Share

133. Janda Cantik Milik Tuan Muda

Author: Almiftiafay
last update Huling Na-update: 2025-09-22 21:18:27

“Kenapa harus kamar mandiku? ‘Kan bisa di kamar mandi tamu atau di ... kamar mandi yang lain?”

Samantha menolak, ia menggelengkan kepalanya pada sang ayah yang dorongan napasnya tampak berat.

“Hanya meminjamkan apa salahnya? Lagi pula kamu yang membawa Tuan Muda ke sini?”

“Itu—“

Samantha berhenti di tengah kalimat, menoleh pada Damien yang menunduk dengan menyembunyikan senyumnya dari Tuan Harry dan Nyonya Amy tetapi gagal di mata Samantha.

‘Padahal aku tidak membawanya ke sini,’ gumam Samantha dalam hati.

Seberkas rasa kesal di dalam hatinya belum berakhir sejak Damien muncul di hadapan semua orang dan menggandeng tangannya sesuka hati.

“Baiklah,” kata Samantha akhirnya. “Ayo.”

Damien mengangguk, mengikuti Samantha seraya melepas jas yang ia kenakan. Naik ke lantai dua dan berhenti di depan pintu warna putih yang tingginya nyaris bersaing dengan tinggi Damien.

Samantha membuka pintu tersebut, meminta Damien untuk lebih dulu masuk.

“Tunggulah di dalam, saya ambilkan kemeja milik Papa.
Almiftiafay

Kita sebut merek P3J (Pria-pria Penyuka Janda) 🤣🤣🤣 terima kasih akak semuanya 🤗 terimakasih sudah membaca ya, jumpa lagi besok, bye bye........

| 10
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Christy Lino
Emg salahnya dmana klo janda,..?? bukankah janda jg manusia yg berhak bahagia,..toh gk ada satu wanita pun di dunia ini mnginnginkan mnyandang status janda,..selama janda itu bisa brsikap & brprilaku santun & gk obral diri maka dia layak utk mndaptkn yg baik ...
goodnovel comment avatar
leo azzura
smga Damien selalu menjaga Samantha dr semua bahaya..
goodnovel comment avatar
Aya Melodi Agrifina
berarti dikluarga Damien nggak masalah ya klo Samantha janda,toh janda juga premium.... heheeh
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    133. Janda Cantik Milik Tuan Muda

    “Kenapa harus kamar mandiku? ‘Kan bisa di kamar mandi tamu atau di ... kamar mandi yang lain?”Samantha menolak, ia menggelengkan kepalanya pada sang ayah yang dorongan napasnya tampak berat.“Hanya meminjamkan apa salahnya? Lagi pula kamu yang membawa Tuan Muda ke sini?”“Itu—“Samantha berhenti di tengah kalimat, menoleh pada Damien yang menunduk dengan menyembunyikan senyumnya dari Tuan Harry dan Nyonya Amy tetapi gagal di mata Samantha.‘Padahal aku tidak membawanya ke sini,’ gumam Samantha dalam hati.Seberkas rasa kesal di dalam hatinya belum berakhir sejak Damien muncul di hadapan semua orang dan menggandeng tangannya sesuka hati.“Baiklah,” kata Samantha akhirnya. “Ayo.”Damien mengangguk, mengikuti Samantha seraya melepas jas yang ia kenakan. Naik ke lantai dua dan berhenti di depan pintu warna putih yang tingginya nyaris bersaing dengan tinggi Damien.Samantha membuka pintu tersebut, meminta Damien untuk lebih dulu masuk.“Tunggulah di dalam, saya ambilkan kemeja milik Papa.

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    132. Untukmu Aku Sembuh Lebih Cepat

    ‘Tidak ... tidak boleh seperti ini,’ kata Samantha dalam hati.Ia berusaha melepaskan tangannya dari Damien yang sedang mengaitkan jemari mereka dan membawanya berjalan meninggalkan kerumunan.Tapi semakin Samantha memberontak, maka Damien akan semakin erat menggenggamnya.Pria itu tak mengendurkan pegangannya sama sekali. Alih-alih mempedulikan banyaknya tanya yang keluar dari bibir para reporter, yang ia katakan hanya tiga kalimat saja.“Tanyakan pada Giovanni.”Sekilas menoleh ke belakang, Giovanni memang berada di sana. Seakan pemuda itu adalah juru bicara Damien—meski memang benar demikian adanya.Sebuah sedan mewah dijumpai Samantha berhenti di tepi jalan, Damien membukakan pintu untuknya dan meminta Samantha untuk masuk.Tak ada waktu untuknya menolak karena Samantha tak ingin terjebak di antara para pemburu berita itu.Ia duduk di kursi penumpang yang ada di sebelah kemudi. Damien menyusul dengan cepat dan duduk di balik setir bundarnya. Sekilas membalas sapaan para awak media

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    131. Gosip Pria Lajang Paling Panas Seantero Berlin

    .... Di depan laptopnya yang terbuka di dalam ruang kerjanya yang ada di lantai tiga Harvest Table, Samantha tak bisa menutup bibirnya. Ia sedikit ternganga sewaktu membaca berita yang dikirimkan oleh Anna—salah seorang stafnya—yang meminta agar Samantha melihat pernyataan dari Giselle bahwa mulai hari ini ia resmi membatalkan pertunangannya dengan Damien. Portal-portal gosip besar membicarakan namanya yang naik hingga ke pencarian nomor satu. Bahwa Giselle Braun bukan lagi menjadi calon istri Damien Morgan dari Keluarga Frost. Kemudian mereka membuat dugaan-dugaan yang mempertanyakan mengapa Giselle membatalkannya? Serta, siapa wanita yang kira-kira cocok dengan Damien si pria lajang terpanas di kota Berlin? Saat Samantha menggulir layar, ia menjumpai namanya lah yang tertera paling atas. ‘Samantha Celestine’ dengan menampilkan fotonya serta Damien yang hari itu datang pada pesta Networking yang dilakukan di The Hera Palace. Lalu disusul nama-nama lain yang setahu Samantha mer

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    130. Pembatalan Pertunangan

    “Apa maksud kamu membatakan pertunangan, Giselle?” Tuan Argust—ayahnya Giselle—nyaris terhenyak bangun dari duduknya kala mengatakan itu.Beliau memandang anak perempuannya yang masih tersenyum getir sewaktu menjawab, “Aku rasa ... banyak hal yang tidak cocok antara aku dan Kak Damien, Pa. Aku memang menyukainya, tapi ... kami tidak bisa bersama.”Tuan Argust saling pandang dengan Nyonya Diana yang juga tampak terkejut. Senyum yang sedari tadi membingkai bibir wanita paruh baya itu menghilang.Ada banyak tanya yang tertahan di bibir mereka atas pembatalan pertunangan Giselle yang tiba-tiba ini, tapi tak bisa mereka ungkapkan.Hanya deru napas yang menggambarkan betapa keterkejutan telah tumbuh masif di dalam dada.Bahkan, Nyonya Diana tampak menahan air mata atas keputusan anak perempuannya.“Paman Gerard dan Tante Maria bisa mengatakan itu pada Kak Damien nanti?” tanya Giselle, seakan tak memberi mereka napas dan hanya mengatakan apa yang ingin ia katakan. “Aku akan bilang ke media b

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    129. Layanan Panas

    Giselle tak berani melawan Dion sebab jemari pria itu merenggut dagunya dengan kasar kala ia tak memberi jawaban. “Jawab aku, Giselle!” desis Dion dengan mata tajamnya yang mengintimidasi. “Kenapa? Kamu tidak mau melakukan apa yang aku mau? Kalau begitu—“ “Iya,” potong Giselle sebelum Dion mengeluarkan kalimat ancamannya lagi. Ia berpindah ke belakang, disusul oleh Dion. Giselle menggigit bibirnya seraya ia melepaskan panties dari balik dress yang ia kenakan. Dion pun demikian, ikat pinggangnya ia longgarkan sebelum kedua tangannya meraih pinggang Giselle dan menempatkan di pangkuannya. Bibir mereka bertemu, saling melumat, sensual dan intens yang dibayangi oleh kegugupan seandainya seseorang melihat apa yang mereka lakukan di sudut sunyi basement parkiran ini. Giselle menengadahkan wajahnya saat Dion menyentuh bagian depan tubuhnya. Kancing yang semula ada di dadanya kini telah terbuka. Dion menyelusupkan tangannya ke dalam sana, memberi remasan sebelum lidahnya bergerak m

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    128. Layani Aku, Giselle!

    “Kenapa kamu terlihat tidak senang, Giselle?” Dion tampak memiringkan kepalanya ke kiri, seolah itu menekankan ketidaktahuannya mengapa Giselle menolak kedatangannya. “Kamu tahu kalau kamu tidak boleh menunjukkan wajah seperti itu padaku, ‘kan?” Tawa lirih pria itu membuat Giselle bergidik merinding. Ia menoleh ke belakang, memastikan ayah dan ibunya tak melihat Dion. “Bagaimana bisa kamu ke sini, Dion?” geram Giselle, menggertakkan giginya. “Hm ... bagaimana aku bisa ke sini? Dengan naik mobil, Sayang.” “Tutup mulutmu!” “Kamu bertanya, Giselle. Bukankah aku harus menjawabmu?” Dion selangkah maju, memindai wajah Giselle yang pias, bibir merahnya itu terlihat gemetar untuk mengatur nada bicaranya agar tak meninggi. “Bukannya aku sudah bilang kalau aku baru saja menjual lukisanku? Kamu tidak ingin tahu berapa yang bisa aku dapatkan? Mobil itu bukti kalau aku tidak mengatakan omong kosong.” Giselle melirik mobil yang ada di luar gerbang. Sedan keluaran terbaru yang sekalipun buk

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status