Share

5. Angkasa Group

Anggoro masih bersama klien dari Kanada untuk membahas pembangunan properti di Jakarta. Jika berhasil memastikan kliennya menginvestasikan dananya ke perusahaannya, tentu saja sayap bisnis Anggoro semakin kuat dan lebar.

Untuk itu, Anggoro benar-benar harus jeli berbicara dengan kliennya.

"Baiklah Mr. Anggoro. Berdasarkan penjelasan anda dan profit yang Anda sampaikan secara detail, saya bersedia memberikan saham saya 40% sesuai janji saya. Dan jika dalam tempo 6 bulan Anda bisa menunjukkan hasil yang signifikan, saya akan menambah saham saya 10% sehingga total saham yang akan saya tanamkan di perusahaan Anda adalah 50%," sang klien bernama Mr. Samuel menjabat tangan Anggoro.

"Terima kasih atas kepercayaan Anda Mr. Samuel. Saya tidak akan mengecewakan Anda. Dan semua berkas nanti asisten saya yang akan mempersiapkannya untuk Anda," Anggoro membalas jabatan tangan Samuel.

"Saya permisi, Mr. Anggoro. Nanti asisten saya yang akan mengurus sisanya," balas Mr. Samuel.

"Baik, terima kasih. Senang bekerjasama dengan Anda," ucap Anggoro.

Dan, Anggoro segera mengambil gawainya. Membuka aplikasi berwarna hijau dan menelpon istri tercintanya.

"Hallo, sayang. Anak-anak udah makan?" tanya Anggoro.

"Udah pah, gimana papa?" Lancar?" Jenny balik bertanya.

"Gimana ya, kalau setiap ketemu klien membayangkan wajah cantikmu, inshaallah semua lancar tanpa hambatan. Seperti air mengalir aja," ucap Anggoro sedikit gombal. 

"Malam ini dandan yang cantik ya Hon, kita dinner," ajak Anggoro.

"Baiklah, jam 7 aku dan anak-anak akan bersiap,"tambah Jenny.

"Anak-anak?? Siapa yang ngajakin mereka? Pede banget kamu Hon," ucap Anggoro bertambah mesra.

"Mmm...maksud papa kita berdua aja?" tanya Jenny.

"Iya donk Hon. Udah lama gak honeymoon sama kamu,mmmmuach," ucap Anggoro.

Jenny terpaku. Pipinya bersemu merah. 

"Iya baik. Love you Pa," mmmuach," balas Jenny dan klik, sambungan pun terputus.

Anggoro kembali ke kantornya. Sebagai seorang CEO yang sukses mengembangkan perusahaannya hingga mempunyai cabang diluar negeri, Anggoro tidak luput dari pandangan nakal mata wanita yang kagum kepadanya.

Begitu juga dengan musuh. Tentu saja Anggoro tidak memungkiri hal itu. Dengan kesuksesannya melawan musuhnya dalam dunia bisnis, Anggoro selalu menjadi bumerang bagi lawannya karena selalu memenangkan tender. Dan anehnya, para musuh mereka tidak jera. Selalu saja mencoba menjatuhkan Anggoro dengan cara apa saja.

Tetapi Anggoro sangat sulit tersentuh. Dengan memiliki beberapa anak buah yang bisa dihandalkan dan beberapa orang kepercayaannya yang tidak mungkin mengkhianatinya, Anggoro semakin sulit dikalahkan untuk urusan bisnis. Dia selalu saja mencium bau kecurangan jika musuh mendekat.

Kemudian, Anggoro menghubungi asisten kepercayaan sekaligus sopir dan bodyguard anak dan istrinya.

"Ya, Pak," ucapnya di seberang .

"Siapkan berkas perjanjian untuk Mr. Samuel. Draft meeting tadi sudah saya simpan di file biasa," ucap Anggoro ringkas.

"Satu lagi, malam ini saya dan Jenny akan dinner di Hotel XX dan tolong siapkan kamar luxurious buat kami," titahnya.

"Baik Pak . Perlu pengamanan Pak?" tanya Handoko.

"Seperti biasa," ucap Anggoro.

"Baik Pak, ada yang lain?" tanyanya.

"Itu saja, terima kasih, Han," ujar Anggoro.

Sementara dirumah.

Jenny berada dikamar. Dia memilih gaun hijau tosca dengan belahan di dada sedikit terbuka dan terusan A line ditambah gliter dibagian pinggang menambah kesan mewah dan sexy untuk ukuran seusianya. Meski umurnya sudah menginjak 43 tahun tapi kecantikannya bak gadis belia berumur 20 th.

Jenny memoles wajahnya tipis dan memberi bibirnya kesan natural dengan lipstik berwarna peach nude. Tak perlu berdandan lebih, Jenny sudah melebihi dari kata cantik. Anggun lebih tepatnya.

Kemudian perlahan Jenny menuruni tangga. Anak-anak mereka dan Berry sontak kaget.

"Diiiiih, mama cantik banget. Mau kemana?" tanya Seena.

"Waaaaa, tante, bak selebritis holywood," Berry juga memuji.

"Mama mau dinner atau honeymoon lagi sama papa?" goda Kinan tak mau kalah.

"Duh, pertanyaannya ngeborong banget. Satu-satu kenapa," jawab Jenny.

"Habisnya tante cantik banget," ujar Berry.

"Iya donk, mama gue, jawab Kinan dan Seena bersamaan.

"Mama mau keluar dinner sama papa. Berry, kamu nginep sini aja ya. Nemani Seena sama Kinan," jawab Jenny.

"Memangnya tante sama om gak pulang?" tanyas Berry polos.

Jenny tersipu ditanya seperti itu. Karena dia tahu setelah dinner akan ada peraduan dahsyat jika suaminya memenangkan suatu tender.

"Iiiish, muka mama merah. Honeymoon deh," goda Kinan.

Tin...tin...

"Udah ah, papa udah di depan," ucap Jenny berlari kecil menghindari godaan dari ketiga gadis belia itu.

Memasuki mobil. Jenny terkejut ketika hanya mendapati Pak Handoko saja.

"Tuan sudah menunggu di Hotel XX nyonya," ucap Handoko tanpa ditanya.

Jenny tersipu memdengarnya. Dan Handoko melihat perubahan wajah majikannya. Dia tersenyum tipis.

"Silahkan Nyonya, Tuan ada di atas," ucap Handoko membuka pintu untuk Jenny.

"Terima kasih pak Han," jawab Jenny.

Jenny menuju restoran dimana sang pujaan hati sudah menunggu.

"Honey," Anggoro membuka tangan ketika Jenny mengarah kepadanya. 

Dia memegang erat pinggang istrinya dan mengecup keningnya.

Menggeser kursi dan mempersilahkan Jenny duduk bak seorang ratu.

Orang di sekitarnya memandang kagum dengan pasangan ini. Selain cantik dan ganteng, mereka terlihat sangat romantis.

"Pesen apa Hon,? tanya Anggoro.

"Seperti biasa pa, steak ayam plus," jawab Jenny.

"Plus cinta kan?" tanya Anggoro menggoda istrinya.

Jenny tersipu.

"Kamu cantik banget malam ini Hon," pujinya.

"Ah, papa bisa aja," ucap Jenny tersipu.

"Ayo makan, tapi plus nya gak disini," kembali Anggara berkata menggoda istrinya.

Mereka makan dalam diam, sembari sesekali melirik satu sama lainnya.

Setelah selesai.

"Papa menang tender?" Tanya Jenny basa basi.

"Seperti biasa, kemenangan ini untuk kamu juga," jawab Anggoro.

"Bill," teriak Anggoro kepada waiter.

Dan Anggoro meletakkan beberapa lembar plus sebagai tips.

"Terima kasih Tuan. Semoga service kami memuskan," ucap waiter.

Anggoro dan Jenny tersenyum.

Sambil bergandengan tangan merek keluar dari restoran itu dan menuju lantai atas dimana kamar Lux mereka sudah disiapkan.

Anggoro memasukkan kartu. Pintu terbuka. Dia segera menyalakan lampu. Sambil terus memegang pinggang ramping istrinya. Mengajaknya masuk.

Anggoro menatap lembut istrinya.

"Terima kasih Hon, sudah menjadi bagian dari hidupku selama ini, menemaniku dari bawah, dan berjuang mencapai kesuksesan ini. Memberikan ku buah hati yang cantik," ucap Anggoro membelai lembut pipi Jenny.

"Terima kasih juga pa, sudah bisa menerima aku dengan segala kekuranganku. Tetaplah disisiku dalam keadaan apapun. Aku gak bisa membayangkan hidupku tanpa kamu pa, " balas Jenny memegang pundak suaminya.

Dan tatapan mereka semakin mendekat. Nafas mereka semakin terasa. Suami istri ini menautkan bibir mereka. Anggoro beralih nakal kebagian sensitif istrinya karena dia tahu sisi lemah Jenny adalah berada di titik ini.

Jenny menikmati seluruh sentuhan yang suaminya berikan. Dan membalas setiap kenikmatan itu. Anggoro menikmati suguhan yang diberikan oleh istrinya. Peluh mereka menyatu. Menyatu di dalam malam panjang yang menyatukan .raga mereka atas nama cinta.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status