Share

3. Gue Kinan, Kenapa?!

Hari kedua yang masih menyebalkan bagi Kinan.

Hufff.. Kinan menghela nafas. Berasa malas ingin keluar kelas setelah bel istirahat berbunyi. Namun perut gak mau kompromi.

Kinan mengeluarkan bekalnya, namun dia lupa untuk membawa air minum. Mau tidak mau dia harus ke kantin juga untuk membeli minuman. Sementara Haris, masih dengan buku bacaanya. Kinan meninggalkannya.

Di kantin, Kinan celingak celinguk mendatangi penjual kantin.

"Awas gempa...gempa," teriak seseorang yang sudah Kinan kenal suaranya.

Ya, Reykhel siapa lagi. Entah apa sebabnya dari awal suka mencari masalah.

"Mana gempa?" Ujar siswa lain terheran-heran.

"Itu penyebabnya," ujar Reykhel menunjuk Kinan. Sontak saja seisi kantin riuh. Sontak semua tertawa. Kinan hanya bisa menggeram dan tetap melangkahkan kakinya mencari air mineral .

"Kin...Kinan," terdengar suara berteriak.

Kinan mencari sumber suara.

"Kin...sini." 

"Berry, ucapnya berteriak.

"Berry, elo sekolah disini juga?" Tanya Kinan.

"Iya, elo kelas berapa? Gue baru bisa masuk hari ini. Kemaren baru pulanh liburan," ucap Berry.

"Gue di 10A1. Elo?" Tanya Kinan.

"Aaaah...deketan donk. Tetanggan kita. 10A2," ucap Berry.

Berry dan Kinan berteman akrab dari bangku SD.

"Eh... berisik. Jangan membuat polusi suara lagi dengan suara elo yang cempreng. Cukup body elo aja yang bikin polusi mata. Dasar gembul." Lagi-lagi Reykhel membuat ulah. Lagi-lagi riuh di kantin terdengar mentertawakan Kinan.

Tangan Kinan terkepal. Berry berdiri dengan mendatangi Berry.

"Heh... jangan mentang-mentang elo kakak kelas seenaknya ya sama kita," ucap Berry lantang.

Sontak seisi kantin hening.

"Wwwwaaaah...tontonan seru ni. Baru kali ini ada yang nantangin si Reykhel," ujar yang lain.

"Elo, tau dia siapa?" Tanya Reykhel sambil menunjuk Kinan.

Kinan sontak mendekati Berry dan menurunkan telunjuknya.

"Ssssst,,sudah," ujar Kinan.

"Emang dia siapa"? tanya Reykhel dengan nada mencemooh.

"Dia adalah pem..., "Gue Kinan, Kenapa?" Ucap Kinan seraya menutup mulut Berry.

"Ada yang salah sama gue?" Ucapnya menantang.

Reykhel menggeram. Baru kali ada yang menantanganya. Siswa baru lagi.

"Tunggu nanti gue bikin elo malu," batin Reykhel.

Kinan menarik Berrt keluar kantin.

"Please Berry, gue gak mau ada yang tau identitas gue, gue gak nyaman dengan koneksi," pinta Kinan.

"Oke baik. Tapi kalo elo dibully seperti tadi, harusnya elo bela diri donk. Bukan malah diam!" Jawab Berry.

"Ssssst, biarin aja. Gue ke kelas dulu ya. Gue laper sumpah,nanti istirahat kedua samperin gue ya," pinta Kinan dan segera berlari menuju kelasnya.

"Dasar Kinan, nggak berubah dari dulu," batin Berry.

Kinan menuju kelas. Di pintu, dia sudah dihadang oleh Beno.

"Hey gembul, darimana aja Lo. Noh pacar Lo bengong nungguin Lo, ha...ha...ha...," ejek Beno.

"Minggir, gue laper. Ntar elo gue makan, mau?!" Ancam Kinan.

"Ha...ha...ha..Elo ngancem gue? Yang ada elo gue makan, gue kasih ke piaraan gue,wkwkwkwk," ketawa Beno sambil memegang perutnya.

"Somplak, minggir gak. Gue gak ada urusan dengan elo ya," Kinan mendorong Beno hingga Beno terjengkal ke belakang.

"Sialan, elo nantangin gue?" Beno menarik rambut Kinan.

"Au...," erang Kinan.

"Ben, udah Ben. Ingat, cewek lho ini. Gila Lo Ben," temen yang lain melerai.

"Habis, sombong banget", ucap Beno gak mau kalah.

Kinan berlalu. Menuju mejanya. Disana masih ada Haris yang tidak beranjak sama sekali. Kinan mengambil makanan dari dalam tasnya. Harum nasi goreng buatan mama Jenny tercium ke hidung Haris. Kinan menatap Haris.

"Mau?" Tawarnya. Haris menggeleng.

"Gue makan dulu ya, jam istirahat hampir habis," ucap Kinan sembari menyuapkan makanannya.

"Cocok dah, anak mama sama anak papa, ha...ha...ha...,"ejek Beno.

Kinan cuek. Yang penting saat ini adalah perutnya terisi biar bisa kuat menghadapi kenyataan,,, eh.... pelajaran berikutnya ding.

Tring...tring...

Bel masuk berbunyi. Kali ini pelajaran matematika. Pelajaran yang paling disukai Kinan, tapi tidak untuk beberapa anak di kelas ini.

"Selama siang anak-anak," ucap Pak Arpan, guru Matematika yang akan mengajar dikelas Kinan.

"Siang Pak," jawab siswa serentak.

"Saya pak Arpan, yang akan mengajar matematika 1 tahun ke depan disini.

Hari ini kita akan belajar tentang pyhtagoras. Mungkin ada yang masih ingat pelajaran SMP apa itu phytagoras?" tanya Pak Arpan.

Kinan mengangkat tangannya.

"Ya, kamu yang subur disana," ucap pak Arpan.

"Bukan subur Pak, tapi gembul, ha...ha...ha..." ucap Beno seloroh.

Suasana kelas yang tadinya hening menjadi riuh seketika.

"Sudah-sudah," lerai pak Arpan.

"Siapa namamu?" Tanyanya.

"Kinan, Pak". Jawabnya.

"Sebelum saya menjawab, saya mau melempar pertanyaan ini kepada Beno pak. Mungkin dengan tertawa dia mengganggap pelajaran ini enteng dan bisa menjawabnya. Silahkan saudara Beno," ucap Kinan menatap Beno tajam.

"Nggg...anu...Pak...Apa cui?" Tanyanya sambil menyenggol lengan teman sebelahnya.

Yang ditanya diam dan menunduk

"Baiklah, Dalil phytagoras menyebutkan hubungan antara sisi sisi pada segitiga siku siku. Seringkali kita menemukan kasus yang berkaitan dengan segitiga siku siku. Misalnya sisi miring atap rumah, pojok lapangan bola dan lain sebagainya."

"Segitiga siku siku memiliki sudut 90°. Sisi terpanjangnya disebut dengan sisi miring atau hipotenusa. Sisi lainnya adalah alas dan tinggi."

"Nah, untuk mengukur salah satu sisi tersebut, maka diperlukan teorema phytagoras. Seperti inilah bunyi dari teorema phytagoras:

“Pada segitiga siku siku berlaku bahwa kuadrat hipotenusa sama dengan jumlah kuadrat dari dua sisi yang lainnya”.

Gunakan rumus ini untuk membuktikannya: c² = a²+b².

"Ternyata, kalau kita perhatikan lebih detail bisa dilihat bahwa pada dasarnya rumus phytagoras menunjukan luas persegi sisi a ditambah sisi b hasilnya sama dengan luas persegi sisi c."

"Untuk lebih mendetailnya saya rasa bisa dilanjutkan ke contoh soal dan penjelasan dari Bapak, terutama untuk siswa yang benar-benar kosong ilmunya, bukan begitu saudara Beno?" Ujar Kinan sopan dan kembali netranya menatap Beno tajam.

Beno, tidak dipungkiri menjadi malu dan tampak menahan amarah. Mukanya merah, dan tangan mengepal.

"Tunggu Lo ya," batinnya.

Pak Arpan melanjutkan penjelasannya.

Tring...tring...

Akhirnya jam istirahat kedua berbunyi. Mendadak kelas riuh kembali karena sebagian dari mereka lega lepas dari pelajaran killer ini.

"Baiklah anak-anak. Tugas dirumah tolong pelajari kembali apa yang Bapak sampaikan, dan dipertemuan berikutnya akan bapak review satu persatu. Selamat siang," ujarnya.

"Siang Pak," jawab siswa serentak.

Tak lama pak Arpan keluar kelas tiba-tiba..

Gubrak!!!!

Kinan dan Haris kaget. Haris menjauh dari Kinan karena dia tau siapa yang menjadi sasaran kemarahan Beno.

"Maksud Lo apa? Pake bilang otak gue kosong segala Hah???" Lo anggap gue bego, gitu??? Ucap Beno dengan suara lantang.

Kinan sama sekali tak bergeming.

"Gue gak bilang elo bego. Gue cuma bilang untuk.. siswa yang otaknya kosong. Kan gue gak nyebutin nama, lah koq elo yang panas?" jawab Kinan enteng.

Kinan ingin berdiri namun pundaknya ditahan Beno. 

"Mau kemana Lo, gembul. Urusan kita belom selesai," ucap Beno memaksa Kinan duduk kembali.

"Heh...

"Kinan, teriak seseorang dari luar memotong ucapan Kinan.

"Berry," jawabnya. 

"Lo kenapa?" Sambil melihat ke arah Beno.

"Lo ngapain disini. Lo gangguin temen gue?" Tanyanya lantang.

"Lo berani? Kinan kan...mmmmph," suara Berry tertahan karena Kinan cepat menyumpalnya.

"Ke kantin yuk," ajak Kinan.

Mereka berlalu dari hadapan Beno.

"Hey, siswa tetangga, Lo mo bilang apa tadi? Gue takut ma Gembul ono? Ha...ha...ha... mimpi... emang dia siapa hah sampe gue harus takut?!" tanya Beno berteriak.

Kinan mendekati Beno kembali.

"Gue Kinan., kenapa? Ada yang salah ma gue?" Jawabnya percaya diri.

Membiarkan Beno dengan kebingungannya, Kinan menarik tangan Berry keluar daru kelas menuju kantin

💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖

Halo readers, up nya segini dulu ya.

Mom Akan kasih up yang banyak nanti malam.

Siapa sih Kinan sebenarnya?

Baca terus sampe tuntas ya gengs.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status