Share

KESEDIHAN RUKMA DAN SASODARA

Persis seperti yang diramalkan oleh Sasodara. Panaraban luluh lantak tak berbekas selain puing-puing dan mayat yang bergelimpangan di sana-sini. Amasu, Rukma, Wiku Sasodara yang memeriksa tempat itu hanya bisa mengelus dada dan menyeka air mata setiap waktu.

Jenasah Rakai Panaraban dan para Tumenggung-pun ditemukan diantara reruntuhan bangunan dan semua dibersihkan oleh Rukma dan Amasu. Jenasah itu disucikan dan dibungkus dengan kain. Beberapa perajurit Medang yang ditinggalkan mencoba menghalangi mereka. Namun Wiku Sasodara menghardiknya.

"Apakah kalian tidak mengenaliku? Aku adalah wiku Sasodara, paman dari permaisuri Sri Kahulunan. Aku hanya ingin memperlakukan jenasah orang-orang ini dengan sedikit hormat dan tidak membiarkan burung pemakan bangkai mengoyak mereka." Kata Sang Wiku yang membuat para perajurit itu mundur.

"Guru, akan kita kemanakan jenasah-jenasah ini. Kita bawa atau sekaligus kita sucikan di sini?"Tanya Amasu.

"Sebaiknya kita sucikan dan kita kremasi di tempat ini
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status