Share

Bab 12: Menabuh Genderang Perang

Sayangnya, ketenangan dan kesunyian ini terlalu indah untuk bertahan lama, dan kekacauan kembali terjadi beberapa malam berikutnya.

Namun, untuk saat ini, Trisha marah karena beberapa alasan dan menjadi gusar. Dia sangat lelah lahir dan batin, memar di pantatnya masih terasa nyeri, dan ibunya kembali menelepon dengan kemarahan yang meledak-ledak. Pasalnya, Trisha tidak tahu harus berbuat apa. Usahanya menjual beberapa lukisan dan desain furnitur belum membuahkan hasil sama sekali, sementara utangnya bagaikan kawanan ular berbisa yang mengelilinginya hingga terus menyudutkannya.

Setelah tidur malam yang singkat, keesokan paginya dia bangun kesiangan dengan mata masih mengantuk berat. Alhasil, dia menyeret langkahnya dengan tergesa-gesa dalam perjalanan menuju kantor.

Seluruh hari itu benar-benar sial. Ada masalah dengan kontraktor di rumah keluarga Gardner sehingga menunda pekerjaan mereka gara-gara kesalahan pesanan material khusus untuk furnitur yang diimpor langsung dari luar neg
Karensia

Sebenarnya ini kisah nyata yang saya alami sendiri waktu masih bekerja di kota tertentu, di mana kamar sebelah dihuni oleh seorang pria yang bergonta-ganti pasangan. Hampir tiap malam sepulang kerja, saya harus mendengar suara ribut dari kamar sebelah. Di puncak kemarahan, saya beneran sampai melempar panci ke pintu dan marah-marah, lalu melapor pada ibu kos. Sampai saya keluar dari kos itu, saya belum pernah bertemu atau melihat pria itu wkwkwkw... Bagaimana kisah Desmond dan Trisha? Yuk ikuti terus kelanjutannya

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Daotze2812
Wah seru nih. Gimana pertemuan Trisha dan Desmond ya?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status