Share

Bab 7

Mike terlihat ragu untuk membuka pintu kamar milik Alex. Sesekali lelaki berparas manis itu menarik nafas dalam lalu dihembuskanya secara berlahan mencari keberanian yang tersisah dalam hatinya.

Mike telah melakukan dua kesalahan besar, pertama karena ia telah menelpon Alex, Mike juga tidak tahu alasan kenapa Alex marah besar padanya saat dia menelpon tadi. Dan kesalahan Mike yang kedua adalah karena kebodohannya, dia mengira lawan bicaranya ditelpon adalah Lucha dan tanpa terkontrol ia mulai mengeluarkan keluh kesah serta kejengkelannya tentang Alex padahal lawan bicaranya saat itu adalah Alex.

Tangan Mike terangkat untuk meraih ganggang pintu kamar yang terbuat dari emas murni 24 karat, namun saat ia hendak membuka pintu tiba-tiba keberanian yang telah dikumpulkannya tadi menghilang begitu saja.

Jantung Mike berdegup kencang layaknya genderang perang, ia ingin sekali kabur namun jika ia kabur maka itu sama artinya menambah masalah baginya.

"Mau sampai kapan kau berdiri disana?" suara Alex terdengar lantang dari dalam kamar bahkan hingga membuat Mike terlonjak kaget.

Mike celingak celinguk mencari letak kamera CCTV disekitar area pintu kamar Alex namun nihil tak ada kamera CCTV disana dan setahu Mike memang tidak ada kamera CCTV disana dari dulu "Lalu bagaimana dia bisa tahu aku ada disini?" pikir Mike bingung.

"Kau mau masuk sekarang atau kau membutuhkan bantuanku untuk menyeretmu masuk," mendengar ucapan Alex spontan Mike langsung membuka pintu kamar seraya memamerkan cengiran kudanya, namun saat melihat ponsel pintar berwarna navy yang tergeletak dilantai dalam keadaan terbelah dua cengiran kuda Mike langsung sirna.

"Ya Tuhan, apa aku akan bernasib sama seperti ponsel itu?" pikir Mike mulai berkecambuk.

Mike dapat melihat wajah Alex yang kesal. Saat Alex berdiri dari duduknya, Mike tiba-tiba berkata dengan terburu "Maafkan aku bisakah kau melupakan apa yang ku katakan tadi," serobot Mike tanpa jeda disetiap katanya.

Melihat reaksi Mike yang kalang kabut membuat Alex menyerengit bingung "Ada apa denganmu?" tanya Alex.

"Ah!.." gumam Mike lebih bingung "Bukannya dia meminta ku datang ke kamarnya kareng ingin menghajarku atas kesalahanku tadi?" pikir Mike.

"Kenapa menatapku seperti itu?" ucap Alex membuat Mike langsung memamerkan senyum cerianya "Ku rasa Alex sudah melupakan kesalahanku tadi, sebaiknya aku tidak mengingatkannya. Bisa bahaya jika dia kembali mengingat kesalahnku." ucap Mike membatin.

"Apa yang terjadi dengan ponselmu?" tanya Mike berusaha mengalihkan fokus milik Alex.

"Aku membantingnya," jawan Alex cepat.

"Kenapa?"

"Karena gadis itu membuatku kesal," sambar Alex.

"Seorang gadis telah membuatmu kesal lalu kenapa ponsel yang kau banting?"

"Karena aku tidak bisa membanting gadis itu maka sebagai gantinya aku membanting ponsel itu," jelas Alex.

"Terimakasih Tuhan karena aku tidak ada disekitar Alex saat kejadian itu berlangsung, jika aku ada disekitar Alex saat gadis itu membuatnya kesal maka bisa saja saat ini aku yang tergeletak dilantai saat ini," pikir Mike.

"Belikan aku ponsel baru," ucap Alex.

"Baiklah," sambar Mike seraya menatap iba pada ponsel yang ada dilantai itu "Malang sekali nasib ponsel ini mendapat pemilik seperti Alex." gumam Mike.

"Aku bisa mendengar ucapanmu, Mike." sambar Alex membuat Mike langsung mengatupkan mulutnya cepat.

"Apa kau masih mengingat kata sandi akun star friendsku?" Mike mengangguk "Kenapa memangnya?" tanya Mike.

"Saat membeli ponsel baru nanti kau langsung login saja ke akun star friendsku, dan ingat jangan memeriksa chatt apapun yang masuk nantinya, mengerti?" Mike mengangguk cepat sebelum kemudian berlalu pergi meninggalkan kamar milik Alex.

***

Lea menggeliat di atas tempat tidurnya, sepulang dari caffe dia langsung ketiduran entah dia lelah atau mungkin mengantuk setelah menangis yang jelas dia tertidur pulas setelah menangis sesegukan seorang diri dalam kamar.

Lea beranjak bangun dalam posisi terduduk, tanganya dengan cepat meraih ponsel pintar yang ada di atas nakas tepat disamping kiri tempat tidurnya.

Lea menatap layar ponselnya, ada dua puluhan panggilan telpon dari Danu, dan ada sekitar lima belas pesan singkat serta chatt WA dari Danu.

Lea menghapus semua notif yang ada di ponselnya termaksud pesan dan chatt dari Danu bahkan sebelum ia membacanya.

Lea terhenyak kaget saat mengingat sesuatu, ia dengan cepat memeriksa akun sosial media star friendsnya, pesan berbintang adalah tujuan utamanya dan alangkah terkejutnya Lea saat melihat sebuah voice mail terkirim untuk akun Lex_Draro.

"Astaga!.. Aku benar-benar ceroboh. Kenapa aku harus mengiriminya voice mail yang sangat memalukan seperti ini." pikir Lea nampaknya kekecewaan Lea pada Danu membuat gadis itu mencari pelampiasan untuk mengeluarkan kekesalanya dan pemilik akun Lex_Draro itulah sasaranya.

"Untung dia belum mendengar voice mailku." pikir Lea saat melihat voice mailnya belum memiliki tanda bintang berarti pemilik akun Lex_Draro itu belum membuka voice mail dari Lea karena jika pemilik akun Lex_Draro itu sudah mendengar voice mail dari Lea maka akan muncul tanda bintang disisi Voice mail yang dikirim Lea untuknya.

Tangan Lea dengan terburu mengotak-atik pengaturan star friends mencari tulisan 'delete' disana namun nihil tak ada tulisan 'delete' dipengaturan star friends miliknya.

"Bagaimana cara menghapusnya?" pikir Lea panik karena ia harus segera menghapus voice mailnya sebelum pemilik akun Lex_Draro itu mendengar voice mail itu.

"Irma!.. Tolong aku!" teriak Lea seraya lari terbirit menuju kediaman milik Irma yang hanya berselang tiga rumah darinya, Lea bahkan tidak sadar bahwa saat ini dia berlari tanpa menggunakan alas kaki.

"Tante, apa Irma ada di dalam?" tanya Lea pada Nyonya Fatimah yang saat itu sedang mengangkut jemuranya.

Lea dengan cepat membantu Nyonya Fatimah mengangkut beberapa jemuran yang menggantung ditali depan rumah milik Irma.

"Irma baru saja keluar, Le." sahut Nyonya Fatimah membuat Lea langsung terbelalak dengan ekspresi frustasi menyertai parasnya.

Melihat ekspresi Lea membuat Nyonya Fatimah langsung tertawa pasalnya Lea terlihat seperti orang yang ingin menangis.

Lea menyerahkan jemuran yang diangkutnya kearah Nyonya Fatimah sebelum kemudian membungkuk memberi tanda bahwa dia pamit untuk pulang.

Di perjalanan pulang Lea sesekali menelpon Irma namun gadis itu tidak menjawab panggilan telponya yang berarti saat ini Irma tengah sibuk dengan murid-murid bimbingannya.

Irma adalah seorang guru matematika setiap hari pada jam dua siang seperti saat ini Irma pasti akan sibuk memberi pelajaran tambahan bagi murid-murinya, jadi Lea sudah tau bahwa akan percuman menelpon Irma karena gadis itu tidak akan menjawab telponya sampai kegiatan mengajarnya selsai.

Namun baru saja hendak memasukan ponselnya dalam saku celananya bunyi deringan ponsel milik Lea langsung membuat empuhnya ponsel itu tersentak.

Mata Lea berbinar saat melihat nama Irma tertulis di layar ponselnya, tanpa buang-buang waktu ia langsung menjawab panggilan telpon itu.

"Irma!!" seru Lea merasa lega.

"Ada apa Le? Aku panik saat melihat panggilan telpon tak terjawab darimu begitu banyak." ucap Irma.

"Aku ingin menanyakan sesuatu padamu." 

"apa itu?" sambar Irma

"Bagaimana cara menghapus voice mail yang ada dipesan berbintang?" 

"Kenapa kau ingin menghapusnya?" bukanya menjawab Irma justru bertanya balik.

"Akan ku jelaskan nanti, jika ku jelaskan melalui telpon terlalu panjang ceritanya." jawab Lea.

"Tapi Le, di akun star friend kita tidak bisa menghapus pesan yang ada dipesan berbintang."

"APA?!" pekik Lea panik "bagaiman bisa seperti itu?" rengeknya

"Yah! Memang seperti itulah aturannya." sahut Irma.

"Tamatlah riwayatku jika lelaki itu mendengar voice mailku, dia pasti akan mengejekku habis-habisan." pikir Lea

Bersambung!...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status