Home / Romansa / Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu / 75. Giselle, Dia kah Perempuan Itu?

Share

75. Giselle, Dia kah Perempuan Itu?

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2025-09-02 13:45:59
Samantha tidak pernah tahu akan seperti apa takdir mempermainkannya.

Saat itu ia sadar, ia telah lupa pada apa yang ia janjikan pada dirinya sendiri untuk tidak meletakkan perasaan pada pria lagi.

Sebuah rasa sesak yang menyelubungi dadanya itu ia tepis dengan segera.

Samantha menggeleng, menunjukkan senyumnya pada Chef Mason.

“Saya tidak kenal, Chef.”

“Dia memang sedang ada di luar negeri untuk menyelesaikan kuliahnya sekarang,” tanggap beliau. “Setelah ini katanya dia mulai akan menjadi salah satu dewan direksi di Braun Group.”

Samantha mengaduk minumannya, memilih untuk tidak membicarakannya lebih jauh meski ada seberkas rasa penasaran di dalam hatinya.

Chef Mason kemudian bangun, beliau mengingatkan Samantha agar tidak lupa untuk datang lusa.

“Jangan lupa Nona Samantha harus datang ke gala dinner ya? Kita bertemu di sana. Banyak teman saya yang bilang ingin bertemu dengan Nona.”

“Baik, saya akan datang.”

Chef Mason melambaikan tangannya, meninggalkan Samantha yang duduk d
Almiftiafay

AAKKK cuma mau teriak aja AAAAAAKKK, MENCIUM BAU-BAU ...... isi sendiri 🤣🤣🤣 1 bab menyusul dalam beberapa saat, terima kasih sudah membaca ya akak semuanya 🤗 ILYTTMAB 💃🏻

| 13
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Eva
Kayanya mulai panas nih Damien. Cemburu tuhhh
goodnovel comment avatar
Aya Melodi Agrifina
apakah tuan muda cemburu sma pak Robin hood???aahh sepertinya iya hahaha.... si musang pandan merasa tersaingi sma Sam,makanya dia bgitu sma Sam
goodnovel comment avatar
Adilah Ismail
damien lg cemburuuuuuuu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    152. Menelusuri Jejak

    Giovanni pergi setelah mengatakan hal itu. Ia menenteng paper bag dari Anna menjauh dari meja tempat mereka bertemu sebelumnya. Dari sudut matanya, Giovani yakin bahwa gadis itu terkejut dengan apa yang baru saja ia ucapkan. Perihal janji akan ditemuinya Anna pada hari minggu itu, Giovanni memang tidak berbohong. Memang ada yang harus ia lakukan dan ia memutuskan untuk mengajaknya. Ke mana Giovanni akan membawa Anna ... sepertinya nanti baru akan ia katakan saat pertemuan. Giovanni berjalan dengan gegas meninggalkan kafe, ia masuk ke dalam mobilnya dan mengemudikannya menjauh dari sana. Ada sesuatu yang ingin ia pastikan, yakni mengetahui di mana Erick sekarang tinggal. Dari penjelasan yang diberikan oleh Anna, pria itu pasti tinggal di sekitar apotek yang didatanginya itu. Dengan keadaan langkah yang tertatih-tatih, sepertinya ucapan Damien soal tikaman cukup dalam di paha sebelah kanannya itu benar. Dan tentu saja, Erick tak akan berobat ke rumah sakit. Pria itu melakukan per

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    151. Staf Mesum, Rating Bintang Satu

    .... Rasa malunya bahkan masih bisa diingat oleh Anna, apalagi saat Giovanni kala itu dengan tanpa bebannya mengatakan, ‘Apa ada yang salah dengan kalimatku? Bukannya memang warnanya—‘ ‘Kalau Pak Gio tidak diam akan saya adukan ke Tuan Damien. Staf mesum, rating bintang satu!’ Giovanni saat itu berdeham, ia memalingkan wajahnya selama beberapa detik selagi Anna sibuk menutupi bagian rok di sisi kirinya yang sobek. Setelah itu, barulah Giovanni selangkah mendekat. Membuka jas yang tadi terkatung-katung di tangannya, ia bebatkan di pinggang Anna sehingga jas itu menutupi pinggulnya. Meski masih kesal setengah mati, tapi Anna sangat berterima kasih padanya. Pipinya menghangat. Seandainya ada sensor panas yang diarahkan padanya, ia jamin wajahnya lah yang paling menyala. ‘Terima kasih,’ lirih Anna saat itu. ‘A-akan saya kembalikan nanti setelah saya ... cuci.’ Giovanni mengangguk tak keberatan, menjawab ‘Ya’ yang singkat sebelum keduanya berjalan menuju kembali ke rumah Samantha.

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    150. Kucing Hitam Firaun

    .... Kembali sebentar pada hari itu .... Setelah Giovanni mengatakan pada Anna agar mereka meninggalkan ruang makan sehingga Samantha bisa berdua dengan Damien, mereka keluar dari pintu gerbang. Awalnya tak ada yang bicara, Anna pun ingin segera pulang setelah tugas dari ibunya—mengantar madu dan lukisan dari luar kota—usai. Tapi, suara Giovanni membuatnya bertahan di sana. Ia urung masuk ke dalam mobilnya yang terparkir di belakang sedan milik Damien. ‘Beri aku kartu namamu!’ ucap Giovanni dari samping kiri Anna. Suaranya bahkan seperti masih terngiang di telinganya hingga saat ini. Anna yang saat itu kebingungan pun membalas, ‘Kartu nama? Untuk apa?’ ‘Kalau aku ada perlu dengan Nona Samantha tapi dia tidak bisa dihubungi selama jam kantor, aku bisa menghubungimu.’ Terdengar aneh, tapi ... masuk akal juga. Anna melihat Giovanni telah mengarahkan tangan kanannya ke depan. Di mana di jepitan antara jari telunjuk dan jari tengahnya itu terdapat sebuah kertas berpoto

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    149. Di Ranjang Mansion

    Rasanya benar-benar pening. Sebagian dari diri Samantha melayang, tidak ada di atas ranjang saat kecupan beberapa detik itu terjadi. Damien memikatnya secara sempurna. Apalagi dengan panggilan yang membuat Samantha merasa tubuhnya mendadak tak bertulang. Ia ditarik mundur ke belakang, rengkuhan tangan Damien membawanya kembali berbaring dengan nyaman. “Tutup matamu, aku akan bilang pada ayah dan ibumu kalau semisal nanti kamu masih belum baikan. Kita bisa menginap di sini nanti malam.” Samantha tak cukup tenaga untuk menjawab. Ia menuruti Damien untuk menutup matanya. Efek obat yang tadi diminumnya memberinya rasa kantuk. Ia meringkuk di bawah selimut lembut saat belaian tangan Damien singgah di pipinya berulang kali. Rasa aman yang diterimanya ini seperti sedang menggoda Samantha bahwa ia memang bisa mempercayakan dirinya pada Damien. Perihal alasan pria itu mencari tahu banyak hal tentangnya ... nanti, akan Samantha tanyakan lagi jika kondisinya lebih baik. Saat matanya bena

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    148. Selepas Malam Itu

    .... Giovanni menyentuh dagunya mendengar taruhan Damien yang cukup berani itu. “Kalau Tuan Damien mengatakan begitu, artinya benar akan terjadi, ‘kan?” tanya Giovanni seraya menyipitkan matanya. Damien menunjukkan senyum tipisnya sebelum menyandarkan punggungnya ke sofa, mengangkat salah satu kakinya dan menopangnya dengan kaki panjangnya yang lain. “Tapi—benar yang semalam kamu katakan kalau Erick sudah kembali ke kota?” tanya balik Damien. “Aku bilang begitu pada Samantha tadi.” “Benar, Tuan Damien. Dia pergi tepat setelah pesta usai bersama dengan Eliza. Mereka pasti buru-buru meninggalkan resort untuk berhubungan di tempat lain.” “Kalau rencana Eliza itu gagal ... aku ingin tahu apa yang akan dia lakukan selanjutnya.” “Akan saya kabarkan pada Tuan Damien apapun yang saya ketahui soal dia nanti.” Damien mengangguk, semua yang ia rencanakan benar-benar ada di dalam genggaman. Pagi itu, mereka meninggalkan resort dan kembali ke kota. Berlin dengan segala kesibukannya menyam

  • Jangan Menangis, Nona! Tuan Muda Akan Memanjakanmu    147. (Mature Content) Round 3

    .... “Maaf, tapi aku masih belum selesai.” Damien berbisik seraya memasuki Samantha lebih dalam, merengkuh gadis itu yang telah kehilangan sebagian besar tenaganya karena hentakan manis Damien yang bertubi-tubi. Dengan posisi ini, Damien bisa menyusuri setiap lekuk tubuh Samantha yang sempurna. Berulang kali ia mengecup punggung mulusnya, meninggalkan gigitan dan kecupan basah pada tubuhnya yang wangi. Benar memang Samantha telah memiliki seorang putri, tapi ia sangat sempurna. Sayangnya ... kesempurnaan ini tak bisa dilihat oleh Erick yang buta akan kecantikannya. Damien tahu Samantha adalah istri yang baik. Keberadaanya yang setia di sisi Erick sekalipun ia diperlakukan dengan tidak baik telah menunjukkan betapa ia adalah seorang perempuan yang setia. Damien tak tahu berapa banyak lagi ia melakukannya. Setiap pelepasannya usai, ia merasa tak pernah cukup. Dari depan, dari punggung Samantha, akhirnya ia membiarkan gadis itu terlelap setelah kelelahan. Kemudian saat fajar menyi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status