tanya Felly terkekeh.

Aiden hanya tersenyum kecil lalu kembali menikmati makanan nya.

"Kakak kenapa sih gak pernah pacaran?" tanya Felly.

"Males," kata Aiden.

"Males kenapa? Umur kakak udah gak muda lagi loh?" tanya Felly.

"Sudahlah, mengapa jadi membahas ku, bagaimana bila habis ini kuta ke rumah Catamel. Aku begitu merindukannya, sudah sebulan ini aku tak ada waktu untuknya," ucap Aiden.

"Caramel udah bahagia sama suami dan calon anak nya, makanya kakak jangan jomblo biar gak kesepian terus," ucap Felly meledek membuat Aiden mencebikkan bibirnya.

'Kalau Felly masih di indonesia lalu semalam siapa?' gumam Javier pelan sambil menjambak rambutnya dengan frustasi.

Javier hendak beranjak namun matanya kembali terkejut kala melihat bercak darah mewarnai sprei nya.

'Shittt!' umpat Javier semakin frustasi.

'Siapa wanita itu!' Javier lalu segera membersihkan dirinya dan keluar dari ruangannya.

Kini dirinya benar benar merutuki kebodohannya, bisa bisanya dirinya kembali meminum, minuman laknat itu.

"Selamat pagi Tuan," ucap Herry menyambut kedatangan Javier dari dalam kamar.

"Siapa wanita itu?" tanya Javier to the point.

"Hah, maksud Tuan apa?" tanya Herry tidak mengerti.

"Siapa wanita yang sudah masuk ke dalam ruangan ku tadi malam!" tanya Javier sekali lagi dengan tatapan mata yang begitu tajam.

"Maafkan saya Tuan, kemarin saya bergegas pulang karena ada masalah sedikit dengan keluarga saya," jawab Herry yang memang tidak tau apa apa.

Braakkkk!

Javier membanting beberapa berkas yang terletak di mejanya.

Tok... Tok... Tok...

"Masuk!" ucap Javier setengah berteriak.

"Ma—maaf Tuan, ini berkas yang harus anda tanda tangani, dan sekaligus surat pengunduran diri saya," kata Celena dengan tubuh sedikit bergetar.

Javier dan Herry langsung menatap ke arah Celena dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Bukan kah magang mu masih ada beberapa bulan lagi?" tanya Javier memicingkan sebelah matanya.

"I—iya, tapi saya akan magang di kantor Aska," kata Celena terbata.

"Hemm Celena maaf, kamu sakit?" tanya Herry yang melihat pakaian Celena lebih tertutup dari biasanya.

"Bukankah sekarang sedang musim panas, mengapa kau memakai syal?" tanya Herry lagi sukses membuat Javier langsung menatap ke arah Celena.

"I—iya, saya sedang tidak enak badan. Kalau begitu saya permisi," ucap Celena hendak pergi namun Javier dengan cepat menarik syal yang di kenakan Celena hingga terlihatlah leher jenjang Celena yang sudah bertanam buah Cerry dan anggur.

"Anda jangan lancang Tuan!" sentak Celana menatap Javier dengan tatapan yang penuh dengan kebencian.

"Kenapa dengan lehermu?" tanya Javier dengan menatap tajam ke arah Celena.

"Apa kau habis bermalam dengan kekasih mu?" cibir Javier.

"Atau kau habis menjajakan tubuhmu?"

"Beruntung kau resign dari perusahaan ku, jadi perusahaan ini tidak tercemar oleh sikapmu! Aku sungguh tidak menyangka bahwa aku memiliki sekretaris murahan sepertimu!"

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Javier.

Celena tidak menjawab, ia masih menatap tajam ke arah Javier dengan napas yang memburu. Tangannya mengepal kuat dan mata yang hampir menangis.

"Yah, anda benar, saya memang murahan! Maka dari itu Saya permisi!" ucap Celena datar lalu ia segera berlari meninggalkan ruangan Javier.

Seperginya Celena, Javier dan Herry langsung saling tatap satu sama lain.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • JAVIER (Cintai Aku, Suamiku)    TAMAT

    Mendengar suara putri kecilnya yang terbangund an langsung berteriak,. Sontak saja membuat kedua orang dewasa itu sedikit terkejut. Javier segera melepaskan pelukan nya pada Wanita itu dan segera menghapus air matanya.“Sayang kok udah bangun?” tanya Javier mengalihkan pertanyaan Deera sambil tersenyum hangat pada putri kecil nya.“Ayah cama Bunda belicik! Deela na gak bica bobok lagi.” Kata anak itu sambil memanyunkan bibir nya. Wajah nya terlihat masih sangat mengantuk, tapi juga terlihat sangat kesal lantaran tidak di ajak untuk berpelukan.“Maaf Sayang,” Celena pun langsung menghampiri Deera dan memeluknya dengan erat. “Ayah nais agi?” tanya Deera polos saat melihat mata Ayahnya memerah. Kini, kepala anak itu sudah miring seolah ingin memastikan apakah benar sang ayah menangis lagi, untuk kesekian kalinya, atau hanya basah karena keringet.“Enggak Sayang, tadi mata Ayah kelilipan, makanya merah dan tadi Bunda lagi mau niupin mata Ayah.” Jelas Javie

  • JAVIER (Cintai Aku, Suamiku)    Bab 83

    Lanjut Flashback on .... Bisma yang melihat gerak_gerak Felly sangat mencurigakan pun, akhirnya mengisyaratkan Langit untuk mengikuti gadis itu. Untungnya Langit anak yang cerdas dan memiliki IQ tinggi, jadi dengan cepat dia paham dan mengertiarti kode dari Bisma. Beberapa hari berlalu, sejak Celena di nyatakan koma, kesehatan Celine pun yang awalnya membaik menjadi semakin drop. Hingga sore itu, Langit datang menemui Bisma di ruang rawat Celine, dengan membawa beberapa informasi yang ia dapatkan beberapa hari ini. Berkat Langit, disitu Bisma tahu bahwa musibah yang menimpa Celena karena adanya faktor kesengajaan. Terlebih itu dilakukan oleh mantan kekasih dari suaminya sendiri. Bisma semakin meradang ketika melihat Javier dan mantan kekasihnya itu terus bersama selama beberapa hari ini. Meskipun Javier sudah menolak, namun Felly masih terus datang ke rumah sakit untuk membawakannya makan. Bahkan tak jarang Bisma tanpa sengaja melihat Felly memberikan minuman kepada Javier

  • JAVIER (Cintai Aku, Suamiku)    Bab 82

    Menempuh perjalanan hampir satu jam lamanya, kini akhirnya mobil yang di tumpangi Javier sudah tiba di sebuah gedung tinggi yang tak lain adalah perusahaan ayah mertuanya. Sesampai nya di Alfarezky Group, Javier langsung berjalan cepat menuju ruangan mertuanya. Tidak ada yang mencegatnya. Semua sudah tau siapa Javier."Javier," panggilan pertama yang ia dapatkan dari Radit. Asisten mertuanya seketika membuat langkah kaki nya terhenti. "Selamat siang Om," sapa Javier begitu sopan.‘’Javier, ada apa? Tumben kemari?" tanya om Radit sedikit penasaran, karena tidak biasanya Javier akan datang ke kantor Alfarizky dengan tiba tiba. Biasanya, laki laki itu akan datang jika ada pekerjaan, itupun tidak mungkin secara mendadak, karena asisten Javier pasti akan lebih dulu mengkonfirmasi dan menginfokan kapan dan jam berapa akan datang ke sana. Tapi berbeda dengan sekarang, Javier datang dengan tiba tiba hingga mmebuat nya seidkit terkejut. "Daddy ada om? Ada yang ingin Javier

  • JAVIER (Cintai Aku, Suamiku)    Bab 81

    Malam harinya, setelah menidurkan ketiga anaknya. Kini Javier tengah berbaring menatap langit-langit kamarnya, dengan tangan yang di lipat ke atas menjadikannya bantal."Sayang, aku sangat merindukan mu." "Andai kamu disini, bersama ku. Bersama kami," "Sayang, kenapa aku merasa bahwa kamu masih ada. Kenapa aku bisa merasa bahwa kamu ada di sekitar kami." Javier memejamkan matanya sambil menarik napas dengan begitu dalam. Bayangannya kembali saat ia menatap wajah Celine tadi siang. Ia merasa seperti sangat mengenal sorot mata sayu itu. Celena, dia Celena bukan Celine. Begitu pikirnya. Namun, Javier tidak berani menyimpulkan lebih lanjut lagi. Ia takut salah. Ia takut bila ia malah berpaling kepada Celine dan melupakan Celena. Javier bangkit dari tempat tidur nya, ia mengambil ponsel dan menghubungi Herry sang asisten juga sahabatnya. "Cari tau tentang Celine sekarang!" Hanya seperti itu, Javier langsung mematikan sambungan telfon. Membuat Herry terdi

  • JAVIER (Cintai Aku, Suamiku)    Bab 80

    Makan siang kali ini semua hanya terdiam dan fokus dengan makanan masing-masing. Terutama untuk Celine dan Javier, karena sedari tadi keduanya hanya saling mencuri pandang. Entah apa yang sedang mereka rasakan, mereka sedang berusaha untuk tidak menatap. Walau pada akhirnya, tak hanya satu dua kali keduanya saling memergoki sedang menatap satu sama lain."Bunda, Deela mau makan kaya Bunda," ucapan Deera dengan suara khas cadel nya seketika membuyarkan lamunan kedua orang dewasa di depan nya."Sayang, kamu makan Ayam saja. Nanti badan kamu gatal lagi bagaimana?" Javier langsung menggelengkan kepala nya, untuk melarang agar Deera tak meminta makanan Celine."Deela mau cobain, Ayah. Deela mau itu!" Deera langsung memanyunkan bibirnya kala mendapat larangan dari sang Ayah."Deera mau ini Sayang?" Karena merasa tidak tega melihat Deera merengek, akhirnya Celine berniat untuk mengambilkan makanan yang di inginkan Deera, namun lagi lagi langsung di cegah oleh Javier."

  • JAVIER (Cintai Aku, Suamiku)    Bab 79

    Di sebuah taman kanak kanak yang cukup terkenal di kota itu. Terlihat, tiga anak kecil tengah asik bermain di halaman depan TK. Dengan di dampiri dua orang wanita muda dan paruh baya, ketiga anak itu terlihat sangat bahagia."Alin, lihat ini aku juga puna Bunda," ucap Deera sambil berkacak pinggang menatap salah satu teman nya."Bohong! Itu bukan Bunda kamu. Bunda kamu kan sudah pergi ke surga!" kata anak kecil yang bernama Arin."Kamu gak lihat! Bunda aku Cudah pulang! Bunda Dela cudah pulang dali culga!" ucap Derra lagi."Deera bodoh! Mana ada orang bisa pulang dari surga! Orang yang di surga itu berarti sudah meninggal jadi bunda kamu itu sudah mati!" kata Arin langsung tertawa mengejek."Bunda Dela macih hidup!" jerit Deera lalu ia menangis dengan histeris.Celine dan mom Narra yang tadi tengah menemani Dean dan Derren pun langsung menghampiri Deera saat mendengar nya menangis."Sayang, ada apa ini?" tanya Celine dengan lembut dan berjongkok menyamaka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status