Share

Cincin Kawin

Penulis: Erna Azura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-26 06:44:22

“Bee!!”

Suara bariton seorang pria yang begitu familiar ditelinganya membuat Bee menghentikan langkah.

Aldo, lelaki itu melambaikan tangan dengan ekspresi datar seperti biasa bahkan nyaris garang karena tidak pernah ada senyum di bibirnya.

Bee memutar tubuh, melangkah santai tidak terburu-buru menghampiri Aldo.

Pria itu datang ke kampusnya seperti ini pasti ada yang perlu disampaikan mengingat pernikahannya dengan Akbi hanya tinggal hitungan jam.

“Ada apa Kak Aldo kesini?” Bee bertanya setelah sampai tepat di depan Aldo.

“Lelet! Ayo masuk ke dalam mobil!” gerutu Aldo mencela namun tangannya menarik handle pintu mobil hingga pintu itu terbuka untuk Bee.

“Mau kemana?” Bee bertanya kembali tanpa menyerah meskipun Aldo jarang menjawabnya.

“Beli cincin kawin,” balas Aldo lalu menutup pintu mobil setelah Bee berada di dalam.

Pria itu memutar setengah bagian mobil kemudian duduk di kursi penumpang di samping driver.

Bee tidak bersuara selama perjalanan, ia termenung menatap jendela di sampingnya.

Hingga Aldo harus melirik ke belakang untuk memastikan bila Bee masih berada di belakang menaiki mobil bersamanya.

Sorot mata kosong itu lagi yang Aldo dapatkan, kali ini bukan hanya kesakitan dan kepedihan akan kehilangan yang ada di sana tapi nampak seberkas rasa takut yang tengah menguasai hati Bee.

Jujur, Aldo merasa iba tapi apa yang bisa di perbuatnya?

Ia hanya orang kepercayaan Beni yang dipercayakan menyampaikan dan mengakomodir semua keinginan pria tua itu.

Mobil mewah milik Beni memasuki pelataran parkir kemudian berhenti tepat di depan lobby.

Aldo turun terlebih dahulu kemudian membukakan pintu untuk Bee.

“Kak Aldo,” panggil Bee setelah mereka berdua berjalan beriringan memasuki mall di tengah kota Jakarta.

“Kenapa?” jawab Aldo sambil melirik Bee yang lebih pendek darinya.

“Aku berasa Tuan Putri,” celetuknya membuat Aldo mengerutkan kening.

“Setiap mau masuk dan keluar mobil, dibukain pintu ...,” sambung Bee lalu tersenyum tapi mata lentik itu tidak bisa membohongi Aldo.

“Memang pacar kamu dulu enggak pernah kaya gitu?” Aldo bertanya sebagai tanggapan.

Bee menipiskan bibir hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban, mengingat Erick membuatnya muak karena perbuatan lelaki brengsek itu.

Di dalam butik berlian yang berada di dalam sebuah mall, Akbi sudah menunggu dengan gelisah karena malam ini ia berjanji akan menemui Anggit di salah satu club mewah.

“Lama banget sih!” Akbi berseru kesal ketika baru saja melihat Bee memasuki butik.

“Heu?” Bee mengerjapkan mata dengan ekspresi melongo yang bagi sebagian pria nampak menggemaskan.

Tapi tidak bagi Akbi yang memang tidak menyukai Bee.

Bagi Akbi, kehadiran Bee adalah sebuah masalah yang belum menemukan solusi.

“Tadi macet, Bi! Kamu tau ‘kan gimana jam pulang kerja di Jakarta?” itu Aldo yang menjawab membela Bee.

Akbi mengembuskan nafas kasar sambil membuang tatapannya ketika melihat wajah Bee.

Wajah cantik natural tanpa polesan make up itu selalu tampak sedang bersedih membuatnya iba sementara hatinya kesal karena Bee, dirinya harus menyakiti perasaan sang kekasih.

“Cepet pilih!” Akbi berseru memerintah sambil menahan suaranya karena beberapa pelayan sudah memperhatikan mereka dengan tatapan aneh.

Begitu pula Aldo yang nampak curiga dengan sikap Akbi yang kasar.

Bee berjalan pelan mendekati etalase, tidak ingin mendebat meskipun hatinya juga kesal karena keketusan pria tampan yang sialnya adalah calon suami yang tidak mencintainya.

Bee tau, mungkin bagi Akbi pernikahan ini adalah suatu keterpaksaan tapi apakah lelaki itu tidak bisa bersikap baik hanya satu tahun saja agar rumah tangga mereka tidak seperti neraka?

Bee sadar diri bila posisinya nanti hanya istri di atas kertas dan pernikahannya adalah sebuah perjanjian agar tidak mengecewakan hati orang tua.

Ia tidak akan menuntut apapun hanya saja ia ingin hubungannya dengan Akbi baik-baik saja, tidak saling membenci juga.

“Yang ini boleh coba, Mas?” Bee bertanya lembut kepada seorang pria di balik etalase.

Pria yang mengenakan pakaian formal dengan sarung tangan putih itu mengeluarkan cincin yang ditunjuk Bee.

Menyematkannya ke jari manis Bee kemudian gadis itu mengangkat tangannya ke atas memindai cincin bermata berlian sedang dengan tatapan sendu.

“Bagus enggak, Kak?” celetuk Bee tiba-tiba saja bertanya.

Aldo yang sedang sibuk dengan ponselnya mendongak kemudian mengangkat kedua alis sementara Akbi mengerutkan kening.

Gadis yang akan menjadi istrinya ini sedari tadi sama sekali tidak mengeluarkan suara tapi ketika diminta memilih cincin kawin, yang ditanya pendapat adalah pria lain.

Bee menoleh kemudian tersenyum simpul kepada Aldo, seolah yang akan akan menikahinya adalah Aldo.

Sengaja berbuat demikian agar Akbi merasa diabaikan.

Aldo mendekat kemudian meraih jemari Bee yang kurus, ia pandangi beberapa saat membuat Akbi merotasi bola matanya karena jengah bukan cemburu, setidaknya itu yang lelaki itu pikirkan, entah dengan hatinya.

“Coba yang itu,” Aldo menunjuk salah satu cincin setelah meletakan tangan Bee kembali di atas etalase kaca.

Pria tersebut mengambil cincin yang diminta Aldo kemudian meletakannya di atas etalase kaca.

Aldo sempat melirik Akbi yang masih duduk di sofa, wajah lelaki itu tampak memberengut entah karena ia harus menunggu lama atau karena perlakuan manis Bee padanya, hanya yang pasti Aldo meyukai ketika Akbi menunjukan ekspresi kesal.

Aldo tersenyum menatap dua cincin yang di simpan di depannya kemudian meraih yang paling kecil untuk disematkan di jari manis Bee.

“Suka?” tanya Aldo yang mendapat anggukan disertai senyum dari Bee.

Apa yang dilakukan Aldo tentu saja tertangkap jelas oleh indera penglihatan Akbi, lelaki itu beranjak dari sofa setelah Aldo mendapatkan senyum manis dari calon istrinya.

“Mau kemana?” Aldo bertanya ketika kaki Akbi mulai melangkah.

“Gue udah ditungguin temen-temen,” Akbi berdusta karena tidak mungkin bila ia menyebutkan akan bertemu Anggit.

Aldo adalah kaki tangan Beni, jadi ia harus berhati-hati dalam bersikap dan berkata.

“Coba dulu cincinnya, trus anter Bee pulang! Bukannya itu yang harus kamu lakukan sama calon istri kamu?” suara tegas penuh penekanan itu sangat menyebalkan ditelinga Akbi.

“Al, lo aja yang anter Bee ... gue mau sekalian ketemu klien sekarang ...,” Akbi berucap sambil merendahkan nada suaranya yang tentu saja semua itu hanya kebohongan belaka.

Akbi tidak bisa seenaknya kepada Aldo, lelaki itu sudah seperti Kakak bagi Akbi karena memang selama ini Aldo juga yang banyak membantu pekerjaan karena ia terlalu sibuk dengan sang kekasih dan hobbynya.

“Biar aku yang ketemu klien, kamu anter Bee aja ...,” Aldo menyaut sambil memberikan cincin kepada Akbi.

Sedikit terkejut karena ternyata cincin itu pas juga di jari Akbi, seolah kedua cincin itu memang dibuat khusus untuk Bee dan Akbi.

“Saya ambil yang ini, tolong tulis nama mereka berdua ... Akkeu untuk yang wanita dan Akbi yang prianya,” kata Aldo seraya memberikan cincin tersebut tanpa meminta persetujuan Akbi karena nampaknya lelaki itu tidak perduli.

“Al, yang bener aja ...,” protes Akbi kesal.

Aldo mengendikkan bahu masa bodoh.

“Ayo!” Akbi menarik tangan Bee meninggalkan butik perhiasan tersebut tanpa berpamitan kepada Aldo terlebih dahulu karena kesal.

Mata Bee membulat sempurna ketika Akbi mencengkram tangannya dan membawanya pergi dari sana.

Ia sempat menoleh kepada Aldo untuk berpamitan dan pria itu mengerti lalu memberi kode dengan sedikit anggukan dan Bee yakin Aldo sedang tersenyum meski samar.

Setelah Akbi dan Bee pergi, barulah Aldo tersenyum lebar merasa geli dengan tingkah Akbi.

Baru saja Aldo diberi mandat melalui pesan singkat untuk menjaga Bee oleh Beni yang mencurigai bila terjadi kesepakatan antara Bee dan Akbi untuk mencurangi pernikahan tersebut.

Maka sesuai keinginan Beni dan hati nuraninya yang tersentuh, Aldo akan melindungi dan membantu Bee.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Jangan Membenci Cinta   Extrapart 2

    “Sorry, enggak sengaja ... gue buru-buru,” ujar Arsha kepada gadis populer yang baru saja ia senggol tanpa sengaja.“Heh, pendek! Seenaknya aja lo minta maaf ... emang gue segede gini enggak keliatan apa? Dasar pendek ... anak kurcaci!” teriak Devina tepat di depan wajah Arsha.Devina Agni yang sedari SMP sudah sering wara-wiri di layar televisi membintangi iklan maupun sinetron.Karirnya tersebut tidak lepas dari bantuan sang Bunda yang juga merupakan seorang artis pada jamannya meski sampai saat ini masih terkenal dengan semua skandal yang melekat pada dirinya semenjak muda.Devina sendiri masih disanksikan siapa Ayah kandung yang sebenarnya karena tiba-tiba Ibunda dari Devina itu menghilang lalu beberapa tahun kemudian muncul kembali dengan status sebagai janda dan digosipkan menjadi pelakor dalam rumah tangga seorang pengusaha tambang dari Kalimantan.Setelah itu ia di gosipkan memiliki hubungan terlarang dengan produser film untuk bisa ikut berperan di layar lebar meski hanya seb

  • Jangan Membenci Cinta   Extra Part 1

    “Maheswari Arshavina Marthadidjaya!!” Teriak Akbi memanggil putri kecilnya yang berumur lima tahun.Gadis kecil itu sedang asyik menggoreskan paku berkarat pada body mobil mewah seharga lima belas miliar milik sang Daddy.Menggambar gunung dan tumbuhan juga beberapa bentuk abstrack tidak jelas.Telinganya tertutup headphone dengan tanduk unicorn, suara kencang terdengar dari sana hingga Akbi bisa mendengar lagu apa yang sedang di putar headphone canggih tersebut.Akbi menyimpan kedua tangannya di pinggang, ia jengkel bukan karena Arsha melukis mobilnya tapi karena suara kencang di headphone tersebut bisa saja membuat si bungsu tuli.Akbi tarik headphone berwarna pink itu membuat gadis kecil dengan rambut kuncir kuda mendongakan kepala.“Hai Dad, look!” Arsha berseru sambil menunjuk lukisannya.“Bagus ‘kan, Dad?” tanyanya lagi sambil memiringkan kepala dengan senyum manis semanis senyum sang Mommy.Akbi menggendong Arsha lalu mengambil paku berkarat dari tangan mungil itu untuk ia buan

  • Jangan Membenci Cinta   Berjalan Sebagai Mana Mestinya

    Kehamilan Bee yang kedua ini sungguh berat padahal hanya ada satu janin saja di dalamnya tidak seperti ketika hamil si kembar yang walaupun perutnya sangat besar dan membutuhkan asupan gizi dua kali lipat tapi tidak ada kendala yang berarti.Mual dan susah makan hanya pada trimester pertama setelah itu Bee menjalani aktivitas seperti biasa.Tapi anehnya, kehamilan Bee saat ini berbanding terbalik dengan kehamilan yang sebelumnya.Semakin besar kandungan Bee, semakin sering mengalami muntah dan juga sulit memasukan sesuatu ke dalam mulutnya.Beruntung pekerjaannya yang masih tersisa setelah pesta Gunadhya dapat diselesaikan oleh bantuan Ibu Aneu juga tim dan untuk sementara Bee tidak menerima pesanan kebaya hingga tubuhnya pulih pasca melahirkan.Selama kehamilannya Bee sudah di rawat dua kali di rumah sakit, seperti saat ini ketika kehamilannya sudah sangat besar dan mendekati waktu melahirkan, ia harus terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit.Di sebrang sana, Akbi yang menungguin

  • Jangan Membenci Cinta   Honeymoon

    “Harusnya mereka dibawa,” Bee menggerutu sambi memajukan bibirnya.Mereka yang dimaksud Bee adalah si kembar dan Akbi sudah langsung tau ketika melihat wajah sang istri yang tampak sendu. Saat ini mereka sudah berada di kapal pesiar menuju Thailand, kamar exclusive itu memiliki balkon, privat pool juga jacuzy.Sambil menikmati matahari terbenam, keduanya bersandar pada daybed.Tidak ada masalah ketika tadi keduanya pergi meninggalkan si kembar, semua telah disiapkan secara matang.Diana akan tinggal di rumah Bee selama perjalanan bulan madu itu.Seperti pasangan yang baru menikah pada umumnya, Akbi dan Bee juga tampak mesra saling rangkul dan banyak tertawa dengan obrolan receh mereka ketika berada di bandara menunggu pesawat sampai menginjakan kaki di kapal pesiar ini.Tapi setelah semua itu, Bee merasa hampa, kosong dan kehilangan.Biasanya sore hari adalah waktunya ia memandikan si kembar kemudian memberi mereka makan sambil menunggu Daddynya pulang kerja.Tidak seperti sekarang,

  • Jangan Membenci Cinta   Wedding Party

    Gaun pengantin indah rancangan khusus sang Ibunda tercinta yang merupakan designer ternama itu membalut tubuh Bee dengan sempurna.Model gaun mermaid, menampilkan perut Bee yang sudah sedikit buncit. Seakan ingin menunjukan eksistensi anak ke tiga mereka yang berada di dalamnya.Mata Akbi sulit lepas dari tatapannya kepada sang istri, crown dikepalanya dengan surai di pelipis membuat Bee tampak secantik dewi Yunani.Tidak ada heels tinggi untuk membuat tubuh Bee tampak jenjang, Akbi menyembunyikannya lalu menggantinya dengan flatshoes berwarna senada dengan gaun dan memiliki bunga besar sebagai aksen di bagian depannya.“Kamu siap?” Akbi bertanya sebelum mereka keluar.“Bersamamu, aku selalu siap ...,” jawab Bee mantap memunculkan sebuah senyum di bibir Akbi.Sambil menggendong Aarash dan Aarav keduanya melangkah pelan melewati jalan setapak yang dibentuk dari taburan bunga.Semua kamera profesional maupun handphone terarah kepada mereka.Lagu milik Jhon Legend berjudul All Of Me yang

  • Jangan Membenci Cinta   Akad Nikah

    Beberapa minggu terakhir, Akbi maupun Bee disibukan dengan persiapan pernikahan tapi juga tidak sampai membuat keduanya stress karena mereka menyerahkan semuanya kepada Wedding Organizer berpengalaman dan profesional.Mereka berdua juga tidak pernah sulit menentukan pilihan mulai dari tempat acara hingga souvenir untuk para tamu.Bukan bermaksud meremehkan tapi untuk menuju sebuah kebahagiaan kita juga harus menempuhnya dengan suka cita.Bee tidak pernah mengira bila Ibu Aneu ternyata diam-diam telah membuatkannya kebaya dan gaun pengantin yang akan dikenakannya pada resepsi pernikahan.Ibu Aneu yang sudah mengetahui ukuran badan Bee, tiba-tiba saja beliau memintanya untuk melakukan fitting agar bisa memperbaiki kekurangan tapi ternyata sesuatu yang dibuat dengan cinta dan kasih sayang tidak perlu diragukan hasilnya.Semuanya pas tanpa sedikitpun kekurangan, sempurna membalut tubuh Bee seperti saat ini.“Kakak ... adik ... Mommy cantik, enggak?” tanyanya pada si kembar yang asyik berm

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status