Share

Pengalihan Isu

Penulis: Anita
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-09 23:26:33

“Selamat pagi, Adikku Tersayang. Bagaimana pestamu semalam? Apakah sangat menyenangkan?” sapa Leon menjadi orang pertama yang Regita lihat saat membuka mata.

Regita masih berusaha mengumpulkan kesadarannya. Kepalanya terasa pusing. Dia masih belum ingat sepenuhnya tentang kejadian semalam hingga dirinya berakhir di kamar itu.

“Pesta?” ujar Regita lirih dengan ekspresi kebingungan.

“Ya. Semalam kau menghabiskan waktu untuk bersenang-senang di club malam. Sayang sekali kalau kau tidak mengingatnya. Semalam kau bahkan diantar pulang oleh seorang pria tampan,” balas Leonardo justru sengaja menggoda.

“Apa?” ujar Regita terkejut saat mendengar pernyataan sang kakak.

“Aku diantar pulang oleh seorang pria?” kata Regita mengulang pernyataan Leon dalam bentuk pertanyaan. Dia ingat bahwa semalam dia memang pergi ke club. Tapi dia tidak sadar siapa yang sudah mengantarnya pulang ke rumah.

“Pasti Joe yang mengantarku ke sini atau mungkin teman-temanku yang lain yang semalam juga ikut ke club,” ucap Regita membuat kesimpulan jawaban sendiri. Namun tentu saja hal itu langsung dibantah oleh Leonardo.

“Teman-temanmu itu sama mabuknya sepertimu. Mereka bahkan pergi dengan kepentingan masing-masing setelah mendapatkan teman kencan. Sementara kamu, untung saja ada pria baik yang menolongmu dan membawamu kemari. Kalau tidak, mungkin kamu sudah jadi santapan pria hidung belang di club malam itu,” kata Leon. Dia menyalahkan Regita karena pergi tanpa berpamitan padanya.

Regita mengakui kesalahannya. Tapi Leon bukan seperti orang tua yang akan mengomel panjang lebar. Dia bisa memahami bahwa Regita melakukan semua itu untuk melampiaskan rasa sakit hati dan kekecewaan atas kegagalan rumah tangganya. Leon tidak melarang Regita untuk berpesta dan bermain-main dengan teman geng motornya. Leon hanya khawatir jika Regita berkeliaran di luar tanpa penjagaan.

“Jadi siapa pria baik yang kau maksud itu?” tanya Regita penasaran.

“Rekan bisnisku yang sempat kau marahi di cafe. Si Marvin.”

“Apa? Itu tidak mungkin,” bantah Regita dengan tawa ringan. Dia pikir kakaknya hanya sedang membuat lelucon.

Awalnya Regita tidak percaya. Namun saat Leon memperlihatkan foto ketika Regita dibopong oleh Marvin dalam keadaan tidak sadar, Regita pun tak bisa mengelak lagi. Perempuan itu hanya bisa menggigit bibir membayangkan kejadian memalukan semalam. Dia mengeluh dalam hati kenapa harus Marvin yang menolongnya.

“Marvin itu pria yang baik. Kau harus meminta maaf sekaligus berterima kasih padanya,” ujar Leonardo. Regita membenarkan saran Leon meskipun dia masih sedikit kesal pada Marvin. Lebih tepatnya dia merasa malu pada laki-laki itu.

“Iya. Permintaan maaf sekaligus ucapan terima kasihnya aku titipkan pada Kak Leon saja ya? Kalian sepertinya cukup akrab sebagai rekan bisnis. Sementara aku tidak akan bertemu lagi dengan pria itu, jadi lebih baik Kak Leon yang menyampaikan padanya,” kata Regita berniat mencari aman. Namun usahanya sia-sia karena kali ini Leon tidak mau berpihak padanya.

“No! Aku tidak mau menerima jasa penitipan. Kau sampaikan sendiri saja pada orangnya. Lagi pula kata siapa kalian tidak akan bertemu lagi? Marvin mengundang kita berdua untuk datang ke pesta ulang tahun anaknya besok lusa. Bicaralah padanya saat acara itu,” kata Leon yang kemudian pamit setelah memberikan informasi yang membuat Regita tidak bisa berkata-kata.

Regita mengacak rambutnya sendiri karena frustasi. Dia tidak mengerti mengapa Marvin juga mengundangnya ke acara pesta ulang tahun itu. Seharusnya Marvin hanya mengundang Leon sebagai rekan bisnisnya.

Regita merasa sudah terlanjur malu. Dia berpikir mungkin tidak ada salahnya berdamai dengan Marvin. Lagi pula apa susahnya meminta maaf dan berterima kasih. Dia juga sudah terbiasa meminta maaf tanpa melakukan kesalahan saat ditindas oleh ibu mertuanya. Setelah melewati berbagai pertimbangan, Regita akhirnya membulatkan tekad untuk memberanikan diri datang ke pesta dan meminta maaf secara langsung pada Marvin.

*** 

Regita tampak sangat cantik mengenakan mini cocktail dress berwarna merah maroon dengan desain punggung terbuka. Dia juga mengenakan clutch hand bag dan stilleto berwarna senada. Rambut panjangnya disanggul hingga leher jenjangnya terekspos menambah kesan seksi. Polesan make up dan hiasan aksesoris juga menambah kesempurnaan penampilannya.

Kecantikan Regita mengundang decak kagum para tamu di pesta itu. Apalagi dia datang bersama Leonardo yang terkenal sebagai pebisnis muda. Leonardo mengenalkan Regita sebagai adiknya pada beberapa rekan yang mereka temui.

Regita juga tak lupa membawakan kado untuk si kecil Nathan yang sedang berulang tahun. Regita memilih untuk memberikan kado itu secara langsung. Sekaligus dia ingin mencari kesempatan meminta maaf dan berterima kasih pada Marvin karena ayah dan anak itu sedang bersama.

Nathan tampak senang karena Regita datang. Padahal Marvin tidak memberitahu hal itu sebelumnya. Kedatangan Regita dianggap sebagai kejutan oleh Nathan. Entah mengapa anak kecil itu tampak sangat antusias pada Regita sejak pertemuan pertama mereka.

“Terima kasih hadiahnya. Tapi bagi Nathan, hadiah terindah di ulang tahun kali ini adalah kedatangan Mommy,” kata Nathan dengan polosnya.

“Mommy?” ujar Regita dengan tatapan mengisyaratkan tanya pada Marvin yang berada di samping Nathan.

“Boy, kamu tidak boleh memanggil sembarang orang dengan sebutan Mommy,” kata Marvin memperingati putranya.

“Tapi Nathan suka memanggil tante ini dengan sebutan Mommy. Apa itu tidak boleh?” ucap Nathan melayangkan protes.

Regita merasa gemas melihat tingkah lucu anak itu. Dia pun duduk berjongkok memposisikan tubuhnya sejajar dengan tinggi badan Nathan.

“Nathan suka memanggil tante dengan sebutan Mommy?” tanya Regita langsung disambut anggukan cepat oleh Nathan.

“Baiklah. Kalau begitu Nathan boleh memanggil tante dengan sebutan Mommy. Apa kau senang sekarang?” ujar Regita membuat Nathan bersorak riang. Nathan mengucapkan terima kasih dan Regita langsung memeluk anak itu dengan penuh sayang.

Pada saat yang bersamaan, ada pasangan tamu yang juga menghampiri Marvin. Laki-laki dan perempuan itu bergandengan mesra tak terpisahkan. Laki-laki itu kemudian mengucapkan selamat atas ulang tahun Nathan dan menjabat tangan Marvin.

Sementara Regita yang mendengar suara familiar itu langsung melepas pelukannya pada Nathan. Pandangannya sontak teralih pada sepasang laki-laki dan perempuan yang berdiri di sampingnya. Tepat saat itu, dunia di sekitarnya seolah berjalan melambat. Pasangan itu adalah Raka yang datang bersama Nadia. Regita benar-benar tidak menyangka akan bertemu mereka di sana.

“Regita?” ujar Raka menunjukkan laki-laki itu juga sama terkejutnya.

Regita sontak berdiri dari posisinya. Dia tidak tahu harus bersikap apa. Sementara Nadia tampak jumawa semakin erat menggandeng tangan Raka seolah laki-laki itu sudah menjadi miliknya. Hati Regita meradang. Tapi dia sadar diri untuk tidak membuat keributan di pesta orang.

“Kau sedang apa di sini?” tanya Raka dengan sedikit terbata. Dia tidak menyangka akan ada Regita di acara kalangan orang besar seperti itu. Meski sebenarnya yang lebih membuatnya terkejut adalah penampilan Regita yang sangat jauh berbeda.

“Aku datang ke sini karena memang aku diundang oleh orang yang punya acara,” balas Regita menanggapi ucapan yang terdengar meremehkannya.

“Maksud Raka, dia diundang karena Pak Marvin adalah atasannya di kantor. Sementara kamu? Untuk siapa kamu datang ke acara ini? Atau kamu sengaja berbaur dan pura-pura menjadi tamu demi menguntit mantan suamimu?” kata Nadia angkat bicara.

Emosi Regita sungguh sudah mendidih. Dia muak melihat sikap Nadia yang tampak tidak tahu malu. Bisa-bisanya perempuan itu berbangga diri setelah merusak rumah tangga seseorang. Rasanya Regita ingin menjambak rambut perempuan itu untuk memberi pelajaran. Namun sebelum itu terjadi, seseorang sudah lebih dulu turun tangan untuk membuat Raka dan Nadia bungkam.

“Dia datang ke sini untukku,” ucap Marvin yang membuat Regita sangat terkejut karena laki-laki itu tiba-tiba menarik tubuhnya dan merengkuh pingganggnya. Adegan itu tepat terjadi di hadapan Raka. Regita tidak mengerti apa yang terjadi dan hanya bisa melayangkan ekspresi kebingungan pada Marvin.

“Kenapa kau tampak sangat dekat dengan Pak Marvin? Apa kalian punya hubungan?” tanya Raka ditujukan pada Regita dengan tatapan menyelidik.

“Emm...aku...sebenarnya aku adalah...”

“Selingkuhan saya,” potong Marvin seenaknya sontak membuat Regita membulatkan mata dan menatap tak menyangka pada pria itu.

“Iya. Sebenarnya saya dan Regita sudah punya hubungan khusus bahkan semenjak dia masih berstatus sebagai istrimu.”

“Apa?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Jandaku Ternyata Seorang Mafia   Menyatukan Cinta

    Seperti yang sudah direncanakan, Marvin benar-benar mengadakan perayaan besar untuk kelahiran anaknya. Perayaan dilakukan dengan mengundang seluruh karyawan kantor dan juga rekan-rekan bisnis Marvin dan Leonardo. Selain mengumumkan kelahiran bayi Alena, mereka juga berniat untuk mengumumkan kembali kerja sama dua perusahaan mereka.Berbagai persiapan dilakukan untuk acara besar itu. Seluruh penghuni rumah ikut sibuk karena acara akan diselenggarakan di kediaman Marvin. Penataan lokasi, dekorasi, catering, semuanya sudah diurus sedemikian rupa. Marvin tidak ingin ada kesalahan untuk hari penting mereka.Selain sibuk mengatur konsep acara, Marvin juga langsung menyiapkan pakaian yang akan dikenakan keluarganya. Dia menyuruh perancang busana terkenal untuk membuatkan gaun khusus untuk dipakai Regita. Dia ingin istrinya tampil luar biasa di acara perayaan. Itu adalah bentuk perhatian Marvin pada Regita.Acaranya itu dilaksanakan malam hari. Saat hari H tiba, Marvin juga sampai mengundang

  • Jandaku Ternyata Seorang Mafia   Bertemu Mantan

    Regita tidak menyangka dirinya akan bertemu dengan mantan suaminya secara tidak sengaja. Meski cukup canggung, tapi Regita mencoba untuk bersikap biasa. Raka hanyalah masa lalu baginya.Raka tampak lebih kurus dan penampilannya sedikit berantakan dibandingkan dulu. Sudah lama sekali Regita tidak mendengar kabar tentang mantan suaminya itu. Sejak bercerai dan dinyatakan mengalami masalah kesuburan, Raka juga memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan Marvin. Entah di mana sekarang pria itu bekerja.“Kau juga sedang berbelanja?” tanya Regita dengan akrab. Saat itu Seravina pergi mencari bahan belanjaan yang lain sengaja untuk memberi kesempatan bagi Regita dan mantan suaminya. Tidak ada maksud lain, hanya saja untuk menjaga hubungan baik.“Ya begitulah. Mama sedang sakit sehingga aku yang memutuskan untuk belanja bulanan,” tutur pria itu.“Semoga Mama cepat sembuh,” balas Regita tanpa bertanya lebih panjang terkait sakit yang dialami oleh mantan ibu mertuanya itu.“Kalau kau sed

  • Jandaku Ternyata Seorang Mafia   Persiapan Kepulangan

    Setelah mengetahui kabar tentang apa yang menimpa Regita, Seravina pun menjadi sering berkunjung ke rumah sakit. Hubungannya dengan Leonardo juga perlahan membaik seiring kesalah pahaman yang telah terurai. Belakangan bahkan Seravina menjadi sangat akrab dengan Regita.Semasa di rumah sakit, Seravina yang sering menemani Regita ketika Marvin dan Leonardo harus kembali pada pekerjaannya. Terlebih lagi tanggungan Marvin cukup berat karena harus memperbaiki semua kekacauan yang dilakukan Recky di perusahaannya. Semenjak Recky ditahan, Marvin kembali berkuasa penuh atas perusahaan.Bahkan hal itu memang bagian dari salah satu tujuan Regita. Regita sudah membuat Recky menguasai perusahaan Marvin. Dengan ditangkapnya Recky, maka Regita juga bisa mengembalikan posisi Marvin seperti semula. Lagi-lagi hal itu tak luput menuai rasa terima kasih dan bangga dari Marvin untuk Regita.Cukup banyak kekacauan yang diciptakan Recky selama masuk di perusahaan Marvin. Memperbaikinya pun bukan sesuatu ya

  • Jandaku Ternyata Seorang Mafia   Anugerah Cinta

    “Bagaimana keadaanmu, Sayang?” tanya Marvin setelah Regita sadar. Dia merasa senang akhirnya istrinya itu bisa kembali membuka mata. Padahal sebelumnya dia sudah sangat takut akan kehilangan Regita.“Di mana Recky? Kau baik-baik saja ‘kan? Apa dia melukaimu juga?” tanya Regita dengan ekspresi panik. Marvin hanya tersenyum ringan.“Kau terluka tapi masih sempat mengkhawatirkanku, Sayang” ujar Marvin merasa begitu dicintai. Dia pun mengecup puncak kepala Regita.“Aku serius, Marvin. Di mana Recky? Sangat berbahaya jika dia masih berkeliaran bebas di sekitar kita,” ujar Regita masih cemas.“Tenang, Regita. Recky sudah diamankan oleh polisi. Aku jamin dia akan mendapatkan ganjaran seumur hidup atas semua kejahatan yang sudah dia lakukan selama ini. Dia juga sudah berani melukai istriku. Tadinya aku sangat takut kalau aku akan kehilanganmu,” ungkap Marvin sembari mengambil tangan Regita dan dikecupnya berkali-kali.“Tunggu sebentar, sepertinya ada yang aneh” ujar Regita. Dia baru sadar den

  • Jandaku Ternyata Seorang Mafia   Keajaiban

    Marvin dan Leonardo menunggu dengan cemas. Dokter sedang melakukan tindakan. Mereka hanya bisa berharap akan mendapatkan hasil yang diharapkan yaitu keselamatan Regita.Selama menunggu, Marvin benar-benar tidak bisa tenang. Dia takut jika harus menerima kenyataan pahit yang tidak dia inginkan. Dia tidak siap untuk kehilangan Regita. Dia merasa belum sempat membahagiakan Regita dan membalas semua pengorbanan yang sudah Regita lakukan untuk dirinya.“Tuhan...jika aku tidak layak kau perhitungkan, setidaknya lihatlah dia. Perempuan itu begitu baik atas semua yang telah dia lakukan padaku. Selamatkanlah dia,” batin Marvin. Dia benar-benar kehilangan cara untuk menenangkan dirinya.Marvin teringat semua jasa Regita. Regita yang sangat perhatian dan menyayangi Nathan seperti anak kandungnya sendiri. Regita yang tidak mau Marvin jatuh pada perangkap licik Callista palsu. Regita yang tidak ingin Marvin celaka karena Recky. Sudah banyak hal yang Regita lakukan untuk hidup Marvin.Sementara itu

  • Jandaku Ternyata Seorang Mafia   Dua Pilihan

    “Apa maksud dokter berkata seperti itu? Apa tidak bisa diselamatkan dua-duanya?” tanya Leonardo memastikan. Dia tidak tega melihat Marvin yang sudah terdiam dengan ekspresi tak berdaya.“Kami akan berusaha semaksimal mungkin, Pak. Tapi kami hanya punya opsi untuk menyelamatkan salah satu saja. Antara ibu atau anaknya. Kami membutuhkan persetujuan dari pihak keluarga untuk melakukan tindakan selanjutnya. Silahkan dirundingkan denga baik dan segera sampaikan hasil keputusannya pada kami. Kami juga tidak bisa menunda terlalu lama karena keselamatan pasien benar-benar dipertaruhkan,” ucap dokter itu kemudian pergi meninggalkan Marvin dan Leonardo. Mereka diberi kesempatan untuk berpikir secara matang dengan memperhitungkan segala konsekuensinya.Baik Marvin maupun Leonardo sama-sama merasa berada dalam situasi pelik. Kedua pilihan yang diajukan dokter sama beratnya. Mereka tidak ingin kehilangan keduanya.Marvin terduduk lesu di kursi tunggu. Dia benar-benar tidak menyangka akan ada satu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status