Betul! Jolin sedang menggoda Bondan! Dia pasti sudah mengincar Bondan sejak pertandingan sepak bola. Jolin bahkan sengaja mengganti pakaian dan merias wajahnya, lalu menunjukkan ekspresi sedihnya. Dia yakin semua lelaki akan termakan dengan sikapnya ini.Pasti Jolin juga menggunakan cara itu untuk menggoda Johnson sebelumnya?Si Johnson sungguh kasihan. Padahal dia yang cedera parah sedang berbaring di atas ranjang, sekarang wanita yang paling lembut dan lugu di hatinya itu malah pergi menggoda lelaki lain. Semua ini terasa sangat lucu bagi Tiffany!Bondan pernah bertemu dengan banyak wanita. Mana mungkin dia tidak bisa membaca apa yang ada di benak Jolin? Bondan pun berkata dengan datar, “Berhubung Johnson menghasutmu, kamu seharusnya pergi cari Johnson!”Kali ini Jolin sungguh syok. Dia segera mengeluarkan nada bicara tegas berlagak sangat berpendirian. “Aku memang lagi berpacaran sama Johnson, tapi aku nggak pernah pakai uangnya sama sekali. Uang 100 juta itu adalah tabungan dari ha
Setelah Jolin berjalan pergi, raut wajah Tiffany baru berubah datar. Dia mengangkat kakinya, lalu berjalan ke toilet.Bondan meraih pergelangan tangannya. Sepertinya dia merasa lucu. “Aku ingin tahu apa benar kamu meminjamkan uang kepadanya?”“Meminjamkan uang?” Tiffany tersenyum dingin. “Aku lebih pengen tampar dia, boleh?”Suara tawa Bondan semakin keras lagi. Kedua matanya tampak berkilauan. “Sepertinya kamu hebat juga. Kenapa kamu bisa kalah sama dia?”Tatapan Tiffany seketika menjadi muram. Dia pun berkata dengan nada menyindir, “Karena aku merasa cinta itu mesti tulus dari lubuk hati.”Kemudian, Tiffany tersenyum. “Sebenarnya siapa juga yang bodoh. Hanya saja, ada yang tak berhenti bermain siasat dan trik, mengira mereka sangatlah hebat, lalu mempermainkan orang lain!”Bondan mengangguk. “Masuk akal! Kalau begitu, baguslah kita bisa bersama. Kamu selalu berpikir dengan kepala dingin dan sangat pintar!”Tentu saja Tiffany mengerti maksud Bondan. Mereka tidak akan saling mencintai,
Reza tahu teman Sonia sangat sedikit. Jarang-jarang ada yang bisa mengobrol dengan Sonia. Tentu saja Reza merasa gembira. Dia menyuruh Bondan untuk mengajak kekasihnya ketika ada acara kumpul bersama.Bondan membalas dengan tersenyum, “Tidak masalah. Kelak kita lebih sering bertemu saja!”Setelah mereka semua berpamitan, semuanya memasuki mobil masing-masing.Mobil melaju kencang di bawah pancaran sinar matahari sore. Sonia yang terkena hangatnya sinar matahari pun bersiul kegirangan. Tak lama kemudian, dia mulai mengantuk dan kedua mata pun dipejamkan.Reza memalingkan kepalanya melihat wajah putih si Sonia. Tatapannya sangatlah jernih. Dia memperlambat laju mobilnya, lalu menyelimuti Sonia dengan jaketnya.Pada saat ini, hati Reza terasa sangat gembira.Sonia sudah tidur selama satu jam. Setelah bangun, dia menyadari mobil sedang berhenti. Reza tidak berada di mobil. Pemandangan di luar mobil juga terasa sangat asing, sepertinya mereka masih belum tiba di Kota Jembara.Sonia segera m
Reza menjilat ujung bibirnya, lalu menunjukkan senyum malas di wajah mereka. “Awalnya aku merasa sangat manis. Tapi setelah makan, aku merasa rasanya sangat lezat. Pantas saja kamu suka makan yang manis-manis.”Sonia berkata dengan suara datar, “Aku bisa suka yang manis-manis juga karena merasa makanan manis bisa memulihkan tenaga.”Reza merasa kaget. Dia mengira Sonia tidak diberi makanan lezat oleh orang tua asuhnya yang keras itu. Jadi, setelah dewasa, dia baru gila-gilaan mengonsumsi yang manis-manis.Tak disangka ternyata ada alasan lain.Tetiba Reza kepikiran ketika Sonia masih berusia 6 tahun dulu, dia pernah melakukan pelatihan keras bersama Morgan. Seharusnya Sonia adalah orang termuda di dalam regu. Kekuatannya tidak bisa mengalahkan yang lain dan sering terkuras habis. Dia terpaksa mengandalkan cokelat dan makanan manis untuk mengisi tenaganya.Perlahan-lahan, Sonia mulai ketergantungan terhadap makanan manis.Hati Reza terasa sesak. Dia berkata dengan tersenyum tipis, “Kala
Selesai makan, Sonia hendak menuruni mobil. Tetiba si lelaki menarik lengan Sonia. “Kamu kira semuanya sudah selesai?”Sonia membalikkan kepalanya. “Apa lagi yang ingin kamu lakukan?”“Temani aku makan sekarang atau cium aku. Setelah kamu cium, aku akan langsung melepaskanmu.” Wajah tampan Reza terlihat buram di bawah cahaya gelap. Kedua matanya malah kelihatan semakin tajam.Sonia menatap Reza. Saat kedua pasang mata saling bertemu di bawah cahaya gelap ini, Sonia menggigit bibirnya sejenak. “Kamu pernah bilang akan memberiku waktu.”“Aku tidak akan menyentuhmu di saat kamu mempertimbangkan hubungan kita. Tapi kamu mesti beri aku sedikit hadiah. Kalau tidak, mungkin aku juga tidak ada cara untuk bertahan hingga kamu selesai berpikir.” Reza tersenyum tipis. Dapat terdengar rasa keras kepala di dalam nada bicaranya.Sonia kepikiran dengan sosok Reza yang sedang mengantre membeli makanan untuknya di bawah matahari terik. Dia pun mengangkat kepalanya, lalu berkata, “Sebentar saja.”“Emm!”
“Ini kuda putih. Kuda putihnya Pangeran,” jelas Sonia dengan tersenyum.Yana mengerutkan keningnya tanda dirinya merasa bingung. “Sebenarnya aku ingin seekor keledai yang bisa ditunggang. Apa ia bisa menunggangku untuk pergi belanja?”Sonia pun tersenyum ketika melihat keluguan anak kecil ini. Dia mengangguk, lalu berkata, “Tentu saja bisa. Nanti ia akan bawa Tuan Putri pergi belanja, oke?”Kali ini Yana baru tersenyum lebar. Dia mengeluarkan gigi putihnya. Tetiba dia melihat ke luar jendela, lalu berkata dengan nada imut, “Sudah malam, nanti setelah belanja, cepat makan dan tidur, ya. Emm … gimana kalau belanjanya besok saja?”Sonia yang duduk di lantai itu pun tersenyum. “Oke, terserah Yana mau belanjanya kapan.”Mereka berdua sedang memainkan istana. Tetiba Yana bertanya pada Sonia, “Bibi, kenapa Paman nggak cari aku lagi?”Senyuman di wajah Sonia langsung terkaku. Dia memeluk Yana, lalu berkata dengan suara lembut, “Belakangan ini Paman lagi sibuk sekali. Nanti dia pasti akan mengu
Saat Sonia pergi mengambil kotak makan, tim produksi mengambilkan sebuah kotak makan dari kotak penghangat khusus untuknya. “Nona Sonia, ini punyamu.”Kotak makan ini memang adalah kotak sekali pakai. Namun, kualitasnya kelihatan lebih bagus daripada yang lain. Kotak makan ini bahkan ada tiga tingkat.Darren melihat dengan penasaran, lalu berkata dengan tersenyum, “Pak Teddy memperlakukanmu dengan khusus atau semua ini ulah orang lain?”Sonia bertanya pada tim produksi kenapa kotak makannya berbeda dengan yang lain. Orang itu pun hanya membalas dengan tersenyum bahwa dirinya juga tidak tahu apa-apa, dia hanya mendengar apa perintah atasan saja.Sonia tidak bertanya lagi. Dia membawa kotak makan dan berjalan pergi.Setelah pulang, Sonia membuka kotak makannya. Darren spontan merasa kaget.Pada tingkat pertama kotak makan itu terdapat empat jenis lauk, ada daging ikan, daging sapi, dan dua jenis sayur hijau. Di tingkat kedua ditaruh nasi putih dan juga kue kering. Sementara, tingkat yang
Pretty datang dengan membawa manajer, penata rias, dan ketiga asistennya.Manajer menjelaskan kepada Teddy bahwa tadi pagi Pretty memiliki kegiatan lain. Berhubung jadwal sudah sempat disusun sebelumnya, mereka tidak enak hati untuk menolak.Meski sebenarnya Teddy merasa kesal, dia juga berlagak lapang dada, tidak mempermasalahkannya.Sonia berjalan ke ruang rias untuk mencari Pretty, lalu memilih sepotong busana untuk syuting adegan pertamanya nanti sore. Pretty kelihatannya sangat mengantuk, dia menguap sembari mendengar penjelasan Sonia.Saat mendengar hingga setengah, tetiba Pretty merasa kesal. “Ngantuk sekali ini. Semalam aku main gim kemalaman, aku malah dibangunkan di siang hari. Aku masih nggak bersemangat, gimana ceritanya aku bisa syuting?”Manajer segera memberi isyarat mata, menyuruh Pretty untuk jangan berbicara lagi.Sonia berlagak tidak kedengaran apa-apa. Dia menyerahkan pakaian yang dipilihkan kepada asistennya.Pretty melirik sekilas, lalu mengerutkan keningnya. “Pak
Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu
Setelah Aska melihat kepergian mereka, dia duduk di posisi Sonia tadi, lalu berkata dengan tersenyum, “Lebih baik kamu saja yang menemaniku. Anak muda tidak punya kesabaran. Jadi, kamu mesti melihat dengan jelas, kelak aku bisa menemanimu lebih lama. Kamu mesti segera menyadari hal ini, jangan sering memancing emosiku!”Jemmy membereskan catur sembari berkata dengan suara datar, “Kita masih belum memastikan kalau Hallie adalah putrinya Julia, bukannya kamu terlalu terburu-buru?”Raut wajah Aska menjadi serius. “Jemmy, sudah 20 tahun. Kalau Hallie bukan cucuku, apa kamu merasa Jeje masih bisa ditemukan lagi?”Jemmy mendengus. “Jadi, kamu tidak peduli dengan kesalahan itu?”Kening Aska berkerut. “Kesalahan apa? Setidaknya sekarang kemungkinan Hallie itu cucuku. Salah, kemungkinan besar dia itu cucuku.”Jemmy menghela napas. “Aku takut kamu akan kecewa!”Aska melambaikan tangannya. “Sudah bertahun-tahun, aku juga sudah sering kecewa. Hallie itu seorang anak malang. Seperti yang kamu katak
Jemmy berkata, “Besok aku akan pulang ke Kota Atria!”Sonia mengangkat kepalanya dengan syok. “Kamu tidak tunggu Bibi Julia?”Jemmy menggeleng. “Setelah kulihat-lihat, seharusnya Julia tidak akan pulang dalam waktu dekat.”Sonia tidak paham. “Bukannya Bibi Julia sangat peduli dengan putrinya? Kalau dia tahu sudah ditemukan, kenapa dia nggak langsung pulang?”Meskipun pameran lukisan itu sangat penting, seharusnya tidak sepenting putrinya, ‘kan?“Aku tidak tahu!” Jemmy meletakkan sebuah pion, lalu berkata dengan serius, “Beberapa tahun lalu, Aska juga menemukan petunjuk Jeje. Setiap kalinya dia selalu dengan tidak sabaran untuk memberi tahu Julia, tapi hasil tes DNA selalu bukan. Jadi, Julia sudah tidak percaya lagi dengan Aska. Dia pasti mengira kali ini Aska lagi membohonginya lagi.”Sonia merasa syok. “Ternyata begitu!”Morgan yang berada di samping berkata, “Kali ini berbeda. Kakek Aska benar-benar menganggap Hallie sebagai cucunya!!”Sonia memegang pion sembari berpikir, kemudian d
Reza kembali melilit leher Sonia dengan syal. “Hari ini cuaca dingin. Jangan sembarangan pergi di sore hari. Nanti setelah pulang kerja, aku akan jemput kamu di rumah Tuan Aska.”“Emm!” Sonia mengangguk.Reza juga mengecup kening Sonia.Mereka berdua mengendarai mobil masing-masing, berpisah di area parkiran bawah tanah. Sonia mengendarai mobil menuju ke rumah Aska.Saat di perjalanan, Sonia menerima pesan dari Ranty. Isinya berupa sebuah berita.Sonia membuka untuk membacanya. Isinya adalah berita penangkapan Welly atas perbuatan pemindahan dana perusahaan, menerima suap, dan juga berjudi.Ada juga reporter yang melaporkan kondisi terkini Keluarga Dikara. Keluarga Dikara telah bangkrut. Perusahaan dan semua aset telah disegel. Keluarga konglomerat selama ratusan tahun itu telah menjadi sejarah di Kota Jembara.Di bawah berita, ada banyak suara orang yang bersenang-senang atas penderitaan mereka dan juga suara makian. Sonia tidak melihat lagi. Dia menurunkan ponselnya, lalu fokus dalam
Reza melihat kondisi mobil di depan sana, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Kamu merasa dia terlalu buru-buru, kamu pun merasa tidak nyaman?”Sonia menggeleng. “Kalau jadi orang lain, mereka juga ingin tahu identitas dirinya sendiri, nggak sabar untuk bisa bertemu dengan anggota keluarganya sendiri. Masalah ini adalah masalah yang wajar. Kita nggak boleh menyalahkannya. Aku hanya lihat Pak Guru dan Hallie begitu gembira, aku jadi merasa sangat khawatir kalau Hallie bukan anak dari Bibi Julia.”“Kalau begitu, segera lakukan tes DNA, tidak usah menunggu sampai putri Tuan Aska pulang,” ucap Reza, “Kalau ditunda semakin lama, semuanya akan semakin merepotkan.”Aska sudah menganggap Hallie sebagai cucu luarnya. Dia telah memberikan banyak perasaan kepada Hallie. Semakin lama, perasaan akan semakin mendalam, rasa kecewa juga akan semakin bertambah besar.Sonia memberi tahu maksud Jemmy kepada Reza. “Kakek sudah mengatakannya dengan sangat jelas. Pak Guru ingin menggunakan Hallie untuk me
Selesai makan, pelayan membereskan kamar tamu untuk Hallie.Rose mengambil pakaian tidur dari kamarnya untuk diberikan kepada Hallie. “Pakaian tidur ini baru kubeli. Aku masih nggak pernah mengenakannya. Kamu coba dulu, cocok nggak? Tinggi badan kita hampir imbang, seharusnya nggak masalah.”“Nggak usah. Aku lihat ada jubah tidur di dalam lemari!” balas Hallie dengan tersenyum.“Nggak nyaman kalau tidur pakai jubah tidur. Kamu pakai ini saja. Nggak usah sungkan sama aku!” ucap Rose.“Bukan sungkan! Kelak ini adalah rumahku. Mana mungkin aku akan bersikap sungkan?” Hallie tersenyum. “Aku cuma nggak suka pakai pakaian orang lain.”Senyuman di wajah Rose langsung terkaku. “Oh, begitu, ya. Baiklah, kamu pakai jubah tidur dulu. Besok aku bawa kamu jalan-jalan untuk beli yang baru.”“Oke, maaf sudah merepotkanmu!” Kedua mata Hallie berkilauan. Dia bertanya dengan tersenyum, “Rose, apa kamu tinggal di sini?”Rose membalas, “Bukan, terkadang aku akan tinggal beberapa hari di sini untuk menemani
Morgan menyipitkan matanya, lalu memutar bola matanya untuk melihat Sonia. Keningnya kelihatan sedikit berkerut.Sonia segera berkata dengan tersenyum, “Oke, oke, aku nggak tanya lagi. Aku nggak tanya lagi, deh!”Usai berbicara, Sonia bergumam sendiri, “Bisa jadi Theresia juga nggak suka sama kamu. Dia itu berkompeten dan juga cantik, entah ada berapa cowok yang lagi mengejarnya!”Raut wajah Morgan langsung berubah muram. “Apa hubungannya dia dikejar berapa banyak cowok sama aku?”Sonia berkata, “Nggak ada hubungannya. Kalian memang sudah nggak ada hubungan lagi!”Morgan terdiam membisu.Mereka berdua mengobrol beberapa saat mengenai masalah Hallie. Ada sebuah mobil masuk ke dalam gerbang. Ujung bibir Sonia spontan melengkung ke atas. “Reza sudah datang. Aku ke sana sebentar.”Morgan berkata, “Aku akui pilihanmu waktu itu memang benar. Kamu pacaran dengan baik. Jangan kecewain dia!”Sonia tersenyum, lalu mengangguk dengan serius. “Pasti!”“Pergi sana!”“Emm.”Sonia berjalan ke sisi mobi
Kedua mata Sonia berkilauan. Mengenai alasannya, sepertinya dia bisa menebaknya.Jemmy melanjutkan, “Aska merindukan Julia. Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memanggil Julia pulang. Kalau dia melakukan tes DNA sekarang, kemudian ternyata Hallie bukan Jeje, apa dia masih punya alasan untuk memanggil Julia pulang?”Kening Sonia berkerut. “Bagaimana kalau bukan? Apa Bibi Julia akan merasa ditipu oleh Pak Guru? Dia akan semakin membenci Pak Guru saja?”Jemmy menghela napas. “Selama beberapa tahun ini, mereka juga bukannya tidak pernah salah. Aska tidak bisa berpikir panjang lagi. Dia hanya ingin bertemu dengan Julia.”Ponsel Sonia berdering. Dia melihat Sonia sekilas, lalu pergi ke samping untuk mengangkat telepon. “Paman Reza!”Reza bertanya, “Kamu lagi di mana?”“Aku lagi di rumah Pak Guru!”“Aku ke sana sekarang!” Reza sedang mengendarai mobil. “Oh, ya, tadi Ibu telepon aku. Katanya tadi sore Hallie keluar, katanya mau jalan-jalan di sekitar. Hanya saja, dia masih belum pulang.
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia