Share

Part 98 Ancaman Terakhir yang Mutakhir

Aku hanya bisa memandang taksi yang baru saja dihentikan oleh Aditya. Mantan suamiku itu sempat pamit pada Agam dengan mengatakan kalau dia harus pulang lebih dulu. Besok akan kembali menemuinya di rumah.

"Carisa …." Aku menoleh ke belakang dengan tatapan penuh harap.

"Kamu kenapa menangis?" Riswan dengan raut wajah cemasnya menghampiriku.

"Bagaimana bisa Kak Riswan tahu kami di sini?" Dia tersenyum menunjukkan riwayat chat dengan Tita.

"Kamu belum menjawab pertanyaan saya. Jelas bukan debu jalanan yang membuat kamu menangis," tebaknya dan dari ucapannya itu aku tahu dia masih menunggu penjelasanku.

Kuceritakan apa adanya sambil menunjuk ke arah pintu ruko di seberang jalan. Aditya saat ini menemui si pemilik ruko kosong itu. Dia berniat untuk membuka toko sembako di sana.

"Memangnya dia berniat pindah dan menetap di sini? Kenapa tidak cari rumah terlebih dulu? Kasihan istri dan bayi kembarnya kalau tinggal di sana. Ruko sebelahnya itu warung 24 jam, pasti akan berisik," ujarnya denga
Rat!hka saja

Mau meledak nih .... Terima kasih buat Kakak-kakak yang sudah menambahkan cerita ini ke pustakanya. Terima kasih juga gems yang sudah ditambahkan buat Agam. Aku cuma mau sampaikan, kalau ada yang suka sama Riswan, bisa cari dia di ceritaku yang judulnya BUKAN SEKELUMIT SESAL. Ada Carisa sama Agam juga di sana ...

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status