Home / Lainnya / Jamila ( hidup di perantauan) / 2. Terkendala Ijin orang Tua

Share

2. Terkendala Ijin orang Tua

Author: Mardiana
last update Last Updated: 2021-07-20 06:50:06

Dengan di antar Yuda akhirnya mereka pun sampai dengan menempuh waktu  15 menit. 

"Terima kasih ya Bang?" Jawab Yanti dan Tina .

"Iya" jawab bang Yuda singkat.

"Ya, udah kalian masuk. Nanti pulang nya mau Abang jemput Mil?" Tanya bang yuda .

"Nggak usah Bang, nanti kita naik bus saja."jawab Mila dan mendapat anggukan dari sahabatnya.

"Ok, kalian hati -hati ya." Jawab Bang Yuda.

Mila dan teman-temannya langsung masuk kedalam untuk menyerahakan surat lamaran pekerjaan.

Setelah mengurus semua surat - surat lamaran kerja mereka, mereka pun mengikuti berbagai tes pada hari itu juga. Karena penyalur tenaga kerja telah berada di sana.

Setelah kuarang lebih tiga jam tes di laksanakan. Akhirnya Tes interviu pun di hentikan karena waktu sudah menunjukan pukul 11.45. Kami di beri waktu sampai jam 13.00 untuk  beristirahat, enatah itu makan ataupun sholat Dzuhur.

Kaminpun keluar darinkantor menuju warung terdekat untuk makan terlebih dahulu dan setelahnya baru  akan melakukan sholat dzuhur.

" kita mau makan d mana nih?" Tanya Yanti 

"Gimana kalu kita makan di warteg depan situ aja yuk." Ajak ku dan mereka pun setuju.

Kami pun langsung berjalan ke arah depan  kantor Depnaker, aku memilih makan dengan lauk ayam kecap dan sayur lodeh. Sedangkan Tina dan Yanti mereka memesan sayur asam dan ayam goreng juga.

Setelah makan kami pun mencari Mushola terdekat untuk melaksanakan sholat.

Tepat pukul 13.00 kami kemvali ke dalam kantor, kami melihat pengumuman telah tertempel di dinding informasi . Nama kami termasuk dalam daftar orang yang telah di terima.

Tepat pukul dua siang kami  harus  ikut tes kesehatan, ini adalah tes terakhir dan di wajib kan untuk mengikuti bagi yang namanya ada di dinding pengumuman.

Setelah semua tes telah kami lakukan dan Alhamdulillah kami bertiga di terima kerja dan akan berangkat ke kota Batam pada esok lusanya.

Kami pun akhirnya pulang dengan rasa yang bahagia, tapi di balik kebahagian itu ada rasa takut akan kekecewaan orang tua ku. Aku takut mereka akan marah dan membenci diriku.

"Ada apa Mil, muka lo murung gitu ? " tanya Tina yang sedikit heran melihat perubahan pada wajah Mila.

"Apa  karena ijin dari orang tua kamu ?" Tanya Yanti kemudian. Mila pun menjawab dengan anggukan sambil melihat kedua sahabatnya itu.

"Ya sudah, setelah ini kita pulang dan kamu harus bicara sama kedua orang tua kamu. Biar gimana pun doa dan restu orang tua itu penting. "Jelas Yanti kemudian.

Aku yang mendengar nasihat Yanti langsung memeluknya. Yanti memang dewasa dari aku dan Tina, mungkin karena dia anak pertama di keluarganya.

Melihat kami yang berpelukan, membuat Tina berdekhem dan seketika kami melepaskan pelukan kami.

"Ekhem...  iya deh yang bakalan  iparan aku jadi di lupakan ". Ucap Tina yang seolah olah merajuk, sedngkan Yanti melototkan matanya kepada Tina.

Bukanya takut, Tinah  malah tersenyum seolah yang dikatakannya biasa saja.

Aku pun langsung merentangkan tangan menyambut pelukan dari Tina, akhirnya kaminpelukan lagi bertiga.

Sesampai nya di rumah Mila langsung masuk ke kamarnya untuk membersihkan diri  dan melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim karena waktu sudah menunjukan tepa pukul 7 malam.

Mila keluar dari kamarnya dan berjakan  menghampiri meja makan, di mana Abang dan kedua orang tuanya telah menunggu untuk makan bersama.

Di saat mereka selesai makan, seperti biasa mereka selalu berkumpul di ruang tamu keluarga. Ini lah waktu yang tepat bagi Mila untuk bicara tentang keberangkatannya nanti.

"Bu, yah Mila mau bicara ." Ucap Mila ragu - ragu.

"Eman nya mau bicara apa sih Mil?" Tanya Ayahnya pada Mila.

"Emmmm.. lusa .... " Mila terdiam dan itu membuat Ayah dan Ibunya penasaran.

"Lusa ? Ada apa dengn lusa?" Tanya Ibunya.

"Sebenarnya lusa aku mau berangkat kerja Bu "Jawab Mila masih dengan ketakutan.

"Bagus dong anak Ayah suda di terima kerja.Di mana?"Tanya Ayah Mila 

"Tapi Mila akan kerja di kota Batam Yah." Ucap Mila yang yakin akan mendapat pertentangan dari kedu orang tuanya itu.

Orang tua Mila terkejut dengan keputusan anaknya itu.

"Apa tidak bisa kerja di sini saja, Mil?" Tanya sang Ibu

"Maaf Bu, tapi Mila sudah di terima ."Jelas Mila

"Ayah tidak setuju, kamu itu anak perempuan. Tidak baik jika jauh dari orang tua."Jawab Ayah Mila marah 

"Mila bisa jaga diri,Yah" ucap  Mila

"Pokoknya sekali tidak tetap tidak." Balas Ayahnya dengan nada yang tinggi.

"Yah, coba dengarkan penjelasan Mila dulu." Akhirnya Yuda buka suara.

"Yah, Mila pergi tidak sendiri. Ada Yanti dan Tina bersama Mila. Lagian Mila sudah tandatangan kontrak kerja, kalau Mila tidak jadi berangkat maka Mila akan terkena sanksi." Mila mencoba menjelaskan Kepada Ayahnya.

"Apa ucapan Ayah kurang jelas Mila?" Tanya Ayah Mila

"Sekali Ayah bilang tidak tetap tidak, dan kamu tau Ayah tidak suka di bantah"jelas Ayah Mila kemudia.

Setelah mengatakan itu Ayah Mila pun pergi meninggalkannya ,Ibunya pun akan pergi menyusul Sang Suami untuk menenangkannya.

"kamu bersabarlah, Ibu akan mencoba membujuk Yah mu. Seharusnya kamu berfikir dulu sebelum bertindak" ucap Ibu Mila.

Orang tua Mila murka dengan keingina anak bungsunya, mereka tidak mau kalau anaknya itu jauh dari mereka. 

Mila yang mendapat penolakan dari kedua orang tuanya membuat dia bersedih dan bingung harus bagaimana lagi.

Yuda yang melihat adiknya bersedih, hanya bisa memberi semangat pada Mila.

"Yang sabar, Mil. Abang akan berusaha membuat Ayah mau mengijinkan kamu." Ucap Yuda

Mila yang melihat Abangnya hanya menganggukan kepalanya saja.

Hari yang di tunggu pun tiba, di Saat Yanti dan Tina telah bersiap. Mereka di kejutkan dengan kedatangan Mila yang membawa tas ranael di punggungnya. 

Karena sebelumnya Yuda memberi tahu kalau Mila tidak mendapat ijin dari orang tuan nya.

Yuda dan Yanti menjadi sering komunikasi semenjak rencana Mila ke Batam. Yuda pun sering menemui Yanti di rumahnya.

"Mil, kamu ngapain? Bukan nya kamu tidak jadi berangkat "tanya Yanti yang terlihat kaget dengan kedatangan Mila.

" Aku kabur dari rumah, aku kan sudah jani sama kalian." Ucap Mila yang mengingatkan akan janji mereka.

"Tapi itu nggak baik Mil."balas Yanti

Mila yang mendengar Yanti berbicara begitu merasa heran, bukannya dia tahu jika Mila sydah berjanji maka dia akan menepatinya.

"Sejak kapan?"Tanya Mila

Yanti yang merasa bingung dengan pertanyaan Mila membuatnya mengerutka dahinya .

"Apanya?"tanya Yanti balik

"Sejak kapan kamu dekat sama Bang Yuda?". Pertanyaan Mila membuat Yanti membulatkan matanya merasa terkejut.

Dia tidak menyangka Mila akan menanyaka pertanyaan itu. Yanti pun menghela nafasnya.

"Semenjak dia mengantar kita ke Depnaker." Jawab Yanti

"Dia selalu bertanya tentang interviu kita. Cuma itu kok nggak lebih "Jelas Yanti kemudian.

"Mil, aku nggak enak sama orang tua kamu.Lebih baik kamu nggak usah ikut ya?" Pinta Yanti dan mendapat Anggukan dari Tina.

"Udah nggak usah di pikirin,keluargaku biar menjdi urusan ku" Jawab Mila.

Yanti dan Tinah tidak bisa berkata apa - apa lagi karena mereka tau kalu Mila itu orang nya keras sepwti Ayahnya dan solid terhadap sahabatnya, dia akan menepati apa yang telah ia janjikan.

Dengan menaiki taksi mereka pun sampai ke Bandara dan telah di tunggu oleh rombongan.

Setelah melakukan checkin mereka berangkat dengan menggunkan Pesawat komersil.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jamila ( hidup di perantauan)   20. Pulang

    Setelah mendengar kecelakaan yang di alami suaminnya, Mila langsung berngkat dengan di temani Yuda. Sebelum berangkat Mila menitipkan Anak-anak nya kepada orang tua nya. Di tengah perjalanan tak hentinya Mila menangis karena memikirkan kondisi Damar, Yuda yang melihat adiknya tak henti menangisencoba untuk menghiburnya. Sesampainnya Mila di sana dia langsung menuju ke RSUD Pagar Alam. setelah melihat keadaan Damar seletika Mila merasa lega. "Sayang.." panggilan Mila membuat Damar tekejut "Sayang, sama siapa kesini?" Tanya Damar "Hai, bro" sapa Yuda "Bang .." ucap Damar yang memcoba bangun karena merasa tidak enak sama Yuda. "Udah- udah tiduran aja" ucap Yuda ketika melihat Damar mencoba duduk "Makasih ya Bang, sudah anter Mila ke sini" ucap Damar. "Iya, santai aja bro yang penting kamu gak kenapa - napa dan gimana pun Mila itu kan adik aku" balas Yuda. "Iya Bang, Alhamdulillah aku ngak kenapa- napa,

  • Jamila ( hidup di perantauan)   19.kecelakaan

    Bulan telah berlalu kandungan Mila mencapai 8 bulan, sedangkan Yangi telah melahirakan seorang anak laki- laki.Tinah yang masih betah mengikuti suaminnya yang tinggal di Batam juga baru saja melahirkan seoarang anka perempuan. Mereka tidak bisa berkumpul seperti dulu lagi karena kesibukan mngurus keluarga masing -masing. Mila mengalami kontraksi saat usia kandungan nya mencapai 9 bulan lebih 3 hari, kata orang memnag seperti itu bisa lebih bahkan kurang dari HPL. Damar tidak panik bukan nya tidak tapi Damar mencoba setenang mungkin saat Mila mengalami kontrasi, dia lalu mengambil barang yang sudah di siapkan sebelum nya oleh Mila.D Dengan mengendarai mobil Damar sampai juga di ruamh sakit yang telah menjadi langganannya periksa kehamilan Mila. Tak lama orang tua Mila pun datang dan mencoba menguatkan Damar yang terlihat cemas ketika berada di runag tunggu. "Owekkk...owekk.. owekk..." Terdengar tangisan bayi dari dalam ruang

  • Jamila ( hidup di perantauan)   18. Baby twins

    Sekembali Damar dari kamar nya, dia berniat untuk menelepon mertuanya untuk datang kerumah nya. "Halo, assalamualikum Bu?" Salam damar pada Ibu mertua nya. "Baik Bu, hanya saja Mila muntah - muntah sejak pagi dan dia tidak mengijinkan aku mendekatinya."ucap Damar pada Ibu nya. "Iya, baiklah bu aku akan menunggu ibu." Damar pun mematikan telepon nya dan berniat mendekati Mila, tapi dia takut kalau Mila akan mual lagi. "Sayang, kau tidak apa-apa?" Tanya Damar dari jauh ketika melihat Mila yang tiduran di rung tv. "Iya sayang, aku hanya merasa mual dan pusing saja" jawab Mila "Apa kiat perlu ke dokter?" Pinta Damar masih dari kejauhan. "Mungkim aku butuh istirahat saja." Bakas Mila "Aku tadi menelepon Ibu dan meminta nya untuk datang kemari, karena kau akan mual kalau aku mendekati mu".jelas DamarMila hanya menganggukan keplanya, sambil terus tiduran. Tak lama bunyi salam dan ketukan pintu dari luar.<Ketik

  • Jamila ( hidup di perantauan)   17. Mila hamil

    Mila dan Damar pun pergi berbulan madu ke Singapura yang didapat dari kado kak Andre.Mila dangat senang begitupun Damar, selama di sana merek selalu pergi jalan -jalan. Mila selalu bergaya jika melihat tempat yang bagus berfoto dan Damar pun tidak pernah merasa bosan atau kelelahan.Tanpa di sengaja mereka bertemu dengan Tina dan suami yang kebetulan sedang berada di sana karena suami Tina ada kerja d Singapura. "Millaaaaa..." terdengar suara yang mamggil namany dan ketika dia melihtanya Mila terkejut ternyata Tian seketika mereka pun langsung berpelukan . "Di sini juga" tanya Mila dan Tina menjelaskan bahwa suaminnya ada kerja di sini selama seminggu. Sedangkan Mila akan pulang 2 hari lagi, karena dia sudah 4 hari berada di Singapura ini.Setelah berbincang merekapun berpamitan untuk kembalinke hotel karena waktu sudah menunjukan pukul 9 malam. Waktu pun cepat berlalu, Mila dan Danar pun pulang ke palembang. Tidak lupa dia membeli oleh -o

  • Jamila ( hidup di perantauan)   16. Bulan Madu

    Sebelumnya Damar meminta maaf kepada Mila yang baru sempat datang sekarang.Karena dia tidak punya orang tua lagi , maka Andre lah yang akan menggantikan peran orang tua nya. Damar juga harus menunggu Andre yang baru pulang dati luar kota untuk melakukakan pekerjaan nya."Om, tante, maaf seharusnya saya datang ke sini beberapa minggu yang lalu, tapi karena kak Andre ada d luar kota jadi aku harus menunggunya pulang terlebih dahulu" ucap Damar mencoba menjelaskan kepada orang tua Mila "Kedatangan kami ke sini bermaksud untuk meminta Mila menjadi istri nya Damar, Om." Sambung Andre yang ikut bicara. Orang tua Mila menatap putri bungsunya dan meminta persetujuan dari nya. "Om tidak bisa menolak nya, dan tidak bisa menerima nya. Karena sebagai orang tua kami hanya ingin yang terbaik untuk putri kami." Jelas Bapak Mila kepada Andre dan Damar. Damar yang mendengar penjelasan dari orang tua Mila, menatap Mila dengan dalam seolah mengatakan kalu

  • Jamila ( hidup di perantauan)   15. Tina menikah

    Damar masih memikirkan ucapan Mila ketika makan malam itu, dia pun membicarakan hal ini kepada kakak nya Andre. Andre yang mendengar kabar dari Damar langsung menghubungi Yuda yang sudah kembali dari bukan madu nya seminggu yang lalu. Yuda mengucap syukur atas kabar yang dia terima dari Andre. Dan Yuda pun meminta agar Damar cepat menemui orang tua nya jika memang dia serius dengan Mila. Dua minggu berlalu tak ada kabar dari Damar membuat Mila merasa kehilangan. Mila berfikir kalau dia seharuanya tak mengucapkan nya "Aku gak mau pacaran " ucap Mila waktu itu. Damar yang mendengar nya itu mbuat dia terlihat murung. "Aku ingin, kau langsung memint ku pada orang tua ku." Penjelasan Mila membuat Damar senang dan sekaligus terkejut. Dorrrrr..... Mila dikejutkan oleh Yanti yang mengagetkan nya. "Melamun aja &nbsp;neng" ucap Yanti"Hemmm...pengantin baru, ngapain ke sini" ucap Mila."Memang nya kenapa gak boleh" ucap Yan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status