Share

Bab 2 Bungkusan Plastik

Dahi pada wajah yang tampan itu langsung mengernyit, Fredy menatap bercak warna merah di atas ranjang itu sambil bertanya heran, "Beri tahu aku, apa itu?"

Dela menarik napas dalam dengan sulit lalu menjawab setelah merasa tenang, "Seharusnya dengan pengalaman Presdir tentu saja sudah tahu apa ini, bukan?" Presdir yang memiliki banyak pengalaman bagaimana mungkin tidak tahu apa arti bercak darah di atas ranjang ini?

Fredy tersenyum lalu menggeleng tidak percaya, "Jangan bilang kalau ini pertama kali untukmu? Aku tidak akan percaya!"

Dela memalingkan wajahnya, "Tapi bukannya kenyataannya sudah terlihat di sini?"

"Dari mana asal benda ini?"

"Tentu saja ini adalah darahku!"

Rasa jijik perlahan terlihat di tatapan mata Fredy, menggantikan rasa puas dan bahagia yang dia dapatkan pada tubuh Dela tadi. Fredy menahan satu kakinya di atas ranjang lalu menarik tangan Dela sekuat tenaga seperti seekor singa yang sedang marah.

Dela yang duduk di sisi ranjang dengan mudah diangkat olehnya sampai berlutut di atas ranjang, kedua bukit milik Dela terlihat menggantung dengan lembut di udara.

Fredy memaksakan diri untuk tidak menatapnya, lalu dia menarik selimut di bawah tubuh Dela dengan sekuat tenaga. Tiba-tiba sebuah bungkus plastik kecil seperti bekas bungkus makanan cepat saji terlempar ke udara dan mendarat di atas lantai.

Dela langsung menatap bungkus plastik itu dengan tatapan terkejut dan kaku, dia lalu menatap Fredy dengan ketakutan, "Tidak."

Fredy menatap bungkus plastik itu dengan heran lalu mengambilnya. Setelah melihat dengan jelas, Fredy mendengus kecil lalu menuangkan sisa cairan merah dalam bungkus plastik itu di depan wajah Dela. "Sepertinya selaputmu terbuat dari plastik!"

Dela menutup mata tidak menjawab.

"Ingin bermain trik denganku, tapi sayang sekali sepertinya keberuntungan tidak ingin berpihak kepadamu." Fredy melemparkan bungkus plastik itu ke wajah Dela, "Tidak tahu kamu ini terlalu pintar atau terlalu bodoh, apakah kamu kira aku akan benar-benar percaya kepadamu hanya dengan membuat sedikit darah seperti ini?"

"Aku tahu kamu tidak akan percaya, bahkan pada zaman dulu pria juga tidak tertipu dengan hal seperti ini!" ujar Dela sambil tertawa.

"Lalu kenapa kamu masih ingin melakukannya?"

Saat ucapan Fredy baru selesai diucapkan, tiba-tiba beberapa polisi mendobrak masuk pintu kamar. "Jangan bergerak, ada laporan bahwa seseorang sedang menghisap narkoba di sini."

Fredy dan Dela yang menatap ke arah pintu masih belum mengerti dengan ucapan polisi, kemudian mereka melihat ada beberapa lampu perak yang berkedap-kedip di depan mereka.

"Presdir Wijaya, apakah ini adalah pasangan wanitamu yang baru? Apakah kalian yang mengkonsumsi narkoba di sini?" tanya beberapa reporter yang ada di belakang polisi.

Seorang reporter yang teliti langsung menyadari bercak darah di atas ranjang lalu bertanya, "Apakah ini adalah pertama kalinya untuk pacar baru Presdir? Apakah Presdir akan menikahi pacar barunya ini?"

Fredy menarik seprai untuk menutupi tubuhnya sendiri, dia mendorong para reporter lalu berjalan menuju kamar mandi sambil menutupi wajah dengan tangannya.

Para reporter yang sangat berpengalaman ini sama sekali tidak mendengarkan peringatan darinya, mereka malah langsung menyodorkan mikrofon kepada Dela, "Siapa nama Nona? Sudah berapa lama berhubungan dengan Presdir Wijaya? Apakah biasanya Presdir Wijaya baik kepadamu? Apakah kamu berhubungan dengannya karena uang?"

Pertanyaan bodoh juga pertanyaan tidak berguna langsung menyerang Dela, "Aku tidak tahu, aku tidak tahu apa pun, jangan bertanya kepadaku!"

Dela yang tidak pernah mengalami situasi seperi ini langsung panik, dia menutupi dirinya dari ujung kepala sampai kaki menggunakan seprai yang memiliki bercak darah itu. Suasana dalam kamar menjadi sangat kacau, sekelompok polisi harus memeriksa lokasi juga harus menghadapi para reporter.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Manong
bgs ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status