LOGINTina ragu sejenak, tetapi kemudian dia setuju. Dia merasa bahwa ini adalah kesempatan untuk kembali berduaan dengan Jonas tanpa takut ketahuan oleh kakaknya, Serly. Jonas pun segera mengemudi mobilnya menuju penginapan yang terletak di pinggiran kota, tempat yang cukup tenang dan jauh dari keramaian.
Ketika mereka sampai di penginapan, di dalam kamar dan tepi ranjang Jonas dan Tina duduk berdempeten dan sambil saling menatap wajah.
"Maafkan aku atas semalam, Tina," ucap Jonas dengan nada tulus. "Aku tidak bermaksud membuatmu merasa diabaikan. Serly memang memintaku untuk menemani dia, dan aku tidak bisa menolaknya."
Tina melihat mata Jonas dan melihat ketulusan di dalamnya. "Aku tahu mas Jonas tak bisa menolak kak Serly. Tapi semalam aku merasa sangat kesal dan terabaikan. Aku hanya ingin mas tahu bagaimana perasaanku."
Jonas mengangguk, "Aku mengerti, Tina, dan aku benar-benar menyesal.
Sejak saat itu, Riki belajar menerima bahwa kehidupan keluarga memiliki dinamika sendiri, dan bahwa komunikasi terbuka adalah kunci untuk memahami dan mengatasi ketidaknyamanan. Meskipun tak selalu mudah, Riki kembali merasa nyaman di rumah dan belajar untuk menghargai keberagaman yang ada dalam sebuah keluarga.Bahkan, ada yang membuat Riki menjadi betah lagi yaitu BibI Riana pintar membagi waktu dan rahasia hubungan gelap mereka terutama kala sang paman Bondan sedang tak di rumah. Saat itulah Riana dan Riki sama-sama selalu menghabiskan waktu mereka di rumah itu untuk bercinta denga ganas sampe mereka puas berkali-kali.Malahan, saat Paman Bondan sedang di rumah, dan hasrat Riki dan Riana sedang sama-sama ‘pengen’ mereka nekat menyewa kamar penginapan bahkan kamar hotel hanya untuk memuaskan hasrat birahi mereka. *** Beberapa bulan telah berlalu sejak Riki kembali ke rumah pamannya. Hubungan terlarang antara Riki dan bibi Riana tetap berlanjut, meskipun keduanya tahu betul bahwa
Maka terjadilah persetubuhan dengan gaya doggstyle itu selama hampir 30 menit dan suasana kamar itu semakin erotis dengan munculnya suara desahan dan dengusan kasar dari bibir keduanya.Akhirnya puncak kenikmatan itu terjadilah. Kedua tubuh telanjang itu bergetar hebat sambil berkedut-kedut dengan kencang di kelamin masing-masing.“Aku keluar biii...aku jugaaa..Rikiii..eshh..arghhhh!” teraiakan keduanya terdengar di kamar itu.“Sleppp....Crottt..crottt..crottt..arghhhh!” rudal Riki pun dicabut sesaat sebelum memuntahkan cairan pejunya di dalam vagina sang bibi sehingga muncratannya tersempro di atas pantat mekar milik sang bibi.“Brughhh.....ahhhhh!” tubuh keduanya tergeletak lemas di kasur dan mereka bernafas tersengal-sengal setelah mencapai klimaksnya hampir berbarengan tadi.“Gimana Riki sayang? Enak Gak?” Kamu mau lagi?” tanya Riana sambi tersenyum puas mengedipkan satu matanya ke Riki yang masih ngos-ngosan terlentang di sebelahnya.Riki pun mengangguk kencang sambil tersenyum m
“Awww..Rikiii..ahhh..nakal banget ya kamuhh...hihi...!” Bibi Riana sempat tesentak dengan remasan telapak tangan Riki yang meremas dan meraba pantatnya meski dengan itu Bibi Riana malah makin senang dan bergairah.“Hihi..maaf bii..aku gak tahann liat pantat bibi Riana!” balas Riki dan kemudian kembali melumat bibir Riana dan kedua tangannya lagi-lagi bergerak liar memeluk dan meraba yang bisa ia jamah dari tubuh telanjang sang bibi cantik itu.“Cuppp..cepp...mmmpphh..cupppp...ahhhh!” kedua bibir dan lidah mereka saling berpagutan dan kedua tangan mereka kembali saling meraba.Puas berciuman dan berpelukan tiba-tiba Riana mengajak keluar dari kamar mandi.“Kita ke kamar ku aja yuk Rik!” ajak Riana mengambil handuk dan mengelap tubuhnya sebentar.“Lohh...kan bibi belum selesai mandinya?” tanya Riki pura-pura menolak.“Gapapa...ntar abis kita maen di kamar, ya kita mandi bareng lagi. Udah yuk ahhhh!” ajak sang Bibi sambil menggandeng tangan Riki dan Riki pun dengan senang hati mengikuti
Riki merasa jantungnya berdebar lebih cepat. Dia mencoba untuk menjaga sikap santai, "Tentu, Bi Riana. Apa yang ingin kita bicarakan?"Bibi Riana tersenyum, "Kita bisa membicarakan apapun yang kamu suka. Misalnya, tentang pacarmu."Riki terkekeh kecil, "Pacarku, Bi? Selvi pacarku itu sih baik-baik aja sih BI. Heheh!" “Maksudku, apakah kalian pernah bercinta?” pertanyaan bibi Riana itu pun membuat Riki terkejut“Ehmmm...maksudnya gimana bi?” tanya Riki pura-pura tak mengerti meski hatinya mulai dag dig dug dengan pertanyaan itu.“Yaa...kayak aku dan pamanmu loh, hihi!: balas bibi Riana mencoba memperjelas.“Owhhh..ehhmmm..anu..bi....!” belum selesai Riki meneruskan omongannya bibi Riana tersenyum menggoda.“Kamu sering kan tergoda kala kami sedang bercinta? Hayu ngakuu..heheh!” timpal bibi Riana.“Ehmm...iya sihhh...heheh..maaf ya bi..saya gak sengaja mendengar!” balas Riki sambil tersenyum malu-malu.“Gapapa koq...itu wajar apalagi kamu laki-laki pasti lebih berhasrat dibanding perem
Riki, seorang mahasiswa yang tinggal bersama pamannya Bondan, mendapati kehidupan mereka berdua berubah sejak Bondan menikahi Riana, seorang perempuan cantik dan seksi. Meski perbedaan usia mereka cukup mencolok, kebahagiaan tampak merebak di setiap sudut rumah.Riki, yang tidur di ruangan sebelah kamar pengantin, tak bisa menghindari terdengarnya kemesraan di antara pasangan itu. Setiap malam, ketika keheningan malam tiba, Riki tanpa sengaja terdengar bisikan-bisikan mesra dan tawa lembut dari kamar sebelah.Seiring berjalannya waktu, Riki semakin tertarik untuk 'mengintip' momen-momen romantis mereka. Awalnya, dia hanya merasa canggung dan mencoba mengabaikan, tetapi lambat laun, rasa itu berubah menjadi ketertarikan yang sulit dihindari.Suatu malam, Riki duduk di kamarnya, merenung tentang situasi yang dia temui."Apa yang terjadi padaku?" gumamnya dalam hati. "Seharusnya aku merasa canggung, bukan malah tertarik mendengar kemesraan mereka."Riki mencoba memahami perasaannya sendi
“Cepp..cuppp..cuppp...mmpphh..cuppp!” suara bibir dan mulut serta lidah Yono dengan buas melaha semua yang ada pada tubuh telanjang Sari. Sari pun makin menggeliat kemana-mana tubuhnya.“Eshhh..ahhh...owhhh..ahhhhh!” tubuh telanjang keduanya bahkan bergantian saling bertindihan di ranjang kamar penginapan itu.Setelah mereka terkapa lemas di atas ranjang saat uncak kenikmatan telah mereka raih bersama mereka pun saling bertatapan dengan nafas tersengal-sengal dan dada mereka naik turun.Sari pun memandang Yono dengan mata yang penuh hasrat dan cinta. "Kita harus menyelesaikan ini, Yono. Kita tidak bisa terus seperti ini."Yono mengangguk setuju. "Aku tahu, Sari. Kita berdua sudah terlalu jauh masuk dalam situasi ini."Mereka berdua merasa sangat bingung dan terombang-ambing. Perasaan mereka untuk satu sama lain sangat kuat, tetapi mereka juga tahu bahwa perbuatan mereka telah menyakiti orang lain.Sementara itu, Imam dan Ida juga merenungkan situasi mereka. Mereka berdua merasa bahwa m







