Share

7. Dicegat Preman.

Tiba di markas kakaknya di belakang bagian sekolah, Beno menceritakan kekesalannya.

Reykhel menggeram.

"Lo gak bisa apa nyelesain sendiri? Masa harus gue juga yang turun tangan?" Bentak Reykhel kepada adiknya.

"Masalahnya, tadi Berry, bodyguard si gembul datang langsung melintir tangan gue Kak," adu Beno.

"Payah Lo. Laki koq mlence. Ntar pulang sekolah kita beresin," ujar Reykhel.

"Mampus Lo," batin Beno.

Dan benar saja, begitu jam pelajaran usai, Reykhel, Beno, dan geng nya sudah menunggu Kinan di ujung jalan. Dari kejauhan Kinan sudah melihat gelagat tidak beres, jadi dia segera menelepon Pak Han.

"Pak Han, tolong jemput kita pas di depan gerbang ya. Dan Bapak juga turun dari mobil dan nungguin kita di sana, sekarang ya Pak," titah Kinan.

"Baik,Non," ucap Pak Han.

"Loh...loh...Pak Han, koq turun?" tanya Seena.

"Jemput non Kinan dan non Berry, Non," jawabnya.

Seena mengkerutkan keningnya.

"Tumben," batinnya.

Tiba di gerbang, Pak Han melihat Kinan dan Berry dan melambaikan tangannya.

"Alhamdulillah," ucap Kinan.

"Memang kenapa Kin?" Tanya Berry bingung.

Kinan hanya menggeleng.

"Ayo, Non. Non Seena udah di dalam," ucap Pak Han.

"Terima kasih Pak," balas Kinan.

Dari ujung jalan, tampak kekesalan dari beberapa pria, yang ternyata adalah Reykhel dan geng nya.

"Sialan," ucap Reykhel.

"Iya nih, pake dijemput digerbang segala," balas Beno.

"Kita ikuti aja Kak, siapa tau dia minta berhenti beli minuman. Kan bisa kita kerjai," usul Beno kepada kakaknya.

Reykhel dan gengsnya mengikuti mobil Kinan. Namun, di persimpangan, mereka dilewati dua buah mobil yang melaju dengan kencang, dan tiba-tiba menyalip mobilnya Kinan.

Pak Han terkejut dan sontak mengerem mendadak. Tiga gadis belia di dalamnya terkejut dan tubuh mereka terdorong ke depan.

"Pak Han, ada apa?" Teriak Kinan dan Seena bersamaan. 

Berry juga tak kalah terkejut.

"Ada mobil nyalip mobil kita Non. Sepertinya mereka berniat kurang baik. Tolong, apapun yang terjadi, Non semua jangan keluar dari mobil ya. Biar saya hadapi sendiri," ujar Pak Handoko berultimatum.

Pak Han keluar dari mobil. 

"Heh, siapa kalian?" bentak pak Han.

Tanpa menjawab, pria yang berjumlah enam orang tersebut menyerang Pak Han bertubi-tubi hingga tersungkur.

Kinan, Seena, dan Berry yang melihat kejadian itu bergegas keluar dari mobil.

"Kita tidak bisa tinggal diam," ujar Kinan.

Mereka membuka pintu mobil. Dan segera membantu Pak Han berdiri.

"Pak Han tidak apa-apa?" tanya Seena membantu Pak Han berdiri.

Sementara di sisi lain terlihat Kinan dan Berry sudah mengambil kuda-kuda melakukan pertahanan diri. 

Seorang pria menangkap Kinan dari belakang, namun dengan mudah Kinan melakukan serangan balik dengan memukul perut pria tersebut dengan siku kanannya.

Begitu juga Berry. Dan Pak Han yang kembali bangkit membantu mereka. Seena juga mengambil andil. Mereka berempat berkelompok dikelilingi oleh enam orang pria asing tersebut.

Masing-masing dengan pertahanan mereka. Dan tentu saja ban hitam yang dimiliki ketiga gadis belia itu ditambah Pak Han yang memang sudah jago karate sejak kecil membuat mereka mampu mengimbangi bahkan mengalahkan pria asing tersebut.

Dari kejauhan, Beno dan yang lainnya, kecuali Reykhel melongo tak percaya dengan apa yang sudah mereka lihat. Bahkan Beno berdecak kagum melihat aksi mereka.

"Busyet, Kak. Pantasan Si gembul dan bodyguardnya gak ada takut-takutnya sama ancaman kita," ujar Beno.

Reykhel berdecak malas.

"Ck...cabut aja yuks,"ucapnya.

Dan mereka berlalu dari persimpangan jalan itu.

Sementara di lokasi, ke enam pria tak dikenal tersebut berhasil di buat babak belur oleh Kinan cs. Mereka segera melarikan diri.

"Non, gak apa-apa?" tanya pak Han.

"Gak apa, Pak. Pak Han gimana?" tanya Kinan.

"Gak Non, cuma perut saja agak nyeri," ucap Pak Han.

"Kalau perlu ke dokter, kita ke dokter aja dulu,Pak Han," ucap Seena menambahkan.

Pak Handoko menggeleng, dan segera membuka pintu mobil dan menuju kediaman Anggoro.

Setibanya dirumah, setelah Kinan mengucapkan salam dan membuka pintu,

"Astaghfirullah, apa yang terjadi?" teriak Jenny.

"Kenapa pada babak belur?" Ucapnya lagi.

Pak Han menundukkan kepala. Benar-benar merasa bersalah tidak bisa menjaga anak-anak majikannya.

"Maaf, Nyonya, kami diserang beberapa orang dalam perjalanan pulang di persimpangan tadi," ujar Pak Han.

"Koq bisa? Pak Han mengenali mereka? Kalian gak apa-apa sayang?" Tanya Jenny sambil membelai ketiga gadis tersebut. 

Pak Han menggelengkan kepalanya. Dia meminta izin kembali ke kantor Anggoro. 

"Gak apa Ma, cuma Pak Han aja tadi dikeroyok. Perutnya ditinju sama preman-preman itu," ucak Seena.

"Gak apa koq Nyah, udah agak mendingan, biar nanti saya kompres aja, dan saya izin kembali ke kantor jemput Tuan ya Nyah," izin Pak Han kepada Jenny.

Jenny mengangguk dan mengambilkan minuman untuk anak-anak mereka. 

"Bik, tolong buatkan air hangat sekalian handuk kompres untuk mereka ya," ucap Jenny kepada Bik Asih, ART mereka.

"Baik Nyah," ucap Bik Asih.

Setelah menyiapkan air hangat dan handuk, Bik Asih kaget melihat ketiga gadis belia itu dengan tubuh dan pakaian yang lusuh.

"MasyaAllah Non, kenapa ini? Pada tawuran dimana? Ya Gusti Allah," tanyanya sambil menekan pipi Kinan dengan handuk hangat itu.

"Aw... pelan-pelan Bik. Biar Kinan aja," jawab Kinan

Bik Asih beralih ke Berry.

"Sini Non," tawarnya sambil meletakkan handuk ke wajah Berry.

"Biar Berry aja Bik, terima kasih," ucap Berry.

Terakhir, Bik Asih ke arah Seena.

"Sini Bik, biar Seena aja. Kita gak apa-apa koq Bik. Jangan khawatir," ucap Seena.

"Gak khawatir gimana Non. Siapa yang berani ganggu ini Non kesayangan Bibik," ucap Bik Asih.

"Udah Bik, gak apa. Bik Asih tolong siapin makan siang aja ya," ucap Jenny sambil membawa tiga es jus jeruk.

"Baik, Nyah," jawab Bik Asih.

"Nih, minum dulu. Terus mandi ya, mama tunggu di meja makan," titah Jenny.

"Siap, boss," ucap mereka bertiga serempak.

Sementara di kantor.

"Kamu yakin Han? Gak kenal mereka?" tanya Anggoro.

"Saya ragu Tuan, cuma sepertinya mereka kiriman Wira," ucap Pak Han.

"Darimana bisa menyimpulkan seperti itu?" tanya Anggoro lagi.

"Dari salah satu kalung mereka Pak. Berinisial W dengan desain tengkorak. Cuma saya khawatir ada kelompok lain yang menggunakan logo dan gambar yang sama," ucap Pak Handoko.

"Itu pasti mereka," ucap Anggoro.

"Mulai sekarang, perketat semuanya. Mereka sudah mulai unjuk gigi kembali. Han, saya percaya kamu tau apa yang harus dilakukan," ucap Anggoro.

"Kita pulang sekarang," tambahnya.

"Hesty, tolong cancel semua tamu yang ada janji dengan saya, tolong resechedule 2 hari ke depan," titah Anggoro kepada sekretarisnya.

"Baik, Pak," ucap Hesty, sekretaris Anggoro.

Sementara di lokasi Wira Pratama.

"Goblok!!!! Menghadapi gadis ingusan seperti itu saja kalian gak becus," makinya kepada anak buahnya.

"Kami tidak menyangka Tuan, gadis-gadis itu bisa bela diri dan kemampuannya hampir menandingi kami," jawab salah satu anak buah Wira.

Dorrrrr...!!! 

Suara tembakan memecah hening gedung sebagai markas mereka.

Tidak ada yang berani menyahut. Semua tertunduk pucat.

"Saya kasih kesempatan sekali lagi. Kita akan susun rencana berikutnya. Jika kalian gagal untuk kedua kalinya, siap-siap saja menerima hadiah dari saya," ucapnya membuat anak buahnya berkeringat dingin.

Sementara di kediaman Anggoro.

Begitu tiba di rumah tanpa mengucapkan salam, Anggoro berteriak memanggil istri dan anaknya.

"Disini Pah," ucap Jenny.

"Kalian gak apa-apa?" tanyanya seraya mencium kening istrinya.

"Gak apa-apa Om," jawab Berry.

"Iya pah, cuma kasian pak Han, tadi digebukin sendirian saat kami masih di mobil," tambah Seena.

"Besok-besok jangan gegabah. Kalian kan bisa telpon papa atau salah satu anak-anak disini," ucap Anggoro.

"Yah, papa, teori mah gampang. Gak kepikiran pa disaat genting kayak tadi, mikirnya bantuin pak Han aja," jawab Kinan.

"Iya, benar banget Om, " tanbah Berry.

"Ya udah, habisin makan siang kalian," ucap Anggoro lagi.

"Papa makan juga ya?" tanya Jenny.

Anggoro mengangguk. Dan bersama mereka menikmati makan siang sementara diluar, Handoko ke pavilliun belakang rumah Anggoro sedang melakukan meeting mendadak dengan anak-anaknya Anggoro yang lain. (Noted. Anak buah)

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status