Share

Part 18

"Brengsek!" Aku kembali mengayunkan tangan untuk memberi pukulan serupa di pipinya. Namun dengan mudah tangan ini tertahan oleh cengkramannya.

"Jangan sok suci. Kau sudah ketahuan!" Dia menahan pergelangan tanganku dengan kuat.

"Lepaskan!" Aku mencoba menarik diri. Namun masih saja tertahan dan tak mau terlepas.

"Terima saja tawaranku. Aku, ataupun bajingan tadi tidak ada bedanya. Kau hanya butuh uang, kan?" Dia mendorong tanganku dengan kasar, hingga aku terhuyung dan jatuh ke atas sofa.

"Apa kau seputus asa itu, ha?" ketusnya lagi.

"Sudah kubilang bukan urusanmu. Kau terlalu lancang ikut campur urusanku."

Seketika aku teringat akan Daryan. Mungkin seperti inilah rasanya jika kau ketahuan punya kehidupan yang tak wajar. Langsung bersikap kasar untuk menutupi kelemahan.

Ucapanku sama persis dengan yang dia ucapkan. Itu karena aku terlanjur malu jika seseorang tahu bahwa hidupku seburuk ini.

Lalu apa yang terjadi dengan Daryan? Apa ada sesuatu yang membuatnya harus malu mengakui sesuat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status