Share

Bab 207: Leg Lock

Penulis: Ayusqie
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-10 23:52:24

**

Lebih dekat lagi.,

Lebih dekat lagi..,      

Fiuhh..! Orang yang bernama Niko malah menyenggol-nyenggol tubuhku dari arah yang tidak bisa aku serang.

Aku terus bertahan, pura-pura pingsan. Kedua mataku yang terbuka setengah aku pertahankan untuk tidak berkedip.

Serrrr..! Begitu rasanya aliran darahku sewaktu melihat Kenzo mengambil sepucuk revolver dari balik pinggangnya.

Kenzo lantas menurunkan tangannya ke bawah, mengarahkan moncong pistol ke arah kepalaku.

“Cepat! Tunggu apa lagi?? Habisi dia!” Kata Niko geregetan, mulai tak sabar.

Kenzo mengangguk. Ia kemudian memasukkan jari telunjuknya pada trigger pistol, dan membidik tepat di kepalaku.

Apakah ini sudah saatnya?

Sekali lagi, sudah saatnya..??

Ya!

Inilah saatnya!

Secepat geliatan macan secepat itu pula aku berkelit. Zzzttt..! Tubuhku berguling satu kali, lalu kedua kakiku naik ke atas saling silang

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Jagoan Kampung Merantau Ke Kota   Bab 211: Satu Kata

    **Kami pun berpandangan.., Di bawah sinar lampu jalan yang temaram..,Sebuah momen yang cukup syahdu pun tercipta di sini. Seiring dengan angin malam yang membawa aroma laut yang lembut.Juga seiring dengan embun yang mulai mengkristal di pucuk daun cemara udang di tepi jalan.Bola mata Miss Widya tampak begitu bening dan berkaca-kaca. Memantulkan kerlipan bintang di atas langit Jakarta, dan lampu-lampu penerangan pada tiang galvanis yang berbentuk eksotis.Aku cepat membuang pandanganku ke arah kiri, ketika secara ganjil aku merasakan ada yang mendesir deras di dalam dadaku.Desiran itu bukan disebabkan oleh bagian atas tubuh Miss Widya yang tampak oleh mataku, sungguh, kendati pun kaos tali satunya telah melempangkan pemandangan.Akan tetapi, di sini, di sudut hatiku.., sebuah rasa yang.., entahlah!Wajah Miss Widya sendiri tampak begitu pias. Mungkin itu disebabkan o

  • Jagoan Kampung Merantau Ke Kota   Bab 210: Kenapa Pergi

    **“Gendiiiingg..!” Pekik Miss Widya.Aku terkesiap, terkejut, dan rupanya itu berefek membuat aku kembali mendapatkan kesadaranku yang tadi sempat menurun.Namun, tak bisa dipungkiri pula dalam waktu yang bersamaan pun aku sontak merasa khawatir.Niko dan Kenzo, entah apa yang akan mereka lakukan selanjutnya dengan kehadiran Miss Widya di sini. Harapanku, mereka tetap tidak menyadari dengan kondisi fisikku yang melemah.Secara otomatis aku membagi perhatianku antara Miss Widya dengan Kenzo dan Niko di seberang sana.Miss Widya meninggalkan mobilnya dengan pintu yang tetap dalam keadaan terbuka.Ia lantas melangkah terburu-buru menyeberang, melewati median jalan, dan menghampiri aku yang langsung tertegun.Ia berpakaian ala kadarnya, memakai celana pendek selutut, mengenakan tanktop bertali satu, dan kemeja tidur berwarna putih yang tidak dikancingkan.Angin malam yang datang dari arah teluk Jakarta sana bere

  • Jagoan Kampung Merantau Ke Kota   Bab 209: Delay Sakit

    **Lalu itu, bagaimana dengan pistol yang kini sudah ada di tangannya? Lalu peluru yang aku lemparkan kepadanya??Tidak masalah.Seandainya Niko memungut peluru itu dari jalan, lalu memasukkannya ke pistol dan menembakku.., oh tidak bisa!Aku masih bisa lebih cepat darinya untuk mengirim serangan, atau sekalian saja aku buat mereka berdua pingsan.Aku berjalan pelan-pelan ke depan, dengan langkah kecil yang lembut dan tenang.Niko bereaksi dengan melangkah mundur, sembari memapah Kenzo yang terpincang-pincang dan sesekali merintih menahan sakit.“Tidak mau jawab?” Tanyaku lagi dengan kalem, terus maju perlahan, mendekati Niko dan Kenzo yang berupaya mundur selangkah demi selangkah menuju mobil mereka.“Setelah habis peluru di tanganku ini, dan habis enam pertanyaan, aku janji, aku preteli semua tulang kalian seperti biasa aku mematahkan tulang ayam goreng kentucky.”“Oke, sekarang, pertanyaa

  • Jagoan Kampung Merantau Ke Kota   Bab 208: Pertanyaan Sejumlah Peluru

    **Fiiuhh..! Aku menarik nafas lagi.Selanjutnya, bagaimana ini?Supaya kelihatan cool dan tidak gugup, aku berjalan mondar-mandir saja dulu.Ya, aku pun berjalan lima langkah ke arah kanan, lalu berbalik lagi ke arah kiri. Begitu terus berkali-kali.Sembari berjalan itu aku mengusap wajahku, daguku, dan merapikan rambutku.Pistol revolver milik Kenzo tadi aku pegang dengan tangan kanan seperti menenteng kaos kaki.Sikapku santai, tenang, percaya diri, namun menguarkan aura maut yang menciutkan nyali. Kenzo dan Niko pun menolah-noleh, searah dengan sosokku yang mondar-mandir di depan mereka berdua.Mereka cemas bukan buatan. Akan tetapi, apakah mereka menyesal? Apakah mereka telah kalah? Atau menyerah??Nah, itu yang masih aku cari tahu. Sebab biasanya, mentalitas orang yang telah terbiasa menghabisi nyawa orang lain akan lebih didominasi oleh kenekatan.

  • Jagoan Kampung Merantau Ke Kota   Bab 207: Leg Lock

    **Lebih dekat lagi.,Lebih dekat lagi.., Fiuhh..! Orang yang bernama Niko malah menyenggol-nyenggol tubuhku dari arah yang tidak bisa aku serang.Aku terus bertahan, pura-pura pingsan. Kedua mataku yang terbuka setengah aku pertahankan untuk tidak berkedip.Serrrr..! Begitu rasanya aliran darahku sewaktu melihat Kenzo mengambil sepucuk revolver dari balik pinggangnya.Kenzo lantas menurunkan tangannya ke bawah, mengarahkan moncong pistol ke arah kepalaku.“Cepat! Tunggu apa lagi?? Habisi dia!” Kata Niko geregetan, mulai tak sabar.Kenzo mengangguk. Ia kemudian memasukkan jari telunjuknya pada trigger pistol, dan membidik tepat di kepalaku.Apakah ini sudah saatnya?Sekali lagi, sudah saatnya..??Ya!Inilah saatnya!Secepat geliatan macan secepat itu pula aku berkelit. Zzzttt..! Tubuhku berguling satu kali, lalu kedua kakiku naik ke atas saling silang

  • Jagoan Kampung Merantau Ke Kota   Bab 206: Habisi Dia!

    **Ciiiiiitt..!Terdengar jeritan roda mobil yang menggesek aspal. Beberapa meter kemudian mobil sedan hitam yang baru saja menabrak Gending itu pun berhenti di tepi jalan.Lampu depannya tetap menyala. Asap tipis berwarna putih keluar dari moncong knalpot yang segera diembunkan oleh udara malam.Di dalam mobil sedan hitam itu, Niko dan Kenzo serentak menoleh ke arah belakang. Pandangan mereka berdua menembus kaca belakang, melihat dan memperhatikan sosok Gending yang barusan tadi mereka tabrak.“Apa dia masih hidup?” Tanya Niko, si lelaki berambut gondrong, yang duduk di balik kemudi. Kenzo, lelaki rambut pendek yang ditanya pun semakin menajamkan pandangannya ke sosok yang sedang tergeletak di aspal itu.“Pasti sudah mati, sudah tidak bergerak begitu.” Sahut Kenzo.Berbeda dengan Niko yang sebelah tangannya tetap bertengger di lingkar kemudi. Ia merasa tidak sependapat dengan Kenzo si komptatrio

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status