Share

16. Cemburu

"Izinkan aku mengurus Liyah dan bayinya. Meski ia lebih dulu kau nikahi, aku sudah menganggapnya seperti adik." Pinta Mayang saat Midan mengantarnya pulang menjelang dini hari tadi.

Tentu saja ini muslihat Mayang. Ia harus memastikan bahwa anak perempuan dari Midan itu, harus tumbuh dengan baik. Mayang juga harus bisa dengan perlahan mengambil hatinya. Ia tak mau kehilangan kesempatan terakhir ini untuk memindahkan minyak sesat yang membuatnya merasa lebih sakit dari mati. Sebenarnya jika bisa memilih, menatap pun pada istri pertama suaminya tersebut, Mayang tak akan sudi.

Tapi, Mayang harus menahan diri. Seperti yang ia lakukan tadi.

Mayang terbangun tepat setelah Liyah dan bayinya dibersihkan oleh bidan.

Midan yang kebetulan memindahkan tubuh Mayang ke kamar lain, sempat terdengar mengucapkan terima kasih. Namun hal itu tak sedikit pun membuat Mayang goyah dan berubah pikiran.

"Ya sudah, aku percaya padamu Yang. Andai saja kau ingin menyakiti pun. Pasti sudah sejak Liyah sendiria
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status