Share

Bab 12

Inggit termenung, ia duduk sendirian di kursi yang berada di balkon. Matanya menatap lurus ke depan, tidak ada fokus di sana.

Inggit lelah, rapuh, dan butuh sandaran. Batinnya bergejolak ingin lepas dari semua masalah yang mendera hidupnya. Sayang, Tuhan lebih menyayangi dirinya, Tuhan ingin melihat usaha Inggit. Tuhan ingin melihat sejauh mana Inggit berlari memecahkan masalah hidupnya.

Hatinya terasa kosong, jiwanya seolah pergi berkelana entah ke mana.

Dirga, laki-laki yang diharapkan bisa memberikan perubahan pada hidupnya, kini memperlakukan dirinya seperti binatang.

Dirga tahu Inggit takut gelap, mengapa tega mengurungnya di gudang? Dirga tahu masa lalu Inggit, kenapa masih tidak percaya?

“Makan, Nggit!” Leon datang membawakan sepiring nasi padang. Sebelum pulang dari kantor ia menyempatkan mampir membeli makanan untuk Inggit.

Inggit bergeming, ia hanya melirik sekilas tanpa berminat menerima uluran piring dari Leon.

Leon menghela napas, ia tahu Inggit kembali berada di titik te
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status