Mer akhirnya menceritakan semuanya kepada pak Adan, tentunya secara gamblang dan tanpa ditutup-tutupi. Dia merasa tidak ingin ada yang disembunyikan lagi dari ayahnya, kini dia ingin terbuka kepada ayahnya tersebut.Mer bukan hanya menceritakan tentang keinginannya untuk bercerai dari Adi, tetapi dia juga membicarakan apa yang diinginkan oleh Arga. Pria itu ingin membantu dirinya sesuai dengan permintaannya.Namun, pria itu juga meminta upah dirinya. Mer harus mau menikah dengan Arga, karena dengan seperti itu, Mer bisa bercerai dengan Adi. Pria yang kini sangat dibenci oleh Mer.Jika Mer menolak permintaan dari Arga, sudah dapat dipastikan jika dirinya akan kesusahan untuk bercerai dari pria itu.Karena walau bagaimanapun juga Adi mempunyai kuasa, tentunya untuk melawan pria yang sampai saat ini masih menjadi suaminya itu adalah dengan cara mendekati Arga.Dia harus meminta pertolongan pria itu, karena dengan seperti itu Mer bisa langsung bercerai dengan Adi."Jadi kamu meminta bantu
Selama perjalanan menuju kantor, Mer hanya terdiam seraya menatap jalanan. Dia sedang berpikir begitu keras di dalam otaknya, apa yang harus dia lakukan agar Adi tidak mendekatinya lagi.Terus terang saja dia sudah muak melihat wajah pria itu, jika saja bisa Mer rasanya ingin menampar wajah pria itu dan memukulnya sampai babak belur.Dia benar-benar merasa mual mendengar apa yang dikatakan oleh Adi, semuanya terasa bualan semata. Karena nyatanya pria itu sudah mempunyai istri dan juga anak, tetapi pria itu bersikeras berkata jika dia mencintainya."Turunlah, sudah sampai." Arga menepuk pundak Mer.Sebenarnya Arga merasa kasihan kepada Mer, karena wanita itu terlihat begitu dalam dengan lamunannya. Pastinya wanita itu sedang mengalami guncangan, Arga pastikan dia akan membantu Mer untuk bisa segera bercerai dengan Adi.Tentunya untuk mengumpulkan berkas penting milik Adi adalah hal yang gampang bagi dirinya, dia tinggal meminta data pribadi milik Mer, agar proses perceraian yang akan d
Sesuai dengan apa yang sudah dikatakan oleh Arga, pukul sembilan pagi Mer dan juga Arga pergi untuk menemui klien. Adi sempat mengikuti langkah Mer, dia meminta waktu untuk berbicara kepada wanita itu.Sayangnya dengan cepat Arga menolak permintaan dari Adi, Arga berkata bukan berniat untuk ikut campur dengan urusan keduanya.Namun, mereka harus bersiap untuk pergi untuk menemui klien. Jika Adi malah membahas masalah pribadi dengan Mer, maka dia akan Kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang besar.Adi mengalah, dia mundur kembali untuk berbicara dengan Mer dan meminta maaf kepada Arga walaupun dengan berat hati. Jika saja Arga bukan atasannya, sudah dapat dipastikan jika wajah tampan pria muda itu pasti akan babak belur karenanya. Sungguh dia sudah tidak sabar untuk berbicara dengan Mer.Sungguh dia benar-benar tidak sabar untuk mengajak Mer berdamai dan kembali berumah tangga dengannya, dia berjanji akan memperlakukan Mer dengan adil dan penuh cinta.Walaupun nyatanya
Pada awalnya Arga hanya terdiam seraya memperhatikan Mer yang sedang memasak, hingga tidak lama kemudian pria itu bangun dan langsung menghampiri Mer.Pria itu bukannya membantu Mer dalam memasak, tetapi malah merecoki wanita itu. Arga sesekali akan memeluk Mer dan mengusakkan wajahnya pada leher jenjang wanita itu.Arga juga begitu jahil, dia membuka ikatan rambut Mer dan melemparkannya secara asal. Mer terlihat kesal sekali tetapi dia tidak bisa marah, dia takut jika pria itu tidak akan mau membantu dirinya lagi.Terlepas dari itu semua, Mer menikmati kebersamaannya dengan Arga. Karena ternyata pria itu kini sudah lebih banyak tersenyum dan mengajak dirinya untuk bercanda tawa."Makanlah yang banyak, aku akan pulang kalau kamu tidak memerlukan aku lagi." Mer tersenyum hangat seraya menghidangkan makanan yang sudah dia masak.Walaupun hatinya merasa jika yang dia lakukan adalah hal yang salah, tetapi Mer akan berusaha untuk menikmati apa pun yang saat ini dia lalui dan apa pun yang d
"Maaf, tapi aku melakukannya bukan karena napsu semata. Aku suka sama kamu, aku mencintai kamu." Arga mengangkat tubuh Mer dan mendudukkannya di atas pangkuannya.Arga bahkan langsung memeluk pinggang Mer dengan begitu erat, lalu tidak lama kemudian tangan kirinya merambat naik pada punggung wanita itu.Mer nampak menahan napasnya mendapatkan perlakuan seperti itu dari Arga, dia pernah merasakan hal yang lebih dari ini ketika malam pertama dengan Adi.Saat ini ketika Arga melakukan hal itu, dia malah teringat akan malam pertamanya dengan Adi. Wanita itu bahkan malah menginginkan hal yang lebih, hal yang dulu dia rasakan dengan penuh kenikmatan.Jantung Mer tiba-tiba saja berdetak dengan begitu cepat, karena Arga menekan tengkuk lehernya dan dia langsung kembali mendekatkan wajahnya."Mau apa?" tanya Mer seraya menahan wajah Arga.Dia hanyalah manusia biasa, dia takut akan khilaf dan menginginkan hal yang lebih. Apalagi setelah dia menatap wajah Arga, dia merasa jika pria itu sangatlah
Adi nampak kesal sekali setelah membaca pesan dari Arga, sungguh saat ini dia berpikir jika hal yang harus dilakukan oleh Arga, hal penting yang akan dilakukan oleh pria itu adalah berpeluh dengan wanita yang dia cintai itu.Ya, cinta. Adi sudah mencintai Mer, bahkan dia berniat tidak akan menceraikan wanita itu. Dia berniat akan mempertahankan rumah tangganya walaupun akan banyak cobaan yang menghadang.Walaupun Hanum akan berusaha untuk memisahkan dirinya dengan wanita itu, Adi berjanji akan mempertahankan Mer. Adi bahkan sudah berencana akan membelikan rumah baru untuk Mer, dia akan menjauhkan Mer dari Hanum. Tentunya hal itu dilakukan agar Hanum tidak bisa menyakiti Mer.Tadi malam Hanum mengamuk, wanita itu merasa tidak terima ketika adik berkata jujur bahwa dia sudah mencintai Mer. Padahal perjanjian yang dia lakukan dengan Hanum adalah, Adi akan menikah dan bercerai setelah memiliki anak laki-laki.Bukan untuk mempertahankan Mer, sungguh Hanum tidak sudi jika hal itu terjadi.
"Sialan! Apa yang harus aku lakukan?" tanya Adi.Adi menatap Arga dengan tatapan penuh kesalahan dan juga cemburu yang berlebihan, karena walau bagaimanapun juga Mer masih sah menjadi istrinya.Adi juga terlihat begitu marah ketika melihat Mer yang masuk ke dalam mobil Arga, bahkan Arga terlihat memakaikan sabuk pengaman untuk Mer.Adi yang benar-benar merasa kesal dan juga cemburu sangat tidak tahan jika harus berdiam saja, pada akhirnya pria itu keluar dari dalam mobilnya dan menghampiri Arga yang hendak menutup pintu mobilnya."Jangan di tutup dulu, aku ingin mengajak istriku untuk pulang." Adi menahan pintu mobil yang hendak menutup.Arga hanya menghela napas berat, berbeda dengan Mer yang terlihat kesal saat bersitatap mata dengan Adi. Wanita itu terlihat begitu enggan untuk bertemu dengan Adi.Bahkan, hanya untuk menatap wajahnya saja dia merasa malas. Kesal sekali rasanya jika mengingat bahwa dirinya sudah dijadikan sebagai istri kedua, kesal sekali jika mengingat Adi yang suda
Kini Adi benar-benar merasa serba salah dibuatnya, dulu Hanum meminta dirinya untuk menikah kembali dan memberikannya seorang putra. Namun, kini Hanum memaksa dirinya untuk berpisah dengan Mer.Memangnya berpisah bisa dengan semudah itu, pikirnya. Adi menikahi Mer secara resmi, ada ikatan yang terjalin di antara keduanya. Bahkan, Adi sudah menggauli Mer. Walaupun hanya satu kali.Rasanya tidak adil jika dirinya meninggalkan Mer begitu saja, karena walau bagaimanapun juga dia meminta Mer secara baik-baik kepada ayahnya.Dia menikah Mer secara baik baik, jika memang dia harus meninggalkan Mer, setidaknya dia harus melakukan hal itu dengan baik.Namun, kalau bisa Adi tidak ingin meninggalkan Mer. Karena pria itu sudah mencintai wanita muda itu, hatinya bahkan sudah dipenuhi oleh nama wanita itu"Kenapa malah diam saja? Cepat mandi, setelah itu langsung makan. Aku sudah sangat mengantuk," ujar Hanum yang melihat Adi malah melamun saja.Tentu saja dia malah melamun karena begitu bingung ha