Share

15. Pemuja Visual

Sekar menatap bintang paling terang dan membayangkan ibunya sedang menatapnya sambil tersenyum dari atas sana. Dan lagi-lagi dia teringat ucapan Shaka. Air matanya tanpa sadar menetes.

"Nangis aja, jangan ditahan. Keluarin semuanya." Kayden merangkum wajah Sekar kemudian menariknya masuk ke dalam pelukannya. Dia sudah menduga ada yang tidak beres dengan Sekar hari ini. Sekar tidak mungkin nekat ke rumah pantai begitu saja jika tidak terjadi apa-apa.

"Ada abang. Abang selalu ada buat kamu." Kayden berbisik dan mencium puncak kepala gadis itu. Hatinya sesak mendengar tangisan Sekar.

"Dia ngatain hal buruk tentang ibu. Hati Sekar sakit dengarnya. Ibu orang baik. Ibu Sekar orang baik." Sekar memukul-mukul dada Kayden. Air matanya semakin deras.

"Sekar sedih. Sekar juga malu karena gak bisa bela ibu kayak abang bela bunda. Sekar gabisa kuat kayak abang. Tangan Sekar tadi gemetaran."

Kayden diam mendengarkan Sekar.

"Sekar takut mau bogem dia. Seharusnya tadi Sekar mukul mulut kotornya, tap
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status