Mike terlihat ragu untuk membuka pintu kamar milik Alex. Sesekali lelaki berparas manis itu menarik nafas dalam lalu dihembuskanya secara berlahan mencari keberanian yang tersisah dalam hatinya.
Mike telah melakukan dua kesalahan besar, pertama karena ia telah menelpon Alex, Mike juga tidak tahu alasan kenapa Alex marah besar padanya saat dia menelpon tadi. Dan kesalahan Mike yang kedua adalah karena kebodohannya, dia mengira lawan bicaranya ditelpon adalah Lucha dan tanpa terkontrol ia mulai mengeluarkan keluh kesah serta kejengkelannya tentang Alex padahal lawan bicaranya saat itu adalah Alex.
Tangan Mike terangkat untuk meraih ganggang pintu kamar yang terbuat dari emas murni 24 karat, namun saat ia hendak membuka pintu tiba-tiba keberanian yang telah dikumpulkannya tadi menghilang begitu saja.
Jantung Mike berdegup kencang layaknya genderang perang, ia ingin sekali kabur namun jika ia kabur maka itu sama artinya menambah masalah baginya.
"Mau sampai kapan kau berdiri disana?" suara Alex terdengar lantang dari dalam kamar bahkan hingga membuat Mike terlonjak kaget.
Mike celingak celinguk mencari letak kamera CCTV disekitar area pintu kamar Alex namun nihil tak ada kamera CCTV disana dan setahu Mike memang tidak ada kamera CCTV disana dari dulu "Lalu bagaimana dia bisa tahu aku ada disini?" pikir Mike bingung.
"Kau mau masuk sekarang atau kau membutuhkan bantuanku untuk menyeretmu masuk," mendengar ucapan Alex spontan Mike langsung membuka pintu kamar seraya memamerkan cengiran kudanya, namun saat melihat ponsel pintar berwarna navy yang tergeletak dilantai dalam keadaan terbelah dua cengiran kuda Mike langsung sirna.
"Ya Tuhan, apa aku akan bernasib sama seperti ponsel itu?" pikir Mike mulai berkecambuk.
Mike dapat melihat wajah Alex yang kesal. Saat Alex berdiri dari duduknya, Mike tiba-tiba berkata dengan terburu "Maafkan aku bisakah kau melupakan apa yang ku katakan tadi," serobot Mike tanpa jeda disetiap katanya.
Melihat reaksi Mike yang kalang kabut membuat Alex menyerengit bingung "Ada apa denganmu?" tanya Alex.
"Ah!.." gumam Mike lebih bingung "Bukannya dia meminta ku datang ke kamarnya kareng ingin menghajarku atas kesalahanku tadi?" pikir Mike.
"Kenapa menatapku seperti itu?" ucap Alex membuat Mike langsung memamerkan senyum cerianya "Ku rasa Alex sudah melupakan kesalahanku tadi, sebaiknya aku tidak mengingatkannya. Bisa bahaya jika dia kembali mengingat kesalahnku." ucap Mike membatin.
"Apa yang terjadi dengan ponselmu?" tanya Mike berusaha mengalihkan fokus milik Alex.
"Aku membantingnya," jawan Alex cepat.
"Kenapa?"
"Karena gadis itu membuatku kesal," sambar Alex.
"Seorang gadis telah membuatmu kesal lalu kenapa ponsel yang kau banting?"
"Karena aku tidak bisa membanting gadis itu maka sebagai gantinya aku membanting ponsel itu," jelas Alex.
"Terimakasih Tuhan karena aku tidak ada disekitar Alex saat kejadian itu berlangsung, jika aku ada disekitar Alex saat gadis itu membuatnya kesal maka bisa saja saat ini aku yang tergeletak dilantai saat ini," pikir Mike.
"Belikan aku ponsel baru," ucap Alex.
"Baiklah," sambar Mike seraya menatap iba pada ponsel yang ada dilantai itu "Malang sekali nasib ponsel ini mendapat pemilik seperti Alex." gumam Mike.
"Aku bisa mendengar ucapanmu, Mike." sambar Alex membuat Mike langsung mengatupkan mulutnya cepat.
"Apa kau masih mengingat kata sandi akun star friendsku?" Mike mengangguk "Kenapa memangnya?" tanya Mike.
"Saat membeli ponsel baru nanti kau langsung login saja ke akun star friendsku, dan ingat jangan memeriksa chatt apapun yang masuk nantinya, mengerti?" Mike mengangguk cepat sebelum kemudian berlalu pergi meninggalkan kamar milik Alex.
***Lea menggeliat di atas tempat tidurnya, sepulang dari caffe dia langsung ketiduran entah dia lelah atau mungkin mengantuk setelah menangis yang jelas dia tertidur pulas setelah menangis sesegukan seorang diri dalam kamar.
Lea beranjak bangun dalam posisi terduduk, tanganya dengan cepat meraih ponsel pintar yang ada di atas nakas tepat disamping kiri tempat tidurnya.
Lea menatap layar ponselnya, ada dua puluhan panggilan telpon dari Danu, dan ada sekitar lima belas pesan singkat serta chatt WA dari Danu.
Lea menghapus semua notif yang ada di ponselnya termaksud pesan dan chatt dari Danu bahkan sebelum ia membacanya.
Lea terhenyak kaget saat mengingat sesuatu, ia dengan cepat memeriksa akun sosial media star friendsnya, pesan berbintang adalah tujuan utamanya dan alangkah terkejutnya Lea saat melihat sebuah voice mail terkirim untuk akun Lex_Draro.
"Astaga!.. Aku benar-benar ceroboh. Kenapa aku harus mengiriminya voice mail yang sangat memalukan seperti ini." pikir Lea nampaknya kekecewaan Lea pada Danu membuat gadis itu mencari pelampiasan untuk mengeluarkan kekesalanya dan pemilik akun Lex_Draro itulah sasaranya.
"Untung dia belum mendengar voice mailku." pikir Lea saat melihat voice mailnya belum memiliki tanda bintang berarti pemilik akun Lex_Draro itu belum membuka voice mail dari Lea karena jika pemilik akun Lex_Draro itu sudah mendengar voice mail dari Lea maka akan muncul tanda bintang disisi Voice mail yang dikirim Lea untuknya.
Tangan Lea dengan terburu mengotak-atik pengaturan star friends mencari tulisan 'delete' disana namun nihil tak ada tulisan 'delete' dipengaturan star friends miliknya.
"Bagaimana cara menghapusnya?" pikir Lea panik karena ia harus segera menghapus voice mailnya sebelum pemilik akun Lex_Draro itu mendengar voice mail itu.
"Irma!.. Tolong aku!" teriak Lea seraya lari terbirit menuju kediaman milik Irma yang hanya berselang tiga rumah darinya, Lea bahkan tidak sadar bahwa saat ini dia berlari tanpa menggunakan alas kaki.
"Tante, apa Irma ada di dalam?" tanya Lea pada Nyonya Fatimah yang saat itu sedang mengangkut jemuranya.
Lea dengan cepat membantu Nyonya Fatimah mengangkut beberapa jemuran yang menggantung ditali depan rumah milik Irma.
"Irma baru saja keluar, Le." sahut Nyonya Fatimah membuat Lea langsung terbelalak dengan ekspresi frustasi menyertai parasnya.
Melihat ekspresi Lea membuat Nyonya Fatimah langsung tertawa pasalnya Lea terlihat seperti orang yang ingin menangis.
Lea menyerahkan jemuran yang diangkutnya kearah Nyonya Fatimah sebelum kemudian membungkuk memberi tanda bahwa dia pamit untuk pulang.
Di perjalanan pulang Lea sesekali menelpon Irma namun gadis itu tidak menjawab panggilan telponya yang berarti saat ini Irma tengah sibuk dengan murid-murid bimbingannya.
Irma adalah seorang guru matematika setiap hari pada jam dua siang seperti saat ini Irma pasti akan sibuk memberi pelajaran tambahan bagi murid-murinya, jadi Lea sudah tau bahwa akan percuman menelpon Irma karena gadis itu tidak akan menjawab telponya sampai kegiatan mengajarnya selsai.
Namun baru saja hendak memasukan ponselnya dalam saku celananya bunyi deringan ponsel milik Lea langsung membuat empuhnya ponsel itu tersentak.
Mata Lea berbinar saat melihat nama Irma tertulis di layar ponselnya, tanpa buang-buang waktu ia langsung menjawab panggilan telpon itu.
"Irma!!" seru Lea merasa lega.
"Ada apa Le? Aku panik saat melihat panggilan telpon tak terjawab darimu begitu banyak." ucap Irma.
"Aku ingin menanyakan sesuatu padamu."
"apa itu?" sambar Irma
"Bagaimana cara menghapus voice mail yang ada dipesan berbintang?"
"Kenapa kau ingin menghapusnya?" bukanya menjawab Irma justru bertanya balik.
"Akan ku jelaskan nanti, jika ku jelaskan melalui telpon terlalu panjang ceritanya." jawab Lea.
"Tapi Le, di akun star friend kita tidak bisa menghapus pesan yang ada dipesan berbintang."
"APA?!" pekik Lea panik "bagaiman bisa seperti itu?" rengeknya
"Yah! Memang seperti itulah aturannya." sahut Irma.
"Tamatlah riwayatku jika lelaki itu mendengar voice mailku, dia pasti akan mengejekku habis-habisan." pikir Lea
Bersambung!...Setelah menerima telpon dari Irma dan mengetahui bahwa pesan berbintang di star friends tidak dapat dihapus, tubuh Lea langsung lemas, dengan langkah berat ia kembali melanjutkan langkahnya yang gontai kembali ke rumahnya.Tepat di depan gerbang rumahnya langkah Lea terhenti saat melihat sepasang sepatu berdiri dihadapanya, Lea sangat mengenal betul siapa pemilik sepatu itu, saat Lea mengangkat kepalanya kecurigaanyapun benar pemilik sepatu itu adalah Danu.Lea dengan segera memalingkan wajahnya menghindari tatapan Danu. Lea melangkah hendak masuk ke halaman rumahnya namun Danu mencekal pergelangan tanganya "Ayo kita bicara sebentar." ucap DanuLea dengan kasar menepis tangan Danu hingga terlepas dari pergelangan tanganya "Aku sedang tidak ingin bicara denganmu sekarang." balas LeaMelihat Lea masih menatapnya sinis dan masih bersikukuh ingin masuk ke dalam rumahnya membuat Danu langsung menarik tangan Lea hingga gadis itu berada dalam pelukannya dan sejurus kemudian Danu menggedong L
Alex terlihat sumringah saat Mike masuk ke dalam kamarnya seraya menenteng tas putih berisi ponsel keluaran terbaru merek S*m*u*g."Ini ponselmu?" ucap Mike meletakan tas putih itu di atas tempat tidur milik Alex."Bagaimana dengan akun star friendsku, apa kau sudah mengaturnya?""Astaga!" Mike spontan menepuk keningnya "Itu yang ku lupakan dari tadi." lanjutnya seraya mendudukan tubuhnya di atas tempat tidur mengeluarkan ponsel keluaran terbaru itu dari dalam kotaknya lalu mulai mengotak atiknya.Sebelum login ke dalam akun star friends milik Alex, Mike menatap lelaki yang tengah duduk di sofa tunggal yang ada dalam kamar itu."Kemarin mati-matian menolak untuk membuat akun, sekarang tak sabaran ingin login akun itu. Dasar plin plan!" gumam Mike sepelan mungkin, alangkah terkejutnya Mike saat Alex menatapnya tajam "Dia tidak mungkin mendengarku, bukan?" Mike membatin."Apa lihat-lihat?" ucap Alex ketus membuat Mike langsung segera kembali fokus pada ponsel berwarna hitam yang ada dit
Lea menganga panik saat melihat tanda star pada voice mail yang dikirimnya untuk Alex yang menandakan bahwa lelaki itu telah mendengar voice mail darinya. Lea dengan cepat menjambak rambutnya sendiri dengan ekspresi frustasi "Sebaiknya kau mati saja, Lea." gumamnya."Sekarang apa yang harus ku lakukan jika lelaki itu mengolokku?" pikir Lea.Sedang asyik berpikir tiba-tiba Lea dikagetkan oleh pintu kamarnya yang terbuka sedetik kemudian sosok Irma muncul dari balik pintu."Lea, apa yang kau lakukan?!" pekik Irma pasalnya dia dan Lea berjanji akan pergi ke taman tepat jam empa sore, tapi sudah hampir jam empat Lea bahkan belum bersiap-siap dan hanya uring-uringan di atas tempat tidurnya dengan ekspresi frustarisnya."Kenapa kau belum siap-siap, Le?" tanya Irma.Lea menatap Irma nanar "Bagaimana ini Irma? Lelaki itu telah membaca voice mailku." rengek Lea meminta solusi pada Irma.Irma dengan spontan ikut mendudukan dirinya di atas tempat tidur melupakan sejenak niat awalnya masuk ke kam
Irma mencondongkan sedikit bagian tubuh atasnya kearah Iyan seraya berkata pelan "Aku ingin memintamu mengatur para lansia untuk mengangkat jari tengah mereka kemudian berfoto.""Apa?!" teriak Iyan memekik "Aku sudah katakan jangan minta bantuan yang aneh-aneh." ucap Iyan tak ingin menyanggupi keinginan dari Irma"Ayolah Iyan, bantu aku!" rengek Irma meraih tangan Iyan lalu menggoyang-goyangkannya seperti sebuah ayunan."Bagaimana cara aku meminta mereka semua untuk mengangkat jari tengahnya?""Kau hanya meminta mereka mengangkat jari tengahnya saja bukan meminta mereka mengangkat beban besi seberat lima puluh kilo." ketus Irma "Kaukan akrab dengan mereka, mereka pasti akan menurutimu. Katakan saja itu sebagai foto kenang-kenangan." usul Irma "Kau mau membantuku atau tidak?""Gak!" sambar Iyan cepat tanpa berpikir terlebih dahulu membuat Irma mulai jengkel."Oke! Baiklah kalau begitu, tapi jangan salahkan aku jika aku akan menceritakan pada Mbak Desi bahwa kau dulu perna mengompol di
Ting!.. Lea yang tengah terbaring menikmati waktu santainya itu langsung menjulurkan tanganya merabah tempat tidur tepat di samping kirinya mencari benda persegi panjang yang baru saja berbunyi itu.'Lex_Draro baru saja membalas pesan anda' bunyi notif yang ada di ponsel milik Lea.Lea dengan cepat mengklik bintang yang berada dilayar ponselnya 'Bagaimana hubunganmu dengan pacarmu? Apa kalian benar-benar putus?' Lea menyerengit membaca pesan dari Alex."Apa? Kau mau apa memangnya? Dia pasti sengaja bertanya ingin memastikan hubunganku dan lalu mengolokku." ucap Lea seraya memandangi layar ponselnya lalu ia kembali mengingat usulan dari Irma yang memintanya untuk berpura-pura bahwa ucapanya pada voice mail itu hanyalah prank.Dengan cepat Lea mulai mengetik jawabanya untuk membalas pesan yang diterimanya dari Alex."Hubunganku baik-baik saja dengan pacarku, kau pikir hanya karena kutukanmu yang tidak bermutu itu aku akan putus dengan pacarku. Maaf tapi imajinasimu terlalu jauh." ketik
Lea merasa kepikiran dengan chatt yang dikirim Alex padanya, belum menghilang rasa gundanya ponsel pintarnya kembali berdering, iya! Itu adalah chatt dari Alex kembali."Jangan lupa Nona bahwa aku mengenali wajahmu, tapi kau tidak mengenali wajahku. Bahkan meski kita bertabrakan sekalipun di jalan kau tidak akan tahu siapa aku dan aku tahu seperti apa bentuk parasmu." Lea spontan tersentak berdiri dengan panik setelah membaca chatt dari Alex, ia kembali mengingat bahwa ia perna mengirimi Alex video dengan dia di dalamnya untuk mengejek Alex "Sial!.. Aku memang benar-benar bodoh!." Lea mengumpati dirinya sendiri merasa ceroboh karena begitu mudah mengumbar wajahnya pada orang asing meski niatnya membuat video itu hanya untuk mengejek orang tersebut.Lea memeriksa profil milik Alex dan memang betul tak ada satupun foto lelaki itu disana, kebanyakan foto diakun star friend lelaki itu hanyalah sebuah jendela kamar, kursi, meja makan dengan menu yang menggugah selera dan berbagai macam de
Lea menunggu balasan chatt dari Alex dengan harap-harap cemas, bahkan gadis itu berdo'a dalam hati agar jawaban yang dikirimkan Alex sesuai dengan harapannya."Ku harap kau orang yang sangat miskin," gumam Lea seraya menatap layar ponselnya.Ting!.. Bunyi ponsel milik Lea dengan cepat gadis itu langsung meraih ponselnya, mengklik tanda bintang dilayar ponselnya tanpa sabaran.'Aku tidak kaya raya, kehidupan ekonomiku sangat jauh dari kata berkecukupan.' Lea tersenyum riang setelah membaca balasan chatt dari pemilik akun Lex_Draro itu, ia bahkan tanpa sadar menciumi layar ponselnya merasa lega karena Alex orang yang miskin."Astaga!" Lea tersentak "Apa yang telah ku lakukan, kenapa aku begitu bahagia diatas kemiskinan orang lain, bisa saja dia orang yang sangat miskin sampai tidak bisa membeli makanan, seharusnya aku tidak boleh sebahagia ini." ucapnya merasa bersalah namun tak dapat dipungkiri bahwa ia merasa senang akan balasan chatt yang dikirim Alex padanya.Lea dengan cepat menget
Alex merasa tak ingin diganggu oleh Mike dan Lucha saat dia sedang chattingan dengan Lea, ia merasa kedua mahluk ciptaan tuhan itu terlalu kepo pada isi chattingannya dan Lea."Apa yang membuat kalian berdua masih berada dalam kamarku sampai sekarang?" pertanyaan Alex spontan membuat Mike dan Lucha saling menatap bingung."Izinkan aku tetap disini, Alex. Aku masih penasaran dengan gadis itu." ucap Mike membuat Alex langsung menatapnya sinis "Ya Tuhan!.. Apa lagi kesalahanku sekarang sampai dia menatapku seperti itu." Mike membatin begitu menyadari tatapan mata Alex yang sinis kearahnya."Perbaiki ucapan terakhirmu, Mike. Gadis yang kau maksud dengan gadis itu adalah gadisku, jadi kau tak perlu tahu isi chattnya padaku dan sebaiknya kalian keluar dari kamarku." pinta Alex membuat Lucha langsung menyeret Mike keluar dari kamar Alex karena Mike nampaknya masih enggan keluar dari kamar milik Alex.Alex dengan cepat menutup pintu kamarnya lalu menguncinya setelah Mike dan Lucha sudah berad