Accueil / Romansa / Jalan Menuju Jodohku / Bab 6 Merasa Kwatir

Share

Bab 6 Merasa Kwatir

Auteur: Shakeel
last update Dernière mise à jour: 2025-03-26 19:11:01

Amel berlari ke arah Eni, tanpa di minta Amel langsung menceritakan kejadian tadi bersama Santi kepada Eni. Saat ini, perasaan Amel tidak karuan, Amel memeluk Eni dan tidak lagi bisa bercerita.

"Sabar, Mel, Santi emang orangnya gitu, tapi di sini kamu juga enggak rebut Ipul, kan mereka bukan pacar. Sudah tenang aja ya," ucap Eni memberi Amel semangat. "Ayo kita kerja lagi, jodoh nggak usah dipikirin, nanti datang sendiri," ajak Eni dengan senyum manisnya.Amel melangkah mengikuti Eni dari belakang, Amel berharap semua akan baik-baik saja. "Aku nggak cari musuh, tapi kalau aku juga ada rasa sama Ipul, aku juga tidak bisa diam," gumam Amel sendiri.

Di kantin Santi masih duduk dan kini malah memesan es teh, saat sedang menikmati esnya Santi kaget ketika ada yang menepuk bahunya. "Eh lu, gue kira siapa, ngapain tepuk-tepuk?" omel Santi ke orang yang menepuk.

"Boleh gue duduk dulu nggak?" tanya dia.

"Boleh, duduk situ," perintah Santi, "ada perlu sama gue?" lanjut Santi.

"Langsung aja, tadi gue lihat lu ngobrol sama Amel, ada masalah apa?" tanya orang tersebut.

"Nggak usah tahu dan nggak usah ikut campur, itu urusan gue sama Amel," jelas Santi lalu melangkah pergi.

"Gue juga nggak suka Amel, siapa tahu kita bisa kerjasama," bisik orang itu saat Santi melewatinya.

Santi berhenti sebentar, menatap orang tersebut lalu meninggalkannya sendiri.

"Gue harus bisa ajak Santi kerjasama supaya lebih mudah jauhin Amel dari Ipul," ucap orang itu dengan penuh keyakinan.

***

Di tempat lain, Supri membantu Ipul menghias sebuah ruangan yang akan Ipul jadikan tempat menyatakan cintanya kepada Amel.

"Terima kasih ya, Pri, lu udah mau bantuin gue, lu emang teman terbaik gue," ucap Ipul tersenyum menatap Supri.

"Santai aja, Bro, kaya ke siapa aja sih lu, gue senang bantu lu, asal lu bahagia," jawab Supri terdengar seperti sedih. "Mungkin gue simpan aja sendiri rasa ini, asal kamu bahagia, Mel," gumam Supri dalam hati.

"Kenapa bengong, Pri. Lu capek?" tanya Ipul yang melihat Supri diam saja.

"Nggak, Pul. Ayo lanjutin," ajak Supri lalu melanjutkan yang belum selesai.

Ipul yang tidak merasa apapun juga langsung melanjutkan membantu Supri. Mereka menghias sebuah ruangan hanya berdua sampai selesai. Ipul sengaja hanya mengajak Supri karena tidak mau merepotkan yang lain. Di sela-sela mereka menghias ada obrolan dan candaan.

***

Saat ini, Amel dan Eni sudah selesai bekerja, Eni mengajak Amel jalan-jalan, Eni tahu Amel sedang tidak baik-baik saja, Eni ingin menghibur Amel.

"Mau kemana kita, En," tanya Amel ke Eni saat masih di parkiran.

"Beli ice cream yuk atau mau nonton, ada flim seru kayanya," Eni memberi pilihan ke Amel.

"Beli ice cream aja yuk sekalian beli cemilan sambil ngobrol-ngobrol, cafe langganan aja yuk. Ayo naik," ajak Amel.

Tidak lama, mereka sampai di cafe langangganan mereka, cafe ini mempunyai suasana indah dan makanan yang hampir lengkap, yang banyak digemari anak-anak muda zaman sekarang.

Mereka memilih duduk di dekat cendala.

"Silahkan mau pesan apa?" tanya seorang pelayan sambil memberi buku menu.

"Kita pilih dulu ya, Kak, nanti kita panggil," jawab Eni.

"Baik, saya tinggal ya, Kak," ucap pelayanan itu dengan senyum manis.

Mereka menanggung dan juga tersenyum, Eni memberi buku menu itu kepada Amel, "pilih yang kamu mau, Mel, aku yang traktir," ucap Eni tersenyum.

"Tumben, Kak, ada apa?" tanya Amel sedikit curiga.

"Apa sih, Mel, cuma mau traktir kamu aja," jelas Eni.

Perbedatan itu berakhir, Amel mengalah dan memilih menu yang dia inginkan. Eni memang sengaja traktir Amel dengan tujuan Amel bisa kembali tersenyum lagi.

"Mel, kenapa sih, keliatan banget banyak pikiran?" tanya Eni di saat mereka sedang menikmati makanan tapi terlihat Amel lebih banyak diam.

"Ehem, apa aku salah kalau dekat Ipul?" tanya xxc menoleh ke arah Eni.

"Kamu nggak salah, Mel, ingat Santi sama Ipul itu nggak ada hubungan apa-apa, mereka juga nggak pacaran, jadi nggak salah," jelas Eni. "Udah sekarang lupain soal Santi, bikin pusing, ice cream kamu udah mau leleh tuh," lanjut Eni sambil menunjuk ice cream Amel.

"Iya bener katamu, En, habis ini jalan-jalan yuk," ajak Amel penuh semangat dan tersenyum.

"Nah gitu, ini baru Amel yang aku kenal, habisin makanannya," jawab Eni yang tak kalah semangat karena senang Amel sudah tersenyum.

Akhirnya, setelah mereka menikmati makanan itu, mereka bermain time zone dan sekedar jalan-jalan di mall. Eni merasa bahagia melihat Amel ceria lagi.

Di kamar, saat Amel sudah ingin tidur terdengar bunyi hp, ternyata ada pesan masuk dari Ipul, pesan itu berbunyi, Amel besok sore di minta datang ke sebuah cafe yang alamatnya sudah tertera di pesan itu dan meminta Amel datang sendiri.

"Mel, besok kamu datang ya ke cafe ceria, Jl. Panjang puncung No.24. Sebaiknya kamu datang sendiri, aku ada perlu sama kamu. Kalau kamu tidak tahu tempatnya kamu boleh minta antar Supri. Maaf, Mel, ganggu waktu istirahat kamu, aku harap kamu datang. Aku tunggu kamu sampai datang, sampai bertemu besok, Mel." bunyi pesan dari Ipul.

Karena ngantuk dan lelah, Amel hanya membaca pesan itu lalu meletakkan kembali handphonenya di meja dekat tempat tidurnya. Amel langsung tertidur tanpa membalas pesan itu. Amel juga tidak begitu memikirkan kenapa Ipul menyuruhnya datang sendiri, tapi boleh minta antar Supri. Amel langsung tertidur saat itu.

***

Di kamar lain, Ipul yang sudah mengirim pesan kepada Amel selalu menatap handphonenya, berharap Amel membalas pesan itu, tapi hingga larut malam tak ada tanda-tanda handphone itu berbunyi. Ipul kwatir jika Amel tidak datang karena Ipul sudah menyiapkan semua dengan matang.

"Mel, aku harap kamu datang dan kamu mau jadi pacar aku. Semoga besok berjalan lancar sesuai harapan aku," gumam Ipul sendirian.

Malam itu, Ipul tidak bisa tidur, Ipul merasa gelisah, Ipul takut rencananya gagal, karena harapan Ipul saat itu sudah begitu besar. Ipul memutuskan untuk mencoba tidur dengan harapan walau pesan itu tak terbalas tapi Amel tetap mau datang. Beberapa saat Ipul meletakkan handphonenya berbunyi. Ipul tidak sempat melihat siapa yang menghubungi karena pikirannya hanya kepada Amel.

"Halo, Mel, Gimana kamu mau?" tanya Ipul saat sambungan terhubung.

"Mau apa, Pul? Amel kenapa?" ucap suara lain di ujung telepon.

Ipul langsung melihat nama yang tertera, ternyata Santi yang menghubunginya. Ipul mengatakan jika dia salah panggil, dia harusnya panggil Santi. Santi yang percaya begitu saja tidak mempermasalahkan itu dan tidak bertanya lebih lanjut.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 28 Bubar

    Setibanya di rumah, Amel melihat seorang sedang duduk di teras rumahnya. Dia yakin itu Ipul."Aku harus hadapi, kalau aku menghindar terus semua nggak selesai," Amel bergumam sendirian.Amel memarkirkan motornya di tempat biasa, dia lalu menghampiri Ipul, dia tersenyum lalu duduk. "Aku mau ngomong sama kamu, Mel," pinta Ipul to the point."Apa yang mau di bahas lagi, Kak, semua sudah jelas, untuk saat ini aku sudah memutuskan, aku ingin sendiri," jelas Amel tanpa melihat ke arah Ipul."Kenapa, Mel? Apa karena Gilang?" Gesak Ipul. "Nggak ada hubungannya sama Gilang, tapi ini lihat," Amel mengambil handphonenya menujukkan sesuatu kepada Ipul.Beberapa hari yang lalu, sebelum Amel memutuskan semuanya. Amel mendapatkan sebuah video seorang wanita yang sedang bermesraan dengan laki-laki yang sangat familiar untuk Amel. Entah nomer siapa yang mengirim itu, saat Amel menghubunginya nomer itu sudah tidak aktif."Dari siapa ini, Mel? Aku nggak pernah melakukan ini," ucap Ipul tidak percaya.

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 27

    Keeseokan paginya, Amel berangkat lebih awal. Tapi tidak untuk bekerja, hari ini Amel memutuskan untuk izin bekerja. Dia belum siap untuk ketemu Ipul."Mah, aku jalan dulu ya. Aku hari ini izin, Mah, aku mau ke rumah Gilang. Kalau ada yang datang cari aku bilang aja aku sudah berangkat kerja, jangan bilang aku ke rumah Gilang ya, Mah. Pinta Amel kepada Bu Dina. "Kamu lagi ada masalah, Sayang?" Tanya Bu Dina lembut. "Nanti aku ceritain, Mah. Sekarang aku buru-buru, ingat ya, Mah, jangan bilang-bilang kalau ada yang cari aku," pamit Amel mencium tangan dan pipi Bu Dina. "Sarapan dulu, Mel," ucap Bu Dina. "Nanti aku beli aja, Mah, aku buru-buru," ucap Amel mencium tangan dan pipi Bu Dina.Bu Dina hanya menghela nafas panjang melihat Amel, tak berapa lama Pak Edi baru saja keluar dari kamar. "Ada apa, Mah? Kayanya tadi sudah ada suara Amel?" Tanya Pak Edi. "Amel baru saja berangkat, dia buru-buru," jawab Bu Dina. "Ya sudah biarlah, Mah. Mungkin Amel butuh waktu, Mah, kita sarapan b

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 26 Berakhir

    Yana sengaja menemui Amel, ada beberapa hal yang mau Yana bicarakan. Tapi karena Amel capek Amel mengajak Yana ke taman dekat rumahnya. Di sana, Yana membahas tentang Gilang. Yana sudah mendengar kondisi Gilang tapi Yana menduga Gilang hanya pura-pura supaya bisa dekat dengan Amel. Amel tidak percaya sama Yana, Amel marah sama perkataan Yana. "Kenapa kamu kaya gitu, Lang. Dokter sendiri yang bilang kondisi Gilang, bukan Gilang," bantah Amel tak suka dengan sikap Yana. "Itu siapa tahu kan, Mel. Jangan langsung percaya gitu aja," ucap Yana.Yana memang punya rencana untuk membuat Gilang hancur di mata Amel, dia mengarang cerita jika Gilang membohonginya. Akhirnya, Amel meninggalkan Yana sendiri, dia merasa kesal dengan sikap Yana, padahal Yana dan Gilang mereka sahabatan. Terdengar suara Yana terus memanggil Amel, tapi Amel tidak peduli dan terus berlari. Yana sebenarnya mengejarnya sampai rumah tapi Amel langsung menutup pintu rumahnya, Yana merasa tidak enak, karena orang tua Ame

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 25 Tidak di sangka

    Pak Edi dan Bu Dina sudah siap untuk menjenguk Gilang. "Mel, ayo berangkat kalau sudah siap," teriak Mama Dina memanggil Amel. Sore itu, mereka sudah merencanakan untuk menjenguk Gilang. "Ayo, Mah, Amel siap," ucap Amel yang sudah rapih. Sesampainya di rumah sakit, Amel yang sudah tahu ruang rawat Gilang langsung menuju ke sana. "Assallammualaikum," ucap Amel sekeluarga. "Waailaikumsalam," jawab semua yang berada di ruangan, ternyata di sana sudah ada Pak Zio, Ipul, dan Supri. Terlihat Gilang juga dalam keadaan tidak tidur tapi dia hanya diam saja. Supri sudah menceritakan keadaan Gilang ke Pak Zio dan Ipul, bahkan kabar kondisi Gilang yang lupa ingatan sudah semua tahu. Mereka semua hanya bisa mendo'akan yang terbaik untuk Gilang. "Om, Nte, ini orang tua, Mel, mau lihat keadaan Gilang," ucap Amel memperkenalkan orang tuanya. Orang tua Gilang menyambung dengan bahagia, bahkan Bu Wati dan Bu Dina terlihat berpelukan. "Apa rasa bersalah Amel begitu dalam, sampai orang tuany

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 24 Sebuah Keputusan

    Di kantin rumah sakit, Amel dan Supri sedang menunggu pesanan mereka tiba. Mereka memesan minuman, makanannya mereka bungkus karena ingin makan bersama di ruang rawat Bu Wati. "Mel, kenapa dari tadi bengong terus?" tanya Supri membuyarkan lamunan Amel."Aku merasa bersalah, Pri. Andai Gilang nggak aku ajak ketemu, pasti sekarang dia masih sehat," ucap Amel mulai meneteskan air mata kembali. Supri hanya bisa menghela nafas panjang, dia paham apa yang Amel rasakan. "Kamu nggak boleh sedih dan terus merasa bersalah gini, Mel. Jika Gilang tahu, dia pasti sedih, aku yakin Gilang nggak akan nyalahin kamu," Supri memberikan semangat kepada Amel. "Maaf, Mas, Mbak, pesanannya sudah siap," tiba-tiba pelayanan memberikan pesanan mereka."Terima kasih, Mbak. Ayo, Mel kita ke ruang Tante lagi," ajak Supri lalu Amel mengikutinya. ***Pak Resa sudah selesai mengurus administrasi ruang rawat Gilang, dan Gilang juga sudah dipindahkan di ruang rawat. Saat itu Gilang sudah sadar, dia terlihat suda

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 23 Lupa ingatan

    Bu Wati memandang Amel masih dengan wajah sedih."Mel, Dokter Rian bilang, Gilang, Gilang cidera di kepala dan kemunginan untuk sementara waktu Gilang lupa ingatan, jelas Bu Wati lemas. Amel yang mendengar itu tak bisa menahan air matanya. Dia langsung memeluk Bu Wati, Amel merasakan badan Bu Wati lemas dan akhirnya Bu Wati pingsan di pelukan Amel. "Nte, Tante," teriak Amel.Mereka semua yang di sana kaget dengan teriakan Amel. "Aku panggil suster," ucap Eni cepat berlari mencari bantuan.Tak lama suster datang membawa ranjang pasien yang di dorong. Bu Wati mendapat perawatan. "Mbak," panggil suster yang keluar dari ruangan perawat Gilang. "Iya, Sus," jawab Eni, Eni saat itu berjalan paling belakang. "Pasien sudah sadar, boleh kalau mau di lihat," jelas Suster. "Iya, Sus, terima kasih. Saya kabari orang tuanya, tadi ibunya pingsan, Sus," jawab Amel menjelaskan. Suster itu mengangguk dan masuk lagi ke dalam.Di depan ruang perawatan Bu Wati. Amel duduk dan masih menangis, di sa

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 22 Kenyataan pahit

    Supri yang mendapat kabar dari Amel segera menuju rumah sakit sejahtera. Dia ingin membuktikan sendiri apakah benar semuanya atau hanya mimpi. "Sus, tadi apa ada pasien kecelakaan dari jalan anggrek yang di bawa ke sini?" tanya Supri kepada suster jaga setibanya di rumah sakit."Iya, Mas, benar, pasien masih di UGD," jelas Suster.Supri mengangguk mengucap terima kasih, dia melangkah menuju ruang UGD. Dari kejauhan sudah terlihat Om Resa dan Tante Wati berada di sana. Supri bersalaman dengan mereka dan menanyakan bagaimana kejadiaanny, dia juga bercerita dia mendapat kabar dari Amel. Pak Resa menceritakan seperti yang polisi ceritakan. "Tadi aku juga lewat jalan anggrek, Om. Aku juga dengar seperti itu, aku sempat melihat motor Gilang, beberapa kali aku hubungi Gilang tapi tidak ada jawaban. Aku berharap ini mimpi," jelas Supri dengan nada sedih. Saat mereka mengobrol, Amel dan Eni tiba di sana. Mereka bersalaman dengan orang tua Gilang. Bu Wati menatap Amel seakan marah padanya.

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 21 Bersalah

    Hujan yang turun sangat deras, juga membuat Eni dan Supri makan bakso bersama. Eni memang sengaja mengajak Supri bertemu, Eni menceritakan semua kejadian tadi. Supri yang mendengar itu tampak geram. "Aku akan terus awasi Santi, dia nggak boleh sakitin Amel," Supri membatin dalam hati. Setelah hujan mulai reda, di saat Gilang sudah antar Amel pulang, Supri juga mengantar Eni pulang. "Jalannya tumben macet ya, En. Biasanya nggak kan ya," tanya Supri merasa heran karena jalanan itu macet dan sangat ramai. "Entah, Pri. Apa karena baru reda jadi orang-orang baru keluar," jawab Eni juga yang merasa heran. "Pak, kok macet gini ada apa?" tanya Supri ke bapak tua di tepi jalan."Di depan ada kecelakaan, Mas. Truk nambrak motor, orangnya katanya mental jauh, tapi sudah di bawa ambulance tadi," jelas bapak itu. "Astaqfirullah," ucap Supri dan Eni hampir bersamaaan."Terima kasih, Pak," ucap Supri. Bapak itu tersenyum mengangguk dan mengingatkan Supri untuk hati-hati karena jalanan licin.

  • Jalan Menuju Jodohku   Bab 20 Hujan kebahagiaan

    "Apa mungkin saat kejadian dulu sama Gilang, Santi juga yang menghubungi Ipul buat datang, dia juga yang kirim foto pas aku sama Gilang makan di kantin. Dia pasti sudah susun rencana, aku harus hati-hati," batin Amel sambil memikirkan apa rencana Santi selanjutnya. "Tapi aku puas kali ini bisa buat Santi ditegur Ipul," lanjut Amel sambil tersenyum."Mel, ketawa sendiri," ucap Eni mengagetkan Amel. Amel menoleh ke belakang, Eni sudah berdiri di sana. Amel menceritakan semua kejadian tadi, Eni pun ikut tertawa mendengar semuanya. "Tapi, Mel, kayanya setelah ini Santi malah akan buat rencana yang lebih heboh. Dia nggak mungkin berhenti walaupun sudah di tegur," ucap Eni penuh penekanan. "Kamu benar, En, aku harus kasih tahu Ipul supaya dia nggak mudah percaya," jawab Amel. Eni pun mengajak Amel melanjutkan kerjaannya dan nanti ceritanya setelah selesai kerja. ***Santi terlihat kesal dengan ucapan Ipul, dia tidak menyangka Ipul semarah itu. "Aku harus benar-benar cari cara supaya m

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status