Di lantai 39.Setelah Kelly kembali, dia pun membereskan beberapa dokumennya. Setengah jam kemudian, Anastasia berjalan keluar ruangan presdir dengan raut putus asa. Dia tidak bersikap searogan sebelumnya.Anastasia kembali ke meja kerjanya. Dia menangis sembari membereskan barang-barangnya. Setelah terjadi masalah seperti ini, Anastasia pasti akan dipecat.Tak lama kemudian, departemen HRD mengutus seorang wanita bernama Patty untuk melakukan serah terima pekerjaan dengan Anastasia.Kelly membawa dokumen untuk ditandatangani Jason. Saat ini, Howard juga sedang di dalam ruangan. Dia berkata dengan nada bercanda, “Baru saja aku bahas soal kamu sama Tuan Jason. Kamu sudah menderita belakangan ini, entah kompensasi apa yang perlu kami berikan kepadamu!”Kelly membalas dengan datar, “Nggak usah! Aku juga punya tanggung jawab dalam masalah ini. Aku sudah cukup berterima kasih karena Tuan Jason nggak permasalahin masalah ini. Setelah terjadi masalah seperti ini, aku juga nggak seharusnya men
Kelly tinggal beberapa saat di pantri, baru berjalan pergi dengan mengambil cangkirnya.Anastasia sudah meninggalkan perusahaan. Wanita yang bernama Patty datang dengan tersenyum sungkan. “Halo, namaku Patty!”Kelly mengulurkan tangan untuk bersalaman. “Kelly!”“Kelly, kelak kita akan kerja bareng di lantai 39. Mohon bantuanmu!”Umur Patty lebih besar tiga tahun dari Kelly. Dia sudah bekerja di Gunawan Group selama empat tahun. Kelly tersenyum padanya. “Nona Patty bekerja lebih lama daripada aku. Malahan seharusnya aku yang minta bantuanmu.”“Kelly, kamu sungkan sekali!” Patty memutar bola matanya, lalu bertanya dengan tersenyum, “Bagaimana temperamen Tuan Jason? Apa dia gampang untuk diajak berhubungan?”Kelly mengangguk. “Tuan Jason memperlakukan bawahannya dengan sangat baik!”“Aku sudah bekerja empat tahun di perusahaan, tapi aku cuma pernah melihat Tuan Jason dalam hitungan jari. Hari ini, aku tiba-tiba dimutasi ke sini, aku sungguh merasa gugup. Kelly, kamu mesti bantu aku, ya.
Howard tersenyum datar. “Kalau begitu, berarti kamu kurang memahamiku. Aku hanya traktir cewek cantik saja!”Patty mengangkat-angkat alisnya. “Sepertinya aku kurang cantik!”Howard membalas dengan tersenyum, “Dulu aku tidak menyadari kamu itu cantik!”“Tuan Howard memang pintar bicara!” Patty tersenyum, lalu mendekatinya. “Tuan Howard, apa kamu suka sama Kelly?”Howard langsung tertawa. “Hanya karena dibeliin makan, itu tandanya suka?”Patty menggigit biskuit, lalu berkata, “Tuan Howard, apa kamu tahu apa yang dikatakan Anastasia kepadaku sebelum pergi?”“Apa?” Howard mengangkat cangkir teh, lalu bersandar di sisi meja sembari menatapnya.“Kata Anastasia, Tuan Jason suka sama Kelly!” Patty menatap Howard dengan penuh penasaran. “Tuan Howard, apa yang dikatakan Anastasia itu benar?”Howard tersenyum datar. “Apa kamu tahu kenapa Tuan Jason bisa suka sama Kelly?”Patty menggeleng. “Nggak tahu!”“Karena ….” Ujung bibir Howard melengkung ke atas. “Karena Kelly nggak banyak bicara!”Patty be
“Setelah mengundurkan diri, apa kamu ingin membawa Yana kembali ke Kowloon?” tanya Jason dengan datar.“Aku masih belum memikirkan masalah itu!”Jason menandatangani surat pengunduran diri. Gerakan tangannya seketika berhenti. Saking kuatnya tanda tangan Jason, kertas tipis itu pun hampir robek. Dia mengembalikan surat kepada Kelly. Raut wajahnya kelihatan muram dan tatapannya juga menjadi tajam. “Jaga dirimu!” Kelly menahan isak tangisnya, lalu mengangguk dengan perlahan. “Kamu juga! Terima kasih sudah menjagaku selama ini!”Kelly mengambil surat, lalu membalikkan tubuhnya berjalan keluar. Pundaknya terasa bagai ditimpa beban berat saja. Namun, Kelly masih berusaha untuk berjalan maju dan tidak menoleh.…Malam harinya, Jason memiliki acara bersama klien. Saat acara berakhir, dia pun sudah setengah mabuk.Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Simon mengendarai mobil, lalu bertanya dengan hormat, “Tuan Jason, kita pulang ke kediaman?”Jason memandang pemandangan malam di luar j
Di Kediaman Keluarga Samosir.Sebelum tidur, tiba-tiba Kenzo kepikiran bahwa besok adalah hari libur nasional. Dia pun berdiskusi dengan Sandora.“Ibu, besok hari libur nasional. Aku telepon Kelly, ajak dia ke rumah, ya! Sudah lama dia tidak ke rumah. Besok pagi aku akan ke pasar untuk beli sayur untuk masak makanan kesukaannya dan juga Yana. Kita bisa melewati hari libur kita bersama.”Kenzo mengeluarkan ponselnya hendak menelepon Kelly.Namun, raut wajah Sandora malah berubah. Dia segera menghentikan Kenzo. “Jangan telepon!”“Kenapa?” tanya Kenzo dengan bingung.Kedua mata Sandora berkilauan. Dia masih tidak tahu masalah Iwan sudah pindah karena menemukan pekerjaan baru. Dia mengira Iwan masih tinggal di rumahnya Kelly. Jadi, Sandora takut jika mengajak Kelly ke rumah, Iwan juga akan datang mencarinya.Bagaimana jika Iwan mengetahui alamat rumah baru mereka? Nantinya Iwan malah minta tinggal di sini? Kemudian, mereka pun akan melewati hari-hari mereka dengan bertengkar hebat.Hal yan
Sonia berkata dengan suara ringan, “Mereka masih belum baikan. Memangnya kamu nggak tahu?”“Tidak tahu. Belakangan ini aku cukup sibuk. Aku sudah lama tidak bertemu dengannya.”Sonia menghela napas. “Sepertinya Kelly dan Jason masih butuh waktu.”Reza berkata, “Gimana kalau kamu bujuk Kelly untuk beri tahu masalah Yana kepada Jason?”Sonia menggeleng dengan perlahan. “Kelly nggak akan setuju. Apalagi ibunya Jason pernah bertemu sama Yana. Kalau dia tahu Yana itu anaknya Jason, bisa jadi dia akan merebut Yana dari sisi Kelly. Kelly nggak berani ambil risiko.”Kening Reza berkerut. “ Apa Kelly berpikir terlalu banyak?”Sonia berkata, “Karena Kelly nggak punya jalan lain. Demi Yana, dia mesti berpikir panjang.” Tatapan Sonia menjadi sinis. “Sekarang lagi libur panjang. Kelly dan Yana juga nggak pulang ke rumah. Kamu tahu sendiri betapa dinginnya sikap ibunya Kelly sama Kelly. Kalau benar terjadi sesuatu dengan Kelly, mana mungkin dia akan membantu Kelly?”Sudah cukup bersyukur anggota Kel
Sonia pergi untuk membasuh tubuhnya. Kemudian, dia pun pergi ke rumah Kelly.“Kenapa Kak Reza nggak ikut?” Saat Kelly membuka pintu rumah, dia hanya menemukan Sonia saja. Dia pun bertanya dengan tersenyum.“Dia bantu aku untuk membereskan barang bawaanku,” balas Sonia, lalu berjalan ke sisi Yana. Dia menggendong Yana untuk sarapan bersamanya.Saat sarapan, Sonia mengajak Kelly untuk pergi ke Kota Atria bersama mereka.Kelly mengangkat kepalanya dengan kaget. “Ke Kota Atria?”“Iya!” Sonia mengangguk dengan tersenyum tipis. “Hanya ada kakekku di sana. Dia suka ramai.”Kelly merasa ragu. “Apa leluasa?”“Tenang saja, kamu juga nggak usah khawatir dengan masalah tempat tinggal!” Sonia merasa idenya cukup brilian. “Sepakat, ya! Nanti setelah selesai makan, aku akan cuci piring. Kamu bereskan kopermu dan juga Yana. Kita akan berangkat jam sembilan!”Usai berbicara, Sonia melihat ke sisi Yana. “Yana liburan bareng Bibi, ya?”Yana paling suka jalan-jalan. Dia segera mengangguk. “Oke!”Kelly per
“Temannya Sonia?” Sama halnya dengan Indra, Jemmy juga merasa syok. Selain syok, dia juga merasa gembira terus mengangguk. “Bagus! Bagus!”Jemmy menatap Yana, lalu melirik ke sisi Sonia. “Pantas saja, mana mungkin kamu bisa punya anak sepatuh ini?”Sonia terdiam membisu.Jemmy memanggil pelayan, “Cepat bawakan makanan anak-anak ke sini. Kalau tidak ada, pergi beli sekarang!”Kelly segera berkata, “Kakek nggak usah sungkan. Dia sudah makan dari tadi.”Yana sungguh menyukai kakek yang ramah ini. Tanpa perlu diajari, Yana pun berkata dengan tersenyum sipit, “Terima kasih, Kakek!”Saat Jemmy mendengar suara lembut Yana, senyumannya juga semakin lembut lagi. Dia mengulurkan tangannya ke sisi Yana. “Biar kugendong!”Yana melebarkan kedua tangannya berlari ke sisi Jemmy.Jemmy menggendong Yana, lalu tersenyum padanya. “Ayo pergi! Kita makan dulu!”Saat melewati sisi Reza, Jemmy pun berbisik, “Kamu dan Sonia juga yang cepat! Aku juga lagi menunggu cucuku!”Reza melirik Sonia sekilas, lalu meng
Reza melihat kondisi mobil di depan sana, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Kamu merasa dia terlalu buru-buru, kamu pun merasa tidak nyaman?”Sonia menggeleng. “Kalau jadi orang lain, mereka juga ingin tahu identitas dirinya sendiri, nggak sabar untuk bisa bertemu dengan anggota keluarganya sendiri. Masalah ini adalah masalah yang wajar. Kita nggak boleh menyalahkannya. Aku hanya lihat Pak Guru dan Hallie begitu gembira, aku jadi merasa sangat khawatir kalau Hallie bukan anak dari Bibi Julia.”“Kalau begitu, segera lakukan tes DNA, tidak usah menunggu sampai putri Tuan Aska pulang,” ucap Reza, “Kalau ditunda semakin lama, semuanya akan semakin merepotkan.”Aska sudah menganggap Hallie sebagai cucu luarnya. Dia telah memberikan banyak perasaan kepada Hallie. Semakin lama, perasaan akan semakin mendalam, rasa kecewa juga akan semakin bertambah besar.Sonia memberi tahu maksud Jemmy kepada Reza. “Kakek sudah mengatakannya dengan sangat jelas. Pak Guru ingin menggunakan Hallie untuk me
Selesai makan, pelayan membereskan kamar tamu untuk Hallie.Rose mengambil pakaian tidur dari kamarnya untuk diberikan kepada Hallie. “Pakaian tidur ini baru kubeli. Aku masih nggak pernah mengenakannya. Kamu coba dulu, cocok nggak? Tinggi badan kita hampir imbang, seharusnya nggak masalah.”“Nggak usah. Aku lihat ada jubah tidur di dalam lemari!” balas Hallie dengan tersenyum.“Nggak nyaman kalau tidur pakai jubah tidur. Kamu pakai ini saja. Nggak usah sungkan sama aku!” ucap Rose.“Bukan sungkan! Kelak ini adalah rumahku. Mana mungkin aku akan bersikap sungkan?” Hallie tersenyum. “Aku cuma nggak suka pakai pakaian orang lain.”Senyuman di wajah Rose langsung terkaku. “Oh, begitu, ya. Baiklah, kamu pakai jubah tidur dulu. Besok aku bawa kamu jalan-jalan untuk beli yang baru.”“Oke, maaf sudah merepotkanmu!” Kedua mata Hallie berkilauan. Dia bertanya dengan tersenyum, “Rose, apa kamu tinggal di sini?”Rose membalas, “Bukan, terkadang aku akan tinggal beberapa hari di sini untuk menemani
Morgan menyipitkan matanya, lalu memutar bola matanya untuk melihat Sonia. Keningnya kelihatan sedikit berkerut.Sonia segera berkata dengan tersenyum, “Oke, oke, aku nggak tanya lagi. Aku nggak tanya lagi, deh!”Usai berbicara, Sonia bergumam sendiri, “Bisa jadi Theresia juga nggak suka sama kamu. Dia itu berkompeten dan juga cantik, entah ada berapa cowok yang lagi mengejarnya!”Raut wajah Morgan langsung berubah muram. “Apa hubungannya dia dikejar berapa banyak cowok sama aku?”Sonia berkata, “Nggak ada hubungannya. Kalian memang sudah nggak ada hubungan lagi!”Morgan terdiam membisu.Mereka berdua mengobrol beberapa saat mengenai masalah Hallie. Ada sebuah mobil masuk ke dalam gerbang. Ujung bibir Sonia spontan melengkung ke atas. “Reza sudah datang. Aku ke sana sebentar.”Morgan berkata, “Aku akui pilihanmu waktu itu memang benar. Kamu pacaran dengan baik. Jangan kecewain dia!”Sonia tersenyum, lalu mengangguk dengan serius. “Pasti!”“Pergi sana!”“Emm.”Sonia berjalan ke sisi mobi
Kedua mata Sonia berkilauan. Mengenai alasannya, sepertinya dia bisa menebaknya.Jemmy melanjutkan, “Aska merindukan Julia. Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memanggil Julia pulang. Kalau dia melakukan tes DNA sekarang, kemudian ternyata Hallie bukan Jeje, apa dia masih punya alasan untuk memanggil Julia pulang?”Kening Sonia berkerut. “Bagaimana kalau bukan? Apa Bibi Julia akan merasa ditipu oleh Pak Guru? Dia akan semakin membenci Pak Guru saja?”Jemmy menghela napas. “Selama beberapa tahun ini, mereka juga bukannya tidak pernah salah. Aska tidak bisa berpikir panjang lagi. Dia hanya ingin bertemu dengan Julia.”Ponsel Sonia berdering. Dia melihat Sonia sekilas, lalu pergi ke samping untuk mengangkat telepon. “Paman Reza!”Reza bertanya, “Kamu lagi di mana?”“Aku lagi di rumah Pak Guru!”“Aku ke sana sekarang!” Reza sedang mengendarai mobil. “Oh, ya, tadi Ibu telepon aku. Katanya tadi sore Hallie keluar, katanya mau jalan-jalan di sekitar. Hanya saja, dia masih belum pulang.
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia
Sonia makan siang bersama Ranty.Saat makan, mereka berdua terus membahas soal Morgan dan Theresia. Satunya tampan dan satunya cantik. Ranty merasa sangat percaya diri terhadap perjodohannya kali ini.Di satu sisi, Sonia berharap semua bisa berjalan sesuai dengan kemauan Ranty. Namun di sisi lain, akal sehatnya memberitahunya bahwa mereka berdua tidak memungkinkan!Tentu saja Ranty tidak ingin menghancurkan rasa optimis Ranty.Selesai makan, Ranty menerima panggilan dari perusahaan. Dia pun mesti kembali ke perusahaan untuk mengurus pekerjaannya. Kebetulan Sonia juga menerima panggilan dari Mandy. Ada dua lembar desain yang memerlukan sarannya. Mandy meminta bantuan Sonia untuk merevisinya.Sonia kembali ke Imperial Garden. Setelah dia merevisi dua lembar desain, waktu setengah hari pun telah berlalu. Sonia ingin menelepon abangnya untuk menanyakan hasil kencan buta. Belum sempat dia menelepon, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Aska.“Pak Guru!” Sonia meregangkan tubuhnya, lalu berj
“Emm, aku tidur siang!” Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi siang?”Theresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Sepertinya nggak begitu cocok.”Morgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.“Nggak cocok?” Ranty merasa agak kecewa. “Kenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?”Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kami saling nggak suka.”“Jadi, kalian nggak nonton opera?”“Nggak!”“Kakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk
Morgan memalingkan kepalanya, lalu mengambil boneka unicorn untuk melihatnya. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ulang tahun ke-17 Theresia, Morgan baru pulang dari luar. Theresia menyuguhkan mie masakannya untuk dicicipinya.Morgan menyantap mie masalah Theresia, lalu memberinya sebuah gantungan kunci unicorn dan memberinya ucapan selamat ulang tahun.Pada malam hari itu juga, Morgan meminta pertama kalinya.Morgan melepaskan mantelnya, lalu meletakkannya di atas sofa. Theresia menyeduh teh, kemudian menyuguhkannya kepada Morgan. Dia berbicara dengan nada bersalah, “Hanya ada daun teh, coba dicicipi.”“Oke, tidak masalah!” Tatapan Morgan kelihatan tajam. Berhubung sering berhubungan dengan tentara bayaran, dia pun selalu menunjukkan sisi dinginnya.Theresia melangkah mundur selangkah, lalu melihat dia meminum teh.Morgan mengenakan kemeja berwarna hitam. Wibawanya kelihatan jelas. Dia memegang cangkir teh sembari duduk di atas sofa. Gambaran ini membuatnya terasa sangat ajaib.Morgan menye
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?“Emm!”Theresia mengangguk. “Setelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.”Morgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, “Apa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?”“Iya!” Morgan mengangguk. “Sementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.”Theresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, “Aku lihat di internet, sekarang semua opini berpi