Share

Keguguran

Penulis: Seccomander
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-02 11:08:43

8 tahun berlalu

Seorang wanita berpenampilan tomboy lengkap dengan kacamata hitam dan topi mendatangi rumah Ibu Laksmi. Ibu Laksmi pun kaget melihat gadis cantik yang sudah berdiri di hadapannya.

"Bu, anaknya pulang kok nggak disambut?" ujarnya.

"Bulan?"

"Ibu nggak mau menyuruh aku masuk?" ejek Bulan.

"Aku baru bebas dari penjara, Bu," ungkapnya.

"Masuklah."

------

"Mas, hari ini kamu antar Safia ke sekolah ya?" pinta Mawar.

"Aku sibuk!" jawab Barra ketus.

"Kasihan dong, Mas. Masa sih Safia sekalipun nggak pernah di antar ke sekolah sama Papanya," seru Mawar memohon agar anak angkatnya itu merasakan kasih sayang Barra.

"Aku ini bukan Papanya!" ketus Barra.

"Lebih baik sekarang kamu fokus merawat kehamilan kamu ini. Sudah berapa kali kamu gagal menjalani bayi tabung. Ini kesempatan terakhir kamu. Jangan sampai terjadi sesuatu sama dia!" tegas Barra.

"Tapi Safia kan anak kita juga, Mas," ujar Mawar yang kasihan melihat Safia yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang seorang Papa dari Barra.

"Kita juga sudah merawat dia dari bayi, Mas," timpal Alin.

"Bukan kita, tapi kamu yang merawatnya dari bayi," sahut Barra.

"Kamu mengambil dia hanya untuk anak pancingan. Tapi, malah kamu rawat sampai besar. Jadi jangan salahkan saya kalau tidak bisa sayang sama dia!" ketus Barra yang langsung pergi menuju meja makan.

"Safia, sarapan dulu ya, Nak," ujar Mawar sambil menemani Safia dan Barra sarapan.

"Iya, Ma."

"Papa ....."

"Ah, Safia!" hardik Barra.

Barra pun murka saat Safia hendak menunjukkan gambar yang dibuatnya, tidak sengaja gadis kecil itu menyenggol cangkir kopi dan airnya mengenai Papanya.

"Urus tuh anakmu!" pekik Barra pada Mawar. Mawar pun berusaha menenangkan Safia.

"Sekarang Safia berangkat ke sekolah ya. Nanti terlambat," bujuk Mawar. Mawar pun mengantarkan Safia masuk ke dalam mobil di antar supir keluarga.

------

Mawar merasakan sakit perut yang hebat. Ia merasakan nyeri. Namun, Mawar tetap berusaha kuat saat hendak menaiki anak tangga. Namun, belum sampai di atas, tiba-tiba ia terpeleset dan jatuh.

"Mawar, Mawar!" teriak Nyonya Cynthia saat melihat menantunya itu sudah tergeletak di lantai. Barra dan Tuan Mark langsung berlari dan membawa Mawar yang pingsan ke rumah sakit.

"Kita bawa ke ruang sakit sekarang!" suruh Tuan Mark.

Beberapa jam kemudian

Barra bersama kedua orang tuanya serta Nenek Mawar dan sang adik menunggu dengan cemas di depan ruang UGD. Tidak berselang lama, dokter Vera akhirnya keluar.

"Dok, gimana keadaan Mawar?" tanya Barra.

"Ibu Mawar selamat."

"Alhamdulillah ...." sahut Nyonya Rima dan Balqis. Nenek dan adik Mawar itu bisa bernapas lega.

"Gimana dengan bayinya?" tanya Barra.

"Dengan berat hati, saya harus menyampaikan berita ini. Bayinya tidak dapat kami selamatkan," terang sang dokter.

Semuanya terpukul. Syok. Terlebih Barra. Anak yang sudah dinantinya bertahun-tahun akhirnya pergi. Harapannya memiliki seorang anak, pupus sudah.

"Kenapa Engkau ambil anakku, Ya Allah. Anak yang sudah lama dinanti Mas Barra ...." lirih Mawar yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.

Barra akhirnya masuk ke dalam kamar perawatan Mawar. Bersama kedua orang tuanya. Nyonya Rima serta Balqis.

"Kamu ini gimana sih? Jaga kandungan aja nggak bisa!" ketus Barra yang kecewa harus kembali kehilangan calon bayinya.

"Maafkan aku, Mas. Tadi aku mau mengambil tugas Safia yang tertinggal," ucap Mawar lemah.

"Kamu bisa kan nyuruh Mbak. Enggak semua kamu harus mengerjakannya. Lihat sekarang? Gara-gara kamu nggak becus, anakku jadi korbannya!" bentak Barra.

"Sudah lama nunggunya, eh keguguran. Buang waktu, buang biaya aja. Dikira murah kali biaya bayi tabung itu," sindir Nyonya Cynthia.

"Ma, sudah. Sekarang bukan saatnya saling menyalahkan. Mawar juga pasti nggak mau seperti ini," seru Tuan Mark.

"Balqis, tolong kamu urus Safia di rumah ya. Kasihan, dia pasti terpukul dengan kejadian ini," pinta Mawar pada adiknya.

"Iya, Kak. Kakak tenang aja. Biar Safia aku yang urus," jawab Balqis.

"Kamu keterlaluan Mawar. Di saat seperti ini pun, kamu masih sempat-sempatnya memikirkan anak pungut pembawa sial itu!" hardik Barra.

-------

Bulan akhirnya masuk ke dalam rumah. Rumah yang lama ditinggalinya itu masih seperti dulu. Tidak banyak yang berubah.

"Ini siapa, Bu?" tanya Bulan saat melihat foto seorang anak lelaki berusia sekitar 8 tahun yang terpajang di lemari hias.

"Itu Daffa. Anaknya Bintang. Selama ini Ibu yang merawatnya," seru Ibu Laksmi.

"Bintang ke mana?" tanya Bulan.

"Bintang sudah meninggal.Dia mengalami kecelakaan," jawab Nyonya Laksmi.

Saat sedang berbicara, tiba-tiba seorang anak laki-laki berlari dan memeluk Bulan begitu erat.

"Mama ...."

Daffa mengira Bulan adalah Mamanya. Mama yang selama ini hanyalah dilihat dari foto saja.

"Terimakasih ya Allah, sudah mengembalikan Mama," kata Daffa yang sangat merindukan Mamanya.

"Heh! Gue bukan Mama Luh!" bentak Bulan.

"Mama, Daffa kangen banget sama Mama ...." ucap Daffa sambil mengelus wajah Bulan.

"Daffa, kamu masuk dulu ke kamar ya," pinta Ibu Laksmi. Daffa pun akhirnya menurut.

"Bulan, dia itu masih anak-anak. Dia hanya tahu wajah kamu dan Mamanya itu sama," sahut Ibu Laksmi.

Ibu Laksmi pun menyiapkan makanan untuk putrinya yang baru saja bebas dari penjara itu. Namun, tiba-tiba sang Ibu merasakan sakit yang hebat hingga akhirnya jatuh pingsan.

"Bu, Ibu ...." teriak Bulan yang mencoba membangunkan Ibunya yang pingsan itu.

Bulan akhirnya membawa Ibunya ke rumah sakit. Namun, ia terkejut saat melihat tagihan biaya yang harus dibayarnya.

"80 juta? Uang darimana? Aku nggak ada uang sebanyak itu," batin Bulan.

"Mau bayar cash atau kartu, Mbak?" tanya kasir.

"Saya belum ada uangnya, Mbak. Nanti kalau sudah ada, segera saya lunasi," jawab Bulan.

"Tolong secepatnya ya."

Mawar akhirnya pulang kembali ke rumahnya. Sesampainya di rumah, Mawar pun bersama Barra duduk di sofa ruang tamu. Saat bersamaan, Safia pun datang menghampiri keduanya.

"Mama, dedek bayinya mana?" tanya Safia yang sudah menanti bertemu sang adik.

"Gara-gara kamu, kami kehilangan anak kami. Kamu tuh anak pembawa sial di keluargaku!" hardik Barra.

"Kamu itu bukan anak kami!" ujar Barra membuat Mawar marah.

"Mas, kenapa kamu bicara begitu?" pekik Mawar kesal karena Barra membongkar rahasia yang belum saatnya Safia tahu.

"Memang begitu kenyataannya kan?!" bentak Barra yang langsung pergi begitu saja

Safia pun menangis. Safia berlari ke kamarnya dan Mawar bergegas menyusulnya. Mawar mencoba membujuk Safia agar tidak terus menangis.

"Mama, apa benar aku hanya anak angkat?" tanya Safia.

"Aku bukan anak Mama sama Papa?"

"Jawab, Ma!"

bersambung .....

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • JODOHKU WASIAT AYAH    BALASAN UNTUK PARA PENGKHIANAT

    "Maksud kamu apa sih?" sahut Barra. Barra pun mengalihkan pembicaraan itu. Ia tidak mau jika Mawar mengetahui pernikahan sirinya dengan Bulan. Apalagi sampai papinya tahu, semuanya tambah rumit di tengah permasalahan perusahaan yang sedang diujung jurang kehancuran."Cukup, cukup! Bisa nggak kamu tidak selalu curiga? Aku sama dia ini berhubungan sebatas soal Daffa. Tidak lebih. Udah, aku mau mandi. Kamu siapkan makan malam ya. Taruh aja di ruang kerja, nanti aku makan!" ujar Barra ketus. Ia pun langsung masuk ke dalam kamarnya.Mawar tidak percaya begitu saja perkataan suaminya. Ia mengalah dan memasak makan malam untuk suaminya. Besok ia akan mencari tahu sendiri semuanya. Jika benar, maka Mawar pun akan menyiapkan sebuah hadiah kecil untuk pernikahan suaminya.....Pagi itu Mawar berangkat lebih awal. Ia harus mencari banyak informasi soal video pernikahan siri Barra. Mawar yakin, jika video itu benar Barra dan Bulan yang sedang ijab qabul, walau dari arah belakang, ia tahu persis

  • JODOHKU WASIAT AYAH    BANGKRUT

    "Pak, beberapa investor membatalkan sepihak. Mereka sudah tidak mau bekerjasama lagi. Ini bahaya. Perusahaan kita bisa bangkrut!" ucap Roy, orang kepercayaan papa mertua Mawar itu."Loh, kenapa?"Roy pun mulai menjelaskan semuanya. Memberikan ponselnya dan memperlihatkan sebuah rekaman video yang kini ramai beredar di sosial media. Mata Mark pun terbelalak."Barra!" Mata Mark memerah. Wajahnya menahan amarah. Putra sulungnya itu telah menghancurkan perusahaan yang telah lama dan susah payah ia bangun.Sebuah rekaman video pernikahan siri Barra dan Bulan ramai beredar di sosial media dengan liar. Dengan narasi yang memojokkan. Para klien besar itu pun memutuskan kerjasama begitu saja karena dianggap Barra akan merusak citra perusahaannya.Komentar para penggiat sosial media begitu mengerikan bukan hanya menyerang Barra, tapi keluarga dan desakan untuk menghentikan kerjasama. Para klien besar itupun tidak mau mengambil resiko buruk untuk perusahaannya."Di mana Barra? Hubungi dia! Suruh

  • JODOHKU WASIAT AYAH    PERNIKAHAN RAHASIA

    "Mawar! Kamu darimana aja? Jam segini baru pulang? Ingat ya! Kamu itu udah punya suami. Lihat tuh anak pungut kamu, berisik daritadi nyari kamu!" Bukannya mendapatkan sambutan hangat saat pulang ke rumahnya, Mawar justru mendapat caci maki dari suaminya. Padahal ia sudah lelah seharian bekerja. Mengurus perusahaan yang ditinggalkan Oma juga mengurus proyek kerjasamanya dengan perusahaan suami dan mertuanya sendiri."Maaf, Mas. Tadi aku harus meeting dengan bos aku. Enggak mungkin kan, aku menolak perintah. Nanti aku dipecat, kamu siap menafkahi dan menanggung semua kebutuhanku? Enggak kan?!" jawab Mawar lantang."Berani kamu ngelawan suami sekarang ya???" balas Barra."Udahlah, Mas. Aku capek, mau istirahat. Kamu udah makan? Kalau belum biar nanti aku suruh bibi siapkan makanan buat kamu.""Bi, bibi ..." teriak Mawar."Eh, Heh! Bisa nggak berisik kan? Lebih baik aku makan di luar, daripada makan masakan bibi terus!" jawab Barra ketus.Barra pun langsung pergi begitu saja. Bahkan pan

  • JODOHKU WASIAT AYAH    BALAS DENDAM DIMULAI

    Setelah meeting dengan tim internalnya, Mawar pun memutuskan akan membantu perusahaan mertuanya itu. Perusahaan yang dibangun papa Mark dari nol, penuh perjuangan. Mawar pun tahu, sama seperti papanya dulu yang jatuh bangun membangun perusahaan. Dan dulu, papa Mark juga pernah membantu papanya dan oma hingga Retro Company tetap berdiri tegak hingga bisa ia dan Balqis lanjutkan saat ini."Kak, lantas siapa yang akan mewakili kakak dalam penandatanganan kerjasama kita?" tanya Balqis."Gimana kalau kamu saja? Kalau mereka tanya, ya tinggal bilang sekarang kamu diangkat jadi karyawan tetap perusahaan ini dan menjadi manager. Ya kamu bilang saja, pimpinan kamu sedang mengurus perusahaan kita yang di Singapura. Gimana?" tutur Mawar."Apa mereka akan percaya?" jawab Balqis."Mereka percaya atau nggak, itu hak mereka. Ingat Balqis, kakak punya misi membalas sakit hati kakak sama Barra dan pelakor itu. Kamu mau bantu kakak kan?" tanya Mawar."Ya sudah. Aku ikut kakak aja deh."Mawar pun terse

  • JODOHKU WASIAT AYAH    PEWARIS RETRO COMPANY

    RETRO COMPANYSebuah perusahaan yang bergerak di bidang otomotif, dan beberapa anak perusahaan itu kembali berjaya. Setelah memiliki pimpinan baru. Mawar dan Balqis. Dua anak keturunan Ibu Rima yang tersisa.Walau tidak pernah bekerja sejak lulus kuliah, tapi latar belakang pendidikan Mawar membuatnya tidak mengalami kesulitan yang berarti saat menghandle perusahaan peninggalan sang nenek. Ada beberapa orang kepercayaan sang nenek yang juga membantunya.Tanpa sepengetahuan Barra, Mawar membangun karirnya sendiri. Barra hanya tahu jika istrinya itu bekerja sebagai staf pegawai biasa. Karena sejak kembali dekat dengan Bulan, Barra tidak lagi membiayainya. Mawar pun terpaksa bangkit demi anaknya.Pagi itu seperti biasanya Mawar bersiap ke kantor setelah mengantar Safia. Gadis kecilnya yang beranjak besar. Saat hendak berangkat ke kantor, Barra dan kedua orangtuanya menegurnya."Mawar, kenapa kamu tidak bekerja di kantor papi aja sih kalau hanya untuk mencari pengalaman?" tanya papi Mark,

  • JODOHKU WASIAT AYAH    BERTEMU DI TOKO BERLIAN

    Barra tersentak mendengar jawaban istrinya itu. Ia tidak menyangka jika Mawar yang biasa penurut kini sudah mulai berani melawannya. Memang sejak awal menikah, Mawar selalu menuruti semua perkataan Barra, juga ibu mertuanya. Namun, Mawar yang lelah akhirnya berontak. Sudah cukup baginya selama ini pengorbanannya. Mawar selama ini hanya dianggap sebagai patung dan tidak ada gunanya.Mawar kini tidak mau lagi berdiam diri atas semua kezaliman suami dan ibu mertuanya. Juga mantan istri suaminya itu yang selalu menjadikan anak sebagai alatnya. Mawar ingin mereka semua merasakan penderitaan yang ia alami selama ini."Mulai berani ya kamu melawan? Sudah berani kurang ajar ya kamu sama aku, Hah?! balas Barra yang tak mau kalah.Matanya melotot ke arah Mawar yang hampir saja keluar dari tempatnya. Seperti sudah tidak ada lagi cinta dan sayang seorang suami untuk istrinya sehingga Mawar pun mulai berpikir untuk mengakhiri rumah tangganya dengan Barra. Tidak ada satu alasan lagi untuk Mawar me

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status