Tandy berkata dengan lugu, “Untuk apa kamu melihatku? Awalnya aku ingin suruh kamu makan di sini. Pamanku juga tidak tahu kamu tidak jadi makan di sini.”Mana mungkin Sonia percaya dengan omongan Tandy. Jelas-jelas dia terus memegang ponsel dari tadi.Reza juga menunjukkan wajah lugunya. “Apa yang lagi kalian katakan?”Sonia tidak berbicara, hanya menuruni tangga saja.Reza dan Tandy saling bertukar pandang, lalu mengikuti langkah Sonia.Setelah memasuki mobil, Reza berkata, “Sudah jam segini, kita pergi makan dulu!”Sonia membalas dengan datar, “Aku sudah janjian sama Kelly untuk makan siang di tempatnya.”“Kamu bisa membatalkannya.”Sonia melihat jam. “Sepertinya Kelly sudah mulai masak.”Reza tidak berkata lain lagi. Dia hanya berkata, “Sebelumnya kamu sudah janji sama aku. Setelah Kelly kembali ke Kowloon, kamu akan pindah ke Imperial Garden.”Kening Sonia sedikit berkerut. Dia berpikir sejak kapan dirinya berjanji? Dia memalingkan kepalanya, lalu mengangguk. “Oke!”Reza merasa kag
Sonia tidak berani melihat ke luar mobil. Dia pun hanya mengiakan.“Patuh sekali.” Si lelaki tersenyum tipis. Dia ingin sekali mencium bibir kenyal itu.Sonia mengangkat kepalanya. “Besok sore bawa Tandy sekalian. Kita … pergi ke lapangan pacuan kuda.”Reza tertegun sejenak, sepertinya dia tidak begitu bersedia. “Ngapain ajak Tandy?”“Aku sudah janji sama dia. Kalau prestasinya meningkat, aku akan ajari dia untuk memanah!”Reza membalas dengan suara serius, “Kamu selalu ingat semua janjimu dengan orang lain. Kenapa kamu tidak pernah mengingat janjimu kepadaku?”“Memangnya apa yang aku janjikan?”“Kamu janji akan selalu berada di sisiku.”“Tapi kamu sendiri yang bilang sama aku, kamu sudah bosan!”Hati Reza terasa sesak. Kenapa Reza mengatakan ucapan yang bertentangan dengan isi hatinya?Tetiba ponsel yang diletakkan di dalam saku pakaian Sonia berdering. Dia kembali duduk di bangkunya, lalu mengangkat panggilan.Panggilan itu adalah panggilan dari Kelly. Dia bertanya kenapa Sonia masih
Pretty yang pemalas itu langsung pergi mencari Sutradara Teddy.Saat ini, Teddy sedang membaca naskah. Keningnya tampak berkerut ketika melihat Pretty datang dengan buru-buru. “Nona Pretty ada urusan apa lagi?”“Pak Teddy, kenapa Sonia boleh istirahat di akhir pekan? Aku juga mau libur di akhir pekan!” ucap Pretty dengan langsung.Teddy bertanya, “Siapa yang beri tahu kamu?”“Stella!” Pretty menunjuk Stella yang mengikutinya di belakang.Baru saja Stella hendak memberi isyarat mata kepada Pretty, dirinya malah ditunjuk. Kedua matanya spontan terbuka lebar.Apa wanita ini bodoh? Entah bagaimana ceritanya dia bisa bergumul di dalam dunia hiburan?Raut wajah Teddy menjadi muram. Dia menatap Stella. “Stella, kamu tahu sendiri progres syuting sudah sangat lambat. Apa bisa kamu jangan menambah masalah lagi?”Stella sungguh merasa canggung. Dia berusaha untuk menjelaskan, “Aku … aku hanya penasaran saja.”Teddy menghela napas, lalu melihat ke sisi Pretty. “Begini Nona Pretty, Sonia bukan angg
Amelia menyahut, lalu berkata pada Stella, “Nanti kamu ambil hasil cetakannya sendiri. Aku keluar dulu.”“Kamu pergi sibuk sana!” balas Stella dengan nada ramah.Setelah Amelia keluar, Stella duduk di atas bangku. Dia melirik laptop Sonia. Tetiba kepikiran sesuatu di benaknya, lalu melihat ke sisi pintu. Ketika melihat tidak ada yang melewati, dia segera menekan mouse di samping laptop Sonia.Tampilan laptop Sonia sangatlah bersih, hanya terdapat sebuah keranjang sampah, folder yang berisi gambar, dan juga perangkat yang digunakan untuk mendesain.Stella membuka perangkat tersebut, lalu mencari riwayat terakhir hasil kerja Sonia. Setelah masuk ke dalam, tampak beberapa hasil desain terbaru di dalam folder. Kedua matanya spontan terbelalak lebar.Terdapat beberapa desain yang merupakan desain busana musim gugur. Dari gayanya, sepertinya desain itu adalah busana GK.Jantung Stella berdegup kencang. Sonia bukanlah tamatan mahasiswi desain, kenapa dia bisa membuat desain yang begitu memuka
Sonia bukan anggota Keluarga Qindara. Mungkin karena Sonia hidup sengsara di kala kecil dulu, jadi Reza pun sangat membenci anggota Keluarga Qindara.Sonia menggeleng. “Nggak usah, nggak usah ladeni dia!”Welly tidak menemukan pekerjaan. Dia pun meninggalkan tempat dengan putus asa.Sonia melihat bayangan punggung Welly dengan tatapan datar.Selesai makan, mereka bertiga menuju ke lapangan pacuan kuda. Kali ini mereka bukan menunggang kuda, melainkan bermain counter strike.Bagian tenggara lapangan pacuan kuda terdapat sebuah lapangan untuk bermain counter strike. Berdasarkan tingkat kesukaran, lokasi dibedakan menjadi reruntuhan pabrik, es gletser, pertempuran hutan belantara, pencarian harta karun di kuburan, dan beberapa zona pertempuran lainnya.Saat Sonia dan yang lainnya tiba, sudah ada banyak orang yang sedang mengantre. Mereka sedang mengenakan perkakas untuk masuk ke dalam.Reza pergi mengurus tiket masuk. Sonia dan Tandy pergi memilih lokasi permainan. Tandy ingin bermain di
Sonia melirik si wanita dengan dingin. “Aku yang meremehkan dia, nggak boleh?”“Kamu!” Si wanita merasa geram. Dia mengangkat kakinya hendak menendang perut Sonia.Sonia meraih pergelangan kaki si wanita, lalu menariknya. Alhasil, si wanita jatuh duduk di lantai. Dia pun terkejut hingga kedua mata terbelalak lebar.Sonia juga tidak menatap si wanita lagi. Dia langsung berjalan ke dalam.“Gimana kalau kita tanding? Berani?” jerit si wanita dari belakang.Sonia memalingkan kepalanya, lalu berkata dengan nada tenang, “Oke!”“Yang kalah mesti berlutut di depanku!” Si wanita mengerutkan keningnya, lalu berkata dengan tatapan dingin.Sonia menatap si wanita yang tidak tahu diri itu, lalu berjalan pergi dengan tersenyum tipis.Si wanita tidak tahu apakah dirinya sedang salah lihat atau bagaimana. Dia merasa dirinya telah diremehkan. Dia langsung berdiri, lalu memungut ponsel yang dihancurkannya, kemudian berjalan pergi mencari Timothy.Setelah Sonia berjalan keluar, Reza dan Tandy pun sudah m
Timothy melirik ekspresi Tandy sekilas. Ketika menyadari ini adalah pertama kalinya mereka bermain, terlihat senyuman menyindir di wajahnya.Instruktur datang untuk membimbing mereka cara menggunakan senjata, lalu menjelaskan aturan permainan.Timothy melambaikan tangannya. “Kami sudah datang berkali-kali. Tidak usah dijelaskan lagi. Kamu jelaskan sama kepada mereka.”Orang-orang di belakang Timothy menunjukkan senyuman menyindir. Semuanya kelihatan sangat santai seolah-olah tidak khawatir dengan pertandingan ini.Instruktur menjelaskan aturan permainan kepada tim Sonia. Mereka pun mendengar dengan sangat serius.Selesai itu, instruktur kembali memastikan kepada Reza, apakah mereka yakin hanya akan melawan dengan bertiga?Setelah mendapat jawaban pasti dari Reza, instruktur juga menyarankan mereka untuk mencari dua personel lagi. Sebab, mereka yang hanya bertiga pasti akan kalah telak.“Nggak usah, bertiga juga sudah lebih dari cukup,” balas Reza dengan acuh tak acuh.Instruktur mengan
Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Aku nggak akan ditindas.”“Aku hanya sedang perumpamaan!”Sonia berpikir sejenak, lalu membalas dengan sangat yakin, “Pokoknya nggak akan.”Seketika Reza merasa sangat gagal. Dia pun berkata dengan menghela napas, “Ternyata aku segagal ini!”Sonia menggigit bibir bawahnya, lalu menjelaskan dengan suara kecil, “Semuanya nggak ada hubungannya sama kamu. Aku terbiasa untuk menyelesaikan masalah sendiri.”Kedua mata Reza bergerak. Dia menggenggam tangan Sonia, lalu berkata, “Kelak, kamu bisa mencoba untuk mengandalkanku.”Di hadapan Tandy, Sonia segera menurunkan tangannya, lalu membalas dengan datar, “Emm.”Rasa penat di hati Reza seketika menghilang. Ujung bibirnya spontan melengkung ke atas.Wanita itu telah mengakhiri panggilan, dia memelototi Sonia. “Suamiku itu penembak profesional tingkat nasional. Kamu tunggu saja!”Tandy tersenyum menyindir. “Memangnya kami takut?”Instruktur bertanya kepada tim Reza apakah mereka ingin melanjutkan permainan.Reza
Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu
Setelah Aska melihat kepergian mereka, dia duduk di posisi Sonia tadi, lalu berkata dengan tersenyum, “Lebih baik kamu saja yang menemaniku. Anak muda tidak punya kesabaran. Jadi, kamu mesti melihat dengan jelas, kelak aku bisa menemanimu lebih lama. Kamu mesti segera menyadari hal ini, jangan sering memancing emosiku!”Jemmy membereskan catur sembari berkata dengan suara datar, “Kita masih belum memastikan kalau Hallie adalah putrinya Julia, bukannya kamu terlalu terburu-buru?”Raut wajah Aska menjadi serius. “Jemmy, sudah 20 tahun. Kalau Hallie bukan cucuku, apa kamu merasa Jeje masih bisa ditemukan lagi?”Jemmy mendengus. “Jadi, kamu tidak peduli dengan kesalahan itu?”Kening Aska berkerut. “Kesalahan apa? Setidaknya sekarang kemungkinan Hallie itu cucuku. Salah, kemungkinan besar dia itu cucuku.”Jemmy menghela napas. “Aku takut kamu akan kecewa!”Aska melambaikan tangannya. “Sudah bertahun-tahun, aku juga sudah sering kecewa. Hallie itu seorang anak malang. Seperti yang kamu katak
Jemmy berkata, “Besok aku akan pulang ke Kota Atria!”Sonia mengangkat kepalanya dengan syok. “Kamu tidak tunggu Bibi Julia?”Jemmy menggeleng. “Setelah kulihat-lihat, seharusnya Julia tidak akan pulang dalam waktu dekat.”Sonia tidak paham. “Bukannya Bibi Julia sangat peduli dengan putrinya? Kalau dia tahu sudah ditemukan, kenapa dia nggak langsung pulang?”Meskipun pameran lukisan itu sangat penting, seharusnya tidak sepenting putrinya, ‘kan?“Aku tidak tahu!” Jemmy meletakkan sebuah pion, lalu berkata dengan serius, “Beberapa tahun lalu, Aska juga menemukan petunjuk Jeje. Setiap kalinya dia selalu dengan tidak sabaran untuk memberi tahu Julia, tapi hasil tes DNA selalu bukan. Jadi, Julia sudah tidak percaya lagi dengan Aska. Dia pasti mengira kali ini Aska lagi membohonginya lagi.”Sonia merasa syok. “Ternyata begitu!”Morgan yang berada di samping berkata, “Kali ini berbeda. Kakek Aska benar-benar menganggap Hallie sebagai cucunya!!”Sonia memegang pion sembari berpikir, kemudian d
Reza kembali melilit leher Sonia dengan syal. “Hari ini cuaca dingin. Jangan sembarangan pergi di sore hari. Nanti setelah pulang kerja, aku akan jemput kamu di rumah Tuan Aska.”“Emm!” Sonia mengangguk.Reza juga mengecup kening Sonia.Mereka berdua mengendarai mobil masing-masing, berpisah di area parkiran bawah tanah. Sonia mengendarai mobil menuju ke rumah Aska.Saat di perjalanan, Sonia menerima pesan dari Ranty. Isinya berupa sebuah berita.Sonia membuka untuk membacanya. Isinya adalah berita penangkapan Welly atas perbuatan pemindahan dana perusahaan, menerima suap, dan juga berjudi.Ada juga reporter yang melaporkan kondisi terkini Keluarga Dikara. Keluarga Dikara telah bangkrut. Perusahaan dan semua aset telah disegel. Keluarga konglomerat selama ratusan tahun itu telah menjadi sejarah di Kota Jembara.Di bawah berita, ada banyak suara orang yang bersenang-senang atas penderitaan mereka dan juga suara makian. Sonia tidak melihat lagi. Dia menurunkan ponselnya, lalu fokus dalam
Reza melihat kondisi mobil di depan sana, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Kamu merasa dia terlalu buru-buru, kamu pun merasa tidak nyaman?”Sonia menggeleng. “Kalau jadi orang lain, mereka juga ingin tahu identitas dirinya sendiri, nggak sabar untuk bisa bertemu dengan anggota keluarganya sendiri. Masalah ini adalah masalah yang wajar. Kita nggak boleh menyalahkannya. Aku hanya lihat Pak Guru dan Hallie begitu gembira, aku jadi merasa sangat khawatir kalau Hallie bukan anak dari Bibi Julia.”“Kalau begitu, segera lakukan tes DNA, tidak usah menunggu sampai putri Tuan Aska pulang,” ucap Reza, “Kalau ditunda semakin lama, semuanya akan semakin merepotkan.”Aska sudah menganggap Hallie sebagai cucu luarnya. Dia telah memberikan banyak perasaan kepada Hallie. Semakin lama, perasaan akan semakin mendalam, rasa kecewa juga akan semakin bertambah besar.Sonia memberi tahu maksud Jemmy kepada Reza. “Kakek sudah mengatakannya dengan sangat jelas. Pak Guru ingin menggunakan Hallie untuk me
Selesai makan, pelayan membereskan kamar tamu untuk Hallie.Rose mengambil pakaian tidur dari kamarnya untuk diberikan kepada Hallie. “Pakaian tidur ini baru kubeli. Aku masih nggak pernah mengenakannya. Kamu coba dulu, cocok nggak? Tinggi badan kita hampir imbang, seharusnya nggak masalah.”“Nggak usah. Aku lihat ada jubah tidur di dalam lemari!” balas Hallie dengan tersenyum.“Nggak nyaman kalau tidur pakai jubah tidur. Kamu pakai ini saja. Nggak usah sungkan sama aku!” ucap Rose.“Bukan sungkan! Kelak ini adalah rumahku. Mana mungkin aku akan bersikap sungkan?” Hallie tersenyum. “Aku cuma nggak suka pakai pakaian orang lain.”Senyuman di wajah Rose langsung terkaku. “Oh, begitu, ya. Baiklah, kamu pakai jubah tidur dulu. Besok aku bawa kamu jalan-jalan untuk beli yang baru.”“Oke, maaf sudah merepotkanmu!” Kedua mata Hallie berkilauan. Dia bertanya dengan tersenyum, “Rose, apa kamu tinggal di sini?”Rose membalas, “Bukan, terkadang aku akan tinggal beberapa hari di sini untuk menemani
Morgan menyipitkan matanya, lalu memutar bola matanya untuk melihat Sonia. Keningnya kelihatan sedikit berkerut.Sonia segera berkata dengan tersenyum, “Oke, oke, aku nggak tanya lagi. Aku nggak tanya lagi, deh!”Usai berbicara, Sonia bergumam sendiri, “Bisa jadi Theresia juga nggak suka sama kamu. Dia itu berkompeten dan juga cantik, entah ada berapa cowok yang lagi mengejarnya!”Raut wajah Morgan langsung berubah muram. “Apa hubungannya dia dikejar berapa banyak cowok sama aku?”Sonia berkata, “Nggak ada hubungannya. Kalian memang sudah nggak ada hubungan lagi!”Morgan terdiam membisu.Mereka berdua mengobrol beberapa saat mengenai masalah Hallie. Ada sebuah mobil masuk ke dalam gerbang. Ujung bibir Sonia spontan melengkung ke atas. “Reza sudah datang. Aku ke sana sebentar.”Morgan berkata, “Aku akui pilihanmu waktu itu memang benar. Kamu pacaran dengan baik. Jangan kecewain dia!”Sonia tersenyum, lalu mengangguk dengan serius. “Pasti!”“Pergi sana!”“Emm.”Sonia berjalan ke sisi mobi
Kedua mata Sonia berkilauan. Mengenai alasannya, sepertinya dia bisa menebaknya.Jemmy melanjutkan, “Aska merindukan Julia. Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memanggil Julia pulang. Kalau dia melakukan tes DNA sekarang, kemudian ternyata Hallie bukan Jeje, apa dia masih punya alasan untuk memanggil Julia pulang?”Kening Sonia berkerut. “Bagaimana kalau bukan? Apa Bibi Julia akan merasa ditipu oleh Pak Guru? Dia akan semakin membenci Pak Guru saja?”Jemmy menghela napas. “Selama beberapa tahun ini, mereka juga bukannya tidak pernah salah. Aska tidak bisa berpikir panjang lagi. Dia hanya ingin bertemu dengan Julia.”Ponsel Sonia berdering. Dia melihat Sonia sekilas, lalu pergi ke samping untuk mengangkat telepon. “Paman Reza!”Reza bertanya, “Kamu lagi di mana?”“Aku lagi di rumah Pak Guru!”“Aku ke sana sekarang!” Reza sedang mengendarai mobil. “Oh, ya, tadi Ibu telepon aku. Katanya tadi sore Hallie keluar, katanya mau jalan-jalan di sekitar. Hanya saja, dia masih belum pulang.
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia