Share

Bab 17. Hati yang Terlanjur Sakit

Sementara itu, Barra menurunkan Sandra tepat di depan pintu mobilnya. Sang sopir tergopoh-gopoh menghampiri majikannya.

"Buka pintunya, Pak!" perintahnya pada sang sopir. Ia lantas beralih pada Sandra, "Kamu masuk dulu aja."

Setelah pintu mobil dapat dibuka, Sandra segera masuk ke jok penumpang belakang. Barra masih meladeni permintaan maaf si tuan rumah.

Nadine segera menyusulnya ke dalam. “Gila! Ternyata lo pick me girl banget, ya! Nggak nyangka gue,” ujarnya dengan sengit.

Sandra menolak dikatakan seperti itu. “Saya nggak bermaksud begitu, Mbak. Saya malu ditelanjangi di depan umum.”

“Alah, sok-sokan jadi yang paling teraniaya.” Nadine menyahut jas Barra yang digunakan untuk menutupi bagian perut Sandra. “Lo tuh munafik. Bilang malu-malu, tapi mau juga kan digendong Barra?”

Sandra tak bisa menjawab. Ia merelakan jas itu diambil paksa. Pahanya terekspos. Ia berusaha menutupinya dengan tangan.

“Lagian, ini gaun murahan banget. Masa cuma ditarik dikit langsung sobek. Lo nggak mampu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status