Home / Fantasi / Jade : The Mighty Amethys / Bagian 4 : Darkness in Delvish

Share

Bagian 4 : Darkness in Delvish

Author: Lighteve
last update Last Updated: 2021-09-07 00:42:22

Rachel kembali dengan tanda tanya di kepalanya tentang Jade. Otaknya terus berkata bahwa dia mengenal kata itu, namun setiap kali dia berusaha mengingat rasa sakit akan mendera kepalanya hingga membuat Rachel menyerah. Rachel memilih mengabaikan pikirannya itu dan bergegas kembali ke rumah.

Jalanan masih cukup ramai meski salju tipis kembali turun. Dari ujung jalan, Rachel bisa melihat Sophie, Lily, dan Peter sedang bermain di teras mereka di temani Nerissa. Mereka berlarian mengejar satu sama lain. Rachel melihat tawa dan kebahagiaan yang terpancar di mata mereka hingga tanpa sadar membuat kedua sudut bibir Rachel ikut terangkat membentuk senyuman. Keluarga kecilnya yang telah menemaninya sejak sepuluh tahun lalu. Rachel mempercepat langkahnya agar segera tiba disana, namun belum sempat Rachel sampai ia mendengar sebuah ledakan keras di belakangnya.

BOOM...

Ledakan yang amat keras itu membuat semua orang terkejut dan ketakutan. Beberapa penduduk yang tadinya beraktivitas tampak terkejut dan bertanya-tanya. Rachel berhenti dan mencari arah datangnya suara itu. Sebuah asap tebal tampak membumbung dari arah timur. Rachel berlari dan menghampiri Nerissa yang memeluk ketiga adiknya. Rachel segera mendekap mereka lalu membawa mereka masuk ke dalam rumah.

"Tenanglah Lily, itu hanya suara balon yang meletus. Kau akan baik-baik saja." Ucap Nerissa mencoba menenangkan si bungsu Lily.

Gadis kecil itu mendongakkan kepalanya dan melihat wajah Nerissa dan Rachel. Dia tidak mengatakan apapun, tapi Rachel tahu Lily sedang ketakutan.

"Sebaiknya kita bawa mereka ke ruang bawah tanah, entah mengapa aku merasa gelisah sejak tadi." guman Rachel pada Nerissa.

Tak lama kemudian Merida, ibu asuh mereka datang. "Apa yang terjadi? Suara apa tadi?" tanyanya dengan panik. Rachel dan Nerissa sama-sama menggeleng.

"Apapun itu sebaiknya kita berlindung dulu sampai semuanya jelas." Merida mengajak Nerissa, Rachel dan anak-anak yang lain untuk pergi ke ruang bawah tanah. Namun tiba-tiba Rachel teringat dengan busurnya. saat tak ada yang memperhatikannya diam-diam Rachel keluar dan pergi ke hutan belakang. Dia terus berlari dan mencari pohon Oak tempatnya menyembunyikan benda itu. Rachel menggali tanah disekitar pohon itu dan menemukan busur itu masih disana. Dan anehnya cahaya keunguan kembali muncul dari busur itu.

"Apa arti cahaya ini?"

Rachel bermaksud segera kembali ke panti asuhan, namun tiba-tiba terdengar dentuman lain dari kota. Rachel melihat ke langit dan asap pekat semakin besar terlihat disana bahkan hampir membuat langit gelap. Rachel terus berlari sambil membawa busur di tangannya. Ia berlari dengan cepat mengabaikan rasa perih lengannya saat dia tak sengaja menabrak tanaman berduri di sekitarnya. Jalan hutan saat itu cukup licin karena salju. Membuat Rachel juga harus berhati-hati dalam memilih langkahnya jika ia tidak mau dirinya akan terluka.

Samar-samar Rachel bisa mendengar suara jeritan dikejauhan. Pikiran Rachel semakin kalut, ia penasaran dengan apa yang terjadi, dia mengkhawatirkan rumah dan adik-adiknya yang lain. Rachel telah sampai di tepi hutan dan ia bisa melihat rumahnya. Namun saat Rachel hendak keluar dari hutan, tiba-tiba sebuah angin berhembus kencang membuat langkah Rachel terhenti. Karena kuatnya hempasan angin itu Rachel sampai harus menutup matanya dan terhuyung beberapa langkah ke belakang. Saat Rachel kembali membuka matanya ia benar benar terkejut. Tubuhnya terasa lemas dan tanpa sadar dia melepaskan busur di tangannya.

***

Di sebuah kastil nan megah, sekelompok pasukan tengah bersiap dengan senjata dan peralatan mereka. Setiap orang berlari untuk mempersiapkan diri secepat mungkin dan segera berbaris di halaman utama kastil tersebut. Beberapa komandan pasukan telah berteriak dan bersiap menunggu para anggotanya.

Ditengah kesibukan itu, tampak seorang pemuda melangkah dengan cepat di koridor panjang diikuti dua orang pria di belakangnya. Wajah runcing dan mata abu-abu pria itu menatap lurus ke depan dengan tatapan datar tanpa ekspresi.

“Sebuah pesan darurat dari Delvish baru saja dikirim. Redrock telah tiba disana.” Ucap pemuda disisi kiri.

Pemuda itu menghentikan langkahnya. Ikat kepala perak didahinya terlihat mengetat saat dia mengernyitkan dahinya. Pemuda yang tak lain adalah Jendral pasukan itu berbalik menatap kedua rekannya. Kenneth Alaric mengangkat alis dengan wajah dinginnya.

“Bagaimana mereka bisa tiba di Delvish secepat ini? Apa yang dilakukan mata-mata kita disana?”

“Ken, kejadian semalam sudah memicu gerakan bintang. Bahkan tanpa ada yang membocorkannya mereka pasti akan menyadari pergerakan senjata itu.” Ucap pemuda bermata coklat dengan rambut hitam ikal, dia adalah wakil jendral Vinetree, George le Fay. George memiringkan kepalanya meyakinkan Kenneth. Sedangkan Robin yang berdiri di samping George hanya bisa menahan nafas saat mendapat tatapan tajam Kenneth karena dialah yang bertanggung jawab atas semua mata-mata Vinetree.

“Bagaimana dengan pasukan kita yang ada di Delvish?”

“Mereka tidak akan meminta bantuan jika bisa mengatasinya sendiri.” Kali ini Robin mencoba memberanikan diri angkat bicara.

“Redrock semakin kuat beberapa tahun terakhir, satu dua pasukan kecil tidak akan mampu menahan mereka.” Tambah George.

Kenneth menarik nafas dalam dan menghembuskannya pelan. Dia baru saja kembali pagi ini dan memeriksa pasukannya setelah pertarungan di Delvish beberapa hari yang lalu. Dia ingat senjata itu masih berada disana, tapi tidak menyangka akan memancing Redrock secepat ini.

“Kenneth, sebenarnya apa yang istimewa dari senjata itu? Kenapa bahkan Putri Florian tidak mengizinkan kita menyentuhnya?” George kembali bertanya saat melihat Kenneth yang terdiam.

Tidak ada yang tahu apa yang mereka kejar selain Kenneth saat ini. Karena dari seluruh anggota pasukan khusus yang berangkat beberapa hari lalu, hanya Kenneth seorang yang kembali dengan selamat. Bahkan dia terluka cukup banyak meski tidak membahayakan nyawanya. Saat ditanya siapa yang melukainya, Kenneth berkata jelas bukan Redrock.

“Tidak perlu disentuh, senjata itu bisa melindungi dirinya sendiri.” Gumam Kenneth.

“Apakah menurutmu senjata itu memiliki hubungan dengan Jade?” tanya Robin.

“Entahlah.” Kenneth menggeleng pelan. “Tapi orang-orang itu menyebutnya Jade Amora.” Lanjutnya.

Ketiga pemuda itu sama-sama terdiam dengan pikiran masing-masing. Tidak yakin dengan situasi yang mereka hadapi saat ini. Namun juga tidak bisa berdiam saja tanpa mengambil tindakan.

“Entahlah, apapun itu sekarang kita harus pergi ke Delvish,” cetus Robin setelah ketiga terdiam selama beberapa saat.

George mengangguk setuju dan memandang Kenneth. Pemuda itu telah memasang tampang dinginnya dan menatap tajam pada Robin. Satu hal yang dilupakan oleh Robin, Kenneth tidak suka situasi yang tidak terduga seperti ini. Kemungkinan besar Robin akan segera mendapatkan ceramah segera setelah masalah ini usai.

“Harusnya hal ini tidak akan terjadi jika kita memiliki pengawas yang lebih disiplin.” Gumam Kenneth.

“Rakyat Delvish adalah prioritas kita saat ini,” ucap George mengingatkan Kenneth. “Jaga markas. Jangan sampai kami tiba dan menemukan Markas ini hancur dibawah pengawasanmu.” Tambah George. Dia menepuk pelan bahu Robin yang mulai bergetar ketakutan karena tatapan tajam Kenneth.

Kenneth tidak berkata apapun tapi bergegas menuju kudanya yang telah di siapkan tepat didepan gerbang utama kastil. Pemuda itu segera menaiki kudanya diikuti seluruh pasukan dibelakangnya. Mengenakan penutup wajah mereka dan menarik tali kekang kudanya.

Hari ini dia harus mengenyahkan kegelapan yang ada di Delvish atau Delvish yang akan sirna didalam kegelapan itu.

“Berangkat!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jade : The Mighty Amethys   Bagian 127 : Sacred Soul

    Kekuatan. Kekuasaan. kebebasan.Hal yang tak pernah lelah untuk di cari dan dikejar oleh semua orang. Setiap mereka yang hiduo pasti mendambakan kekuatan. Setiap mereka yang Kuat, pasti menginginkan kekuasaan, dan siapa yang berkuasa dialah yang memegang kebebasan. Begitulah kiranya rantai kehidupan yang saat ini tercipta. Buah dari keinginan dan hasrat yang tak ada habisnya. Setiap orang berlomba mencapai kesempurnaan untuk mengejar kekebasan tertinggi. Namun, tahukah mereka arti sejati dari sebuah kebebasan?***"Bydd yr Enaid Sanctaidd bob amser yn effro yn y Corff Mawr." (Jiwa Suci akan selalu terjaga dalam Raga sang Agung)Rachel, sang Jiwa Suci yang terlahir dalam Raga Sang Agung. Inang yang paling tepat untuk kekuatan terakhir dari para Velaryon. Kekuatan kuno yang selama ini menjaga alam semesta.Namun, mereka kadang lupa, bahwa selain para kekuatan kuno nan agung, ada entitas lain yang lebih luar biasa di banding mereka. Sang Jiwa Suci. Cahaya terang itu berpendar keluar da

  • Jade : The Mighty Amethys   Bagian 126 : The Soul

    Di empat penjuru kerajaan Crator, ke-empat Guardians yang tersisa perlahan bangkit. Ada sebuah dorongan dalam diri mereka untuk mengeluarkan kekuatan mereka ketika cahaya ungu pekat itu memenuhi langit. Perlahan, Trisula Aquamarie, Tombak Mitah, Pedang Shadowfall dan Belati Snowbell menunjukkan kekuatannya. Keempat guardians itu memejamkan mata mereka di waktu yang hampir bersamaan dan perlahan cahaya masing-masing armor menyelimuti mereka. Dengan cahaya itu kekuatan masing-masing guardians meningkat secara bersamaan. Ketika kekuatan itu telah berkumpul cahaya itu melesat ke langit, memunculkan cahaya biru, hijau, coklat, dan putih menyatu dengan langit gelap di atasnya. Untuk sejenak gejolak petir itu berhenti. Sejenak, sebelum gelombang besar bencana datang. Angin berhembus kuat menyelimuti Crator. Menerbangkan appaun yang bisa di bawanya. Puing-puing reruntuhan, pohon dan tanaman, kereta, kuda, dan bahkan manusia. Segalanya ikut terbawa oleh amukan angin yang muncul tiba-tiba.Te

  • Jade : The Mighty Amethys   Bagian 125 : Ethernal Warland in Crator

    Rachel menatap tubuh Sigrid yang penuh luka. Entah berapa kali wanita itu terus mengulang kesalahan yang sama, membalas setiap kali Rachel mengobati lukanya. Niat awal Rachel untuk mengingatkan Sigrid atas rasa sakit berulang yang terus wanita itu torehkan pada penduduk Crator, tapi sayangnya wanita itu seperti tak menunjukkan sedikitpun rasa penyesalan. Rachel ingin mmebuat wanita itu mengingat rasa lelah dan ketakutan karena ancaman yang berulang, tapi Sigrid terlihat sangat berambisi untuk membalas Rachel di setiap kesempatan.‘Kenapa kemarahan wanita ini tak kunjung padam? Kehidupan seperti apa yang sudah dia lalui sebelumnya?’ batin Rachel bertanya-tanya.Rachel kembali menyentuh puncak kepala Sigrid, tapi kali ini sebelum wanita itu bangkit menyerang sebuah rantai hitam muncul dari tanah dan mengikat Sigrid.Arrghhh ... Sigrid menggeram marah dan meronta. “Menyerahlah maka hukumanmu akan lebih cepat selesai,” ucap Rachel.“Kau! Atas hak apa kau memiliki hak menghukumku? Kau sam

  • Jade : The Mighty Amethys   Bagian 124 : Tough Women

    Seringai tipis muncul di wajah Sigrid. Hanya beberapa saat sebelum tawa melengking wanita itu terdengar menggema di kastil Enver. Ha... ha... ha... “Kalian semua sama saja,” tukasnya. Sigrid menatap Rachel dengan ekspresi mengejek. Terlihat tenang namun juga menghina di saat yang sama. Sedangkan dalam dada itu sedang ada gemuruh kemarahan yang sedang dia tahan. “Jadi, selain menghukumku kau tidak memiliki tujuan lain datang kemari?” tanya Sigrid. “Sepertinya Para Velaryon itu benar-benar memberikan perhatian istimewa padaku.” Sumpah serapah dan hinaan keluar dari mulut wanita itu. Segala bentuk cercaan dan berbagai macam umpatan dia layangkan pada Rachel dan sosk Velaryon. Rachel hanya diam. Satu tangannya bergerak di atas halaman kastil dan tanaman tumbuh di sekitarnya, membentuk sebuah tempat duduk dari sulur tananam dengan bunga-bungan berwarna ungu dan hitam. Dengan kedua tangan dia letakkan di dada, Rcahel mundur

  • Jade : The Mighty Amethys   Bagian 123 : Endless Redemption

    Katakanlah Rachel kejam, tapi dia memang ‘harus’. Dikepala gadis itu ada banyak hal aneh yang terus bermunculan. Ingatan tentang kehidupan lain dari berbagai sosok yang tidak Rachel kenal. Kekejaman sosok Neith ketika memimpin perang Wylan. Kesedihan Amethys yang tersisih dari para bintang. Kesepian yang terasa dari benak Sassafres. Bahkan kemarahan Sigrid juga bisa Rachel rasakan sekarang. Emosi-emosi itu sedikit banyak mulai mempengaruhi pandangan dan perasaan Racgel terhadap setiap hal yang ada di hadapannya. Dikedalaman samudera, air bergejolak kuat. Mendoron dan menekan tubuh Sigrid yang tak bisa melawan tapi wanita itu masih hidup. Wanita tiu masih bertahan meski tidak bisa melawan. Semakin dalam mereka menyelami samudera semakin terang pula cahaya Aquamarine di sekitar mereka. Hingga Rachel tiba di sebuah altar bawah laut. Jangan tanya bagaimana Rachel bisa tahu, ada sesuatu di kepala Rachel yang memberinya petunjuk. Mungkin Caelum The God of Sky atau bisa jug

  • Jade : The Mighty Amethys   Bagian 122 : Drowning in the storm

    Cahaya fajar terlihat di ufuk timur. Cahaya kemarahan yang telah di tunggu-tunggu setelah malam panjang yang hadir tiba-tiba. Helaan nafas lega hampir terlihat pada seluruh penduduk Crator saat mereka berhasil melewati satu malam yang mencekam. Malam dimana kerajaan mereka mungkin akan musnah karena kebangkitan sosok dalam ramalan.Suatu penuh suka cita terlihat dirumah rumah yang penduduknya mulai saling memeluk dalam isak tangis penuh kelegaan. Tanpa mereka ketahui, bahwa nasib mereka baru saja mulai di tinjau pagi ini.*** Cahaya matahari pagi menyinari pegunungan Mithre dengan sinar hangat. Cahaya terang keemasan itu jatuh tepat di atas rumput hijau segar yang dipenuhi embun di setiap pucuknya. Indah, tapi ingat bahwa sebelum itu ada rumput hitam mematikan tumbuh sebelumnya.Rachel berdiri di sana, kali ini dia telah bertekad menyelesaikan segalanya. “Kau benar-benar terlalu membanggakan dirimu sendiri, Rae,” sentak Sigrid. Wanita itu bangkit dan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status