Keesokan paginya, Kelly pergi ke perusahaan. Masalah bocornya harga tender Gunawan Group telah tersebar di internet. Dalam waktu satu malam, sepertinya semua orang sudah mengetahui masalah ini.Saat Kelly berjalan masuk ke perusahaan, dia pun digosip oleh banyak orang.Kelly tidak mengindahkan mereka, langsung memasuki lift, naik ke lantai 39.Jason sedang tidak berada di tempat. Anastasia juga masih belum tiba.Kebetulan mereka berdua bertemu di pantri. Anastasia sedang memegang secangkir kopi sembari menatap Kelly. Nada bicaranya sangatlah dingin. “Aku merasa terkejut. Ternyata kamu akan datang bekerja hari ini!”Kelly menunduk untuk mengisi minuman. “Aku nggak bersalah. Kenapa aku nggak datang bekerja?”“Apa kamu tahu betapa seriusnya masalah ini?” Anastasia melihat Kelly sekilas. “Masalah ini bukan hanya berdampak terhadap reputasi perusahaan saja. Harga saham perusahaan juga anjlok parah. Kerugian yang kamu ciptakan lebih banyak daripada yang kamu bayangkan!”“Kelly, kalau aku jad
Linda merasa agak kaget. “Apa Kelly tahu?”“Tidak tahu. Kamu bisa beri tahu dia!” Jason melanjutkan, “Kalau kamu merasa tidak tenang, kamu juga bisa ikut bersamaku.”“Tidak! Mana mungkin aku tidak tenang jika Yana bersamamu?” ucap Linda dengan tersenyum, “Aku tahu kamu memperlakukan Yana dengan baik.”Jason tersenyum, lalu menggendong Yana ke dalam mobil.Yana bertanya dengan suara imutnya, “Paman, kita mau ke mana?”“Nenek merindukanmu. Dia ingin aku membawamu pulang untuk mengunjungi Broku. Apa kamu mau ke sana?” tanya Jason dengan suara lembut.“Mau! Tapi apa boleh kita bawa Ibu bersama kita?” Yana membuka mata lugunya dengan lebar.“Kalau dia tahu, dia pasti akan ke rumahku!” Jason memerintah Simon ke Kediaman Keluarga Gunawan.Sepanjang perjalanan, Yana sangat gembira. Dia tak berhenti bercerita dengan jason.Beberapa hari ini hati Jason terasa penat. Ketika mendengar suara imut Yana, hatinya mulai terasa tenang. Terlihat juga senyuman di dalam tatapan Jason.Setibanya di Kediaman
Pelayan yang biasanya menjaga Saskia pun keluar. Dia menyuguhkan teh bunga dan kue kering, lalu berkata, “Anak ini imut sekali. Anak siapa?”“Anaknya teman Jason.” Saskia tersenyum, lalu berpesan, “Yana tidak boleh minum teh bunga. Berti, kamu bikinkan jus buat dia.”“Baik!” balas Berti.Tak lama kemudian, Petra datang dengan membawakan sangkar yang berisi burung pipit. Burung pipit yang sebelumnya terluka telah sembuh di bawah perawatan Petra. Ia sudah bisa terbang dengan lincah di dalam sangkar.“Broku!” Yana melebarkan matanya melihat burung di dalam sangkar dengan tersenyum. Burung pipit itu juga melihat ke sisi Yana.Yana yang imut itu sungguh meluluhkan hati Saskia. Ketika menyadari Yana begitu menyukai burung, Saskia menoleh untuk berkata pada Petra, “Kita pelihara lebih banyak burung lagi, seperti burung wambi, burung beo, dan yang lain sebagainya. Pelihara yang banyak.”Petra mengangguk dengan tersenyum. “Baik.”Saskia tersenyum pada Yana. “Akhirnya burung ini selamat juga. T
Petra tertawa dan berujar, "Kamu memang pemberani. Beri Broku makan."Yana berpikir sejenak, lalu mengangguk dan menyahut, "Aku beri Broku makan."Selesai bicara, Yana berlari ke paviliun dengan cepat. Begitu masuk, Berti menoleh dan menegur, "Jangan berkeliaran. Nanti, kalau Nyonya Saskia tidak lihat kamu waktu kembali, dia pikir aku tidak awasi kamu."Yana meletakkan kedua tangannya di belakang punggung, lalu menghampiri Berti dan berkata, "Kak, aku mau beri kamu hadiah."Berti menimpali, "Wah, kamu pengertian juga, ya. Oke, coba aku lihat hadiahnya. Kalau aku suka, aku akan perlakukan kamu lebih baik saat kamu datang lagi."Berti tersenyum, lalu melambaikan tangan kepada Yana seraya menambahkan, "Kamu beri aku hadiah apa? Coba keluarkan, biar aku lihat."Yana mengulurkan tangannya dan meletakkan ulat di tangan Berti. Dia bertanya dengan ekspresi polos, "Kamu suka, nggak?"Berti berteriak, lalu berdiri dan buru-buru menepuk pakaiannya dengan ekspresi panik. Dia segera masuk ke dalam
Kelly menunduk dan tubuhnya gemetaran. Dia tidak menyangka ternyata Jason mencintainya. Kala ini, nada bicara dan ciuman Jason yang lembut bagaikan mimpi bagi Kelly. Semua ini membuat Kelly terlena sehingga dia tidak ingin kembali ke kenyataan.Jason mencium Kelly dengan intens sambil membujuk, "Bilang kamu mencintaiku. Kelak, aku yang jaga kamu dan Yana. Aku tidak akan mengecewakanmu."Kelly mencengkeram kemeja Jason dan tubuhnya masih gemetaran. Kemudian, dia mendorong Jason dengan pelan sembari memanggil, "Jason."Penolakan Kelly membuat Jason terdiam. Dia menatap Kelly sambil menjelaskan, "Kelly, ini terakhir kalinya aku bertanya kepadamu. Kalau kamu mencintaiku, kelak aku akan setia kepadamu.""Kalau kamu menolak, kelak aku tidak akan mengganggumu lagi dan aku akan membiarkanmu bebas. Kita tidak akan membicarakan tentang perasaan cinta lagi," lanjut Jason.Jason memohon, "Kamu pertimbangkan dulu sebelum jawab aku, ya?"Kelly memandang ke arah taman bunga. Kediaman Keluarga Gunawan
Kelly menyahut dengan lembut, "Namaku Kelly. Aku nggak mau ganggu Nyonya Saskia lagi. Aku bawa Yana pulang."Saskia mengangguk dan menimpali, "Oke. Aku suruh sopir antar kalian.""Nggak usah, kami naik taksi saja," balas Kelly sembari tersenyum. Sebenarnya dia ingin berpamitan dengan Jason. Namun, Kelly tidak bisa mengucapkannya. Jadi, dia hanya menyuruh Yana berpamitan dengan Saskia.Jason melihat Yana lekat-lekat, lalu tersenyum dan berujar, "Paman mau peluk kamu sebentar."Yana mengulurkan tangannya kepada Jason dan memeluknya. Yana merasakan ada yang aneh, tetapi dia tidak berbicara."Kamu harus patuh dan dengarkan nasihat ibumu, ya," pesan Jason sambil memeluk Yana dengan erat. Dia juga mengusap kepala Yana dengan lembut."Oke!" sahut Yana seraya mengangguk.Kelly menggendong Yana. Dia tidak berani melihat Jason dan langsung berjalan keluar. Sesampainya di di luar halaman, sebuah mobil menunggu Kelly.Sopir turun dari mobil dan berucap, "Nona Kelly, Tuan Jason suruh aku antar kamu
Tatapan Saskia menjadi muram. Dia menanggapi, "Jason bukan orang yang ceroboh. Biasanya dia tidak begini."Kiara mencibir, lalu menimpali, "Aku juga tidak percaya. Jadi, sampai sekarang aku tidak paham Kelly pakai trik apa untuk memperdaya Tuan Jason."Saskia mengangguk dan membalas, "Sekarang aku sudah paham situasinya. Terima kasih, Kiara."Kiara berpesan, "Bibi, jangan bilang kepada Tuan Jason aku yang memberitahumu masalah ini. Sekarang masalah tender sangat heboh. Kamu bisa melihatnya di internet.""Oke," sahut Saskia. Setelah mengakhiri panggilan telepon, dia memerintah pelayan dengan ekspresi muram, "Panggil Jason!"Pantas saja, tadi Jason tampak seperti menyembunyikan sesuatu saat Saskia menanyakan hubungannya dengan Kelly. Ternyata, dia berniat melindungi Kelly.Pelayan segera kembali dan melapor, "Nyonya, Tuan Jason sudah keluar.""Keluar?" tanya Saskia sembari mengernyit. Kemudian, dia memerintah lagi, "Panggil Anastasia."....Keesokan paginya, Saskia menelepon Kelly untuk
“Masalah kali ini berbeda!” Raut wajah Saskia kelihatan cemas. “Setidaknya, kamu itu wanita pertama yang dia bawa pulang untuk menemuiku.”“Semalam aku bukan dibawa Tuan Jason,” balas Kelly.Saskia menggeleng. “Dia sengaja memancingmu ke rumah. Kamu juga pintar. Seharusnya kamu mengerti.”Kelly menurunkan kelopak matanya dan tidak berbicara.“Aku rasa Nona Kelly nggak suka bertele-tele. Kalau begitu, aku terus terang saja. Pertama-tama, aku ingin minta maaf. Aku sudah menyuruh orang untuk memeriksa latar belakang keluargamu. Keluargamu memang membuatku merasa agak kaget. Bukannya aku meremehkan orang miskin, tapi aku tahu hubungan dari keluarga yang tidak sepadan tidak akan memiliki akhir yang bahagia.”“Apalagi kondisi keluargamu ….” Saskia tidak melanjutkan omongannya. Dia terdiam beberapa saat, baru kembali berkata, “Jadi, aku benar-benar nggak optimis dengan hubunganmu dengan Jason.”Kelly tahu ucapan yang diucapkan Saskia sudah cukup sungkan. Hatinya terasa sakit. Kemudian, dia pu
Jemmy berkata, “Besok aku akan pulang ke Kota Atria!”Sonia mengangkat kepalanya dengan syok. “Kamu tidak tunggu Bibi Julia?”Jemmy menggeleng. “Setelah kulihat-lihat, seharusnya Julia tidak akan pulang dalam waktu dekat.”Sonia tidak paham. “Bukannya Bibi Julia sangat peduli dengan putrinya? Kalau dia tahu sudah ditemukan, kenapa dia nggak langsung pulang?”Meskipun pameran lukisan itu sangat penting, seharusnya tidak sepenting putrinya, ‘kan?“Aku tidak tahu!” Jemmy meletakkan sebuah pion, lalu berkata dengan serius, “Beberapa tahun lalu, Aska juga menemukan petunjuk Jeje. Setiap kalinya dia selalu dengan tidak sabaran untuk memberi tahu Julia, tapi hasil tes DNA selalu bukan. Jadi, Julia sudah tidak percaya lagi dengan Aska. Dia pasti mengira kali ini Aska lagi membohonginya lagi.”Sonia merasa syok. “Ternyata begitu!”Morgan yang berada di samping berkata, “Kali ini berbeda. Kakek Aska benar-benar menganggap Hallie sebagai cucunya!!”Sonia memegang pion sembari berpikir, kemudian d
Reza kembali melilit leher Sonia dengan syal. “Hari ini cuaca dingin. Jangan sembarangan pergi di sore hari. Nanti setelah pulang kerja, aku akan jemput kamu di rumah Tuan Aska.”“Emm!” Sonia mengangguk.Reza juga mengecup kening Sonia.Mereka berdua mengendarai mobil masing-masing, berpisah di area parkiran bawah tanah. Sonia mengendarai mobil menuju ke rumah Aska.Saat di perjalanan, Sonia menerima pesan dari Ranty. Isinya berupa sebuah berita.Sonia membuka untuk membacanya. Isinya adalah berita penangkapan Welly atas perbuatan pemindahan dana perusahaan, menerima suap, dan juga berjudi.Ada juga reporter yang melaporkan kondisi terkini Keluarga Dikara. Keluarga Dikara telah bangkrut. Perusahaan dan semua aset telah disegel. Keluarga konglomerat selama ratusan tahun itu telah menjadi sejarah di Kota Jembara.Di bawah berita, ada banyak suara orang yang bersenang-senang atas penderitaan mereka dan juga suara makian. Sonia tidak melihat lagi. Dia menurunkan ponselnya, lalu fokus dalam
Reza melihat kondisi mobil di depan sana, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Kamu merasa dia terlalu buru-buru, kamu pun merasa tidak nyaman?”Sonia menggeleng. “Kalau jadi orang lain, mereka juga ingin tahu identitas dirinya sendiri, nggak sabar untuk bisa bertemu dengan anggota keluarganya sendiri. Masalah ini adalah masalah yang wajar. Kita nggak boleh menyalahkannya. Aku hanya lihat Pak Guru dan Hallie begitu gembira, aku jadi merasa sangat khawatir kalau Hallie bukan anak dari Bibi Julia.”“Kalau begitu, segera lakukan tes DNA, tidak usah menunggu sampai putri Tuan Aska pulang,” ucap Reza, “Kalau ditunda semakin lama, semuanya akan semakin merepotkan.”Aska sudah menganggap Hallie sebagai cucu luarnya. Dia telah memberikan banyak perasaan kepada Hallie. Semakin lama, perasaan akan semakin mendalam, rasa kecewa juga akan semakin bertambah besar.Sonia memberi tahu maksud Jemmy kepada Reza. “Kakek sudah mengatakannya dengan sangat jelas. Pak Guru ingin menggunakan Hallie untuk me
Selesai makan, pelayan membereskan kamar tamu untuk Hallie.Rose mengambil pakaian tidur dari kamarnya untuk diberikan kepada Hallie. “Pakaian tidur ini baru kubeli. Aku masih nggak pernah mengenakannya. Kamu coba dulu, cocok nggak? Tinggi badan kita hampir imbang, seharusnya nggak masalah.”“Nggak usah. Aku lihat ada jubah tidur di dalam lemari!” balas Hallie dengan tersenyum.“Nggak nyaman kalau tidur pakai jubah tidur. Kamu pakai ini saja. Nggak usah sungkan sama aku!” ucap Rose.“Bukan sungkan! Kelak ini adalah rumahku. Mana mungkin aku akan bersikap sungkan?” Hallie tersenyum. “Aku cuma nggak suka pakai pakaian orang lain.”Senyuman di wajah Rose langsung terkaku. “Oh, begitu, ya. Baiklah, kamu pakai jubah tidur dulu. Besok aku bawa kamu jalan-jalan untuk beli yang baru.”“Oke, maaf sudah merepotkanmu!” Kedua mata Hallie berkilauan. Dia bertanya dengan tersenyum, “Rose, apa kamu tinggal di sini?”Rose membalas, “Bukan, terkadang aku akan tinggal beberapa hari di sini untuk menemani
Morgan menyipitkan matanya, lalu memutar bola matanya untuk melihat Sonia. Keningnya kelihatan sedikit berkerut.Sonia segera berkata dengan tersenyum, “Oke, oke, aku nggak tanya lagi. Aku nggak tanya lagi, deh!”Usai berbicara, Sonia bergumam sendiri, “Bisa jadi Theresia juga nggak suka sama kamu. Dia itu berkompeten dan juga cantik, entah ada berapa cowok yang lagi mengejarnya!”Raut wajah Morgan langsung berubah muram. “Apa hubungannya dia dikejar berapa banyak cowok sama aku?”Sonia berkata, “Nggak ada hubungannya. Kalian memang sudah nggak ada hubungan lagi!”Morgan terdiam membisu.Mereka berdua mengobrol beberapa saat mengenai masalah Hallie. Ada sebuah mobil masuk ke dalam gerbang. Ujung bibir Sonia spontan melengkung ke atas. “Reza sudah datang. Aku ke sana sebentar.”Morgan berkata, “Aku akui pilihanmu waktu itu memang benar. Kamu pacaran dengan baik. Jangan kecewain dia!”Sonia tersenyum, lalu mengangguk dengan serius. “Pasti!”“Pergi sana!”“Emm.”Sonia berjalan ke sisi mobi
Kedua mata Sonia berkilauan. Mengenai alasannya, sepertinya dia bisa menebaknya.Jemmy melanjutkan, “Aska merindukan Julia. Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memanggil Julia pulang. Kalau dia melakukan tes DNA sekarang, kemudian ternyata Hallie bukan Jeje, apa dia masih punya alasan untuk memanggil Julia pulang?”Kening Sonia berkerut. “Bagaimana kalau bukan? Apa Bibi Julia akan merasa ditipu oleh Pak Guru? Dia akan semakin membenci Pak Guru saja?”Jemmy menghela napas. “Selama beberapa tahun ini, mereka juga bukannya tidak pernah salah. Aska tidak bisa berpikir panjang lagi. Dia hanya ingin bertemu dengan Julia.”Ponsel Sonia berdering. Dia melihat Sonia sekilas, lalu pergi ke samping untuk mengangkat telepon. “Paman Reza!”Reza bertanya, “Kamu lagi di mana?”“Aku lagi di rumah Pak Guru!”“Aku ke sana sekarang!” Reza sedang mengendarai mobil. “Oh, ya, tadi Ibu telepon aku. Katanya tadi sore Hallie keluar, katanya mau jalan-jalan di sekitar. Hanya saja, dia masih belum pulang.
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia
Sonia makan siang bersama Ranty.Saat makan, mereka berdua terus membahas soal Morgan dan Theresia. Satunya tampan dan satunya cantik. Ranty merasa sangat percaya diri terhadap perjodohannya kali ini.Di satu sisi, Sonia berharap semua bisa berjalan sesuai dengan kemauan Ranty. Namun di sisi lain, akal sehatnya memberitahunya bahwa mereka berdua tidak memungkinkan!Tentu saja Ranty tidak ingin menghancurkan rasa optimis Ranty.Selesai makan, Ranty menerima panggilan dari perusahaan. Dia pun mesti kembali ke perusahaan untuk mengurus pekerjaannya. Kebetulan Sonia juga menerima panggilan dari Mandy. Ada dua lembar desain yang memerlukan sarannya. Mandy meminta bantuan Sonia untuk merevisinya.Sonia kembali ke Imperial Garden. Setelah dia merevisi dua lembar desain, waktu setengah hari pun telah berlalu. Sonia ingin menelepon abangnya untuk menanyakan hasil kencan buta. Belum sempat dia menelepon, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Aska.“Pak Guru!” Sonia meregangkan tubuhnya, lalu berj
“Emm, aku tidur siang!” Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi siang?”Theresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Sepertinya nggak begitu cocok.”Morgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.“Nggak cocok?” Ranty merasa agak kecewa. “Kenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?”Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kami saling nggak suka.”“Jadi, kalian nggak nonton opera?”“Nggak!”“Kakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk