Share

Bab 6

Penulis: Astuti Ayu
Sesampainya di rumah, Vina demam tinggi.

Henry pulang dalam kondisi mabuk. Saat melihat Vina pingsan, Henry langsung merasa panik.

Henry buru-buru membopong Vina dan mengantarnya ke rumah sakit.

Ketika sudah sadar, Vina berusaha membuka matanya yang terasa berat.

Melihat Vina sudah sadar, perawat terlihat gembira. "Nyonya Vina, akhirnya Anda sadarkan diri. Anda sudah mengalami demam semalaman, Tuan Henry sangat mengkhawatirkan kondisi Anda. Tuan Henry terus menjaga di samping Anda. Baru saja dia pergi setelah menerima telepon. Apa mau saya hubungi Tuan Henry? Dia pasti senang mendengar Anda sudah sadar."

Vina menggelengkan kepala dan menjawab dengan suara serak, "Nggak perlu."

Perawat itu tidak berkomentar, dia membantu Vina mengganti obat sebelum pergi.

Suasana bangsal yang luas tiba-tiba menjadi sunyi hingga Vina bisa mendengar suara Henry sedang telepon di luar.

Henry biasanya tampak tenang, dia hanya kehilangan kendali jika berhubungan dengan Vina.

Namun, sekarang suara Henry terdengar bahagia dan antusias.

Tidak lama kemudian, Vina mendengar suara langkah Henry yang makin menjauh. Henry sudah pergi.

Vina berusaha turun dari ranjang, dia perlahan berjalan keluar dari kamar.

Setelah turun ke bawah, Vina kebetulan melihat Henry sedang memapah Maira keluar dari ruangan ginekologi.

Wajah mereka tambah bahagia.

Saat melihat Vina, Maira sengaja berteriak dengan wajah terkejut, "Nyonya Vina juga ada di rumah sakit?"

Mendengar itu, Henry mendongak. Henry bertatap muka dengan Vina yang berada tidak jauh darinya.

Henry terkejut dan langsung melepas tangan yang memegang Maira.

"Vina, aku turun ke bawah untuk mengambilkan obatmu. Secara kebetulan, aku bertemu dengan Maira. Dia sedang hamil, aku memapahnya karena takut dia jatuh."

Henry menjelaskan dengan panik, dia takut Vina salah paham.

Vina melirik ke perut Maira, rasanya dadanya terasa sesak.

Vina memejamkan mata. Tidak lama kemudian, Vina bertanya, "Nona Maira, kapan … kapan kamu hamil? Di mana ayahnya?"

Maira mengelus perutnya dengan wajah bahagia. Maira berkata dengan tersenyum, "Aku barusan periksa, usia kandunganku satu bulan. Meskipun ayahnya nggak bisa datang karena sibuk, ayahnya bahagia setelah mendengar aku hamil. Ayahnya membelikanku beberapa vila dan uang sebesar 200 miliar. Malam ini, dia juga akan menyalakan kembang api demi merayakan kehamilanku."

Maira sangat bangga memamerkan kehamilannya, sementara Vina hanya menatapnya cukup lama. Setelah itu, Vina berkata dengan memaksakan tersenyum, "Benarkah?"

Sambil tertawa, Maira berkata dengan angkuh, "Nyonya Vina, kebetulan hari ini senggang, bagaimana kalau kita makan bersama? Aku akan panggilkan ayah dari bayiku untuk makan bersama."

Mendengar itu, ekspresi Henry langsung berubah. Pria itu menatap Maira dengan wajah muram, lalu berkata, "Nggak perlu, Vina sedang sibuk."

Setelah mengatakan itu, Henry memeluk Vina dan membujuknya.

"Vina, kondisimu belum stabil, jangan pergi ke mana-mana."

"Dia hanyalah duta merek, jangan diambil hati."

Saat mendengar nada meremehkan dari Henry, wajah Maira menjadi pucat.

Lalu, Maira menunduk. Maira berkata dengan mata berkaca-kaca, "Ya, aku memang nggak tahu diri. Aku lupa bahwa diriku nggak pantas makan bersama Nyonya Vina."

Maira menyeka air mata dan berbalik dengan wajah kesal.

Ekspresi wajah Henry berubah dan ingin menyusul Maira. Namun, saat melihat Vina berdiri di samping sambil menatapnya, Henry mengurungkan niatnya.

Selesai ambil obat, Vina pulang ke rumah.

Habis memarahi Maira, Henry menjadi tidak fokus di sepanjang perjalanan. Usai mengantar Vina pulang, dia mengunci diri di ruang kerja dengan dalih ada urusan kantor yang belum selesai dia kerjakan.

Namun, di kamar, Vina mendapat kiriman pesan berupa gambar dari Maira.

Foto USG.

Selain itu, wanita itu juga memberikan pesan provokatif.

"Vina, aku tahu kamu sudah tahu yang sebenarnya. Anak ini adalah anak Henry. Jangan mengira Henry benar-benar mencintaimu. Kalau dia tulus mencintaimu, buat apa dia berselingkuh denganku?"

"Tahukah kamu betapa dia mencintaiku? Setiap ulang tahunmu maupun perayaan ulang tahun pernikahan kalian, dia pasti menyuruhmu lekas tidur agar dia bisa menemuiku. Dia sangat bergairah berhubungan denganku sampai aku sendiri merasa kelelahan keesokan paginya."

"Kami pernah bercinta di mobil Maybach miliknya, di ruangan kantornya, bahkan pernah di kamar kalian. Orang-orang mengatakan bahwa cinta dan seks adalah dua hal yang nggak terpisahkan. Apa dia juga bersikap sama terhadapmu?"

Vina menarik napas dalam-dalam saat membaca pesan yang provokatif ini. Dia menahan emosi yang bergejolak di hatinya.

Saat mematikan ponsel, Henry memeluknya dari belakang.

"Sayang, kamu baca apa?"

Henry menempelkan dagunya di leher Vina. Yang dilihat Henry hanyalah layar ponsel Vina yang sudah dimatikan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Sartini Cilacap
Parah sampai hamil selingkuhan nya
goodnovel comment avatar
vikana_dee
lama amat cerainya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Jangan Ada Dusta di Antara Kita   Bab 27

    "Vina!“Henry terbangun dan menyebut nama Vina.Tuan Anton berjaga di sampingnya, wajahnya tampak muram."Henry, mulai sekarang, kamu harus fokus kerja, jaga kesehatanmu, jangan pergi mencari Vina lagi.""Uhuk, uhuk." Sambil terbatuk, Henry bertanya dengan suara serak, "Kenapa?""Dia adalah istriku. Aku belum tanda tangan surat cerai, kami belum cerai. Asalkan aku menunjukkan ketulusanku, Vina pasti mau memaafkan aku.""Hatinya lembut. Selama aku membujuknya dengan gigih, dia pasti mau memaafkan aku ….""Diam!" Tuan Anton menyela omongannya.Tuan Anton memutar ulang rekaman pembicaraannya dengan Vina.Suara Vina terdengar jelas dan mematahkan semangat Henry.Setelah rekaman itu habis, suasana di kamar masih hening.Beberapa lama kemudian, Henry bergumam tanpa henti, "Nggak mungkin … nggak mungkin … ini pasti bohong. Aku mau cari Vina! Aku harus ketemu Vina!""Aku mau memberitahunya bahwa dia adalah satu-satunya wanita yang kucintai, hanya dia seorang!"Henry turun dari ranjang, melepas

  • Jangan Ada Dusta di Antara Kita   Bab 26

    "Maaf, aku nggak mau menikah denganmu. Kita putus saja, aku sudah nggak mencintaimu lagi."Di dalam mimpi, Vina melepaskan tangannya, lalu pergi menjauh."Vina! Jangan! Jangan tinggalkan aku!""Aku janji akan setia padamu. Kamu suka klepon dari Kota Cendana, aku akan belikan setiap hari. Aku akan berikan perhiasan, rumah, saham, tapi jangan tinggalkan aku, ya?"Henry memohon.Sayangnya, Vina tidak menoleh sedikit pun.Henry berusaha mengejar, tetapi gagal.Bahkan, cincin pertunangan mereka juga lenyap.Vina sudah meninggalkannya, wanita itu sudah tidak mencintainya lagi."Vina … Vina …."Henry memejamkan mata. Wajahnya memucat dan berkeringat. Henry menggigit bibir hingga bibirnya berdarah.Henry terus menggumamkan nama Vina.Tuan Anton mencemaskan kondisi cucunya.Tuan Anton meminta asisten mencari kontak Vina selama beberapa hari, akhirnya berhasil mendapatkan kontak terbaru Vina."Halo, Nona Vina, ini aku, kakeknya Henry. Kamu pernah melihatku saat kalian menikah."Vina baru saja me

  • Jangan Ada Dusta di Antara Kita   Bab 25

    Demi membalas dendam untuk Vina, Henry menyerang keluarga teman-temannya yang menghina Vina.Sekarang ada kesempatan balas dendam, mana mungkin mereka lewatkan?Maira tidak peduli dirinya dimanfaatkan asal bisa balas dendam.Maira berpikir jika dirinya menderita, mana bisa dia biarkan Henry hidup bahagia?Tidak hanya melaporkan Henry, Maira juga membuat akun baru dan mulai siaran langsung untuk menceritakan semua yang terjadi antara dirinya dan Henry kepada para netizen.Dalam sekejap, reputasi Grup Saputra kembali hancur.Reputasi Henry juga hancur.Henry diminta pulang untuk menjalani pemeriksaan. Oleh karena itu, dia tidak bisa lanjut mencari keberadaan Vina.Situasi perusahaan sedang kacau balau.Selain itu, muncul beberapa pengkhianat di perusahaan, menyebabkan kondisi Grup Saputra makin parah.Banyak perusahaan menanti kehancuran Grup Saputra.Meskipun Grup Saputra bisa bertahan, perusahaan pasti mengalami kerugian besar.Sebagai perusahaan terbesar, kesalahan kecil saja bisa mem

  • Jangan Ada Dusta di Antara Kita   Bab 24

    Setelah terdiam sejenak, Henry meminta maaf."Vina, maafkan aku. Aku nggak semestinya berselingkuh. Aku sudah menggugurkan anak Maira dan memutuskan hubungan dengannya. Kumohon, maafkan aku, ya?""Aku bersedia melakukan apa pun, tapi jangan tinggalkan aku!"Henry memohon ampun, tetapi Vina hanya diam.Vina tertawa pelan, lalu berkata."Oke, aku memaafkanmu."Henry tidak menduga Vina akan menjawab begitu."Benarkah?"Tanpa memahami maksud dari jawaban Vina, Henry balik bertanya."Heh." Vina tersenyum sinis. "Bukankah ini adalah jawaban yang kamu inginkan? Sebelumnya, aku sudah memaafkanmu.""Sudah puas, 'kan? Kalau sudah puas, berhentilah menggangguku."Hanya mendengarnya minta maaf, tidak masalah bagi Vina.Namun, bukan berarti Vina mau kembali bersamanya lagi.Kaca yang sudah pecah, mana mungkin bisa utuh kembali?Meskipun pakai lem, bentuknya tidak akan sama seperti semula.Setelah itu, Vina langsung menutup telepon, dia tidak memberi kesempatan Henry meminta maaf lagi.Vina dulu per

  • Jangan Ada Dusta di Antara Kita   Bab 23

    Henry merasa sangat bersalah.Andai ada kesempatan kedua, dia tidak akan mengulangi kesalahannya.Sayangnya, tidak ada kesempatan kedua.Dia berdiri di jalanan yang asing, tidak berdaya seperti anak kecil.Apakah masih mau terus mencari Vina?Itu pasti.Harus mencarinya ke mana dulu?"Halo, wanita di foto ini adalah istri saya. Istri saya pergi karena saya sudah membuatnya marah. Saya sedang mencarinya. Apa bisa memberi tahu saya kontaknya?Henry bertanya dengan serius.Pihak hotel merasa ragu sejenak. Ketika Henry memberinya uang, pihak hotel baru mau memberinya kontak Vina.Telepon sudah terhubung, tetapi tidak diangkat."Mungkin dia ada dalam pesawat."Henry menghibur diri.Untuk menunjukkan ketulusan hatinya meminta maaf, Henry mengunggah permintaan maaf di media sosial.Henry menceritakan semua kesalahannya secara detail dalam surat itu.Dia juga menuliskan bahwa dia sudah menyadari kesalahannya.Henry menunjukkan ketulusannya dengan mengunggah satu surat permintaan maaf setiap ha

  • Jangan Ada Dusta di Antara Kita   Bab 22

    Ponsel di ranjang terus berbunyi. Para netizen mengirimkan foto dan titik lokasi Vina.Karena banyaknya informasi yang dia dapat, Henry bingung mana yang berguna dan mana yang tidak.Banyak yang mengincar imbalan. Meskipun banyak yang membantunya mencari informasi tentang Vina, pekerjaan ini masih belum tuntas.Saat ini, dia menjadi menyesal memakai cara ini.Namun, dia tidak punya cara lain!Selain meminta bantuan netizen mencari, Henry tidak punya cara lain untuk mencari keberadaan Vina.Henry duduk di ranjang dengan wajah putus asa.Saat ini, ada beberapa orang yang mengirimkan foto berbeda."Tuan Henry, ada yang melihat Vina berada di depan gereja Kota Asura. Saya sudah menyuruh orang mencarinya, tolong Anda segera ke sini."Setelah mendapat informasi itu, Henry menjadi percaya diri lagi.Kabar itu benar atau tidak, Henry ingin mencobanya.Dia tidak mau melewatkan harapan sekecil apa pun.Tanpa Vina, dia merasa tidak bisa bertahan hidup.Vina sudah bagaikan oksigen bagi Henry, dia

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status