Jamila atau yang lebih akrab di kenal dengan nama Mila. Anak ke lima dari pasangan Jatmiko dan Nurlela, dia mempunyai 4 orang kakak.
Pertama ada kak Alfa, dia tinggal di kota Lahat bersama mbak Lina istri nya dan Lia anak nya. Kak Alfa bekerja sebagai staf administrasi di sebuah Perkebunan di sana.
Kedua mas Windu, dia bekerja di salah satu Bank swasta di kota Lampung dan tinggal di sana bersama istri dan anak nya.
Ketiga ada mbak Nuraini, mbak Aini lebih tepat aku memnggilnya. Dia hanya menjadi Ibu rumah tangga semenjak menikah dengan Mas Arya.
Mbak Aini belum di karunai anak di usia pernikahan yang baru menginjak satu tahun.
Dan yang keempat ada Bang Yuda, Bang Yuda ini orangnya kocak, supel dan baik pastinya. Dia kakak sekaligus teman berantem kalau d rumah, meskipun demikian kami tetap saling menyayangi satu sama lain.
Aku juga mempunyai 2 orang sahabat yang bernama Yanti dan Tina. Kami berteman semenjak sekolah menengah pertama, kami bertemu ketika kami sama - sama terlambat dan di hukum untuk berlari mengelilingi lapangan sebanyak 5 kali.
Semenjak saat itu kami selalu bersama, bahkan saat masuk SMA pun kami memilih sekolah yang sama.
Dan kami akan melamar pekerjaan bersama di manapun itu setelah lulus sekolah nanti.
Pada suatu hari, ketika kami sedang duduk di bangku taman saat kelulusan sekolah.
Yanti berkata pada kami, bahwa ia akan mencari kerja di luar pulau dengan gaji yang cukup besar.
Maklum Yanti anak pertama dan dia mempunyai dua orang adik yang masih membutuhkan biaya.
Ayahnya hanya bekerja sebagai tukang bangunan, sedangkan Ibunya hanya membuka warung kecil di depan rumahnya.
"Kayak nya aku pengen kerja ke luar pulau deh?" Ucap Yanti tiba - tiba.
karena Yanti tidak ingin keluarganya mengalami kekurangan ekonomi lagi. Sehingga dia jngin mencari pekerjaan yang memiliki gaji yang lumayan besar.
" Kemana? " tanya aku dan Tina bersamaan.
" Cie... tumben kompak" ejeknya karena aku dan Tina suka beda pendapat. Tapi kami tetap saling dukung .
" Ish... serius kenapa " kata ku lagi dengan memutarkan bola mata merasa malas.
" Batam kayaknya seru, selain gajinya lumayan besar di bandingkan di sini . Di sana juga termasuk kota Industri loh". Jelas Yanti kemudian.
Sedangkan aku dan Tina hanya manggut - manggut aja tanda mengerti tanpa merasa tahu entah mendapat ijin atau tidak dari orang tua ku.
Sedangkan Tina dia sangat setuju dan dia akan ikut kemana pun kami pergi. Maklum Tina anak broken home, kedua orang tuanya berpisah saat dia duduk di kelas 6 Sekolah Dasar.
Dia memilih untuk tinggal bersama Ibunya yang hanya bekerja sebagai buruh cuci di komplek dekat rumahnya.
Kemudian mereka menatap ku dan aku hanya mengangkat kedua bahuku, pertanda kalau aku tak tau di ijinkan atau tidak.
Akhirnya kami pun sepakat untuk mendatangi Departemen Ketenagakerjaan yang ada di kota ku esok hari.
Keesokan harinya kami pun pergi menggunakan angkot.
Setelah sampai kami pun langsung mencari informasi sebanyak - banyaknya, tentnag Perusahan apa yang sedang menerima karyawan baru dan syaratnya apa saja.
Setelah mendapat kan informasinya, kaminpun pulang untuk mempersiapkan apa saja syarat yang di butuh kan untuk melamar pekerjaan esok hari.
Setelah sampai rumah Mila langsung masuk ke kamarnya dan langsung pergi untuk mbersihkan dirinya.
Hanya butuh waktu 10 menit Mila pun telah selesai Mandi dan berganti pakaian.
Mila pun sedang mempersiapkan berkas apa yang akan di butuhkannya esok.
Ketika sedang sibuk beres-beres, Mila dikejutkan dengan suara Yuda yang sudah ada di pintu kamanya.
" Sedang apa kamu Mil ?" Tanya Bang Yuda yang sedang mengintip dari pintu kamar yang terbuka sedikit.
"Ih Abang ngagetin aja " ucap ku dengan sedikit terkejut tadinya aku mengira itu adalah Ayah atau Ibuku.
"Kepo" Jawab Mila
Yuda pun langsung masuk ke dalam kamar adiknya itu.
" Kamu lagi ngapain?" tanya Yuda lagi.
"Aku mau melamar pekerjaan Bang". Jawab Mila."Bagus lah, Ayah dan Ibu sudah tau belum?" tanya Yuda pada Mila kembali.
Mila hanya diam dan menggelengkan kepalanya. Sebenarnya bukan aku tidak ingin memberitahu Ayah dan Ibu ku. Karena aku yakin mereka tidak akan memberikan ijinny kepada ku.Mangkanya aku melakukan nya dengan diam- diam, jika sudah saatnya nanti baru akan ku beritahu mereka.Yuda hanya bisa menghelas nafasnya ketika melihat Mila murung.
"Trus kenapa kamu tidak memberitahu Beliau" Tanya Yuda yang masih terlihat penasaran dengan alasanku.
"Itu... anu... Bang " seketika aku terlihat bingung mau menjawab apa.
"Anu kenapa Mil?" Tanya Bang Yuda dengan lembut dan sambil mengusap rambutku.
Perlakuan Bang Yuda memang selalu membuat ku tak bisa berbohong padanya. Dan dia pun akan tau jika aku sedang membohonginya.
Lalu aku pun menjelaskan semuanya pada Bang Yuda tanpa ada yang aku tutupi sedikit pun darinya. Dan untungnya lagi dia bisa mengerti, sekarang tinggal bagaimana caranya aku memberitahu orang tua ku.
Akhirnya Bang Yuda pun berjanji akan mbantuku untuk berbicara dengan orang tua kami.
Keesokan harinya, aku pergi ke rumah Yanti dengan di antar Bang Yuda karena kami sudah janjian akan berangkat bersama dari rumah Yanti.
Bang Yuda bertanya kepada Yanti tentang apa yang aku bicarakan padanya semalam, dan Yanti pun mengiyakan.
"Yan, emang benar kalian mau berangkat ke Batam." tanya Yuda.
Yanti yang menerima pertanyaan dari Yuda seketika merasa gugup. Dan dia hanya menganggukan kepalanya.
Bukanya dia takut ketahuan berbohong, karena memang Yuda hampir tidak pernah menyapanya.
Kami berangkat dengan di antar Bang Yuda. Karena dia ingin mengetahui kalau adiknya itu tidak sedang berbohong padanya.Dengan di antar Yuda akhirnya mereka pun sampai dengan menempuh waktu 15 menit. "Terima kasih ya Bang?" Jawab Yanti dan Tina . "Iya" jawab bang Yuda singkat. "Ya, udah kalian masuk. Nanti pulang nya mau Abang jemput Mil?" Tanya bang yuda . "Nggak usah Bang, nanti kita naik bus saja."jawab Mila dan mendapat anggukan dari sahabatnya. "Ok, kalian hati -hati ya." Jawab Bang Yuda. Mila dan teman-temannya langsung masuk kedalam untuk menyerahakan surat lamaran pekerjaan. Setelah mengurus semua surat - surat lamaran kerja mereka, mereka pun mengikuti berbagai tes pada hari itu juga. Karena penyalur tenaga kerja telah berada di sana. Setelah kuarang lebih tiga jam tes di laksanakan. Akhirnya Tes interviu pun di hentikan karena waktu sudah menunjukan pukul 11.45. Kami di beri waktu sampai jam 13.00 untuk beristirahat, enatah itu makan ataupun sholat Dzuhur. Kaminpun keluar darinkantor menuju warung terd
Dengan menempuh jarak waktu 45 menit menaiki pesawat, akhirnya rombongan mereka sampai di Pulau Batam. Pulau yang membuat orang ingin datang ke sana untuk mendapatkan pekerjaan, karena kata orang Batam adalah kota Industri. Selain gaji yang lumayan besar pulau Batam juga termasuk kota yang paling indah karena di kelilingi dengan pantai dan laut serta kota yang paling dekat dengan Negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Setelah sampai mereka di bawak ke Dormitori, Dormitori ini adalah tempat tinggal mereka selama bekerja di Batam. Setelah mendapatkan trmoat tinggal, Mereka di minta untuk beristirahat dan berasiap besok pagi jam 7 mereka harus sudah ada di kantor perusahaan untuk mengikuti pelatihan atau training perkenlan PT dan produk yang akan di kerjakan. Setelah mengikuti training selama satu minggu, mereka pun di tempat kan di beberapa Line yang ada di gedung Machin
Hanya memakan waktu 1 jam kami sampai di pantai Nongsa, kami lngsung mengambil tempat yang enak dan nyaman. Hanya untuk sekedar menikmati gulungan ombak laut yang seakan membuat kami melupakan kepenatan untuk sementara waktu. Semua orang sedang asik bermain air. Sedngkan Mila, dia hanya duduk saja di tepi pantai seorang diri sambil melihat sahabatnya yang sedang asik bermain air. Bima yang melihat itu tidak nelewatkanKesempatan ini. Ia pun berjalan untuk mendekati Mila. "Hai..." sapa Bima. "Hai." balas Mila. "Nggak ikut main air?" tanya Bima. Dan hanya di balas dengan gelengan kepala oleh Mila. Bima berusaha mengajak ngobrol Mula kembali, tapi hanya di tanggapi sekedarnya saja oleh Mila. "Abang kamu orangnya asik juga ya." Bima terus berusaha walau dia tau akan di cuekin oleh Mila. "Hemmmm.. Dia itu Abang sekaligus teman buat aku be
Berbulan - bulan mereka sudah bekerja di Batam, kalu tidak ada OT (over time / lembur ) maka mereka akan libur bekerja karena mereka hanya bekerja dari senin sampai jum'at.Kalau sudah mendapat giliran lembur mereka bisa sampai sebulan lamanya bahkan bisa sampai dua bulan tidak merasakan libur. Maka kesempatan ini ingin mereka manfaatkan untuk liburan ke Negeri tetangga.Mereka pun berencana dan berinisiatuf untuk liburan ke luar Negeri yaitu Singapura."Eh, gimana kalau liburan kali ini kita pergi ke Singapura" ucap Tina sewaktu mereka berjalan pulang sehabis kerja."Ide bagus tu, tapi gimana caranya kita kan nggak punya paspor" ucap Yanti bingung."Gampang itu mah" ucap Tina."Waktu libur kita kan masih sebulan lagi gimana kalau kita bikin aja, ya nggak" sambung Tina yang sangat antusias menjelaskan usulannya."Ya udah, gimana kalau nanti siang kita ke kantor imigrasi" usul Mila yang lang
Keesokan hari nya mereka bekerja seperti biasa dan tidak ada perubahan pada hari - hati berikutnya. Tanpa terasa setahun sudah mereka berada di Batam, sesuai kontrak kerja jika sudah setahun bekerja mereka bisa mengambil cuti jika mereka mau jika tidak merak akan mendapatkan uang yang akan di bayar di akhir tahun nanti. Kesempatan ini tidak di sia -sia kan Mila, mungkin ini lah saatnya kesempatan dia bisa meminta maaf kepada orang tua nya. "Seperrinya gue akan pulang kampung deh hari Raya nanti" ucapnya di sela waktu istirahatnya kepada kedua sahabanya itu. "Serius lu" ucap Tina seakan nggak percaya. Mila hanya menggaukan kepalanya saja membenarkan perkataan Tina. "Ya udah, gue juga " ucap Yanti, sekilah Tina menoleh ke arah Yanti. "Gue juga lag kalau gitu" ucapnya sambil memghela nafas ringan. "Nah itu baru best frend" ucap yanti dan Mila kompak, mereka pun langsung berpelukan tanpa menghiraukan tatapan
Hari raya pun tiba, seperti biasa semua keluarga akan berkumpul di rumah orang tuanya. Setelah acara sungkeman, Mila dan sahabat nya pergi untuk jalan - jalan untuk menikmati waktu liburnya. sebelumnya dia sempat pergi kekerabat nya untuk bersilahturahmi, dimana kebiasaan yang telah dilaksanakan dari jaman dahulu dan Mila hanya mengikuti nya saja.Butuh waktu 15 menit dia dan kedua sahabatnya telah sampai si tempat yang di tuju. Di saat dia sedang asik melihat -lihat, tanpa sengaja dia bertemu dengan orang dari masa lalu nya .Orang yang pernah singgah di hati nya pada awal dia masuk SMA, tapi belum sempat dua menyatakan perasaannya katena setelah tamat sekolah orang itu pergi untuk melanjutkan kuliah nya di luar kota."Mila.." sapa nya ."Kak Damar " jawab Mila dengan terkejut."Apa kabar kamu ?" Tanya Damar dengan senyum yang pasti bisa membuat hati setiap wanita yang melihatnya meleleh. Tak terkecuali Mila, tapi dia seolah bisa menyembunykkan pe
Hari menjelang sore, mereka pun pulang setelah menikmati makanan khas kota asal mereka yaitu empek - empek.Empek - empek adalah makanan khas kota palembang terbuat dari ikan gabus atw tenggiri yang di giling halus dan di beri campuran garam dan tepung sagu / tapioka, yang di makan dengan cocolah kuah cuko kental nan pedas.Karena sudah setahun berada di Batam dia tidak bisa menemukan makanan kesukaannya yang seenak di kota asal nya.Setelah makan mereka masih menikmati pemandangan jembatan Ampera yang menjadi ikon kota palembang di mana pada saat malam akan terlihat keindahannya.Tidak lupa juga mampir di warung terapung yang terletak di bantaran sungai Musi. Bukan soal rasa tapi sensasinya ketika kita makan tiba -tuba kapal yang kita tumpangi bergerak terkena arus sungai.Setelah puas menjelajahi kuliner dan ikon kota palembang, Mila dan kedua sahabatnya menyewa ketek istilah untuk kapal kecil dengan mesin. Untuk mengunjungi Pul
Mila terus memikirkan apa yang di ucapkan Damar kepadanya malam itu, dia sudah mengatakan kalau dia menolaknya. Akan tetapi, Damar berjanji akan selalu menantinya sampai dia siap."Dasar Damar bodoh, kenapa sekarang kamu baru kembali, di saat aku ingin membuka hati untuk yang lain." Ungkap Mila prustasi.Mila harus memikirkan apa akibat yang akan dia dapatkan dari keputusannya itu, dia sudah berjanji akan memberi jawaban yang tidak akan mengecewakan ke pada Bima ketika pulang dari kampungnya nanti.Ketika Mila sedang menatap keluar jendela, tiba-tiba Pintu kamar pun ada yang mengetuk.Tokk....tokkk....tokkk...Pintu kamar pun terbuka, karena memang Mila tidak menuncinya."Lagi ngapain?, bengong aja." ucap Yuda sambil mengelus kepala Mila."Apaan sih Bang, gak lah" jawab Mila malas"Bang, pasti Abang tau apa yang ingin Damar katakan semalam? " tanya Mila pada Abang nya."Tau" jawab Yuda singkat sambil mengambil bebe