Share

PART 5

Author: Lujengg_
last update Last Updated: 2021-08-20 11:19:50

JANGAN BANGUNKAN SINGA TIDUR

#JBST

PART 5

Usia kandungan yang normal sebenarnya sangat dibutuhkan dalam perkembangan janin selama di dalam kandungan. Kondisi kehamilan yang normal dapat membantu proses pembentukan organ tubuh secara optimal, pembentukan darah hingga sistem kekebalan tubuh.

Jika bayi lahir kurang dari usia yang semestinya usia untuk dilahirkan, maka organ-organ dalam tubuh masih kurang matang berkembang dengan baik.

Bayi yang terlahir prematur beresiko untuk mengalami berbagaibmacam komplikasi kesehatan. Seperti yang terjadi pada cucu lelakiku, ia terlahir di usia 27 minggu dalam kandungan. Saat ini aku dan Mas Idris hanya bisa melihatnya dari balik kaca ruang NICU.

Malang sekali nasibmu sayang ...

Ada binar bahagia di mata Mas Idris saat mengetahui bahwa cucu kami laki-laki. Cucuku terlahir dengan berat badan 2000 gram. Kata Dokter itu termasuk dalam kategori berat lahir rendah.

Menurut penuturan Dokter cucuku mengidap Patent Ductus Asteriosus (PDA) yaitu kelainan jantung bawaan. Selain itu, ia juga mengidap Thalassemia, kelainan darah dengan kondisi jumlah protein pembawa oksigen kurang dari jumlah normal.

Aku sempat bertanya-tanya apa semasa di kandungan Delisa tak pernah memeriksakan kandungannya? Tak pernah mengonsumsi makanan bergizi kah?

Sungguh fikiranmu berkecamuk. Saling libas antara satu masalah dengan masalah lain. Aku hanya berharap jangan tumbang terlebih dahulu, putriku belum sembuh. Jadi aku harus kuat akan itu.

Belum ku temukan titik terang siapa yang memberikan luka pada putriku. Sekarang Delisa malah jatuh koma. Sedang cucuku...

Ya Allah ...

"Ibu apa anakku akan baik-baik saja?" Tanya Putra lirih

Aku dan Mas Idris saling pandang. Ternyata ia tak hanya menyayangi putriku tapi juga anak mereka.

"Ayah, Ibu saya mohon jangan tersinggung. Untuk biaya perawatan Delisa dan anak saya biar saya yang tanggung semuanya." Ucapnya

"Aku masih sanggup untuk membayar perawatan putri dan cucuku! Tak perlu sampao dirimu yang keluar uang!" Balas Mas Idris sengit.

Ku pegang lengannya agar ia bisa mengontrol emosinya. Aku mengerti pasti Mas Idris merasa emosi melihat keadaan Deliaa dan cucu kami sekarang. Tapi emosi pun tak berguna bukan? Putriku tak akan langsung bangun dari komanya dan cucuku tak akan langsung bisa sehat.

"Ayah maksud Putra baik. Jangan tersinggung. Keadaan anak dan cucu kita sedang tak stabil Ibu mohon jangan bikin keributan disini." Ucapku mewanti-wanti.

Saat ini suasana sedang panas. Aku tak ingin membuat keributan ditengah anak dan cucuku yang tengah kesakitan.

"Saya mohon Ayah jangan tersinggung. Bagaimanapun Delisa calon istri saya dan anak saya juga tengah berjuang melawan penyakitnya. Saya hanya ingin meringankan beban Ayah." Sahut Putra

"Kamu datang di keluargaku hanya membawa petaka! Coba lihat atas hadirnya dirimu putriku koma! Semua ini gara-gara kamu!" Ucap Mas Idris mendesis

"Bagaimanapun keadaannya saya akan tetap menikahi Delisa Ayah." Jawabnya kekeuh

"Meskipun kamu menikahinya setelah bayi ini lahir. Itu tak akan mengubah menjadi nasabmu! Bayi itu akan ikut nasab ibunya!" Tekan Mas Idris

"Saya mengerti Ayah."

"Jika kamu mengerti kenapa kamu hamili terlebih dahulu? Kenapa tak kau minta baik-baik padaku? Serendah itukah putriku di matamu? Ingat Saputra! Sampai kapanpun aku tak akan melupakan perbuatanmu pada putriku!" Ucap Mas Idris berapi-api.

Putra bungkam. Matanya terpejam dengan nafas naik turun. Tangannya mengepal dengan gigi saling beradu.

Bukan aku membela Mas Idris. Tapi yang diucapkan Mas Idris memang benar. Jika memang Putra mencintai anakku ia bisa memintanya baik-baik pada kami.

"Sudah lebih baik kita ke ruangan Delisa sekarang." Ucapku mencairkan suasana.

***

Saputra benar-benar menepati ucapannya. Dia menempatkan Delisa di ruangan VVIP. Fasilitas di kamar ini memang lengkap aku melihat semua itu. Tapi yang ku butuhkan hanya putriku segera sadar dan cucuku segera sehat, itu saja sudah lebih dari cukup.

Aku lupa meskipun Saputra mahasiswa tingkat akhir yang hanya tinggal menunggu skripsi dia juga seorang pengusaha kuliner.

Dia memiliki beberapa cabang restoran dengan menu utama ramen. Beberapa cafe kekinian dan kedai es krim. Menurut penuturannya kedai es krim itu dibuat atas permintaan Delisa.

Saputra bulan depan akan wisuda. Lengkap sudah, sebentar lagi ia akan menyandang gelar sarjana hukum. Kemungkinan ia akan ikut terjun menjadi pengacara seperti Ayahnya. Berbeda dengan Delisa yang mengambil jurusan seni rupa, putriku itu sangat mencintai lukisan.

"Kalian pulang saja biar Ibu tunggu Delisa disini." Titahku.

"Ayah akan menemani Ibu disini." Sahut Mas Idris

"Dii juga." Timpal Diandra

Saputra memilih bungkam.

"Sebaiknya kalian pulang. Ayah besok sudah ada janji kirim meubel ke Lumajang kan? Diandra juga harus sekolah. Putra pasti juga punya kesibukan besok." Paparku.

"Besok pulang sekolah Dii kesini bawa baju ganti untuk Ibu." Titahku

"Yauda dehhh." Jawab Diandra pasrah.

Akhirnya suami dan anakku mengalah. Mereka pulang ke rumah. Bagaimanapun keadaannya aktivitas biasa harus tetap berjalan bukan?

Selepas kepergian Ayah dan Diandra. Suasana kamar menjadi hening. Kami berdua sama-sama terdiam. Hanya terdengar suara detak jantung Delisa di monitor.

"Ibu tidak tau apa yang terjadi dengan Delisa setelah libur UTS. Delisa melarang Ibu untuk mengunjunginya. Entah ia tetap tinggal di kos atau kamu pindahkan, entah bagaimana kesehariannya dan apa yang dikonsumsi sehingga menyebabkan ia seperti ini. Yang pasti Ibu menemukan bekas luka cambukan di punggungnya yang sudah mengering. Apa kamu tau tentang itu Nak?"

.

.

.

❤❤❤

Bersambung ...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jangan Bangunkan Singa Tidur   PART 22

    JANGAN BANGUNKAN SINGA TIDUR#JBSTPART 22“Bagaimana Nyonya Nafisa yang terhormat, apa anak buahmu sudah sampai dengan selamat?” tanyaku sarkas kemudian aku tertawa. “Kamu mencoba main-main denganku?” tanyaku lagi“Oh, jadi kamu sudah tau? Bagaimana keadaan bocah kecil itu? Ia baik-baik saja? Atau ada yang terluka?” tanyanya beruntun disertai tawa.“Tentu saja aku tau, bahkan aku sudah memberi pelajaran untuk anak buahmu. Tinggal dirimu, suamimu lalu anakmu.” Jawabku santai. “Oh tidak-tidak. Bagaimana kalau aku membuat perhitungan terlebih dahulu untuk anak perempuanmu? Hmm… Adik perempuanku mengalami lecet-lecet dibeberapa bagian tubuhnya, bagaimana kalau itu juga ku lakukan pada anakmu?” tanyaku seraya tertawa kecil, mendengar nafasnya yang mulai berat aku semakin semangat untuk membuatn

  • Jangan Bangunkan Singa Tidur   PART 21

    JANGAN BANGUNKAN SINGA TIDUR#JBSTPART 21“Tuan, saya mau melaporkan hal penting.” Suara Anton disebrang telfon terdengar sangat serius. Anton merupakan bodyguard yang ku suruh mengawasi Ayah dan Ibu jika aku tidak bisa ke rumah sakit. Tidak hanya itu, anak buah Anton juga ada yang mengawasi disekitar rumah dan mengawasi Diandra jika ke sekolah. Semua itu ku lakukan secara diam-diam, Ayah maupun Ibu tidak ada yang tau. Awalnya aku hanya ingin memantau keadaan disekitar rumah, namun, setelah kedatangan Papa. Aku jadi meningkatkan kewaspadaan. “Ada apa?”“Maaf tuan, saya lalai menjalankan tugas. Nona Diandra tertabrak mobil, sekarang sudah dibawa ke UGD oleh warga.” Jawabnya lugas, rahangku mengetat. Anton ceroboh, umpatku. “Saya sudah menfoto plat nomor mobil tadi tuan, firasat saya ini bukan kecelakaan biasa. Tapi sudah direncanakan.” I

  • Jangan Bangunkan Singa Tidur   PART 20

    JANGAN BANGUNKAN SINGA TIDUR#JBSTPART 20Dari yang aku pelajari dari situs web di internet, Ibu memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan anak laki-laki. Ini disebabkan hubungan pertama yang dimiliki anak laki-laki adalah ibunya. Jika anak laki-laki memiliki hubungan emosional yang baik dengan sang ibu, biasanya ia akan baik secara akademis, emosional, perilaku, dan menunjukkan resistensi terhadap tekanan teman sebaya.Kecerdasan emosional yang diajarkan seorang ibu kepada anak laki-laki, pada akhirnya memastikan anak tidak hanya dapat memahami perasaannya sendiri, tetapi juga memiliki wawasan yang luas, empatik, dan memiliki belas kasih sayang terhadap orang lain. Ini menjadi keunggulan besar bagi anak laki-laki untuk menuju kehidupan yang sukses.Selain itu, Ibu memiliki peran penting di mata anak laki-laki

  • Jangan Bangunkan Singa Tidur   PART 19

    JANGAN BANGUNKAN SINGA TIDUR#JBSTPART 16Semalam hujan turun dengan deras, membuat suasana pagi ini menjadi lebih sejuk, sisa-sisa air hujan pun masih menempel di dedaunan maupun rumput yang ada di halaman rumah.Biasanya jika hari minggu pagi, kami sekeluarga akan jalan kaki bersama-sama ke pasar tradisional. Tidak terlalu jauh, jaraknya dari rumah kurang lebih 2 kilometer. Jika bukan hari minggu kami tak akan bisa jalan-jalan bersama, Diandra masih harus sekolah, Ayah bekerja, juga Delisa yang masih diluar kota.Minggu pagi ini aku menyempatkan membersihkan halaman depan. Ada pohon mangga besar, jika waktu musim berbuah pohon mangga ini berbuah lebat, rasa buahnya pun manis. Selain itu, banyak bunga juga yang tumbuh subur, Delisa sangat suka bunga, apalagi bunga anggrek putih. Dulu, setiap sore ia y

  • Jangan Bangunkan Singa Tidur   PART 18

    JANGAN BANGUNKAN SINGA TIDUR#JBSTPART 18Seminggu ini, keadaan Delisa sudah membaik. Selang oksigen yang biasanya menempel dihidungnya pun sudah dilepas.Beberapa hari ini, Delisa sudah mulai terapi berjalan. Agak susah, sebab lebih dari sebulan Delisa tidak menggerakkan badan sama sekali. Aku, Mas Idris, Saputra juga Diandra bergantian menemani juga membantunya dalam melakukan terapi.Ternyata Delisa tak melupakan aku, ibunya, ia masih mengingatku dengan jelas. Bahkan kemarin ia menangis tersedu-sedu dipelukanku, apalagi melihat Mas Idris, ia semakin menangis tergugu. Mungkin Delisa ingat, terakhir sebelum ia koma, Delisa hampir dipukuli Mas Idris yang hampir kalap.Sebenarnya ada yang mengganjal dihatiku, keadaan Delisa yang terl

  • Jangan Bangunkan Singa Tidur   PART 17

    JANGAN BANGUNKAN SINGA TIDUR#JBSTPART 17Uang memang bisa membeli kemewahan, tetapi juga mampu menyamarkan kebaikan. Anggapan tersebut bisa jadi benar.Nyatanya, makin berkuasa dan banyak uang, maka orang makin rentan berperilaku tidak sopan dan melanggar aturan.Salah satunya wanita angkuh didepanku ini. Apa ia pikir segalanya dapat dibeli dengan uang? Termasuk harga diri, meski diriku bukan orang kaya, aku tidak silau dengan uang yang ditawarkan olehnya.Dengan susah payah, aku berusaha merubah sikap Saputra yang semula dingin, yang kini menjadi hangat. Bagaimana bisa aku mempertaruhkan hidupnya hanya demi segepok kertas merah?"Apa tidak sebaiknya kita berkenalan dulu? Rasanya tidak etis,

  • Jangan Bangunkan Singa Tidur   PART 16

    JANGAN BANGUNKAN SINGA TIDUR#JBSTPART 16Semalam hujan turun dengan deras, membuat suasana pagi ini menjadi lebih sejuk, sisa-sisa air hujan pun masih menempel di dedaunan maupun rumput yang ada di halaman rumah.Biasanya jika hari minggu pagi, kami sekeluarga akan jalan kaki bersama-sama ke pasar tradisional. Tidak terlalu jauh, jaraknya dari rumah kurang lebih 2 kilometer. Jika bukan hari minggu kami tak akan bisa jalan-jalan bersama, Diandra masih harus sekolah, Ayah bekerja, juga Delisa yang masih diluar kota.Minggu pagi ini aku menyempatkan membersihkan halaman depan. Ada pohon mangga besar, jika waktu musim berbuah pohon mangga ini berbuah lebat, rasa buahnya pun manis. Selain itu, banyak bunga juga yang tumbuh subur, Delisa sangat suka bunga, apalagi bunga anggrek putih. Dulu, setiap sore ia y

  • Jangan Bangunkan Singa Tidur   PART 15

    JANGAN BANGUNKAN SINGA TIDUR#JBSTPART 15“Boleh saya masuk?” Padahal anak-anak sekolah belum berangkat sekolah, tetapi aku dibuat tercengang melihat lelaki paruh baya ini kembali berdiri dihadapanku. Kali ini bukan di rumah sakit, melainkan didepan rumahku.“I-ya, silahkan.”Lelaki paruh baya itu masuk lalu duduk di sofa ruang tamu tanpa ku persilahkan terlebih dahulu. Sungguh tak beretika“Ayah, ada tamu.” Teriakku pada Mas Idris yang ada di dalam kamar.Mas Idris menatapku bingung sebab ia tak mengenali tamu yang ku maksud. Tentu saja bingung, Mas Idris tak bersamaku kemarin saat lelaki paruh baya ini berkunjung ke rumah sakit.“Dia, ayahnya Saputra Yah.” JelaskuDengan sopan Mas Idris bersalaman dengan lelaki paruh baya itu, yang tak lain adalah Pak Dimas. Ayah kandung Saputra.&ld

  • Jangan Bangunkan Singa Tidur   PART 14

    JANGAN BANGUNKAN SINGA TIDUR#JBSTPART 14“Seindah itukah alam tidurmu Nak? Mengapa kamu lama sekali tidurnya, Ibu sudah rindu dengan kemanjaan Isa, rindu masakan Isa, Ibu rindu.” Isakku didepan Delisa yang masih tertidur dengan lelapEntah mengapa hari ini aku begitu cengeng, biasanya aku terlihat tegar. Aku takut, jika aku tak terlihat tegar didepan orang-orang yang bertumpu padaku, mereka akan semakin down dengan keadaan ini.“Saputra sekarang sudah bisa mengaji, sudah bisa sholat. Tidakkah kamu ingin segera bangun dan mendengarkan sendiri bagaimana kekasihmu mengaji?” isakku lagi“Ibu sudah tau---”“Ibu sudah tau penyakit yang di derita Saputra.”“Sexsual Sadism. Kelainan seksual dimana penderitanya mendapat kepuasan dengan menyakiti atau melukai serta mempermalukan seseorang.”“M

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status