Share

Jamila ( hidup di perantauan)
Jamila ( hidup di perantauan)
Author: Mardiana

1.Membuat Rencana

Author: Mardiana
last update Last Updated: 2021-07-20 06:49:48

Jamila atau yang lebih akrab di kenal dengan nama Mila. Anak ke lima dari  pasangan Jatmiko dan Nurlela, dia mempunyai 4 orang kakak.

Pertama ada kak Alfa, dia tinggal di kota Lahat bersama mbak Lina istri nya dan Lia anak nya. Kak Alfa bekerja sebagai staf administrasi di sebuah Perkebunan di sana.

Kedua mas Windu, dia bekerja di salah satu Bank swasta di kota Lampung dan tinggal di sana bersama istri dan anak nya.

Ketiga ada mbak Nuraini, mbak Aini lebih tepat aku memnggilnya. Dia hanya menjadi Ibu rumah tangga semenjak menikah dengan Mas Arya.

Mbak Aini belum di karunai anak di usia pernikahan yang baru menginjak satu tahun.

Dan yang keempat ada Bang Yuda, Bang Yuda ini orangnya kocak, supel dan baik pastinya. Dia kakak sekaligus teman berantem kalau d rumah, meskipun demikian  kami tetap saling menyayangi satu sama lain.

Aku juga mempunyai 2 orang sahabat yang bernama Yanti dan Tina. Kami berteman semenjak sekolah menengah pertama, kami bertemu ketika kami sama - sama terlambat dan di hukum untuk berlari mengelilingi lapangan sebanyak 5 kali. 

Semenjak saat itu kami selalu bersama, bahkan saat masuk SMA pun kami memilih sekolah yang sama.

Dan kami akan melamar pekerjaan bersama di manapun itu setelah lulus sekolah nanti.

Pada suatu hari, ketika  kami sedang duduk di bangku taman saat kelulusan sekolah.

Yanti berkata pada kami,  bahwa ia akan mencari kerja di luar pulau dengan gaji yang cukup besar.

Maklum Yanti anak pertama dan dia mempunyai dua orang adik yang masih membutuhkan biaya.

Ayahnya hanya bekerja sebagai tukang bangunan, sedangkan Ibunya hanya membuka warung kecil di depan rumahnya.

"Kayak nya aku pengen kerja ke luar pulau  deh?" Ucap Yanti tiba - tiba.

karena Yanti tidak ingin keluarganya  mengalami kekurangan ekonomi lagi. Sehingga dia jngin mencari pekerjaan yang memiliki gaji yang lumayan besar.

" Kemana? " tanya aku dan Tina bersamaan.

" Cie... tumben kompak" ejeknya karena aku dan Tina suka beda pendapat. Tapi kami tetap saling dukung .

" Ish... serius kenapa " kata ku lagi dengan memutarkan bola mata merasa malas.

" Batam kayaknya seru, selain gajinya lumayan besar di bandingkan di sini . Di sana juga termasuk kota Industri loh". Jelas Yanti kemudian.

Sedangkan aku dan Tina hanya manggut - manggut aja tanda mengerti tanpa merasa tahu entah mendapat ijin atau tidak dari orang tua ku.

Sedangkan Tina dia sangat setuju dan dia akan ikut kemana pun kami pergi. Maklum Tina anak broken home, kedua orang tuanya berpisah saat dia duduk di kelas 6 Sekolah Dasar.

Dia memilih untuk tinggal bersama Ibunya yang hanya bekerja sebagai buruh cuci di komplek dekat rumahnya.

Kemudian mereka menatap ku dan aku hanya mengangkat kedua bahuku, pertanda kalau aku tak tau di ijinkan atau tidak.

Akhirnya kami pun  sepakat untuk mendatangi Departemen Ketenagakerjaan yang ada di kota ku esok hari.

Keesokan harinya kami pun pergi menggunakan angkot.

Setelah sampai kami pun langsung mencari informasi  sebanyak - banyaknya, tentnag Perusahan apa yang sedang menerima karyawan baru dan syaratnya apa saja.

Setelah mendapat kan informasinya, kaminpun pulang untuk mempersiapkan apa saja syarat yang di butuh kan untuk melamar pekerjaan esok hari.

Setelah sampai rumah Mila langsung masuk ke kamarnya dan langsung  pergi untuk mbersihkan dirinya.

Hanya butuh waktu  10 menit Mila pun telah selesai Mandi dan berganti pakaian.

Mila pun sedang mempersiapkan berkas apa yang akan di butuhkannya esok.

Ketika sedang sibuk beres-beres, Mila dikejutkan dengan suara Yuda yang sudah ada di pintu kamanya.

" Sedang apa kamu Mil ?" Tanya Bang Yuda yang sedang mengintip dari pintu kamar yang terbuka sedikit.

"Ih Abang ngagetin aja "  ucap ku dengan sedikit terkejut tadinya aku mengira itu adalah Ayah atau Ibuku.

"Kepo" Jawab Mila

Yuda pun langsung masuk ke dalam kamar adiknya itu.

" Kamu lagi ngapain?" tanya Yuda lagi.

"Aku mau melamar pekerjaan Bang". Jawab  Mila.

"Bagus lah, Ayah dan Ibu sudah tau belum?" tanya Yuda pada Mila kembali.

Mila hanya diam dan menggelengkan kepalanya. Sebenarnya bukan  aku tidak ingin memberitahu Ayah dan Ibu ku. Karena aku yakin mereka tidak akan memberikan ijinny kepada ku.

Mangkanya aku melakukan nya dengan diam- diam, jika sudah saatnya nanti baru akan ku beritahu mereka.

Yuda hanya bisa menghelas nafasnya ketika melihat Mila murung.

"Trus kenapa kamu tidak memberitahu Beliau" Tanya Yuda  yang masih terlihat penasaran dengan alasanku.

"Itu... anu... Bang " seketika aku terlihat bingung  mau menjawab apa.

"Anu kenapa Mil?"  Tanya Bang Yuda dengan lembut dan sambil mengusap rambutku.

Perlakuan Bang Yuda memang selalu membuat ku tak bisa berbohong padanya. Dan dia pun akan tau jika aku sedang membohonginya.

Lalu aku pun menjelaskan semuanya pada Bang Yuda tanpa ada yang aku tutupi sedikit pun darinya. Dan untungnya lagi dia bisa mengerti, sekarang tinggal bagaimana caranya aku memberitahu orang tua ku.

Akhirnya Bang Yuda pun berjanji akan mbantuku untuk berbicara dengan orang tua kami.

Keesokan harinya, aku pergi ke rumah Yanti dengan di antar Bang Yuda karena kami sudah janjian  akan berangkat bersama dari rumah Yanti.

Bang Yuda bertanya kepada Yanti tentang apa yang aku bicarakan padanya semalam, dan Yanti pun mengiyakan. 

"Yan, emang benar  kalian mau berangkat ke Batam." tanya Yuda.

Yanti yang menerima pertanyaan dari Yuda seketika merasa gugup. Dan dia hanya menganggukan kepalanya. 

Bukanya dia takut ketahuan berbohong, karena memang Yuda hampir tidak pernah  menyapanya.

Kami berangkat dengan di antar Bang Yuda. Karena dia ingin mengetahui kalau adiknya itu tidak sedang berbohong padanya.​

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jamila ( hidup di perantauan)   20. Pulang

    Setelah mendengar kecelakaan yang di alami suaminnya, Mila langsung berngkat dengan di temani Yuda. Sebelum berangkat Mila menitipkan Anak-anak nya kepada orang tua nya. Di tengah perjalanan tak hentinya Mila menangis karena memikirkan kondisi Damar, Yuda yang melihat adiknya tak henti menangisencoba untuk menghiburnya. Sesampainnya Mila di sana dia langsung menuju ke RSUD Pagar Alam. setelah melihat keadaan Damar seletika Mila merasa lega. "Sayang.." panggilan Mila membuat Damar tekejut "Sayang, sama siapa kesini?" Tanya Damar "Hai, bro" sapa Yuda "Bang .." ucap Damar yang memcoba bangun karena merasa tidak enak sama Yuda. "Udah- udah tiduran aja" ucap Yuda ketika melihat Damar mencoba duduk "Makasih ya Bang, sudah anter Mila ke sini" ucap Damar. "Iya, santai aja bro yang penting kamu gak kenapa - napa dan gimana pun Mila itu kan adik aku" balas Yuda. "Iya Bang, Alhamdulillah aku ngak kenapa- napa,

  • Jamila ( hidup di perantauan)   19.kecelakaan

    Bulan telah berlalu kandungan Mila mencapai 8 bulan, sedangkan Yangi telah melahirakan seorang anak laki- laki.Tinah yang masih betah mengikuti suaminnya yang tinggal di Batam juga baru saja melahirkan seoarang anka perempuan. Mereka tidak bisa berkumpul seperti dulu lagi karena kesibukan mngurus keluarga masing -masing. Mila mengalami kontraksi saat usia kandungan nya mencapai 9 bulan lebih 3 hari, kata orang memnag seperti itu bisa lebih bahkan kurang dari HPL. Damar tidak panik bukan nya tidak tapi Damar mencoba setenang mungkin saat Mila mengalami kontrasi, dia lalu mengambil barang yang sudah di siapkan sebelum nya oleh Mila.D Dengan mengendarai mobil Damar sampai juga di ruamh sakit yang telah menjadi langganannya periksa kehamilan Mila. Tak lama orang tua Mila pun datang dan mencoba menguatkan Damar yang terlihat cemas ketika berada di runag tunggu. "Owekkk...owekk.. owekk..." Terdengar tangisan bayi dari dalam ruang

  • Jamila ( hidup di perantauan)   18. Baby twins

    Sekembali Damar dari kamar nya, dia berniat untuk menelepon mertuanya untuk datang kerumah nya. "Halo, assalamualikum Bu?" Salam damar pada Ibu mertua nya. "Baik Bu, hanya saja Mila muntah - muntah sejak pagi dan dia tidak mengijinkan aku mendekatinya."ucap Damar pada Ibu nya. "Iya, baiklah bu aku akan menunggu ibu." Damar pun mematikan telepon nya dan berniat mendekati Mila, tapi dia takut kalau Mila akan mual lagi. "Sayang, kau tidak apa-apa?" Tanya Damar dari jauh ketika melihat Mila yang tiduran di rung tv. "Iya sayang, aku hanya merasa mual dan pusing saja" jawab Mila "Apa kiat perlu ke dokter?" Pinta Damar masih dari kejauhan. "Mungkim aku butuh istirahat saja." Bakas Mila "Aku tadi menelepon Ibu dan meminta nya untuk datang kemari, karena kau akan mual kalau aku mendekati mu".jelas DamarMila hanya menganggukan keplanya, sambil terus tiduran. Tak lama bunyi salam dan ketukan pintu dari luar.<Ketik

  • Jamila ( hidup di perantauan)   17. Mila hamil

    Mila dan Damar pun pergi berbulan madu ke Singapura yang didapat dari kado kak Andre.Mila dangat senang begitupun Damar, selama di sana merek selalu pergi jalan -jalan. Mila selalu bergaya jika melihat tempat yang bagus berfoto dan Damar pun tidak pernah merasa bosan atau kelelahan.Tanpa di sengaja mereka bertemu dengan Tina dan suami yang kebetulan sedang berada di sana karena suami Tina ada kerja d Singapura. "Millaaaaa..." terdengar suara yang mamggil namany dan ketika dia melihtanya Mila terkejut ternyata Tian seketika mereka pun langsung berpelukan . "Di sini juga" tanya Mila dan Tina menjelaskan bahwa suaminnya ada kerja di sini selama seminggu. Sedangkan Mila akan pulang 2 hari lagi, karena dia sudah 4 hari berada di Singapura ini.Setelah berbincang merekapun berpamitan untuk kembalinke hotel karena waktu sudah menunjukan pukul 9 malam. Waktu pun cepat berlalu, Mila dan Danar pun pulang ke palembang. Tidak lupa dia membeli oleh -o

  • Jamila ( hidup di perantauan)   16. Bulan Madu

    Sebelumnya Damar meminta maaf kepada Mila yang baru sempat datang sekarang.Karena dia tidak punya orang tua lagi , maka Andre lah yang akan menggantikan peran orang tua nya. Damar juga harus menunggu Andre yang baru pulang dati luar kota untuk melakukakan pekerjaan nya."Om, tante, maaf seharusnya saya datang ke sini beberapa minggu yang lalu, tapi karena kak Andre ada d luar kota jadi aku harus menunggunya pulang terlebih dahulu" ucap Damar mencoba menjelaskan kepada orang tua Mila "Kedatangan kami ke sini bermaksud untuk meminta Mila menjadi istri nya Damar, Om." Sambung Andre yang ikut bicara. Orang tua Mila menatap putri bungsunya dan meminta persetujuan dari nya. "Om tidak bisa menolak nya, dan tidak bisa menerima nya. Karena sebagai orang tua kami hanya ingin yang terbaik untuk putri kami." Jelas Bapak Mila kepada Andre dan Damar. Damar yang mendengar penjelasan dari orang tua Mila, menatap Mila dengan dalam seolah mengatakan kalu

  • Jamila ( hidup di perantauan)   15. Tina menikah

    Damar masih memikirkan ucapan Mila ketika makan malam itu, dia pun membicarakan hal ini kepada kakak nya Andre. Andre yang mendengar kabar dari Damar langsung menghubungi Yuda yang sudah kembali dari bukan madu nya seminggu yang lalu. Yuda mengucap syukur atas kabar yang dia terima dari Andre. Dan Yuda pun meminta agar Damar cepat menemui orang tua nya jika memang dia serius dengan Mila. Dua minggu berlalu tak ada kabar dari Damar membuat Mila merasa kehilangan. Mila berfikir kalau dia seharuanya tak mengucapkan nya "Aku gak mau pacaran " ucap Mila waktu itu. Damar yang mendengar nya itu mbuat dia terlihat murung. "Aku ingin, kau langsung memint ku pada orang tua ku." Penjelasan Mila membuat Damar senang dan sekaligus terkejut. Dorrrrr..... Mila dikejutkan oleh Yanti yang mengagetkan nya. "Melamun aja &nbsp;neng" ucap Yanti"Hemmm...pengantin baru, ngapain ke sini" ucap Mila."Memang nya kenapa gak boleh" ucap Yan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status