Sonia merasa agak kaget. Sejak semalam postingan diunggah, Pretty tidak sekali pun menghubungi Sonia. Siapa sangka, ternyata dia sedang diam-diam membantu Sonia. Dapat diketahui betapa percayanya Pretty terhadap Sonia!“Nanti aku akan telepon dia untuk ucapin terima kasih!” balas Sonia dengan tersenyum lembut.“Nggak usah, Pretty buat grup baru. Dia masukin ratusan kru lokasi syuting di dalamnya. Siapa yang memberi komentar bagus buat kamu, dia bakal transfer duit ke mereka. Sekarang semua orang di lokasi syuting lagi nggak fokus kerja. Semuanya lagi sibuk untuk belain kamu!” cerita Amelia dengan tersenyum.Sonia terdiam membisu. Jadi, semua anggota kru lokasi syuting membela Sonia demi mendapatkan uang dari Pretty?Tiba-tiba Sonia ingin ketawa.“Kemungkinan aku nggak akan kembali ke lokasi syuting untuk beberapa saat ini. Kalau ada apa-apa, kamu bisa hubungi aku via telepon,” pesan Sonia.“Emm, aku mengerti!” Amelia berkata, “Sonia, kamu cukup di rumah saja. Kamu juga nggak usah hirau
Yana tidak mengetahui apa yang terjadi. Dia terus menceritakan apa yang dilihatnya, misalnya ada seorang wanita sedang menggendong seekor anjing imut. Kemudian, fokus Yana tertuju pada pakaian lucu yang dikenakan si anjing. Selain itu, Yana pun menceritakan ada seorang nenek yang mengenakan topi aneh ….Sonia mengobrol dengan Yana. Ekspresinya kelihatan sangat santai, tetapi langkah kakinya semakin cepat saja. Tak lama kemudian, mereka pun tiba di supermarket.Para pria yang membuntuti Sonia saling bertukar pandang. Mereka berkumpul di sekitar supermarket untuk menunggu kesempatan yang cocok.Tiba-tiba terdengar suara yang sama di dalam headset mereka. “Kalian jalan sekitar 200 meter ke sebelah timur.”Beberapa pria itu menunjukkan ekspresi kaget. Mereka sudah berhasil menemukan sasaran mereka. Kenapa mereka malah disuruh untuk pergi?Hanya saja, mereka juga tidak berani melawan perintah. Semuanya langsung berjalan ke sisi timur. Setelah berjalan sekitar 200 meter menjauh, terdengar pe
Dengan karakter Cella, tidak mungkin dia akan tinggal diam setelah disiksa!Ranty terus menunggu di perusahaan. Saat menjelang siang, dia pun menelepon Sonia. “Sonia, apa anggota Keluarga Tamara mencarimu?”Sonia sedang duduk di lantai sembari membantu Yana memasang balok. Dia membalas dengan datar, “Nggak!”“Ada yang aneh!” Ranty tersenyum dingin. “Jangan-jangan wanita jalang itu takut sama aku?”Sonia membalas, “Tunggu saja. Kalau terjadi apa-apa sama kamu, kamu mesti segera hubungi aku.”“Tenang saja!” Ranty tersenyum menyeringai. “Ingat makan.”Sonia mengakhiri panggilan. Beberapa menit kemudian, dia menerima panggilan dari Frida. “Sonia, aku sudah memulihkan isi percakapan yang dihapus. Orang yang mengunggah postingan menerima bayaran 200 juta dari Cella. Semua isi dari postingan itu diberikan oleh Cella.”“Orang yang mengunggah postingan takut akan digugat kamu. Tapi, Cella menjamin dan mengatakan semua informasimu itu diberikan oleh keluargamu. Isinya pasti tepercaya! Kira-kira
“Aib apa? Kamu cukup mengikuti apa kemauan Keluarga Herdian saja. Keselamatan Cella lebih penting.” Nada bicara Elsa sangat panik. “Kalau tidak, aku ke sana saja untuk menyelamatkan Cella!”“Cukup! Jangan menambah masalah lagi,” ucap Erwin dengan tidak sabar, “Sekarang aku akan pergi menemui Reza!”“Cepat sana! Kalau ada kabar selanjutnya, ingat langsung hubungi aku. Aku mesti melihat Cella hari ini!” Masih saja terdengar nada panik dan gusar dari suara Elsa.“Aku mengerti!” Erwin mengakhiri panggilan. Tak sampai dua menit, bawahan yang pergi menelepon Reza pun kembali dengan raut muram. “Tuan Erwin, asisten pribadi Reza yang mengangkat panggilanku. Katanya, Reza sedang rapat. Dia suruh kamu tunggu saja!”Raut wajah Erwin langsung berubah drastis. Dia mengangkat kakinya untuk menendang ke sisi meja tamu. Dia lupa bahwa meja tamu itu terbuat dari batu marmer. Alhasil, pergelangan kakinya terasa sakit dan kakinya terasa kebas.Erwin spontan berkata kasar.…Sore harinya, Erwin melaju ke
“Lumpuhkan kedua tangannya, lalu buang dia ke kantor polisi!” Tidak terdengar sedikit pun perasaan dalam suara Reza.“Baik!” balas Yose.Raut Erwin langsung berubah. Akhirnya dia merendahkan nada bicaranya. “Tuan Reza, biarkan aku berpikir sejenak.”“Boleh!” jawab Reza dengan langsung. “Sejak semalam, Nona Cella sangat merindukan keluarganya. Dia bahkan tidak makan dan minum sama sekali. Tuan Erwin pertimbangkan dulu saja. Tenang saja, kami akan menjaga Nona Cella dengan baik!”Akhirnya Erwin merasa gusar. “Reza, beraninya kamu menyiksa Cella?”“Bukan siksa, tapi jaga.” Reza berkata dengan perlahan, “Dia sendiri yang tidak mau makan. Anak buahku juga kehabisan akal. Tidak mungkin kami memaksa Nona Cella juga!”Tentu saja Erwin tidak percaya dengan omongan Reza. “Tuan Reza, meskipun Kota Jembara adalah area kekuasaanmu, kamu juga jangan bersikap keterlaluan!”Reza tersenyum dingin. “Kalau Tuan Erwin merasa perbuatanku keterlaluan, sepertinya kamu akan merasa kecewa!”Raut wajah Erwin be
Anak buah juga tidak mengerti. “Aku juga tidak tahu.”Erwin bertanya, “Siapa si Sonia itu? Apa kamu sudah menyelidikinya?”“Sudah. Isi postingan itu memang agak berlebihan, tapi ada beberapa poin yang benar. Sonia memang adalah putri kandung Keluarga Dikara yang ditelantarkan. Dia itu juga adalah seorang desainer.”Kali ini, kepala Erwin terasa sangat sakit. Setelah menerima panggilan dari Robi, Erwin bergegas ke Kota Jembara. Setelah tiba di Jembara, dia baru menyuruh anak buahnya untuk menyelidiki masalah ini.Awalnya Erwin mengira masalah bisa diselesaikan dengan gampang. Sonia yang muda dan cantik itu paling-paling adalah wanitanya Reza. Reza hanya ingin meminta penjelasan dari Cella demi menenangkan wanitanya saja!Selama ini Keluarga Tamara cukup berkuasa di Kota Kibau. Tentu saja Erwin tidak terima karena diancam oleh Reza. Jadi, hal pertama yang Erwin lakukan setelah tiba di Kota Jembara adalah menyelidiki Sonia, kemudian menemukan tempat tinggal Sonia. Dia ingin menangkap Soni
Pantas saja setiap kali penguntit bisa mengetahui keberadaan Ranty dengan tepat. Ternyata Jeansen adalah yang memberikan informasi itu!Sonia pernah mencurigai Jeansen. Hanya saja, Ranty merasa Sonia terlalu sensitif, mungkin semua itu karena dia pernah menjadi tentara bayaran dulu! Tak disangka, ternyata firasat Sonia tidak salah!“Tidak seharusnya seperti ini ….” Ranty mengerutkan keningnya. “Kalau kamu suka sama Cella, kenapa kamu mesti bantu dia untuk mengejar Matias? Kamu suka hubungan segitiga?”Matias langsung mengangkat kepalanya. Raut wajahnya kelihatan muram!Namun, wajah Jeansen malah merona. Dia menunduk untuk meminta maaf. “Ranty, maaf, aku benar-benar sangat menyukai Cella. Demi membuatnya gembira, aku rela melakukan apa pun!”Ranty langsung bertepuk tangan. “Lapang sekali hatimu! Inilah yang dinamakan cinta sejati! Kamu sudah membuka wawasanku!”Jeansen semakin canggung lagi. “Ranty, aku benar-benar minta maaf. Aku mohon sama kamu, suruh Sonia lepaskan Cella!”Jeansen da
Matias menunjukkan ekspresi tidak berdaya. “Bukan, waktu dia datang mencariku, kebetulan aku tidak ada di rumah. Dia merasa kalung itu cantik, jadi dia bawa pulang kalung itu. Aku bisa mengetahuinya juga karena dia kirim pesan kepadaku.”“Dia datang ke sini buat cari kamu?” Tatapan Ranty kelihatan tajam.Matias menjelaskan, “Dia lagi persiapkan pertunjukan untuk acara ulang tahun sekolah. Dia minta bantuan aku untuk memilihkan lagu buat dia.”Ranty spontan tersenyum dingin. “Dengan kedekatan hubungan kalian berdua, bisa jadi kalian akan main di atas ranjang sewaktu aku lagi nggak di rumah?”Matias yang disindir itu langsung menunjukkan ekspresi muram. Dia berkata dengan suara datar, “Ranty, aku tidak akan menyukai Cella, juga tidak akan mengkhianatimu. Kamu paling jelas terhadap perasaanku!”“Kamu memang tidak suka sama Cella, apa kamu tahu dia suka sama kamu?” tanya Ranty.Matias tertegun sejenak, lalu berkata, “Tahu.”“Jadi, jelas-jelas kamu tahu dia suka sama kamu, kamu malah membia
Tiba-tiba Morgan bertanya, “Kenapa kamu tidak pacaran?”Theresia tertegun oleh pertanyaan Morgan. Dia mengangkat kepalanya dengan perlahan, lalu berkata, “Seleraku jadi tinggi gara-gara kamu. Aku takut orang lain nggak sanggup.”Morgan terdiam.Ternyata Theresia sudah berbeda dengan yang dulu. Dia berubah menjadi lebih pemberani. Setiap ucapannya membuat Morgan tidak bisa berkata-kata. Hanya saja, dia tetap berbicara dengan begitu serius dan lugu, membuat Morgan tidak tega untuk mengomelinya.Usai berbicara, Theresia pun tersenyum. Dia tidak berbicara lagi, melainkan menunduk untuk menyantap makanannya dengan tenang.Selesai makan, Theresia menyeduh secangkir teh untuk Morgan, kemudian menyeduh secangkir kopi untuk dirinya sendiri.Meski aroma kopi dan teh bercampur aduk, aromanya tetap terasa nyaman.Theresia duduk di atas pangkuan Morgan, lalu melingkari lehernya. “Aku nggak ingin ngapa-ngapain hari ini, cuma ingin temani kamu saja, ya?”Terdengar nada manja dalam suaranya, seperti s
Reza mengusap wajah Sonia. “Semoga saja yang dia harapkan itu anggota keluarga, bukan uang. Semoga juga dia bisa memahami maksud kalian, bisa mempertahankan pemikiran awal, tidak terbuai dengan kekayaan.”Sonia menggigit bibirnya dengan perlahan. “Semoga saja dia nggak seperti itu. Hanya saja, aku juga bakal lebih hati-hati.”“Kalau begitu, kita amati selama beberapa saat dulu. Seandainya Hallie memang pantas untuk disukai Tuan Aska, masalah cucu kandung atau bukan juga bukan masalah. Seandainya dia tidak pantas, beri dia sedikit uang sebagai tebusan saja.”Sonia mengangguk. “Semuanya tergantung dengan nasibnya sendiri.”Mereka berdua selesai mengobrol masalah Hallie. Reza memeluk Sonia. “Pergi mandi dulu, lalu sarapan. Aku sudah telepon Bi Rati. Dia lagi masak yang enak-enak buat kamu.”Sonia memeluk Reza. “Aku juga merindukan Bibo!”Reza tersenyum tipis. “Sepertinya kamu tidak pernah merindukanku.”“Apa aku nggak pernah mengatakannya? Seingatku, aku sering mengatakannya berkali-kali!
“Sudah hampir pukul sembilan!”Sonia mengerutkan keningnya dengan kesal. “Tadinya aku berencana bangun pagian untuk pergi ke rumah. Tandy sudah hampir ujian akhir semester. Aku ingin memeriksa bagian mana yang ketinggalan, biar bisa beri bimbingan belajar buat dia.”Sonia menengadah kepalanya menatap Reza, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku ini bukan guru bimbel yang bertanggung jawab. Untung saja Kak Diana nggak marah.”Reza mencubit pipi Sonia. “Kamu itu guru bimbel yang direkrut dengan susah payah. Meski dia marah, dia juga bisa memendamnya saja.”“Kamu malah berani ngomong lagi! Dia melakukannya juga demi kamu!” dengus Sonia dengan ringan.“Kalau begitu, demi balas budi kepada Kak Diana, aku pergi ajari Tandy saja?”Sonia kepikiran dengan gambaran paman dan keponakan yang sedang mengajar dan belajar itu. Tiba-tiba dia tertawa.Reza menggendong Sonia. “Hari ini kita tidak pulang. Kamu sudah sibuk gara-gara masalah Hallie. Hari ini kita tidak usah melakukan apa-apa, kita kembali ke
“Jangan kemari. Kalau tidak, kalian bukan hanya tidak bisa dirawat di rumah sakit saja, kalian bahkan tidak bisa tinggal di Kota Jembara lagi!” Nada bicara Reza terdengar datar. “Aku sudah cukup memberi kalian muka dengan membiarkan kalian tinggal di Kota Jembara. Seharusnya kamu mengerti!”“Aku mengerti! Aku mengerti!” Hendri berkata, “Aku tahu apa yang sudah aku lakukan. Aku mengerti kalau kamu berbelas kasihan kepada kami!”“Kalau kamu mengerti, mohon jauhi Sonia. Jangan ganggu dia lagi!”“Tuan Reza!” Hendri berkata dengan buru-buru, “Waktu itu aku mengantar Sonia untuk melakukan pernikahan bisnis dengan Keluarga Herdian. Sekarang hubungan kalian sebaik ini. Aku tergolong telah berbuat baik. Bisakah dilihat dari masalah itu, kamu membantuku sekali lagi?”Kening Reza berkerut. Dia berkata dengan suara dingin, “Kenapa Sonia bisa punya ayah sepertimu!”Hendri sungguh merasa malu. “Aku tidak menjadi seorang ayah yang baik. Aku sungguh bersalah pada Sonia. Aku berharap kelak aku memiliki
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak