Home / Romansa / Jangan Jatuh Cinta Padaku, Tuan Addams / 6. Kau Harus Tidur Denganku!

Share

6. Kau Harus Tidur Denganku!

last update Last Updated: 2025-08-20 21:08:38

**

“Aku berjanji akan membayarmu kembali, Markus. Tapi lepaskan aku sekarang!” Clara menurunkan suara, dengan putus asa memohon kepada pria di sampingnya. Namun yang bersangkutan justru terkekeh dan mulai menginjak pedal gas. 

“Jangan bawa aku, aku harus ke rumah sakit!” Clara berkali-kali mendorong pintu yang sama sekali tidak bergerak itu. Walau ia tahu itu sia-sia, tapi ia tidak berhenti mencoba. “Turunkan aku, Markus! Turunkan!”

“Astaga, kau berisik sekali. Aku akan menurunkanmu jika kita sudah sampai. Sekarang diamlah atau kucekik kau sampai mati!”

Clara terisak. Tangisnya pecah sebab putus asa dan ketakutan. Seperti tidak ada jalan keluar lagi saat ini.

Mobil hitam itu melaju cukup jauh dari pusat kota di mana Clara tinggal. Hingga mereka sampai di daerah pinggiran kota yang cukup sepi. Rumah-rumah hening, gedung apartemen tertutup, dan pertokoan sebagian besar sudah tutup sebab hari telah beranjak malam.

Markus akhirnya menghentikan kendaraannya setelah memasuki garasi sesak berpenerangan redup.

“Nah, kita bisa turun sekarang, Manis,” tutur si rentenir dengan kekeh tawa yang menyeramkan. “Mau aku gendong atau bagaimana?”

Clara tidak bergerak. Ia menciut hingga menempel dengan pintu, takut Markus menyentuhnya. Segala doa gadis itu ucapkan dalam hati agar ia memiliki kesempatan untuk kabur dari sana. Meski kelihatannya tidak mungkin. Ia sendirian dalam cengkeraman pria setengah baya yang kurang waras, di tempat antah berantah yang sepi.

Siapa yang bakal menolongnya?

“Apa kau lumpuh atau bagaimana? Bukannya tadi kau ribut meminta turun? Atau kau menunggu aku seret dulu?”

Clara terhenyak kaget. Ia sama sekali tidak menyadari bahwa pintu di sampingnya sudah terbuka dan Markus berdiri di hadapannya dengan wajah sudah berubah garang.

“Turun!”

Clara mencoba dengan putus asa. Ia menyelinap di bawah ketiak Markus dan berlari kabur. Ia tetap harus mencobanya meski tahu itu sia-sia. Pria bertubuh besar itu menangkap lengannya dengan mudah, kemudian menyeretnya masuk rumah. Clara tersandung-sandung sembari merintih kesakitan.

“Aku heran sekali, kau tidak belajar dari masa lalu. Kau sengaja mendatangiku untuk menawarkan diri. Apakah cinta sudah membuat otakmu bebal?” Markus terkekeh kesenangan sembari melemparkan tubuh kecil Clara ke atas sebuah ranjang usang berantakan berbau apak. “Padahal kau tahu konsekuensinya. Dan kau tahu dari dulu aku sangat mendambakan tubuhmu, Sayang ….”

“Markus, please! Aku belum terlambat, ini masih belum satu bulan. Ak-aku bersumpah aku akan membawa uangnya besok. Sekarang lepaskan aku, aku mohon ….”

“Aku akan melepaskanmu ….” Pria itu bergerak mendekat, dan Clara otomatis merangkak menjauh. Terlebih lagi kala ujung dingin sebuah pisau perak berujung runcing yang entah Markus dapatkan dari mana, menyentuh lehernya. “... setelah aku memakaimu. Kemudian aku akan menjualmu kepada para bandar kasino yang dungu itu.”

Clara memekik keras ketika Markus menarik kedua kakinya hingga ia terseret kembali ke tepi ranjang. Pria gempal itu menemukan seutas dasi dari tumpukan pakaian kotor di kaki ranjang untuk mengikat tangan dan kaki Clara.

“Lepaskan aku, kau bajingan brengsek! Lepas!”

“Wah, mulutmu yang cantik itu sepertinya perlu dibungkam agar tidak terus menyumpah-nyumpah.”

Clara merasa seperti disambar petir ketika Markus meraih tengkuknya dan mencium bibirnya dengan kasar sekali hingga bengkak dan berdarah. Sakit, tapi ia tak bisa membela diri sebab tangan dan kakinya terikat kuat.

“Ah … manis,” desis pria itu, membuat Clara mual. “Aku tidak sabar untuk mencicipi yang lainnya.”

Clara terisak keras ketika Markus melepas kemejanya dan mulai naik ke atas ranjang. Tidak ada siapapun di sekitar sana yang akan mendengar teriakannya. Tamat sudah riwayatnya malam ini. Dengan hati remuk redam, Clara menutup mata. Pasrah menerima takdir buruk ini.

BRAK!

Suara pintu yang ditendang hingga terbuka. Jeda hening sesaat, kemudian Markus bertanya, “Siapa kau?”

Lalu ketika pria itu bergerak menjauh dan kembali turun dari ranjang, barulah Clara berani membuka matanya lagi.

“Siapa kau? Berani-beraninya memasuki rumahku tanpa izin dan merusak kesenanganku!” Markus murka, menunjuk-nunjuk pria tampan berwajah dingin yang menjulang di ambang pintu kamarnya.

Clara ternganga, mengira dirinya sedang berhalusinasi.

“Lepaskan dia,” tutur pria itu tenang. Ia adalah Daniel Addams yang rupawan. Keberadaannya di dalam sarang kotor itu bagaikan sebuah anomali.

“Ha! Lepaskan dia? Siapa kau berani berkata begitu?”

“Kau menyakiti perempuan. Itu tindakan pengecut.”

“Apa pedulimu, ha! Keluar dari sini sekarang juga! Aku tidak mengenalmu!”

“Lepaskan dia.”

Markus yang hidungnya tajam dalam mencium bau kekayaan, seketika terdiam begitu memindai sosok Daniel dengan lebih teliti. Wajahnya dan tubuhnya yang sempurna, serta pakaian dan aksesoris mahal yang melekat pada tubuh pria ini, tidak diragukan lagi, Markus pikir pasti Daniel adalah konglomerat.

“Aku tidak akan melepaskan gadis itu dalam keadaan hidup sebelum dia membayar hutangnya kepadaku sebanyak tujuh ratus ribu dollar!”

Tentu saja Clara terbelalak kaget. Ia hanya meminjam lima ratus ribu, bukan tujuh ratus. Tapi sebelum ia berani menyela, Markus kembali menambahkan.

“Dia tidak akan bisa membayarnya, jadi aku menyita tubuhnya sebagai jaminan. Jika kau tidak bisa membantu apapun, maka pergi dari sini! Atau kutembak kepalamu sampai meledak!”

Pandangan mata Daniel seperti sinar laser yang bisa menembus jantung seseorang. Pria itu menunduk, menatap Markus yang jauh lebih pendek darinya.

“Aku akan membayarnya,” katanya singkat. "Semuanya."

....

Clara pikir setelah dirinya berhasil lepas dari Markus, ia sudah selamat. Namun kenyataannya, ia hanya berganti perangkap.

Setengah jam setelah Daniel membawanya pergi dari sarang kotor dan sepi itu, saat ini Clara sedang berdiri dengan gemetaran di dalam kamar suite hotel mewah.

Dua tempat yang berbeda seperti langit dan bumi, namun dengan suasana ketakutan yang masih sama.

Di seberang ruangan, Daniel duduk di atas sofa sembari meneguk wine. Pandangan mata gelapnya seperti menguliti Clara hidup-hidup.

“Kau bahkan mau tidur dengan pria semacam itu demi uang?” tuduhnya.

Clara menggeleng kuat. Air matanya jatuh berlinangan. “Tidak, Tuan! Tidak seperti itu. Saya … saya hanya ….”

“Sekarang kau berhutang padaku.” Daniel berdiri dari atas sofa dan melangkah mendekati Clara. Pandangan matanya yang seperti serigala kelaparan benar-benar membuat nyali gadis itu runtuh. “Maka lakukan hal yang sama.”

Baju yang sudah berantakan itu lepas dalam sekali sentakan saat Daniel merampasnya. Clara memekik pelan, berusaha menutupi tubuhnya yang terbuka.

“Bayar dengan tubuhmu. Kau harus tidur denganku sekarang, Clara!”

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jangan Jatuh Cinta Padaku, Tuan Addams   15. Insiden Pantry

    **Clara tercekat. Selama beberapa saat ia terdiam dengan bingung, hendak menjawab bagaimana. Ia berdehem, mencoba menampakkan sikap biasa-biasa saja.“Aku tidak tahu. Mungkin mereka hanya salah lihat saja.”Em terlihat tidak yakin.“Mana mungkin aku bersama direktur kita, kan? Itu … tidak masuk akal. Kau tahu, aku hanya pegawai biasa di perusahaan ini.”Rasanya Clara mau menghilang dari tempat itu saja saat melihat pandangan Emmeline yang penuh tuduhan.Sesudah ini, Clara semakin yakin untuk tidak berteman dengan gadis ini di kantor. Biarlah ia sekedar kenal sebagai rekan kerja saja.“Aku hanya ingin mengatakan ini kepadamu,” kata Em akhirnya setelah sekian menit. Ia menatap Clara dengan lurus dan tidak ragu-ragu. “Berhati-hatilah dengan langkahmu. Kau tahu kantor ini tempat seperti apa. Bahkan sebatang pulpen pun memiliki mata dan telinga.”Gadis bersurai hitam itu kemudian berlalu, meninggalkan Clara yang masih terpaku di dalam kubikelnya. Ingin rasanya memanggil kembali Em dan ber

  • Jangan Jatuh Cinta Padaku, Tuan Addams   14. Aku Melihatmu!

    **“Benar itu bos kamu di kantor, ya?”Clara menelan saliva. Sedikit rasa panik mulai merambat naik sebelum kemudian Gerard melanjutkan, “Padahal ini akhir pekan, tapi kamu masih dikejar-kejar pekerjaan ya, Sayang? Kasihan sekali. Boleh tidak kalau tidak usah diangkat saja teleponnya?”Rasa panik itu mendadak turun lagi. Clara membalas pandangan tulus Gerard dengan senyum simpul.“Tidak enak, Ger. Mungkin saja ada hal yang penting sampai harus menghubungiku selarut ini. Aku akan menjawabnya di luar, ya? Lanjutkan makan apelnya.”Gadis itu melesat keluar sebelum Gerard sempat memberi jawaban. Ia menjauh dari pintu dan memelankan suara ketika menjawab panggilan.“Ya, Tuan Addams?”‘Kau pikir jam berapa sekarang ini?’Clara membuka mulut namun batal menjawab. Ia menengok layar ponselnya untuk melihat jam. Sekarang masih jam sembilan lebih empat puluh menit.“Saya akan segera kembali, Tuan.”‘Aku tidak suka orang yang tidak disiplin.’“Ya, ya maafkan saya. Tapi ini masih belum jam sepuluh

  • Jangan Jatuh Cinta Padaku, Tuan Addams   13. Terus Bersamaku, Ya?

    ****Tapi Daniel memutuskan tidak usah mencari tahu saja saat ini. Ia pikir barangkali Clara masih repot dengan urusan apartemen lama yang mendadak harus ia tinggalkan. Gadis sepolos itu, mana mungkin punya urusan aneh-aneh di luar sana, kan? Kecuali mungkin bisa berurusan dengan anomali tua bangka seperti kemarin itu. Nah, Daniel cukup yakin Clara sudah tidak berhubungan lagi dengan rentenir itu sekarang.Akhirnya sang direktur hanya melangkah kembali memasuki kamar depan penthouse-nya yang biasanya kosong. Ia memandang berkeliling ruangan luas itu. Atensinya kemudian jatuh pada rak kayu di samping nakas. Semula tidak apa-apa di sana, karena Daniel tidak terlalu menyukai ornamen atau pajangan kecil. Namun baru saja, Clara meletakkan sesuatu. Sebuah frame foto kecil.Daniel mendekat dan mengangkat frame putih itu untuk melihat lebih jelas. Objek yang tercetak di sana adalah seorang pria, seorang wanita, dan di tengah-tengah keduanya jelas adalah Clara sendiri. Daniel mengasumsikan it

  • Jangan Jatuh Cinta Padaku, Tuan Addams   12. Calon Tunangan?

    **Clara tersinggung, tentu saja. Meski mungkin penampilannya terlalu sederhana, tapi keterlaluan jika seseorang menyebutnya asisten rumah tangga. Gadis itu mengatupkan mulut dan mengalihkan pandangan. Sakit hati yang terpaksa ia telan mentah-mentah rasanya pahit sekali.“Oh, bukan. Ini adalah Nona Clara … salah seorang bawahan Tuan Addams di kantor.”Clara terpaksa sekali mengalihkan pandang kembali kepada gadis secantik bidadari di luar mobil itu. Ia tersenyum dan menyapa demi kesopanan. “Selamat siang, Nona Williams.”Sialnya, Hailey mengabaikannya.“Oh, begitu?” katanya tak tertarik. “Kalau kau akan pergi ke apartemen, aku ikut ya? Daniel sudah lama sekali tidak membalas pesan atau menjawab teleponku. Aku tahu dia pasti merindukanku. Hanya sedang sibuk saja.”Clara tahu sopirnya keberatan. Tapi seperti halnya ia sendiri, tidak memiliki kesempatan untuk bersuara. Untung saja si artis cantik membawa kendaraan sendiri, sehingga tidak harus satu mobil dengan Clara.Setelah menempuh p

  • Jangan Jatuh Cinta Padaku, Tuan Addams   11. Dingin, Perfeksionis, dan Brengsek

    **"Tuan, sebentar ...." Clara berhasil melepaskan diri. Ia segera menjauh setelah berhasil mendorong dada bidang Daniel dengan kedua tangan.Pria ini memang agak gila, Clara rasa. Beberapa saat bersamanya, ia kini tahu ada sisi lain dari Daniel yang sangat berbeda dengan apa yang ia lihat di kantor sehari-hari. Selama ini yang Clara tahu, Daniel adalah laki-laki dingin dan seorang pemimpin yang perfeksionis. Kendati sering diterpa gosip miring dengan banyak wanita cantik, Clara sama sekali tidak mengira Daniel 'sebuas' ini.“Kau tidak dengar kata-kataku? Mengapa diam saja?”Clara terhenyak saat mendengar suara dingin itu lagi.“Lepaskan sendiri bajumu.”“Ta-tapi Tuan—”“Lupa dengan perjanjiannya?”Kali ini, Clara dengan mantap menambahkan, selain dingin dan perfeksionis, Daniel juga sangat brengsek.….Clara pergi beberapa saat kemudian, setelah Daniel berhasil mencuri kesempatan untuk 'mengerjainya' sekali lagi. Gadis itu berkata akan pulang dan mengemasi barang-barangnya. Maka Dani

  • Jangan Jatuh Cinta Padaku, Tuan Addams   10. Seperti Disandera

    **“Apa kau tidak salah alamat? Bisa-bisanya kau membawaku ke tempat kumuh seperti ini!”Daniel melayangkan protes dingin kepada sopirnya. Pria itu berdecak sebal ketika sekali lagi melihat ke luar mobil. Dalam mimpi pun ia tak pernah menginjakkan kaki ke tempat seperti ini.Pria itu jujur saja, agak heran dengan keputusannya sendiri yang memaksakan diri mendatangi tempat tinggal Clara hari ini, setelah si gadis tidak bisa dihubungi sama sekali. Daniel merasa dirinya nekat dan bodoh dalam waktu bersamaan.“Ini adalah alamat yang anda sebutkan tadi, Tuan. Saya sudah berkali-kali mencocokkan dengan maps. Kita tidak salah alamat.”Kernyitan dalam segera menghiasi kening Daniel. Apakah mungkin divisi personalia kantornya yang salah memberikan informasi tentang alamat Clara?Sekali lagi pria itu mengecek ponselnya, dan ternyata tidak salah.“Gadis itu tinggal di tempat seperti ini? Yang benar sajalah!”Sebenarnya, agak berlebihan jika Daniel bersikap seperti itu dan mengatakan bahwa tempat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status