Share

Bab 78

Author: Nikki
Adeline menanggapi, "Bukannya itu hal yang bagus? Selama ini, kamu bermimpi untuk menjadi wanita kaya yang punya uang triliunan, 'kan?"

Carissa menimpali, "Menghabiskan uang yang dihasilkan orang lain untukku dan menghabiskan uang yang kuhasilkan sendiri itu beda. Mimpiku itu kakakku meneruskan Grup Soranda dan aku bermalas-malasan seumur hidup. Siapa sangka, kakakku menggila waktu kuliah. Dia malah belajar ilmu kedokteran."

Carissa menambahkan, "Kakakku langsung menjadi dokter setelah lulus kuliah. Aku dan orang tuaku nggak berhasil membujuknya ...."

Carissa pusing setiap memikirkan masalah ini. Adeline menuang teh untuk Carissa, lalu membujuk, "Jangan benci kakakmu. Kamu nggak tahu aku sangat iri padamu. Kamu bisa langsung meneruskan perusahaan keluargamu."

Tidak seperti Adeline, sekarang dia memikirkan cara untuk mendapatkan kasus setiap hari. Dalam 2 minggu ini, Adeline sama sekali tidak menerima kasus. Kalau terus begini, mungkin suatu saat dia bisa kehilangan pekerjaan.

Adeline m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yani Suryani
bukanya Carissa mau pegang perusahaan kenapa gak kerja sama aja Adeline sama Carissa ......
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 396

    Seusai berbicara, tanpa memberi Adeline kesempatan untuk berbicara, Petra berbalik dan masuk ke kamar. Dia baru keluar sepuluh menit kemudian.Melihat tubuh Petra yang terbungkus rapat, Adeline mengerutkan kening. "Kamu mau lindungi diri dari siapa?""Aku biasanya memang berpakaian begini. Cepat masuk dan tidur."Begitu Petra selesai berbicara, Adeline tiba-tiba menghampirinya, lalu berjinjit dan mencium dagunya. Petra yang tidak menyangka Adeline akan bersikap seperti ini pun tertegun beberapa detik sebelum tersadar kembali."Adel ... kamu ....""Kamu benar-benar bodoh atau cuma pura-pura bodoh? Aku mau kamu temani aku tidur malam ini."Petra pun terdiam.Melihat wajah dan telinganya yang memerah, Adeline mau tak mau tersenyum dan menggodanya, "Kamu lagi mikir yang aneh-aneh, ya? Aku cuma sedikit ketakutan habis nonton film itu, makanya aku mau ditemani."Dia menambahkan, "Kalau nggak ada orang di dekatku, aku mungkin akan terlalu takut untuk tidur malam ini."Petra menatapnya dengan

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 395

    "Tunggu!"Adeline berjalan cepat ke hadapan Petra dan berujar, "Aku belum keringkan rambutku. Tunggu sampai aku selesai keringkan rambut dulu, ya."Petra menunduk untuk menatap Adeline. Dari sudut pandangnya .... Dia segera memalingkan muka dan menjawab, "Jangan deh. Ini sudah terlalu malam.""Rumahmu cuma di seberang. Kalau kamu khawatir pulang terlalu larut, gimana kalau kamu mandi di sini saja? Setelah kamu selesai mandi, aku juga seharusnya sudah selesai keringkan rambut.""Ng ... nggak usah. Aku akan tunggu sampai kamu selesai keringkan rambut.""Oke."Adeline mengambil pengering rambut dari kamar mandi, lalu duduk di sofa dan mulai mengeringkan rambutnya. Setelah beberapa saat, dia melihat Petra masih berdiri dan mau tak mau mengangkat alisnya. "Kamu nggak capek berdiri terus?""Nggak ....""Ya sudah."Adeline selesai mengeringkan rambutnya belasan menit kemudian."Adel, ini sudah sangat malam. Aku pulang dulu, ya."Jika tinggal lebih lama lagi di sini, Petra mungkin tidak akan b

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 394

    Jika Petra ingin kembali, Adeline tidak punya alasan untuk menghentikannya meskipun mereka adalah sepasang kekasih."Aku mau tinggal di Kota Senara."Setelah hening sejenak, Adeline berbicara perlahan, "Kalau itu demi aku ... kamu nggak perlu ....""Bukan, Adel. Kamu jangan berpikir begitu. Baik kita bersama atau nggak, aku tetap nggak mau kembali ke rumah itu."Adeline menggenggam tangannya. "Oke. Tapi apa pun yang terjadi, aku akan dukung keputusanmu. Meski kamu putuskan untuk kembali ke ibu kota, aku bisa bekerja keras untuk kembangkan bisnis Grup Thomas di sana supaya aku bisa tetap bersamamu."Dalam sebuah hubungan, tidak boleh hanya ada satu pihak yang selalu mengorbankan kepentingannya demi pihak lain. Sebaliknya, mereka harus bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama."Emm .... Adel, kamu nggak mau tanya kenapa hubunganku dengan keluargaku kurang baik?"Adeline menggeleng. "Kalau kamu kasih tahu aku suatu hari nanti, aku akan senang. Tapi, aku nggak akan tanya sampai kamu si

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 393

    Adeline berjalan masuk ke kamar mandi, lalu menatap rekan-rekannya dan berkata dengan tenang, "Kalau kalian mau makan siang bareng Pak Delon, aku bisa bantu kalian ajukan permintaan itu."Beberapa orang itu tidak menyangka Adeline akan mendengar mereka menjelek-jelekkannya. Wajah mereka memucat dan mereka saling memandang dengan panik.Semuanya sudah berakhir. Hal apa yang lebih memalukan daripada mengatakan sesuatu yang buruk tentang seseorang dan ketahuan?"Bu Adeline ... maaf. Kami nggak akan melakukannya lagi!"Seusai berbicara, beberapa orang itu bergegas pergi.Adeline tidak menanggapi kejadian itu dengan serius. Setelah menggunakan kamar mandi, dia kembali ke meja kerjanya dan bersiap untuk tidur. Namun, rekan-rekan yang telah menjelek-jelekkannya di kamar mandi tiba-tiba menghampirinya. "Bu Adeline, maaf. Kami sudah introspeksi diri. Kami yang salah karena sudah jelek-jelekkan kamu. Kami harap kamu bisa maafkan kami kali ini ...."Adeline adalah putri Delon. Jika dia mengaduka

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 392

    [ Sebelumnya, Amanda cukup mudah didekati. Dia seharusnya juga sama .... ][ Belum tentu. Aku sudah dengar banyak rumor tentangnya. Dia dulunya adalah pengacara perceraian. Mana mungkin seorang pengacara gampang dihadapi? ][ Ya ampun, jangan buat aku takut! Aku sering curi teh dan minuman lainnya dari perusahaan. Apa dia akan menuntutku? ]...Semua orang berdiskusi hangat di obrolan grup. Mereka semua khawatir apakah Adeline akan menimbulkan masalah untuk mereka kelak.Adeline tidak mengetahui semua ini. Setelah menambahkan LINE Herman, sekretaris yang telah bekerja paling lama untuk Delon, dia pun bertanya kepada Herman mengenai apa yang harus dia lakukan.Herman mengirimkan beberapa informasi perusahaan kepadanya. [ Bu Adeline, kamu boleh baca-baca dulu tentang perkenalan perusahaan dan informasi yang bersangkutan. Untuk sementara, kamu boleh ikuti aku dulu. Aku akan beri tahu kamu kalau ada rapat dan yang sejenisnya, biar kamu bisa ikut aku menghadirinya. ][ Baik, panggil saja a

  • Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik   Bab 391

    Shinta menatapnya dan berujar, "Delon, kalau kamu nggak setuju dengan pembagian harta yang adil, aku juga nggak akan setuju untuk bercerai. Selama aku nggak setuju, meski kamu ajukan gugatan cerai, itu juga percuma saja.""Kamu kira kamu bisa ancam aku?""Aku nggak ancam kamu, cuma beberkan fakta. Kita berdua sudah 40-an tahun. Meributkan perceraian nggak akan terlihat baik untuk kita."Delon menatap Shinta dengan dingin. "Bukannya kamu yang mau cerai?"Shinta pun menunduk, lalu baru berbicara setelah jeda yang lama, "Aku sudah terbiasa bersikap keras kepala dan nggak pernah tunduk pada siapa pun, makanya aku baru bilang aku mau cerai."Shinta selalu berpikir Delon tidak akan menganggap serius kata-katanya. Sekarang, dia menyadari bahwa dirinya terlalu percaya diri.Seluruh kantor menjadi hening. Delon mengerutkan kening dan entah sedang memikirkan apa.Setelah entah berapa lama, terdengar ketukan di pintu. Seorang sekretaris masuk dengan membawa dokumen. Menyadari suasana yang tegang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status