Alex mulai melanjutkan aktifitas ketik mengetiknya setelah sempat terganggu karena panggilan telpon dari Mike.
Baru mau memulai mengetik kembali getaran ponsel akibat sebuah chatt dari Lea_Lamia masuk mengganggu ketikan milik Alex.
"Kau akan menjadi bujangan lapuk!" bunyi Chatt yang diterima Alex semakin membuat lelaki bermata coklat jerni itu naik pitam.
Tangan Alex mulai bergerak kembali mengetik balasan chatt untuk Lea namun lagi-lagi terganggu akibat chatt Lea telah masuk lebih dulu menyerobot.
Sebuah stiker beruang menjulurkan lidahnya langsung memenuhi layar ponsel milik Alex.
Alex menahan kekesalannya karena sedari tadi dia belum dapat menyelesaikan ketikan balasan untuk chatt dari Lea, saat tangan Alex kembali untuk mengetik lagi-lagi chatt dari Lea masuk untuk mengganggu aktifitasnya lagi, kali ini stiker beruang dengan mata melotot memenuhi layar ponsel milik Alex. Belum selsai dengan stiker itu Lea kembali mengirimkan stiker-stiker yang lain hingga Alex kesulitan untuk mengetik pesan balasannya.
"Aaaah!.." Alex mengerang jengkel seraya membanting ponsel ke lantai.
"Sebenarnya terbuat dari apa tangan gadis itu sampai tidak memberikan jeda mengirimiku chatt stiker." gumam Alex masih berusaha meredam kekesalannya.
"Lucha?!" teriak Alex memanggil sekretaris pribadinya.
Seorang laki dengan tinggi berkisar 175 CM masuk dengan terburu ke dalam kamar milik Alex begitu ia mendengar suara majikannya itu memanggil namanya.
"Ada apa, Tuan?" tanya Lucha, lelaki berdarah India itu terhenyak kaget saat melihat ponsel pintar berwarna navy milik Alex sudah tergeletak tak bernyawa di lantai alias rusak.
"Aku ingin kau mencari tahu informasi seorang gadis." ucap Alex, mengambil sebuah pena di atas meja kerjanya lalu mulai menuliskan sesuatu di atas secarik kerta "Ini alamat IP gadis itu." lanjut Alex, menyerahkan kertas itu pada Lucha.
"Cari semua informasi serinci apapun mengenai gadis pemilik IP tersebut." titah Alex yang langsung dibalas dengan anggukan kepala milik Lucha.
"Oh Iya!" sela Alex langsung memberhentikan langkah kaki milik Lucha yang saat itu hendak pergi meninggalkan kamar.
"Berikan ponselmu, Lucha." ucap Alex dan tanpa protes ataupun mengeluh Lucha langsung menyerahkan ponsel pintarnya itu pada Alex.
"Pergila," ucap Alex setelah berhasil menguasai ponsel pintar milik Lucha.
Alex berjalan menghampiri sofa tunggal yang ada di dalam kamarnya, mendudukan tubuhnya yang terasa lelah itu disana.
Tangan Alex kini mulai mensekroll layar ponsel pintar berwarna merah itu mencari nama Mike disana.
Alex segera mengarahkan ponsel pintar itu kearah telingannya setelah menelpon nomor milik Mike.
"Ha__" ucapan Alex terhenti saat Mike telah lebih dulu menyerobot menyerangnya dengan berbagai macam keluh kesahnya.
"Untung kau menelponku, Lucha." serobot Mike tanpa mengetahui bahwa orang yang tengah menelponnya itu adalah Alex.
"Apa kau tau alasan kenapa Alex sangat sensitif hari ini?" tanya Mike "Karena tingkat sensitfnya aku jadi sasaran empuknya sekarang, dia bahkan ingin memberikanku peringatan hanya karena aku menelponnya. Dia memang lelaki tersetres yang perna ku temui." keluh Mike panjang lebar masih tak menyadari mara bahaya apa yang mengintainya dibalik telpon tersebut.
"Tapi ngomong-ngomong, ada apa kau menelponku Lucha?" tanya Mike masih asyik mengemudikam mobil hasil pinjamannya itu.
"Mike, segera datang ke kamarku sekarang!" Mike sponta menginjak rem mendadak begitu mendengar suara Alex muncul dibalik ponsel milik Lucha.
"A.. Alex?" panggilnya ragu berusaha ingin memastikan bahwa suara yang di dengarnya itu bukanlah sebuah imajinasi belakang.
"Aku memberimu waktu sepuluh menit. Dalam waktu sepuluh menit kau sudah harus berada di kamarku." ucap Alex sebelum mengakhiri panggilan telponnya sepihak.
Mike yang saat itu sedang berkendara ingin pergi kesuatu tempat langsung memutar haluan untuk kembali.
"Astaga!... Tamat riwayatku hari ini." pikirnya "Kenapa aku begitu sial hari ini." gumamnya risau.
Sementara itu disebuah caffe Lea menyerengit begitu melihat akun milik Lex_Draro sudah tidak dalam mode aktif.
"Kemana dia pergi?" pikir Lea "Dia tidak menjawab chattku, bukankah itu tandanya dia sudah menyerah dan mengaku kalah." pikir Lea seraya tersenyum menyambut kemenangan pertamanya.
"Kau kenapa sayang?" tanya Danu saat melihat wajah milik Lea yang berseri.
"Aku menan__" ucapan Lea terhenti saat Danu mengangkat telapak tanganya untuk memberhentikan Lea karena sebuah panggilan telpon yang masuk pada ponselnya.
Danu memberi isyarat pada Lea sebelum beranjak berdiri lalu menjauhi Lea untuk menjawab panggilan telponnya itu.
Lea dapat melihat Danu dari kejauhan sedang asyik mengobrol dengan ponselnya, entah siapa yang menelpon Danu tapi yang jelas kini Danu sudah tidak seperti dulu lagi setidaknya itulah yang dirasakan Lea beberapa minggu belakangan ini.
Ada perubahan pada sikap Danu akhir-akhir ini, lelaki itu terkesan cuek pada Lea dan saat sedang bersama seperti saat ini Danu sibuk dengan ponselnya. Lea bahkan sempat berpikir bahwa Danu memiliki selingkuhan namun dengan cepat Lea menggelengkan kepalanya "Tidak!" gumam Lea "Aku tidak boleh cemburuan." pikirnya "Jika aku cemburuan seperti ini maka hubungan kami tidak akan damai lagi."
Lea menatap ponselnya kembali berusaha menyibukan diri selama Danu belum kembali.
Lea terlihat kecewa saat akun milik Alex masih dalam mode tidak aktif, padahal awalnya Lea berharap dapat berdebat dengan pemilik akun Lex_Draro itu, hitung-hitung supaya ia tidak merasa bosan karena ditinggal sendiri oleh Danu yang sekarang masih sibuk dengan perbincangannya ditelpon.
Hampir tiga puluh menit berlalu Danu tak kunjung mengakhiri panggilan telponnya hal itu membuat Lea sedikit kecewa pada kekasihnya itu, kejadian ini bukan hanya sekali dua kali dialami Lea tapi sudah sering.
Lea menatap tajam kearah Danu yang terlihat tertawa dari kejauhan, jika ditanya apakah Lea sakit hati maka jawabannya sudah tentu iya.
"Seharunya kau tak perlu mengajakku makan diluar jika pada akhirnya kau justru sibuk dengan ponselmu." gumam Lea sebelum kemudian beranjak pergi meninggalkan caffe bahkan tanpa sepengetahuan Danu.
Lea memberhentikan sebuah taksi lalu bergegas masuk ke dalam taksi tersebut sembari menyebutkan alamat yang ditujunya.
Dalam keheningan taksi tersebut, tiba-tiba air mata Lea mengir deras kekecewaan akibat tingkah Danu membuat hatinya sakit.
"Apa kutukan lelaki bernama akun Lex_Draro itu benar-benar akan terjadir, bahwa kami tidak akan bisa bersama sampai Nenek dan Kakek." gumam Lea semakin membuat hatinya hancur.
Lea meraih ponselnya membuka pesan berbintang yang ada diakun star friend miliknya sebelum kemudian ia merekam suaranya untuk mengirimkan voice mail pada pemilik akun @Lex_Draro "Ini semua salahmu." ucap Lea ditengah isak tangisnya "Kenapa kau harus memberikan komentar seperti itu?" lanjut Lea, "Jika aku benar-benar berpisah dengan kekasihku seperti komentarmu, maka aku berjanji tidak akan perna melepaskan mu." Lea dengan segera mengirim voice mail itu pada akun milik Alex.
Bersambung!...
Mike terlihat ragu untuk membuka pintu kamar milik Alex. Sesekali lelaki berparas manis itu menarik nafas dalam lalu dihembuskanya secara berlahan mencari keberanian yang tersisah dalam hatinya.Mike telah melakukan dua kesalahan besar, pertama karena ia telah menelpon Alex, Mike juga tidak tahu alasan kenapa Alex marah besar padanya saat dia menelpon tadi. Dan kesalahan Mike yang kedua adalah karena kebodohannya, dia mengira lawan bicaranya ditelpon adalah Lucha dan tanpa terkontrol ia mulai mengeluarkan keluh kesah serta kejengkelannya tentang Alex padahal lawan bicaranya saat itu adalah Alex.Tangan Mike terangkat untuk meraih ganggang pintu kamar yang terbuat dari emas murni 24 karat, namun saat ia hendak membuka pintu tiba-tiba keberanian yang telah dikumpulkannya tadi menghilang begitu saja.Jantung Mike berdegup kencang layaknya genderang perang, ia ingin sekali kabur namun jika ia kabur maka itu sama artinya menambah masalah baginya."Mau sampai kapan kau berdiri disana?" suar
Setelah menerima telpon dari Irma dan mengetahui bahwa pesan berbintang di star friends tidak dapat dihapus, tubuh Lea langsung lemas, dengan langkah berat ia kembali melanjutkan langkahnya yang gontai kembali ke rumahnya.Tepat di depan gerbang rumahnya langkah Lea terhenti saat melihat sepasang sepatu berdiri dihadapanya, Lea sangat mengenal betul siapa pemilik sepatu itu, saat Lea mengangkat kepalanya kecurigaanyapun benar pemilik sepatu itu adalah Danu.Lea dengan segera memalingkan wajahnya menghindari tatapan Danu. Lea melangkah hendak masuk ke halaman rumahnya namun Danu mencekal pergelangan tanganya "Ayo kita bicara sebentar." ucap DanuLea dengan kasar menepis tangan Danu hingga terlepas dari pergelangan tanganya "Aku sedang tidak ingin bicara denganmu sekarang." balas LeaMelihat Lea masih menatapnya sinis dan masih bersikukuh ingin masuk ke dalam rumahnya membuat Danu langsung menarik tangan Lea hingga gadis itu berada dalam pelukannya dan sejurus kemudian Danu menggedong L
Alex terlihat sumringah saat Mike masuk ke dalam kamarnya seraya menenteng tas putih berisi ponsel keluaran terbaru merek S*m*u*g."Ini ponselmu?" ucap Mike meletakan tas putih itu di atas tempat tidur milik Alex."Bagaimana dengan akun star friendsku, apa kau sudah mengaturnya?""Astaga!" Mike spontan menepuk keningnya "Itu yang ku lupakan dari tadi." lanjutnya seraya mendudukan tubuhnya di atas tempat tidur mengeluarkan ponsel keluaran terbaru itu dari dalam kotaknya lalu mulai mengotak atiknya.Sebelum login ke dalam akun star friends milik Alex, Mike menatap lelaki yang tengah duduk di sofa tunggal yang ada dalam kamar itu."Kemarin mati-matian menolak untuk membuat akun, sekarang tak sabaran ingin login akun itu. Dasar plin plan!" gumam Mike sepelan mungkin, alangkah terkejutnya Mike saat Alex menatapnya tajam "Dia tidak mungkin mendengarku, bukan?" Mike membatin."Apa lihat-lihat?" ucap Alex ketus membuat Mike langsung segera kembali fokus pada ponsel berwarna hitam yang ada dit
Lea menganga panik saat melihat tanda star pada voice mail yang dikirimnya untuk Alex yang menandakan bahwa lelaki itu telah mendengar voice mail darinya. Lea dengan cepat menjambak rambutnya sendiri dengan ekspresi frustasi "Sebaiknya kau mati saja, Lea." gumamnya."Sekarang apa yang harus ku lakukan jika lelaki itu mengolokku?" pikir Lea.Sedang asyik berpikir tiba-tiba Lea dikagetkan oleh pintu kamarnya yang terbuka sedetik kemudian sosok Irma muncul dari balik pintu."Lea, apa yang kau lakukan?!" pekik Irma pasalnya dia dan Lea berjanji akan pergi ke taman tepat jam empa sore, tapi sudah hampir jam empat Lea bahkan belum bersiap-siap dan hanya uring-uringan di atas tempat tidurnya dengan ekspresi frustarisnya."Kenapa kau belum siap-siap, Le?" tanya Irma.Lea menatap Irma nanar "Bagaimana ini Irma? Lelaki itu telah membaca voice mailku." rengek Lea meminta solusi pada Irma.Irma dengan spontan ikut mendudukan dirinya di atas tempat tidur melupakan sejenak niat awalnya masuk ke kam
Irma mencondongkan sedikit bagian tubuh atasnya kearah Iyan seraya berkata pelan "Aku ingin memintamu mengatur para lansia untuk mengangkat jari tengah mereka kemudian berfoto.""Apa?!" teriak Iyan memekik "Aku sudah katakan jangan minta bantuan yang aneh-aneh." ucap Iyan tak ingin menyanggupi keinginan dari Irma"Ayolah Iyan, bantu aku!" rengek Irma meraih tangan Iyan lalu menggoyang-goyangkannya seperti sebuah ayunan."Bagaimana cara aku meminta mereka semua untuk mengangkat jari tengahnya?""Kau hanya meminta mereka mengangkat jari tengahnya saja bukan meminta mereka mengangkat beban besi seberat lima puluh kilo." ketus Irma "Kaukan akrab dengan mereka, mereka pasti akan menurutimu. Katakan saja itu sebagai foto kenang-kenangan." usul Irma "Kau mau membantuku atau tidak?""Gak!" sambar Iyan cepat tanpa berpikir terlebih dahulu membuat Irma mulai jengkel."Oke! Baiklah kalau begitu, tapi jangan salahkan aku jika aku akan menceritakan pada Mbak Desi bahwa kau dulu perna mengompol di
Ting!.. Lea yang tengah terbaring menikmati waktu santainya itu langsung menjulurkan tanganya merabah tempat tidur tepat di samping kirinya mencari benda persegi panjang yang baru saja berbunyi itu.'Lex_Draro baru saja membalas pesan anda' bunyi notif yang ada di ponsel milik Lea.Lea dengan cepat mengklik bintang yang berada dilayar ponselnya 'Bagaimana hubunganmu dengan pacarmu? Apa kalian benar-benar putus?' Lea menyerengit membaca pesan dari Alex."Apa? Kau mau apa memangnya? Dia pasti sengaja bertanya ingin memastikan hubunganku dan lalu mengolokku." ucap Lea seraya memandangi layar ponselnya lalu ia kembali mengingat usulan dari Irma yang memintanya untuk berpura-pura bahwa ucapanya pada voice mail itu hanyalah prank.Dengan cepat Lea mulai mengetik jawabanya untuk membalas pesan yang diterimanya dari Alex."Hubunganku baik-baik saja dengan pacarku, kau pikir hanya karena kutukanmu yang tidak bermutu itu aku akan putus dengan pacarku. Maaf tapi imajinasimu terlalu jauh." ketik
Lea merasa kepikiran dengan chatt yang dikirim Alex padanya, belum menghilang rasa gundanya ponsel pintarnya kembali berdering, iya! Itu adalah chatt dari Alex kembali."Jangan lupa Nona bahwa aku mengenali wajahmu, tapi kau tidak mengenali wajahku. Bahkan meski kita bertabrakan sekalipun di jalan kau tidak akan tahu siapa aku dan aku tahu seperti apa bentuk parasmu." Lea spontan tersentak berdiri dengan panik setelah membaca chatt dari Alex, ia kembali mengingat bahwa ia perna mengirimi Alex video dengan dia di dalamnya untuk mengejek Alex "Sial!.. Aku memang benar-benar bodoh!." Lea mengumpati dirinya sendiri merasa ceroboh karena begitu mudah mengumbar wajahnya pada orang asing meski niatnya membuat video itu hanya untuk mengejek orang tersebut.Lea memeriksa profil milik Alex dan memang betul tak ada satupun foto lelaki itu disana, kebanyakan foto diakun star friend lelaki itu hanyalah sebuah jendela kamar, kursi, meja makan dengan menu yang menggugah selera dan berbagai macam de
Lea menunggu balasan chatt dari Alex dengan harap-harap cemas, bahkan gadis itu berdo'a dalam hati agar jawaban yang dikirimkan Alex sesuai dengan harapannya."Ku harap kau orang yang sangat miskin," gumam Lea seraya menatap layar ponselnya.Ting!.. Bunyi ponsel milik Lea dengan cepat gadis itu langsung meraih ponselnya, mengklik tanda bintang dilayar ponselnya tanpa sabaran.'Aku tidak kaya raya, kehidupan ekonomiku sangat jauh dari kata berkecukupan.' Lea tersenyum riang setelah membaca balasan chatt dari pemilik akun Lex_Draro itu, ia bahkan tanpa sadar menciumi layar ponselnya merasa lega karena Alex orang yang miskin."Astaga!" Lea tersentak "Apa yang telah ku lakukan, kenapa aku begitu bahagia diatas kemiskinan orang lain, bisa saja dia orang yang sangat miskin sampai tidak bisa membeli makanan, seharusnya aku tidak boleh sebahagia ini." ucapnya merasa bersalah namun tak dapat dipungkiri bahwa ia merasa senang akan balasan chatt yang dikirim Alex padanya.Lea dengan cepat menget