Irma berlari menaiki anak tangga menuju kamar milik Lea, gadis berparas eksotik itu tak mempedulikan Nyonya Aleta yang berteriak memanggil namanya dari arah dapur. Baginya, terserah Nyonya Aleta akan mengatainya tamu tidak sopan atau apalah, intinya sekarang yang terpenting baginya adalah menemui Lea, gadis kudet dengan sejuta kegaptekan miliknya itu.
Tanpa mengetuk pintu kamar Irma tak sabaran langsung menerobos masuk, ia bahkan dapat melihat empuhnya kamar sedikit terlonjak kaget karena kehadirannya itu namun ia tidak mempedulikan itu.
"Astaga!.. Irma!" Lea memekik melampiaskan rasa kesalnya akibat tingkahnya dan tentu saja Irma hanya nyengir kuda merespon kekesalan Lea.
Tanpa buang-buang waktu Irma langsung menyambar lengan milik Lea yang kala itu tengah berdiri di depan lemari pakaiannya dan menyeret si pemilik lengan menuju tempat tidur, yeah! Karena dikamar berukuran 4x5 meter itu tidak memiliki sofa ataupun tempat duduk lainya jadi terpaksa tempat tidurpun harus beralih fungsi menjadi tempat duduk juga.
"Kau ini kenapa?" tanya Lea bingung.
Irma tak menjawab "Mana ponselmu?" tanyanya mengabaikan pertanyaan yang telah lebih dulu dilontarkan Lea padanya.
"Mau kau apakan ponselku?"
"Berikan saja, nanti akan ku jelaskan." Irma menyahut seraya mengamati seisi kamar mencari letak keberadaan si benda persegi panjang itu.
Lea merogoh saku celananya mengambil ponsel pintar berwarna coklat dari sana lalu menyerahkan benda elektronik itu kearah Irma tanpa protes ataupun mengeluh.
Seulas senyum menghiasi wajah Irma kala ia menyambut ponsel milik sahabatnya itu, sebelum akhirnya gadis eksotis dengan rambut kriting itu mulai sibuk mengotak atik benda persegi panjang itu.
"Apa yang akan_" ucapan Lea langsung terhenti saat Irma mengangkat telapak tanganya kearah wajah Lea "Tunggu sebentar, Le. Aku akan menjelaskan semuanya nanti." sahut Irma tanpa menatap lawan bicaranya itu, nampaknya layar ponsel pintar milik Lea lebih menarik dari pada Lea sendiri.
Hampir lima menit Irma mengotak atik ponsel milik Lea sampai akhirnya gadis itu berseru "Oke!.. Selsai."
Lea masih duduk dalam kebingunganya.
Irma mengarahkan layar ponsel pintar itu kearah Lea seraya menjelaskan "Aku telah membuat akun star friends untukmu."
"Star friends?" Irma mengangguk lalu jari telunjuknya terjulur kearah pojok kiri atas bagian layar, disana ada sebuah bintang "Aku menggunakan foto yang ini sebagai foto profilmu."
Foto Lea yang sedang menatap sendu kearah kejauhan terlihat bertengger berbentuk bintang dipojok kiri bagian atas ponselnya.
"Aku sudah bilang, aku tidak ingin menggunakan media sosial, kau tau sendiri aku bahkan tidak perna sekalipun bermain dengan f******k, atau bahkan i*******m yang kau buat, tapi kau sekarang justru menambah akun media sosial baru untukku sekarang." protes Lea, Iya! Gadis cantik itu memang tak perna berkutat dimedia sosial bahkan setelah Irma membuat akun F******k dan i*******m untuknya dua tahun lalu dia sama sekali tidak perna berselancar disana.
Irma menghela nafas berat "Ayolah Le! Aplikasi ini sangat menarik, aplikasi ini sangat gampang, cara kerjanya seperti f******k, setidaknya berselancarlah di star friend sesekali. Oke!"
Setelah menjelaskan panjang lebar tentang star friend kepada Lea, Irmapun langsung beranjak pergi seperti tanpa beban tak menghiraukan Lea yang terlihat geram pada kelakuannya itu.
Tiing!... Bunyi ponsel milik Lea pertanda ada pesan yang masuk dengan segera Lea meraih ponsel pintar yang digeletakan Irma sebelum pulang diatas tempat tidur.
Lea menyerengit melihat tanda bintang besar memenuhi layar ponselnya, sebuah chatt dari seseorang, merasa bingung karena dia tidak perna mengirim chatt pada siapapun menggunakan aplikasi yang baru saja dibuat oleh Irma, lalu siapa yang mengiriminya chatt?
Lea mengklik tanda bintang berukuran besar tepat ditengah-tengah layar ponselnya, matanya tiba-tiba terbelalak saat melihat isi chatt berupa stiker berbentuk wajah datar sebuah boneka.
"Astaga!.. Irma!..." Lea berteriak jengkel saat melihat ternyata Irmalah yang mengirimi chatt lebih dahulu melalui akun milik Lea untuk menyapa si pemilik akun bernama @Lex_Draro.
Sementara ditempat lain, Alex dengan wajah datarnya menunjukan chatt dari seseorang kearah Mike "Lihat ini!" ucapnya "Akun ini kau buat baru tujuh menit yang lalu dan aku langsung mendapat chatt dari gadis menyebalkan seperti ini." lanjutnya meluapkan kekesalanya kearah sepupuhnya itu.
Melihat wajah tak bersahabat dari Alex, Mike dengan cepat meraih ponsel ditangan Alex lalu membaca chatt yang dikirim oleh akun bernama @Lea_Lamia.
"Kau ini sensitif sekali, Lex. Gadis ini hanya menyapamu dengan kalimat 'hay' tapi kau membalasnya dengan wajah datar seperti ini." Mike menunjuk kearah stiker yang dikirim Alex sebagai balasan chatt dari gadis yang menurutnya menyebalkan itu, ekspresi datar dari stiker itu seakan mengisyaratkan kata 'Pergi sana!.. Jangan menggangguku' untuk si pengirim chatt.
Mike tersentak saat merasakan ponsel milik Alex bergetar dalam genggamanya, sebuah bintang memenuhi layar ponsel berwarna navy itu, tanpa buang-buang waktu Mike langsung mengklik tanda bintang dan menampilkan isi dari chatt yang dikirim oleh akun bernama @Lea_Lamia.
@Lea_Lamia : Maafkan aku Tuan karena telah lancang mengirimimu sebuah chatt. Jujur chatt itu bukan aku yang kirim tapi temanku.
Mike tersenyum membaca balasan itu "Gadis yang polos," seru Mike seraya memeriksa foto profil dari gadis yang mengiriminya chatt tersebut.
Mike menyerengit "Apa-apaan ini?" keluhnya membuat Alex penasaran dan langsung menatapnya "Kenapa?" tanya Alex.
"Dia terlalu cepat mengganti foto profilnya, aku bahkan belum sempat melihatnya." Mike mengklik profil gadis itu mencari fotonya kembali namun nihil nampaknya sang pemilik akun telah menghapus fotonya lalu menggantinya dengan beberapa foto pemandangan.
"Apa gadis itu cantik?" tanya Mike kearah Alex yang masih duduk menikmati buku bacaan ditanganya.
"Mana ku tahu," sahutnya malas.
Mike melempar pelan ponsel milik Alex diatas tempat tidur kemudian beranjak pergi meninggalkan si pemilik kamar tanpa pamit ataupun basa basi terlebih dahulu.
Berrtt!.. Alex merasakan ponsel pintar yang di lempar Mike bergetar disampin pahanya namun ia tak benggubrisnya dan masih asyik membaca lembar demi lembar buku yang ada dalam pegangannya.
Berrtt!... Getaran kedua dari ponselnya kini mulai membuat keningnya mengkerut merasa terganggu akan getaran ponsel itu.
Berrt!.. Getaran ketiga mulai menguji kesabarannya namun ia masih bisa mempertahankan fokusnya pada buku yang dibacanya.
Berrrtt!.. Getaran keempat membuatnya kehilangan kendali, ia dengan kasar melepas buku diatas pangkuanya lalu meraih ponsel yang berada tapat disamping paha kanannya.
Ia membaca pemberitahuan yang masuk melalui aplikasi star friends yang baru saja dibuat oleh Mike pada ponselnya.
@Lea_Lamia baru saja mengunggah sebuah foto, bunyi keterangan yang dibaca Alex.
"Gadis ini benar-benar menyebalkan." gumam Alex seraya membuka percakapan berbintang untuk mengirim chatt pada pemilik akun @Lea_Lamia.
Lea menatap layar ponselnya bingung begitu sebuah bintang memenuhi layar ponselnya, sebua chatt dari akun bernama @Lex_Draro.
"Inikan nama akun yang mengirimiku stiker wajah datar itu, untuk apa dia mengirimiku chatt?" pikir Lea seraya mengklik bintang yang ada ditengah-tengah layar ponselnya.
Bersambung!...
Mata Lea terbelalak saat layar ponselnya menampilkan isi chatt yang dikirimkan akun bernama @Lex_Draro.@Lex_Draro : Ku mohon berhentilah menggangguku, Please!.Lea yang saat itu terduduk diatas tempat tidur spontan berdiri dengan ekspresi wajah tercengangnya, pasalnya ia sama sekali tidak mengganggu si pemilik akun @Lex_Draro itu sejak lelaki itu mengiriminya stiker wajah datar."Siapa yang mengganggu siapa?" ketus Lea kesal, ia bahkan mengeja satu persatu kata yang dikirim lelaki itu demi meyakini hatinya bahwa dia sama sekali tidak salah membacanya takut-takut dia salah membaca namun semakin membaca isi chatt itu semakin membuat hati Lea geram karena telah dituduh sebagai pengganggu."Lelaki ini harus diberi pelajaran." guman Lea, jemarinya dengan cepat menari diatas layar ponsel berusaha mengetik balasan yang mewakilkan kemarahanya.@Lea_Lamia : Maaf Taun sebelumnya, aku tau kau orang yang kege'eran, tapi meski begitu tolong kontrol sedikit tingkat kege'eranmu dan jangan asal menu
Alex dengan terburu keluar dari kamar setelah melihat isi balasan chatt dari Lea."Jangan dia pikir dengan mengirimiku foto dua jari tengah seperti itu dia bisa menang dariku, jangan harap itu akan terjadi karena aku tidak akan membiarkan itu terjadi." gerutu Alex seraya berjalan dengan wajah marahnya menuju ruangan santai para pelayan yang ada diarea pekarangan kediamannya.Alex harus menerobos hutan mini dihalaman belakang rumahnya jika ia ingin keruangan para pelayan."Tuan Alex!" Demitri tersentak terbangun dari duduknya diatas sofa tunggal saat melihat sang majikan mendatangi pondok tempat berkumpulnya para pelayan saat menghabiskan waktu santai mereka.Wajah Demitri sangat pucat, karena sangat langkah melihat majikanya itu datang langsung kearea tempat para pelayan."Ada apa Tuan?" tanya Demitri terbatah. Pelayan lelaki paruh baya itu terlihat gugup, ia merasa takut kalau-kalau salah satu pelayan disana berbuat kesalahan besar sampai Tuan besar mereka yang bernama Alxe Draror Mo
Alex menatap tajam ponsel pintar yang digeletakanya diatas tempat tidur, sesekali lelaki bermata coklat itu akan menggigit ibu jarinya merasa gelisah menunggu balasan chatt dari Lea."Kenapa lama sekali?" gumam Alex kesal pasalnya sudah hampir dua jam menunggu balasan dari akun bernama Lea_Lamia namun nihil tak ada respon apapun dari akun itu sejak dia mengirimkan foto pasukan jari tengahnya."Apa-apaan ini? Apa dia menyerah begitu saja? Biasanya dia sangat gerak cepat membalas chattku." gerutu Alex kembali seraya memeriksa ponselnya takut-takut ada chatt yang tidak dia sadari masuk ke ponselnya tapi itu hanya harapanya belaka.Alex membanting ponselnya ke atas tempat tidur "Tunggu dulu," ucapnya seorang diri seoalah ada orang yang akan mendengar keluh kesanya itu "Jika gadis itu tidak membalas chattku itu tandanya aku menang bukan. Seharunya aku senang, tapi kenapa rasanya seperti ada yang kurang, seharusnya gadis itu membalas chattku bertempur denganku sampai titik darah penghabisan
"Kau yakin bisa membujuk warga kompleks yang ada ditaman untuk berfoto dengan pose mengangkat jari tengah, Ir?" tanya Lea masih merasa ragu akan rencana sang sahabat.Irma dengan yakin menganggukan kepalanya "Tenanglah Le, semua sudah terancang dalam otakku." sahut Irma sebelum perhatian kedua gadis itu dicuri oleh dering ponsel milik Lea.Lea menatap layar ponselnya, sebuah senyuman langsung menghiasi wajah cantik naturalnya kala melihat nama yang tertera dilayar ponsel pintarnya itu."Danu?" tanya Irma seakan mengetahui siapa gerangan si penelpon yang mampu membuat senyum cerah muncul diwajah Lea.Lea mengangguk merespon pertanyaan Irma sebelum memberi isyarat pada Irma untuk pergi sebentar menjawab panggilan telpon dari kekasihnya itu."Tunggu benar," ucap Lea seraya beranjak berdiri, menjauh beberapa langkah dari Irma yang masih duduk diatas tempat tidurnya."Hallo?" jawab Lea pada si penelpon."Hay, Sayang." balas si penelpon bernama Danu itu "Apa yang sedang kau lakukan sekarang
Alex mulai melanjutkan aktifitas ketik mengetiknya setelah sempat terganggu karena panggilan telpon dari Mike.Baru mau memulai mengetik kembali getaran ponsel akibat sebuah chatt dari Lea_Lamia masuk mengganggu ketikan milik Alex."Kau akan menjadi bujangan lapuk!" bunyi Chatt yang diterima Alex semakin membuat lelaki bermata coklat jerni itu naik pitam.Tangan Alex mulai bergerak kembali mengetik balasan chatt untuk Lea namun lagi-lagi terganggu akibat chatt Lea telah masuk lebih dulu menyerobot.Sebuah stiker beruang menjulurkan lidahnya langsung memenuhi layar ponsel milik Alex.Alex menahan kekesalannya karena sedari tadi dia belum dapat menyelesaikan ketikan balasan untuk chatt dari Lea, saat tangan Alex kembali untuk mengetik lagi-lagi chatt dari Lea masuk untuk mengganggu aktifitasnya lagi, kali ini stiker beruang dengan mata melotot memenuhi layar ponsel milik Alex. Belum selsai dengan stiker itu Lea kembali mengirimkan stiker-stiker yang lain hingga Alex kesulitan untuk meng
Mike terlihat ragu untuk membuka pintu kamar milik Alex. Sesekali lelaki berparas manis itu menarik nafas dalam lalu dihembuskanya secara berlahan mencari keberanian yang tersisah dalam hatinya.Mike telah melakukan dua kesalahan besar, pertama karena ia telah menelpon Alex, Mike juga tidak tahu alasan kenapa Alex marah besar padanya saat dia menelpon tadi. Dan kesalahan Mike yang kedua adalah karena kebodohannya, dia mengira lawan bicaranya ditelpon adalah Lucha dan tanpa terkontrol ia mulai mengeluarkan keluh kesah serta kejengkelannya tentang Alex padahal lawan bicaranya saat itu adalah Alex.Tangan Mike terangkat untuk meraih ganggang pintu kamar yang terbuat dari emas murni 24 karat, namun saat ia hendak membuka pintu tiba-tiba keberanian yang telah dikumpulkannya tadi menghilang begitu saja.Jantung Mike berdegup kencang layaknya genderang perang, ia ingin sekali kabur namun jika ia kabur maka itu sama artinya menambah masalah baginya."Mau sampai kapan kau berdiri disana?" suar
Setelah menerima telpon dari Irma dan mengetahui bahwa pesan berbintang di star friends tidak dapat dihapus, tubuh Lea langsung lemas, dengan langkah berat ia kembali melanjutkan langkahnya yang gontai kembali ke rumahnya.Tepat di depan gerbang rumahnya langkah Lea terhenti saat melihat sepasang sepatu berdiri dihadapanya, Lea sangat mengenal betul siapa pemilik sepatu itu, saat Lea mengangkat kepalanya kecurigaanyapun benar pemilik sepatu itu adalah Danu.Lea dengan segera memalingkan wajahnya menghindari tatapan Danu. Lea melangkah hendak masuk ke halaman rumahnya namun Danu mencekal pergelangan tanganya "Ayo kita bicara sebentar." ucap DanuLea dengan kasar menepis tangan Danu hingga terlepas dari pergelangan tanganya "Aku sedang tidak ingin bicara denganmu sekarang." balas LeaMelihat Lea masih menatapnya sinis dan masih bersikukuh ingin masuk ke dalam rumahnya membuat Danu langsung menarik tangan Lea hingga gadis itu berada dalam pelukannya dan sejurus kemudian Danu menggedong L
Alex terlihat sumringah saat Mike masuk ke dalam kamarnya seraya menenteng tas putih berisi ponsel keluaran terbaru merek S*m*u*g."Ini ponselmu?" ucap Mike meletakan tas putih itu di atas tempat tidur milik Alex."Bagaimana dengan akun star friendsku, apa kau sudah mengaturnya?""Astaga!" Mike spontan menepuk keningnya "Itu yang ku lupakan dari tadi." lanjutnya seraya mendudukan tubuhnya di atas tempat tidur mengeluarkan ponsel keluaran terbaru itu dari dalam kotaknya lalu mulai mengotak atiknya.Sebelum login ke dalam akun star friends milik Alex, Mike menatap lelaki yang tengah duduk di sofa tunggal yang ada dalam kamar itu."Kemarin mati-matian menolak untuk membuat akun, sekarang tak sabaran ingin login akun itu. Dasar plin plan!" gumam Mike sepelan mungkin, alangkah terkejutnya Mike saat Alex menatapnya tajam "Dia tidak mungkin mendengarku, bukan?" Mike membatin."Apa lihat-lihat?" ucap Alex ketus membuat Mike langsung segera kembali fokus pada ponsel berwarna hitam yang ada dit