Kelly menggeleng dengan tersenyum. “Aku tahu dia lagi di Augrila, makanya aku nggak beri tahu dia. Kamu kembalikan saja amplop ini kepadanya.”“Ambil saja, buat Kak Kenzo. Ini misiku darinya. Kalau nggak, nanti dia bilang aku nggak becus.” Sonia tersenyum, lalu memaksa Kelly menerima amplop itu.Uang senilai 200 juta itu sangatlah berat, begitu pula dengan hati Kelly. Dia terpaksa tersenyum. “Terima kasih. Terima kasih, semuanya!”“Ayo, aku ingin minum!” Ranty merangkul pundak Kelly. “Di mana anakku? Di mana Yana? Bukannya dia jadi flower girl hari ini? Apa dia pakai gaun pembelianku? Di mana dia? Aku ingin melihatnya.”Kelly membawa mereka ke tempat duduk.…Setelah mereka pergi, tidak ada yang berbicara sama sekali. Beberapa saat kemudian, Ariani baru tersenyum sinis. “Lagi sandiwara?”Clara menarik-narik ujung lengan pakaian Ariani, lalu berbisik, “Ibu, kamu jangan sembarangan bicara. Dia itu anaknya Keluarga Atmojo. Aku pernah melihat fotonya di internet.”Jika Ranty dendam dengan
“Di mana Yana?” Ranty melihat ke sisi halaman. Dia melihat ada banyak anak-anak sedang bermain di sana, tetapi dia tidak bisa menemukan Yana.“Jason datang. Dia lagi sama Yana,” balas Kelly.Ranty mengangkat-angkat alisnya, lalu berkata dengan tersenyum, “Ternyata ada yang datang untuk melindungimu. Sia-sia aku dan Sonia merasa panik!”Kelly berkata, “Aku lebih berharap dia nggak datang. Dia benar-benar sudah mendatangkan kerepotan bagiku. Aku juga nggak berharap berutang budi lagi sama dia.”Kedua mata Ranty berkilauan. “Apa yang terjadi?”Kelly menceritakan apa yang terjadi setelah kedatangan Jason.Ranty mengejapkan matanya. “Kelly, aku merasa seharusnya Jason benar-benar suka sama kamu!”Kelly segera membalas, “Dia hanya kasihan sama Yana.”Ranty menggeleng dengan tersenyum. “Dia nggak tahu hubungannya dengan Yana. Bagi dia, Yana itu cuma anakmu saja. Kenapa dia bisa sayang sama Yana? Bukannya gara-gara kamu? Kamu itu anaknya pintar. Kamu jangan berlagak bodoh.”Kali ini, Kelly ter
Jason tahu wakil manajer ingin menjilatnya, makanya dia baru sengaja berbicara berlebihan. Namun, Jason tetap merasa gembira. Perasaannya juga mengatakan Yana sungguh mirip dengannya.Ketika yang lain menyadari Jason sangat gembira, wakil manajer pun tak berhenti memuji Yana.Yana juga tidak memedulikan ucapan orang dewasa. Dia hanya fokus menyantap makanan lezatnya saja.Saat semua orang sedang berbincang-bincang, pengantin datang untuk bersulang.Begitu Kenzo memasuki ruangan, tampak Yana sedang duduk di atas pangkuan Jason. Dia pun merasa syok, lekas pergi menggendong Yana. “Pak Jason, kenapa malah kamu yang menjaga Yana?”Yana menjerit dengan girang, “Paman!”Semua orang melihat ke sisi Kenzo, lalu melihat ke sisi Jason dengan bengong.Jason berkata, “Tidak apa-apa, Yana suka bersama denganku.”Yana menarik jas Jason, lalu berkata, “Aku sangat patuh selama bersama Ayah. Aku nggak bandel.”Jason memberi isyarat mata kepada Kenzo, lalu berkata dengan datar, “Kamu cukup jaga istrimu s
Wilona berkata dengan tersenyum, “Bisa demi apa lagi coba? Tentu saja karena suka sama adikmu! Bisa jadi, Yana memang adalah anak adikmu sama Pak Jason.”“Tidak mungkin!” Kenzo langsung menyangkal.Fokus Wilona malah tidak berada di sini. Dia lalu berkata dengan sedikit kesal, “Kenapa kamu nggak beri tahu aku hubungan adikmu dengan Pak Jason?”Seandainya Wilona mengetahuinya, dia pasti tidak akan membatalkan Yana untuk menjadi flower girl. Wilona malah akan merasa sangat terpandang, apalagi di hadapan karyawan Gunawan Group!“Setahuku, Kelly dan Pak Jason itu hanya berteman saja. Yana benar-benar tidak ada hubungannya dengan Jason. Yana dilahirkan Kelly sewaktu di luar negeri. Mungkin Pak Jason lagi membantu kita. Kamu jangan berpikir kebanyakan dan jangan sembarangan bicara!” pesan Kenzo.Kedua mata Wilona berkilauan. Dia hanya mengiakan Kenzo saja. Masih ada banyak tamu yang menunggu untuk dijamu. Mereka berdua tidak mengungkit masalah itu lagi dan lanjut menyibukkan diri.…Resepsi
Kenzo berkata, “Gimana kalau aku berikan semuanya kepada Kelly? Tadi Nona Ranty sudah memberikan hadiah gelang kepada anggota Keluarga Wijaya. Kita sudah mendapatkan banyak keuntungan dari Kelly.”Sebenarnya Kenzo mengerti. Seandainya bukan karena Kelly, Jason juga tidak akan menghadiri resepsi pernikahannya. Bahkan, Lewis dan pemimpin perusahaan lainnya juga tidak akan menunjukkan batang hidungnya.Sandora masih tidak bersedia. “Kamu baru saja menikah. Kelak kamu dan Wilona bakal punya anak. Ada banyak biaya yang mesti kamu keluarkan. Kelly hanya hidup sendiri. Dia tidak butuh uang sebanyak itu.”Kening Kenzo berkerut. “Gimana ceritanya Kelly hidup sendiri? Dia harus membesarkan Yana. Hidupnya lebih sulit lagi.”“Apa yang lagi Ibu dan Kenzo diskusikan?” Wilona membuka pintu kamar, lalu bertanya dengan tersenyum.Sandora segera bertanya, “Di mana Kelly?”“Kelly pergi ke kamar mandi,” jawab Wilona.Sandora menutup pintu, lalu berkata pada Kenzo, “Aku tidak peduli dengan masalah ini. Kam
Kenzo menatap Kelly dengan rasa bersalah. “Aku antar kamu!”Kelly membalikkan tubuhnya berjalan keluar rumah. Kenzo mengikuti langkahnya. Sebelum keluar rumah, Sandora menarik Kenzo, lalu berbisik, “Kamu jangan bikin keputusan sendiri dan bikin Wilona marah. Kalian masih pengantin baru!”Raut wajah Kenzo sangat serius. Dia mengiakan, lalu bergegas mengejar langkah Kelly.Setelah keluar rumah, Kelly menekan tombol lift. Saat Kenzo menatap tubuh kurus Kelly, dia semakin merasa bersalah lagi.Kelly dapat merasakan ada yang aneh dengan Kenzo, dia pun bertanya, “Ada apa?”Hati Kenzo terasa penat. Hanya saja, dia tidak boleh mengungkapkannya. Jadi, Kenzo hanya berkata, “Tidak apa-apa, mungkin karena minum kebanyakan. Kelly, kamu mesti jaga dirimu dengan baik. Kalau ada apa-apa, kamu bisa cari Kakak.”Kelly tersenyum lembut. “Kamu sudah menikah. Kelak kamu akan menjadi kepala keluarga. Kamu harus luangkan waktumu untuk temani Kak Wilona. Aku juga akan sering pulang untuk mengunjungimu dan Ibu
Hati Kelly berdegup kencang. Dia mengangguk dengan asal-asalan, lalu berjalan ke kamarnya. Jujur saja, Kelly memang merasa agak capek. Setelah mandi, dia pun merasa lebih nyaman.Lantaran ada Jason di rumah, Kelly pun tidak berani mengenakan piama di rumah. Dia mengenakan pakaian rumah santai. Saat becermin menyadari tidak ada yang aneh, dia baru keluar kamar mandi.Ketika Jason melihat Kelly memasuki kamar, dia berkata pada Yana, “Yana main sendiri dulu. Aku pergi keringin rambut Ibu dulu, ya?”Yana mengangguk dengan patuhnya. “Aku bangun istana buat Ibu.”“Oke, nanti aku akan bawa Ibu kemari!” Jason mengusap kepala Yana, lalu berjalan ke kamar.Kelly sedang berdiri sembari mengeringkan rambutnya. Tetiba pengering rambut di tangan Kelly diambil oleh Jason.Aura si lelaki menyelimuti ruangan. Sekujur tubuh Kelly spontan terasa tegang. Dia membalikkan tubuhnya, lalu melihat ke sisi Jason. “Aku bisa keringin sendiri!”“Jangan bergerak. Hari ini aku kasihan sama kamu. Jadi, aku harap kamu
Kurir pengantar makanan juga bersikap sangat sungkan. “Tidak apa-apa. Salah kami juga tidak telepon duluan. Apa kami boleh masuk?”“Silakan!” balas Kelly dengan tersenyum, lalu membuka lebar pintu rumah.Dua kurir pengantar makanan membuka kotak, lalu menghidangkannya satu per satu ke atas meja. Setelah itu, mereka pun membungkuk dengan hormat. “Semoga makan malam kalian menyenangkan!”“Terima kasih.” Kelly sedikit mengangguk.Jason memesan enam jenis sayuran dan satu jenis sup. Sup yang dipesan pun adalah sup kurma kesukaan Yana. Kelly membereskan meja. Ketika menyadari Jason masih belum keluar kamar, keningnya spontan berkerut. Kelly menurunkan Yana di atas kursi, lalu pergi ke kamar untuk mencarinya.Jason sedang membelakanginya berdiri di depan balkon. Di bawah cahaya gelap, bayangan punggung kekar itu kelihatan kesepian.Kelly menggigit bibir bawahnya, lalu bertanya dengan suara kecil, “Ada apa?”Bukankah Kelly tidak melawan tadi? Kenapa Jason malah tidak senang?Jason membalikka
“Kalau tidak mau minum obat, kamu jangan sakit!”“Kamu kira aku bersedia untuk sakit?”“Kalau tidak mau sakit, kenapa kamu tengah malam malah berdiri di tengah angin dingin? Apa hubunganmu dengan angin dingin bagus sekali?”Rose tidak sanggup mengalahkan ucapan Juno. Dia langsung mengambil obat, lalu memasukkan semuanya ke dalam mulut.Kening Juno berkerut. Dia langsung menyerahkan air kepada Rose.Rose minum dengan terlalu buru-buru. Dia pun tersedak, membungkuk di samping ranjang sembari terbatuk-batuk.Rose mengenakan piama kartun berbahan katun dengan model longgar. Saat membungkuk ke depan, tampak hamparan kulit putihnya.Tiba-tiba Juno teringat dengan masalah sore hari itu. Tubuhnya yang panas dan lembut meringkuk ke dalam pelukannya hingga tidak bisa dilepaskan. Aliran hangat yang aneh melintas di hatinya. Tangan yang tadinya hendak menepuk punggung Rose pun berhenti di udara, tidak berani menempel.Rose terbatuk hingga wajahnya memerah dan terengah-engah, lalu kembali berbaring
Rose berkata, “Oke, aku akan telepon Sonia. Tapi, sepertinya Sonia nggak begitu ikut campur dalam urusan bisnis Herdian Group. Kamu juga jangan memeluk harapan yang terlalu besar.”Devin segera berkata, “Asalkan dia bisa membantuku untuk bicara dengan Tuan Reza, masalah ini seharusnya bukan masalah.”Sonia adalah istri dari presdir Herdian Group. Seharusnya dia memiliki kekuasaan sekecil itu. Apalagi dari masalah King, Devin dapat melihat bahwa Reza dan Keluarga Herdian sangat peduli terhadap Sonia. Jadi, kedua belah pihak bisa bekerja sama atau tidak, semuanya hanya tergantung ucapan Sonia saja!Rose berkata dengan tersenyum, “Biar aku coba!”Devin berucap dengan gembira “Terima kasih, Rose. Setelah aku berhasil bekerja sama dengan Herdian Group, aku pun bisa santai untuk sementara waktu. Nanti aku akan temani kamu dengan baik.”“Oke!” Rose berkata dengan tersenyum, “Tapi kamu jangan beri dirimu tekanan yang terlalu besar. Kamu bisa melakukannya dengan sangat baik.”“Sekarang aku masi
Tiba-tiba Morgan bertanya, “Kenapa kamu tidak pacaran?”Theresia tertegun oleh pertanyaan Morgan. Dia mengangkat kepalanya dengan perlahan, lalu berkata, “Seleraku jadi tinggi gara-gara kamu. Aku takut orang lain nggak sanggup.”Morgan terdiam.Ternyata Theresia sudah berbeda dengan yang dulu. Dia berubah menjadi lebih pemberani. Setiap ucapannya membuat Morgan tidak bisa berkata-kata. Hanya saja, dia tetap berbicara dengan begitu serius dan lugu, membuat Morgan tidak tega untuk mengomelinya.Usai berbicara, Theresia pun tersenyum. Dia tidak berbicara lagi, melainkan menunduk untuk menyantap makanannya dengan tenang.Selesai makan, Theresia menyeduh secangkir teh untuk Morgan, kemudian menyeduh secangkir kopi untuk dirinya sendiri.Meski aroma kopi dan teh bercampur aduk, aromanya tetap terasa nyaman.Theresia duduk di atas pangkuan Morgan, lalu melingkari lehernya. “Aku nggak ingin ngapa-ngapain hari ini, cuma ingin temani kamu saja, ya?”Terdengar nada manja dalam suaranya, seperti s
Reza mengusap wajah Sonia. “Semoga saja yang dia harapkan itu anggota keluarga, bukan uang. Semoga juga dia bisa memahami maksud kalian, bisa mempertahankan pemikiran awal, tidak terbuai dengan kekayaan.”Sonia menggigit bibirnya dengan perlahan. “Semoga saja dia nggak seperti itu. Hanya saja, aku juga bakal lebih hati-hati.”“Kalau begitu, kita amati selama beberapa saat dulu. Seandainya Hallie memang pantas untuk disukai Tuan Aska, masalah cucu kandung atau bukan juga bukan masalah. Seandainya dia tidak pantas, beri dia sedikit uang sebagai tebusan saja.”Sonia mengangguk. “Semuanya tergantung dengan nasibnya sendiri.”Mereka berdua selesai mengobrol masalah Hallie. Reza memeluk Sonia. “Pergi mandi dulu, lalu sarapan. Aku sudah telepon Bi Rati. Dia lagi masak yang enak-enak buat kamu.”Sonia memeluk Reza. “Aku juga merindukan Bibo!”Reza tersenyum tipis. “Sepertinya kamu tidak pernah merindukanku.”“Apa aku nggak pernah mengatakannya? Seingatku, aku sering mengatakannya berkali-kali!
“Sudah hampir pukul sembilan!”Sonia mengerutkan keningnya dengan kesal. “Tadinya aku berencana bangun pagian untuk pergi ke rumah. Tandy sudah hampir ujian akhir semester. Aku ingin memeriksa bagian mana yang ketinggalan, biar bisa beri bimbingan belajar buat dia.”Sonia menengadah kepalanya menatap Reza, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku ini bukan guru bimbel yang bertanggung jawab. Untung saja Kak Diana nggak marah.”Reza mencubit pipi Sonia. “Kamu itu guru bimbel yang direkrut dengan susah payah. Meski dia marah, dia juga bisa memendamnya saja.”“Kamu malah berani ngomong lagi! Dia melakukannya juga demi kamu!” dengus Sonia dengan ringan.“Kalau begitu, demi balas budi kepada Kak Diana, aku pergi ajari Tandy saja?”Sonia kepikiran dengan gambaran paman dan keponakan yang sedang mengajar dan belajar itu. Tiba-tiba dia tertawa.Reza menggendong Sonia. “Hari ini kita tidak pulang. Kamu sudah sibuk gara-gara masalah Hallie. Hari ini kita tidak usah melakukan apa-apa, kita kembali ke
“Jangan kemari. Kalau tidak, kalian bukan hanya tidak bisa dirawat di rumah sakit saja, kalian bahkan tidak bisa tinggal di Kota Jembara lagi!” Nada bicara Reza terdengar datar. “Aku sudah cukup memberi kalian muka dengan membiarkan kalian tinggal di Kota Jembara. Seharusnya kamu mengerti!”“Aku mengerti! Aku mengerti!” Hendri berkata, “Aku tahu apa yang sudah aku lakukan. Aku mengerti kalau kamu berbelas kasihan kepada kami!”“Kalau kamu mengerti, mohon jauhi Sonia. Jangan ganggu dia lagi!”“Tuan Reza!” Hendri berkata dengan buru-buru, “Waktu itu aku mengantar Sonia untuk melakukan pernikahan bisnis dengan Keluarga Herdian. Sekarang hubungan kalian sebaik ini. Aku tergolong telah berbuat baik. Bisakah dilihat dari masalah itu, kamu membantuku sekali lagi?”Kening Reza berkerut. Dia berkata dengan suara dingin, “Kenapa Sonia bisa punya ayah sepertimu!”Hendri sungguh merasa malu. “Aku tidak menjadi seorang ayah yang baik. Aku sungguh bersalah pada Sonia. Aku berharap kelak aku memiliki
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem