Share

Jamila ( hidup di perantauan)
Jamila ( hidup di perantauan)
Penulis: Mardiana

1.Membuat Rencana

Jamila atau yang lebih akrab di kenal dengan nama Mila. Anak ke lima dari  pasangan Jatmiko dan Nurlela, dia mempunyai 4 orang kakak.

Pertama ada kak Alfa, dia tinggal di kota Lahat bersama mbak Lina istri nya dan Lia anak nya. Kak Alfa bekerja sebagai staf administrasi di sebuah Perkebunan di sana.

Kedua mas Windu, dia bekerja di salah satu Bank swasta di kota Lampung dan tinggal di sana bersama istri dan anak nya.

Ketiga ada mbak Nuraini, mbak Aini lebih tepat aku memnggilnya. Dia hanya menjadi Ibu rumah tangga semenjak menikah dengan Mas Arya.

Mbak Aini belum di karunai anak di usia pernikahan yang baru menginjak satu tahun.

Dan yang keempat ada Bang Yuda, Bang Yuda ini orangnya kocak, supel dan baik pastinya. Dia kakak sekaligus teman berantem kalau d rumah, meskipun demikian  kami tetap saling menyayangi satu sama lain.

Aku juga mempunyai 2 orang sahabat yang bernama Yanti dan Tina. Kami berteman semenjak sekolah menengah pertama, kami bertemu ketika kami sama - sama terlambat dan di hukum untuk berlari mengelilingi lapangan sebanyak 5 kali. 

Semenjak saat itu kami selalu bersama, bahkan saat masuk SMA pun kami memilih sekolah yang sama.

Dan kami akan melamar pekerjaan bersama di manapun itu setelah lulus sekolah nanti.

Pada suatu hari, ketika  kami sedang duduk di bangku taman saat kelulusan sekolah.

Yanti berkata pada kami,  bahwa ia akan mencari kerja di luar pulau dengan gaji yang cukup besar.

Maklum Yanti anak pertama dan dia mempunyai dua orang adik yang masih membutuhkan biaya.

Ayahnya hanya bekerja sebagai tukang bangunan, sedangkan Ibunya hanya membuka warung kecil di depan rumahnya.

"Kayak nya aku pengen kerja ke luar pulau  deh?" Ucap Yanti tiba - tiba.

karena Yanti tidak ingin keluarganya  mengalami kekurangan ekonomi lagi. Sehingga dia jngin mencari pekerjaan yang memiliki gaji yang lumayan besar.

" Kemana? " tanya aku dan Tina bersamaan.

" Cie... tumben kompak" ejeknya karena aku dan Tina suka beda pendapat. Tapi kami tetap saling dukung .

" Ish... serius kenapa " kata ku lagi dengan memutarkan bola mata merasa malas.

" Batam kayaknya seru, selain gajinya lumayan besar di bandingkan di sini . Di sana juga termasuk kota Industri loh". Jelas Yanti kemudian.

Sedangkan aku dan Tina hanya manggut - manggut aja tanda mengerti tanpa merasa tahu entah mendapat ijin atau tidak dari orang tua ku.

Sedangkan Tina dia sangat setuju dan dia akan ikut kemana pun kami pergi. Maklum Tina anak broken home, kedua orang tuanya berpisah saat dia duduk di kelas 6 Sekolah Dasar.

Dia memilih untuk tinggal bersama Ibunya yang hanya bekerja sebagai buruh cuci di komplek dekat rumahnya.

Kemudian mereka menatap ku dan aku hanya mengangkat kedua bahuku, pertanda kalau aku tak tau di ijinkan atau tidak.

Akhirnya kami pun  sepakat untuk mendatangi Departemen Ketenagakerjaan yang ada di kota ku esok hari.

Keesokan harinya kami pun pergi menggunakan angkot.

Setelah sampai kami pun langsung mencari informasi  sebanyak - banyaknya, tentnag Perusahan apa yang sedang menerima karyawan baru dan syaratnya apa saja.

Setelah mendapat kan informasinya, kaminpun pulang untuk mempersiapkan apa saja syarat yang di butuh kan untuk melamar pekerjaan esok hari.

Setelah sampai rumah Mila langsung masuk ke kamarnya dan langsung  pergi untuk mbersihkan dirinya.

Hanya butuh waktu  10 menit Mila pun telah selesai Mandi dan berganti pakaian.

Mila pun sedang mempersiapkan berkas apa yang akan di butuhkannya esok.

Ketika sedang sibuk beres-beres, Mila dikejutkan dengan suara Yuda yang sudah ada di pintu kamanya.

" Sedang apa kamu Mil ?" Tanya Bang Yuda yang sedang mengintip dari pintu kamar yang terbuka sedikit.

"Ih Abang ngagetin aja "  ucap ku dengan sedikit terkejut tadinya aku mengira itu adalah Ayah atau Ibuku.

"Kepo" Jawab Mila

Yuda pun langsung masuk ke dalam kamar adiknya itu.

" Kamu lagi ngapain?" tanya Yuda lagi.

"Aku mau melamar pekerjaan Bang". Jawab  Mila.

"Bagus lah, Ayah dan Ibu sudah tau belum?" tanya Yuda pada Mila kembali.

Mila hanya diam dan menggelengkan kepalanya. Sebenarnya bukan  aku tidak ingin memberitahu Ayah dan Ibu ku. Karena aku yakin mereka tidak akan memberikan ijinny kepada ku.

Mangkanya aku melakukan nya dengan diam- diam, jika sudah saatnya nanti baru akan ku beritahu mereka.

Yuda hanya bisa menghelas nafasnya ketika melihat Mila murung.

"Trus kenapa kamu tidak memberitahu Beliau" Tanya Yuda  yang masih terlihat penasaran dengan alasanku.

"Itu... anu... Bang " seketika aku terlihat bingung  mau menjawab apa.

"Anu kenapa Mil?"  Tanya Bang Yuda dengan lembut dan sambil mengusap rambutku.

Perlakuan Bang Yuda memang selalu membuat ku tak bisa berbohong padanya. Dan dia pun akan tau jika aku sedang membohonginya.

Lalu aku pun menjelaskan semuanya pada Bang Yuda tanpa ada yang aku tutupi sedikit pun darinya. Dan untungnya lagi dia bisa mengerti, sekarang tinggal bagaimana caranya aku memberitahu orang tua ku.

Akhirnya Bang Yuda pun berjanji akan mbantuku untuk berbicara dengan orang tua kami.

Keesokan harinya, aku pergi ke rumah Yanti dengan di antar Bang Yuda karena kami sudah janjian  akan berangkat bersama dari rumah Yanti.

Bang Yuda bertanya kepada Yanti tentang apa yang aku bicarakan padanya semalam, dan Yanti pun mengiyakan. 

"Yan, emang benar  kalian mau berangkat ke Batam." tanya Yuda.

Yanti yang menerima pertanyaan dari Yuda seketika merasa gugup. Dan dia hanya menganggukan kepalanya. 

Bukanya dia takut ketahuan berbohong, karena memang Yuda hampir tidak pernah  menyapanya.

Kami berangkat dengan di antar Bang Yuda. Karena dia ingin mengetahui kalau adiknya itu tidak sedang berbohong padanya.​

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status