Share

Bab 5

Author: Astuti Ayu
Vina terdiam, dia ingin mengakhiri drama ini.

"Sudah malam, aku pulang dulu."

Henry juga ingin ikut Vina pulang, tetapi dihalangi oleh teman-temannya.

"Kakak ipar butuh istirahat. Kamu sudah lama nggak kumpul bersama kami, jangan pulang dulu!"

"Benar, biarkan Kakak Ipar pulang istirahat, kamu temani kami bersenang-senang di sini."

Vina melepaskan genggaman dari tangan Henry sambil berkata, "Sopir yang akan mengantarku pulang, kamu tetap di sini saja."

Setelah mengatakan itu, Vina langsung pergi.

Dia buru-buru pergi hingga Henry tidak sempat menghalanginya.

Ketika belum pergi terlalu jauh, Vina menemukan ponsel yang bukan miliknya di jas.

Ponsel itu milik Henry.

Vina mengernyit, dia menyuruh sopir kembali.

Sesampainya di depan bar, Vina melihat Maira baru saja turun dari taksi.

Maira terus-menerus membenahi riasan wajahnya. Dia terus berjalan ke arah ruang privat tanpa memperhatikan sekitar.

Vina tanpa sadar memegang ponsel dengan erat sambil mengikuti Maira.

Ternyata Maira berhenti di depan ruang privat Henry dan teman-temannya.

Begitu masuk, Maira berpelukan dengan Henry.

Henry memeluk pinggang Maira, kemudian berkata sambil mengelus kepala Maira dengan penuh cinta, "Kenapa kamu datang begitu cepat?"

Maira menyandarkan kepala di bahu Henry. Dengan tersenyum manja, Maira berkata, "Aku merindukanmu! Begitu menerima teleponmu, aku buru-buru kemari."

Henry tersenyum. "Sini, kuberi hadiah."

Sambil berbicara, Henry mencium bibir Maira. Setelah itu, mereka berciuman dengan penuh gairah.

"Cukup, cukup, jangan bermesraan di sini."

Teman-teman Henry tidak terlihat terkejut, sebaliknya mereka malah menggoda mereka berdua.

Vina menyaksikan semuanya dari celah pintu, tubuhnya menjadi gemetar.

Ternyata semua teman Henry mengetahui perselingkuhan antara Henry dengan Maira.

Mereka juga bersandiwara di depan Vina.

"Henry, sekarang Maira sudah datang. Selanjutnya, kita boleh melakukan permainan lain, 'kan?"

Teman-temannya tertawa dan bertepuk tangan. Tidak lama kemudian, beberapa wanita muncul dari ruangan sebelah.

Setiap pria memeluk seorang wanita di samping.

Permainannya gampang. Putar botolnya, siapa pun yang ditunjuk oleh ujung botol harus memilih antara berkata jujur atau menjalani tantangan.

Botol berputar beberapa kali, lalu mengarah ke Henry.

Semua teman-temannya menjadi heboh dan suasana makin memanas.

"Henry, kapan terakhir kali kalian berhubungan?"

Ada seorang teman bertanya sambil tersenyum nakal, teman-teman lainnya mengerti maksudnya.

Henry mengangkat alis, dia menjawab dengan suara tenang, "Kemarin, di mobil."

Mendengar hal itu, teman-temannya langsung heboh.

"Gila, hebat kamu! Bagaimana rasanya?"

Maira tersipu malu dan membenamkan diri dalam pelukan Henry. Henry menjawab dengan menyunggingkan senyum, "Luar biasa, sangat menggairahkan."

"Hahaha. Sudah kubilang, wanita simpanan lebih menggairahkan daripada istrimu."

"Benar, Henry. Pria seperti kita, mana ada yang nggak punya wanita simpanan?"

"Selama kamu bisa menyembunyikan perselingkuhanmu, kamu akan hidup bahagia, Vina juga nggak akan mengetahuinya."

Sambil berbicara, teman-teman Henry mencium wanita di samping mereka dan meraba tubuh mereka.

Begitu mendengar nama Vina disebut, ekspresi Henry langsung membeku. Henry berkata dengan tegas, "Kalian jangan membuat masalah di depan Vina. Kalau nggak … rasakan akibatnya."

"Oke, oke! Kakak ipar nggak akan mengetahui rahasiamu."

Vina mendengar semua yang dikatakan mereka.

Suara tawa dari dalam terus terdengar. Vina merasa dingin di seluruh tubuhnya. Kakinya entah sejak kapan sudah mati rasa, dia berjalan keluar dengan tatapan kosong.

Melihat ada yang tidak beres pada diri Vina, sopirnya buru-buru menghampirinya. Ketika sopirnya mau masuk memberi tahu Henry, Vina langsung menghentikannya.

"Nggak perlu mengantarku, aku bisa pulang sendiri. Selain itu, jangan beri tahu Henry bahwa aku kembali ke sini."

Vina menyuruh sopirnya pulang, sedangkan dirinya berjalan sendirian di jalanan yang sepi.

Tiba-tiba turun hujan deras, tetapi Vina seperti tidak merasakan apa-apa.

Dinginnya hujan makin membuat Vina sadar.

Entah sudah berapa lama Vina berjalan.

Terasa sangat lama, jauh lebih lama daripada malam ketika Vina masih berusia 17 tahun. Waktu itu, Henry menggendongnya karena kakinya terkilir ….

Ternyata, ketulusan hati pria itu sudah berubah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sartini Cilacap
Miris banget nasibnya Vina
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jangan Ada Dusta di Antara Kita   Bab 27

    "Vina!“Henry terbangun dan menyebut nama Vina.Tuan Anton berjaga di sampingnya, wajahnya tampak muram."Henry, mulai sekarang, kamu harus fokus kerja, jaga kesehatanmu, jangan pergi mencari Vina lagi.""Uhuk, uhuk." Sambil terbatuk, Henry bertanya dengan suara serak, "Kenapa?""Dia adalah istriku. Aku belum tanda tangan surat cerai, kami belum cerai. Asalkan aku menunjukkan ketulusanku, Vina pasti mau memaafkan aku.""Hatinya lembut. Selama aku membujuknya dengan gigih, dia pasti mau memaafkan aku ….""Diam!" Tuan Anton menyela omongannya.Tuan Anton memutar ulang rekaman pembicaraannya dengan Vina.Suara Vina terdengar jelas dan mematahkan semangat Henry.Setelah rekaman itu habis, suasana di kamar masih hening.Beberapa lama kemudian, Henry bergumam tanpa henti, "Nggak mungkin … nggak mungkin … ini pasti bohong. Aku mau cari Vina! Aku harus ketemu Vina!""Aku mau memberitahunya bahwa dia adalah satu-satunya wanita yang kucintai, hanya dia seorang!"Henry turun dari ranjang, melepas

  • Jangan Ada Dusta di Antara Kita   Bab 26

    "Maaf, aku nggak mau menikah denganmu. Kita putus saja, aku sudah nggak mencintaimu lagi."Di dalam mimpi, Vina melepaskan tangannya, lalu pergi menjauh."Vina! Jangan! Jangan tinggalkan aku!""Aku janji akan setia padamu. Kamu suka klepon dari Kota Cendana, aku akan belikan setiap hari. Aku akan berikan perhiasan, rumah, saham, tapi jangan tinggalkan aku, ya?"Henry memohon.Sayangnya, Vina tidak menoleh sedikit pun.Henry berusaha mengejar, tetapi gagal.Bahkan, cincin pertunangan mereka juga lenyap.Vina sudah meninggalkannya, wanita itu sudah tidak mencintainya lagi."Vina … Vina …."Henry memejamkan mata. Wajahnya memucat dan berkeringat. Henry menggigit bibir hingga bibirnya berdarah.Henry terus menggumamkan nama Vina.Tuan Anton mencemaskan kondisi cucunya.Tuan Anton meminta asisten mencari kontak Vina selama beberapa hari, akhirnya berhasil mendapatkan kontak terbaru Vina."Halo, Nona Vina, ini aku, kakeknya Henry. Kamu pernah melihatku saat kalian menikah."Vina baru saja me

  • Jangan Ada Dusta di Antara Kita   Bab 25

    Demi membalas dendam untuk Vina, Henry menyerang keluarga teman-temannya yang menghina Vina.Sekarang ada kesempatan balas dendam, mana mungkin mereka lewatkan?Maira tidak peduli dirinya dimanfaatkan asal bisa balas dendam.Maira berpikir jika dirinya menderita, mana bisa dia biarkan Henry hidup bahagia?Tidak hanya melaporkan Henry, Maira juga membuat akun baru dan mulai siaran langsung untuk menceritakan semua yang terjadi antara dirinya dan Henry kepada para netizen.Dalam sekejap, reputasi Grup Saputra kembali hancur.Reputasi Henry juga hancur.Henry diminta pulang untuk menjalani pemeriksaan. Oleh karena itu, dia tidak bisa lanjut mencari keberadaan Vina.Situasi perusahaan sedang kacau balau.Selain itu, muncul beberapa pengkhianat di perusahaan, menyebabkan kondisi Grup Saputra makin parah.Banyak perusahaan menanti kehancuran Grup Saputra.Meskipun Grup Saputra bisa bertahan, perusahaan pasti mengalami kerugian besar.Sebagai perusahaan terbesar, kesalahan kecil saja bisa mem

  • Jangan Ada Dusta di Antara Kita   Bab 24

    Setelah terdiam sejenak, Henry meminta maaf."Vina, maafkan aku. Aku nggak semestinya berselingkuh. Aku sudah menggugurkan anak Maira dan memutuskan hubungan dengannya. Kumohon, maafkan aku, ya?""Aku bersedia melakukan apa pun, tapi jangan tinggalkan aku!"Henry memohon ampun, tetapi Vina hanya diam.Vina tertawa pelan, lalu berkata."Oke, aku memaafkanmu."Henry tidak menduga Vina akan menjawab begitu."Benarkah?"Tanpa memahami maksud dari jawaban Vina, Henry balik bertanya."Heh." Vina tersenyum sinis. "Bukankah ini adalah jawaban yang kamu inginkan? Sebelumnya, aku sudah memaafkanmu.""Sudah puas, 'kan? Kalau sudah puas, berhentilah menggangguku."Hanya mendengarnya minta maaf, tidak masalah bagi Vina.Namun, bukan berarti Vina mau kembali bersamanya lagi.Kaca yang sudah pecah, mana mungkin bisa utuh kembali?Meskipun pakai lem, bentuknya tidak akan sama seperti semula.Setelah itu, Vina langsung menutup telepon, dia tidak memberi kesempatan Henry meminta maaf lagi.Vina dulu per

  • Jangan Ada Dusta di Antara Kita   Bab 23

    Henry merasa sangat bersalah.Andai ada kesempatan kedua, dia tidak akan mengulangi kesalahannya.Sayangnya, tidak ada kesempatan kedua.Dia berdiri di jalanan yang asing, tidak berdaya seperti anak kecil.Apakah masih mau terus mencari Vina?Itu pasti.Harus mencarinya ke mana dulu?"Halo, wanita di foto ini adalah istri saya. Istri saya pergi karena saya sudah membuatnya marah. Saya sedang mencarinya. Apa bisa memberi tahu saya kontaknya?Henry bertanya dengan serius.Pihak hotel merasa ragu sejenak. Ketika Henry memberinya uang, pihak hotel baru mau memberinya kontak Vina.Telepon sudah terhubung, tetapi tidak diangkat."Mungkin dia ada dalam pesawat."Henry menghibur diri.Untuk menunjukkan ketulusan hatinya meminta maaf, Henry mengunggah permintaan maaf di media sosial.Henry menceritakan semua kesalahannya secara detail dalam surat itu.Dia juga menuliskan bahwa dia sudah menyadari kesalahannya.Henry menunjukkan ketulusannya dengan mengunggah satu surat permintaan maaf setiap ha

  • Jangan Ada Dusta di Antara Kita   Bab 22

    Ponsel di ranjang terus berbunyi. Para netizen mengirimkan foto dan titik lokasi Vina.Karena banyaknya informasi yang dia dapat, Henry bingung mana yang berguna dan mana yang tidak.Banyak yang mengincar imbalan. Meskipun banyak yang membantunya mencari informasi tentang Vina, pekerjaan ini masih belum tuntas.Saat ini, dia menjadi menyesal memakai cara ini.Namun, dia tidak punya cara lain!Selain meminta bantuan netizen mencari, Henry tidak punya cara lain untuk mencari keberadaan Vina.Henry duduk di ranjang dengan wajah putus asa.Saat ini, ada beberapa orang yang mengirimkan foto berbeda."Tuan Henry, ada yang melihat Vina berada di depan gereja Kota Asura. Saya sudah menyuruh orang mencarinya, tolong Anda segera ke sini."Setelah mendapat informasi itu, Henry menjadi percaya diri lagi.Kabar itu benar atau tidak, Henry ingin mencobanya.Dia tidak mau melewatkan harapan sekecil apa pun.Tanpa Vina, dia merasa tidak bisa bertahan hidup.Vina sudah bagaikan oksigen bagi Henry, dia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status