Home / Romansa / Jalan Menuju Jodohku / Bab 29 Bertemu lagi

Share

Bab 29 Bertemu lagi

Author: Shakeel
last update Last Updated: 2025-05-13 18:29:09
Waktu cepat berlalu, sudah satu bulan ini semua sudah berjalan normal, Gilang sudah masuk kerja kembali, tapi tidak dengan hubungan persahabatan mereka. Hubungan mereka menjadi kacau. Santi juga tidak mendapatkan Ipul, sikap Ipul menjadi cuek kepada siapapun. Sementara Yana hanya dekat saja tapi tak juga bisa memiliki Amel. Amel menutup hatinya, Amel selalu bilang dia belum siap untuk pacaran lagi. Yana dan Gilang sudah pernah mengungkapkan isi hatinya tapi tak ada yang Amel terima. Amel masih mau berteman dengan mereka tapi tidak untuk pacaran. Terlihat beberapa kali Amel jalan dengan Yana, bahkan pernah juga dengan Gilang. Rasa cemburu dalam diri Yana dan Gilang membuat mereka juga enggan dekat satu sama lain. Mereka sekarang sudah seperti musuh.

Sedangkan Supri, dia memilih membuka hatinya untuk wanita lain, yaitu Eni. Seringnya pertemuan mereka membuat keduanya memiliki rasa. Supri juga sudah jujur tentang jika dia suka Amel kepada Eni, tapi Supri berjanji sedang berusaha melupaka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 29 Bertemu lagi

    Waktu cepat berlalu, sudah satu bulan ini semua sudah berjalan normal, Gilang sudah masuk kerja kembali, tapi tidak dengan hubungan persahabatan mereka. Hubungan mereka menjadi kacau. Santi juga tidak mendapatkan Ipul, sikap Ipul menjadi cuek kepada siapapun. Sementara Yana hanya dekat saja tapi tak juga bisa memiliki Amel. Amel menutup hatinya, Amel selalu bilang dia belum siap untuk pacaran lagi. Yana dan Gilang sudah pernah mengungkapkan isi hatinya tapi tak ada yang Amel terima. Amel masih mau berteman dengan mereka tapi tidak untuk pacaran. Terlihat beberapa kali Amel jalan dengan Yana, bahkan pernah juga dengan Gilang. Rasa cemburu dalam diri Yana dan Gilang membuat mereka juga enggan dekat satu sama lain. Mereka sekarang sudah seperti musuh. Sedangkan Supri, dia memilih membuka hatinya untuk wanita lain, yaitu Eni. Seringnya pertemuan mereka membuat keduanya memiliki rasa. Supri juga sudah jujur tentang jika dia suka Amel kepada Eni, tapi Supri berjanji sedang berusaha melupaka

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 28 Bubar

    Setibanya di rumah, Amel melihat seorang sedang duduk di teras rumahnya. Dia yakin itu Ipul. "Aku harus hadapi, kalau aku menghindar terus semua nggak selesai," Amel bergumam sendirian. Amel memarkirkan motornya di tempat biasa, dia lalu menghampiri Ipul, dia tersenyum lalu duduk. "Aku mau ngomong sama kamu, Mel," pinta Ipul to the point. "Apa yang mau di bahas lagi, Kak, semua sudah jelas, untuk saat ini aku sudah memutuskan, aku ingin sendiri," jelas Amel tanpa melihat ke arah Ipul. "Kenapa, Mel? Apa karena Gilang?" Gesak Ipul. "Nggak ada hubungannya sama Gilang. Nggak usah bawa-bawa Gilang, Gilang itu murni kecelakaan," geram Amel . "Terus kenapa, Mel, tolong jelasin," pinta Ipul. Amel terlihat menarik nafas panjang lalu Amel mengambil handphonenya menujukkan sesuatu kepada Ipul. "Nih, lihat sendiri, sesudah lihat pergi dari sini, aku nggak mau lihat kakak lagi," jelas Amel menunjukkan sebuah rekaman video kepada Ipul. Beberapa hari yang lalu, sebelum Amel memutuskan se

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 27

    Keeseokan paginya, Amel berangkat lebih awal. Tapi tidak untuk bekerja, hari ini Amel memutuskan untuk izin bekerja. Dia belum siap untuk ketemu Ipul."Mah, aku jalan dulu ya. Aku hari ini izin, Mah, aku mau ke rumah Gilang. Kalau ada yang datang cari aku bilang aja aku sudah berangkat kerja, jangan bilang aku ke rumah Gilang ya, Mah. Pinta Amel kepada Bu Dina. "Kamu lagi ada masalah, Sayang?" Tanya Bu Dina lembut. "Nanti aku ceritain, Mah. Sekarang aku buru-buru, ingat ya, Mah, jangan bilang-bilang kalau ada yang cari aku," pamit Amel mencium tangan dan pipi Bu Dina. "Sarapan dulu, Mel," ucap Bu Dina. "Nanti aku beli aja, Mah, aku buru-buru," ucap Amel mencium tangan dan pipi Bu Dina.Bu Dina hanya menghela nafas panjang melihat Amel, tak berapa lama Pak Edi baru saja keluar dari kamar. "Ada apa, Mah? Kayanya tadi sudah ada suara Amel?" Tanya Pak Edi. "Amel baru saja berangkat, dia buru-buru," jawab Bu Dina. "Ya sudah biarlah, Mah. Mungkin Amel butuh waktu, Mah, kita sarapan b

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 26 Berakhir

    Yana sengaja menemui Amel, ada beberapa hal yang mau Yana bicarakan. Tapi karena Amel capek Amel mengajak Yana ke taman dekat rumahnya. Di sana, Yana membahas tentang Gilang. Yana sudah mendengar kondisi Gilang tapi Yana menduga Gilang hanya pura-pura supaya bisa dekat dengan Amel. Amel tidak percaya sama Yana, Amel marah sama perkataan Yana. "Kenapa kamu kaya gitu, Lang. Dokter sendiri yang bilang kondisi Gilang, bukan Gilang," bantah Amel tak suka dengan sikap Yana. "Itu siapa tahu kan, Mel. Jangan langsung percaya gitu aja," ucap Yana.Yana memang punya rencana untuk membuat Gilang hancur di mata Amel, dia mengarang cerita jika Gilang membohonginya. Akhirnya, Amel meninggalkan Yana sendiri, dia merasa kesal dengan sikap Yana, padahal Yana dan Gilang mereka sahabatan. Terdengar suara Yana terus memanggil Amel, tapi Amel tidak peduli dan terus berlari. Yana sebenarnya mengejarnya sampai rumah tapi Amel langsung menutup pintu rumahnya, Yana merasa tidak enak, karena orang tua Ame

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 25 Tidak di sangka

    Pak Edi dan Bu Dina sudah siap untuk menjenguk Gilang. "Mel, ayo berangkat kalau sudah siap," teriak Mama Dina memanggil Amel. Sore itu, mereka sudah merencanakan untuk menjenguk Gilang. "Ayo, Mah, Amel siap," ucap Amel yang sudah rapih. Sesampainya di rumah sakit, Amel yang sudah tahu ruang rawat Gilang langsung menuju ke sana. "Assallammualaikum," ucap Amel sekeluarga. "Waailaikumsalam," jawab semua yang berada di ruangan, ternyata di sana sudah ada Pak Zio, Ipul, dan Supri. Terlihat Gilang juga dalam keadaan tidak tidur tapi dia hanya diam saja. Supri sudah menceritakan keadaan Gilang ke Pak Zio dan Ipul, bahkan kabar kondisi Gilang yang lupa ingatan sudah semua tahu. Mereka semua hanya bisa mendo'akan yang terbaik untuk Gilang. "Om, Nte, ini orang tua, Mel, mau lihat keadaan Gilang," ucap Amel memperkenalkan orang tuanya. Orang tua Gilang menyambung dengan bahagia, bahkan Bu Wati dan Bu Dina terlihat berpelukan. "Apa rasa bersalah Amel begitu dalam, sampai orang tuany

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 24 Sebuah Keputusan

    Di kantin rumah sakit, Amel dan Supri sedang menunggu pesanan mereka tiba. Mereka memesan minuman, makanannya mereka bungkus karena ingin makan bersama di ruang rawat Bu Wati. "Mel, kenapa dari tadi bengong terus?" tanya Supri membuyarkan lamunan Amel."Aku merasa bersalah, Pri. Andai Gilang nggak aku ajak ketemu, pasti sekarang dia masih sehat," ucap Amel mulai meneteskan air mata kembali. Supri hanya bisa menghela nafas panjang, dia paham apa yang Amel rasakan. "Kamu nggak boleh sedih dan terus merasa bersalah gini, Mel. Jika Gilang tahu, dia pasti sedih, aku yakin Gilang nggak akan nyalahin kamu," Supri memberikan semangat kepada Amel. "Maaf, Mas, Mbak, pesanannya sudah siap," tiba-tiba pelayanan memberikan pesanan mereka."Terima kasih, Mbak. Ayo, Mel kita ke ruang Tante lagi," ajak Supri lalu Amel mengikutinya. ***Pak Resa sudah selesai mengurus administrasi ruang rawat Gilang, dan Gilang juga sudah dipindahkan di ruang rawat. Saat itu Gilang sudah sadar, dia terlihat suda

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 23 Lupa ingatan

    Bu Wati memandang Amel masih dengan wajah sedih."Mel, Dokter Rian bilang, Gilang, Gilang cidera di kepala dan kemunginan untuk sementara waktu Gilang lupa ingatan, jelas Bu Wati lemas. Amel yang mendengar itu tak bisa menahan air matanya. Dia langsung memeluk Bu Wati, Amel merasakan badan Bu Wati lemas dan akhirnya Bu Wati pingsan di pelukan Amel. "Nte, Tante," teriak Amel.Mereka semua yang di sana kaget dengan teriakan Amel. "Aku panggil suster," ucap Eni cepat berlari mencari bantuan.Tak lama suster datang membawa ranjang pasien yang di dorong. Bu Wati mendapat perawatan. "Mbak," panggil suster yang keluar dari ruangan perawat Gilang. "Iya, Sus," jawab Eni, Eni saat itu berjalan paling belakang. "Pasien sudah sadar, boleh kalau mau di lihat," jelas Suster. "Iya, Sus, terima kasih. Saya kabari orang tuanya, tadi ibunya pingsan, Sus," jawab Amel menjelaskan. Suster itu mengangguk dan masuk lagi ke dalam.Di depan ruang perawatan Bu Wati. Amel duduk dan masih menangis, di sa

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 22 Kenyataan pahit

    Supri yang mendapat kabar dari Amel segera menuju rumah sakit sejahtera. Dia ingin membuktikan sendiri apakah benar semuanya atau hanya mimpi. "Sus, tadi apa ada pasien kecelakaan dari jalan anggrek yang di bawa ke sini?" tanya Supri kepada suster jaga setibanya di rumah sakit."Iya, Mas, benar, pasien masih di UGD," jelas Suster.Supri mengangguk mengucap terima kasih, dia melangkah menuju ruang UGD. Dari kejauhan sudah terlihat Om Resa dan Tante Wati berada di sana. Supri bersalaman dengan mereka dan menanyakan bagaimana kejadiaanny, dia juga bercerita dia mendapat kabar dari Amel. Pak Resa menceritakan seperti yang polisi ceritakan. "Tadi aku juga lewat jalan anggrek, Om. Aku juga dengar seperti itu, aku sempat melihat motor Gilang, beberapa kali aku hubungi Gilang tapi tidak ada jawaban. Aku berharap ini mimpi," jelas Supri dengan nada sedih. Saat mereka mengobrol, Amel dan Eni tiba di sana. Mereka bersalaman dengan orang tua Gilang. Bu Wati menatap Amel seakan marah padanya.

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 21 Bersalah

    Hujan yang turun sangat deras, juga membuat Eni dan Supri makan bakso bersama. Eni memang sengaja mengajak Supri bertemu, Eni menceritakan semua kejadian tadi. Supri yang mendengar itu tampak geram. "Aku akan terus awasi Santi, dia nggak boleh sakitin Amel," Supri membatin dalam hati. Setelah hujan mulai reda, di saat Gilang sudah antar Amel pulang, Supri juga mengantar Eni pulang. "Jalannya tumben macet ya, En. Biasanya nggak kan ya," tanya Supri merasa heran karena jalanan itu macet dan sangat ramai. "Entah, Pri. Apa karena baru reda jadi orang-orang baru keluar," jawab Eni juga yang merasa heran. "Pak, kok macet gini ada apa?" tanya Supri ke bapak tua di tepi jalan."Di depan ada kecelakaan, Mas. Truk nambrak motor, orangnya katanya mental jauh, tapi sudah di bawa ambulance tadi," jelas bapak itu. "Astaqfirullah," ucap Supri dan Eni hampir bersamaaan."Terima kasih, Pak," ucap Supri. Bapak itu tersenyum mengangguk dan mengingatkan Supri untuk hati-hati karena jalanan licin.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status