“Aku suka janda nakal seperti dia.”Ucapan Marvin sontak membuat Regita menatap dengan penuh ancaman pada pria itu. Dia khawatir Marvin membuka rahasia mereka pada Leonardo. Sementara Marvin hanya tertawa karena kelucuan sikap Regita.“Lebih baik kau pulang saja sekarang,” ucap Regita ketus.“Kenapa kau bersikap tidak sopan pada orang yang sudah menyelamatkanmu,” tegur Leonardo.“Dia menyelamatkan tapi juga menjatuhkan,” balas Regita yang kemudian berlalu begitu saja meninggalkan dua pria itu.Regita berlalu ke kamarnya. Sementara Leonardo meminta maaf atas sikap kurang baik yang ditunjukkan sang adik. Marvin jelas tidak keberatan dan menganggap sikap Regita hanya sebagai candaan.Melihat interaksi yang sedikit berbeda antara adiknya dan Marvin, Leonardo pun mempertanyakan hal itu. Leonardo menatap curiga pada Marvin. Dia tahu betul awalnya Marvin dan Regita seperti musuh yang sulit didamaikan. Tapi hari itu Leonardo mendapati sikap keduanya yang terlihat lebih akrab.“Sebenarnya apa
“Apa maksud Tante Malini berkata seperti itu?” ujar Nadia merasa terkejut dengan perkataan perempuan yang sudah ia anggap sebagai calon ibu mertuanya.“Iya. Apa maksud perkataan Mama?” imbuh Raka turut mempertanyakan hal yang sama.Mereka berdua menuntut penjelasan dari Malini. Berbeda dengan Regita yang sudah bisa memahaminya karena sebelum itu Malini memang sempat menemuinya langsung dan menawarkan agar tidak jadi bercerai. Apa pun yang terjadi di hadapannya hari itu hanya Regita anggap seperti drama.“Iya, Raka. Mama sadar bahwa Mama sudah salah karena berusaha memisahkanmu dengan Regita padahal kalian masih saling mencintai. Tolong sebelum terlambat, pertimbangkan lagi semua keputusan ini dengan baik dengan mediator nanti ya,” kata Malini sembari bergelayut pada lengan putranya.Raka tampak kebingungan dengan perubahan sikap ibunya yang tiba-tiba. Ekspresi Nadia juga tidak jauh berbeda. Bahkan ketidak percayaannya lebih kentara. Dia mulai memikirkan bagaimana nasibnya jika sampai
“Mama tidak rela melihat Regita bersama pria itu. Pokoknya kamu tidak boleh melepasnya dengan mudah, Raka. Perceraian kalian tidak boleh terjadi,” ucap Malini setibanya di rumah. Malini masih geram dengan tindakan Regita dan Marvin. Dia lupa bahwa Nadia masih bersama mereka dan dapat mendengar semuanya.“Apa maksud Tante Malini berkata seperti itu? Awalnya tante yang mendesak agar mereka berpisah dan Raka bisa menikah denganku. Tapi kenapa sekarang tante justru menyuruh Raka untuk kembali bersama perempuan itu lagi,” protes Nadia. Sebenarnya dia sudah ingin angkat bicara sejak awal Malini mengatakan hal itu di tempat mediasi.“Nadia, ini masalah keluarga yang cukup pelik. Sebaiknya kamu tidak perlu terlalu ikut campur dulu,” kata Malini semakin membuat Nadia marah.“Kenapa seakan-akan tante ingin membuangku sekarang? Apa karena Regita sudah berubah menjadi perempuan cantik dan kaya raya? Itu sebabnya Tante Malini ingin agar mereka tidak jadi bercerai?” cecar Nadia.“Lebih baik kau pul
Regita melempar tasnya ke sembarang arah. Hari itu dia benar-benar merasa lelah. Dia mendaratkan tubuhnya pada kasur king size di kamarnya. Tangannya memijat pelipis karena kepalanya terasa berdenyut.Hari itu dia berhasil menghadapi orang-orang dramatis dengan memainkan drama juga. Tidak hanya kata-kata pedas, dia juga nyaris mendapatkan tamparan dari Malini. Dia menolak kesempatan untuk mengembalikan hubungan pernikahannya dengan Raka.Regita kemudian bangkit dan berjalan membuka laci meja. Di sana dia menyimpan satu foto pernikahannya dengan Raka. Dua tahun yang lalu mereka mengikat janji untuk terus bersama dan saling mencinta. Tapi nyatanya semua tak berumur panjang sesuai harapan.Sekarang Regita mengerti bahwa cinta saja tidak cukup dalam sebuah ikatan pernikahan. Sejatinya pernikahan hanya seperti sebuah keputusan besar untuk seumur hidup yang diambil melalui serangkaian kompromi dengan orang lain. Seharusnya Regita sadar tidak memaksakan hubungan yang sejak awal tidak bisa di
“Apa tadi Om Recky ke sini?” tanya Marvin memastikan.“Iya. Tadi Om Recky ke sini dan bermain sebentar denganku. Dia mengatakan bahwa aku akan segera mendapatkan ibu baru,” tutur Nathan dengan polosnya. Tapi penuturan Nathan membuat Marvin merasa geram.Marvin meminta Nathan untuk pergi bermain bersama Suster Gabby. Dia ingin berbicara cukup serius dengan Regita. Marvin meminta Regita untuk tidak mudah terpancing dan percaya jika kembali mendapatkan pesan atas nama dirinya.“Jadi maksudmu bukan kau yang mengirimkan pesan itu padaku?” tanya Regita merasa aneh.“Regita, terkadang kita tidak bisa mudah percaya begitu saja pada apa pun,” kata Marvin.“Tapi siapa yang sudah menjebakku untuk datang ke sini jika pesan itu bukan darimu?”“Intinya lain kali jangan mempercayai pesan apa pun yang dikirimkan atas namaku, kecuali panggilan yang bisa langsung kau dengar suaraku sendiri,” ujar Marvin meminta Regita agar lebih berhati-hati. Dia tidak menyebutkan langsung siapa pelaku yang dia curigai
“Untuk apa lagi kamu datang ke sini?”“Siapa yang datang, Kak?” ujar Regita ikut mendekat ke arah pintu setelah mendengar cara sapa Leonardo yang tak ramah. Dia penasaran siapa yang berkunjung ke rumah mereka.Regita cukup terkejut karena ternyata yang datang adalah Raka. Setelah ibunya, kini putranya yang menjejakkan kaki ke rumah itu. Jelas tujuannya adalah menemui Regita. Tapi Leonardo tampak tidak suka.“Saya datang karena ada yang ingin saya bicarakan dengan Regita,” tutur Raka menyampaikan maksud kedatangannya.“Tidak ada gunanya banyak bicara dengan pria tidak punya pendirian yang tidak bisa mempertahankan rumah tangganya sendiri,” balas Leonardo sarkas.“Sudah, Kak. Biarkan ini menjadi urusanku dengan Raka,” lerai Regita.“Maksudmu kamu masih ingin berbicara dan mendengarkan dia?” kata Leonardo.“Tidak masalah, Kak. Aku bisa mengurusnya sendiri,” jawab Regita meyakinkan.Regita meminta keleluasaan pada Leonardo untuk memberinya kesempatan berbicara berdua dengan Raka. Leonardo
Regita benar-benar gelisah mengetahui pengakuan Marvin mengenai calon istrinya. Orang-orang juga mulai mempertanyakan hubungan Marvin dan Regita yang juga sempat menghebohkan. Bahkan komentar-komentar di dunia maya mulai menunjukkan asumsi negatif.Regita merasa tidak bisa tinggal diam saja. Dia harus berbicara pada Marvin dan meminta penjelasan. Regita pun membuat janji bertemu dengan Marvin.Cafe yang cukup sepi mereka pilih agar terhindar dari pantauan orang-orang. Regita sudah tiba lebih dulu dan menunggu di sana. Tapi dia dibuat kesal saat mendapati Marvin justru datang bersama perempuan yang diperkenalkan sebagai calon istrinya itu. Mereka bergandengan mesra berjalan mendekati Regita.“Sudah lama menunggu?” sapa Marvin.“Kenapa kau tidak datang sendiri saja?” ujar Regita menatap dengan ekspresi tidak suka pada perempuan di samping Marvin.“Seravina adalah calon istriku, Regita. Aku tidak bisa bertemu secara diam-diam dengan perempuan lain tanpa sepengetahuannya. Itu sebabnya aku
“Terima kasih sudah membantu saya berpura-pura di depan Regita,” ujar Marvin pada Seravina setelah pertemuannya dengan Regita.“Anda tidak perlu berterima kasih karena saya melakukan ini tidak secara gratis,” balas Seravina.Seravina merupakan perempuan yang sengaja dibayar oleh Marvin untuk berpura-pura sebagai calon istrinya. Seravina berprofesi sebagai seorang model. Andri memilihkan perempuan itu sebagai pasangan pura-pura Marvin karena dia menganggap latar belakang Seravina cocok disandingkan dengan atasannya yang merupakan pengusaha sukses.Mereka sudah menandatangani kontrak. Seravina akan mendapatkan bayaran dari Marvin. Tugasnya adalah menemani sebagai calon istri pura-puranya setiap kali dibutuhkan. Bagi Seravina itu bukan pekerjaan yang sulit.Bahkan Marvin juga sengaja mengajak Seravina ikut bersamanya saat diminta bertemu oleh Regita. Marvin memang ingin membuat Regita marah sehingga perempuan itu dengan sendirinya akan menjauh darinya. Marvin ingin Regita turut mempercay