Share

17. Geng Motor Tanpa Musuh

"Abang tuh kakinya masih dibungkus kayak mumi. Jangan banyak gerak dulu."

"Sini tidur dekat abang Bibin aja." Bintang menggoyang-menggoyangkan tangannya. Sekar terdiam. Luka Bintang lebih banyak daripada John. Itu lah alasan Sekar lebih memilih ikut dengan John daripada dia.

Sekar memijit tangan Bintang. "Kata dokter, kaki abang gak boleh banyak gerak dulu, nanti makin lama sembuhnya."

Bintang mengangguk, "bakal cepat sembuh kalo ada Sekar."

"Aduh aduh... Tangan abang, Kar, kayaknya minta dipijat-pijat juga."

Bintang memutar mata mendengar keluhan John. "Gak bisa lu ya, liat gue manja manja bentar!" Dia melototi John.

Sekar menghela nafas. Akhirnya dia menarik kursi untuk duduk di tengah-tengah keduanya.

"Loh, Kar...." John menatapnya dengan tidak puas. Begitu juga Bintang.

"Kamu di sini aja sama abang. Kamu pasti masih ngantuk, kan?" John membujuk. Lagipula jika Sekar tidur di sampingnya, dia bisa foto untuk dipamerkan nanti pada Kayden.

Sekar menggeleng, mulutnya sudah maju lima sen
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status