Share

Part 103 Panggilan Ayah

Setelah dua hari menikmati liburan di pulau, kami kembali ke Makassar. Keesokan harinya, aku dan Agam menemani Aditya membeli oleh-oleh. Mantan suamiku itu awalnya terkejut, namun ketika kulirik Agam, dia pun paham.

Aditya begitu tersentuh ketika Agam mengatakan jika uang celengannya masih sedikit. Uangnya tidak akan cukup untuk membeli dua pasang baju. Jadilah dia hanya memilih dua bando karena menolak saat aku menawarkan untuk menambahkan uangnya.

Sepulang dari pulau, Agam juga ikut menginap bersama Aditya. Dia juga sengaja memintakan izin untuk tidak masuk sekolah selama dua hari.

Hari Selasa sore, Aditya datang bersama Riswan dan Agam. Sore ini kami akan mengantar Aditya ke bandara. Dengan mata kepalaku sendiri, kulihat keakraban dua pria itu.

"Agam ingat waktu ketemu Om Liswan di bandala dulu. Agam nda jadi naik pesawat. Agam sama ibu naik kapal laut," ujar Agam ketika kami mampir di sebuah kafe bandara.

"In sya Allah kalau kita ke Surabaya, Agam akan naik pesawat. Bukannya Agam
Rat!hka saja

Agam diam-diam punya rahasia, guys

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rat!hka saja
Sabar mbak, lagi susun strategi, biar bisa unjuk gigi dia
goodnovel comment avatar
Kurnia Sari
Gas terus Ris.........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status