Aura Reza menjadi dingin. Tatapannya terus tertuju pada layar ponsel.Di bagian depan adalah rekaman yang dibuka Rafael sebelumnya. Melvin sedang mengutarakan perasaannya terhadap Sonia dengan nada bercanda.Tidak lama kemudian, Sonia mendorong Melvin. Kemudian, ditemukan Rafael yang digebuki Melvin. Setelah itu, Melvin bertanya kenapa Sonia sendirian.Sonia mendengus dingin. “Kamu nggak usah provokasi hubungan kami. Meskipun Reza nggak sempat kembali ke acara resepsi pernikahan kami, aku tetap akan menjalankannya sendiri!”Melvin berkata dengan nada gusar, “Kamu bukan bodoh, tapi memang sudah korslet!”Sonia mengangkat sedikit dagunya. Nada bicaranya terdengar serius. “Sekarang kamu sudah tahu betapa aku mencintainya, ‘kan?”Rekaman bagian belakang berhenti pada ekspresi wajah Sonia. Terlihat sedikit serius dan juga arogan di atas wajahnya.Saat Sonia mengatakan meski Reza tidak kembali, Sonia tetap akan melangsungkan pernikahannya, ujung bibir Reza spontan melengkung ke atas. Pada sa
Acara resepsi pernikahan sudah dimulai. Matias membawa Ranty untuk bersulang terhadap para tamu. Rose pergi mengangkat telepon. Pengiring pengantin wanita yang lain juga duluan meninggalkan acara lantaran ada urusan. Hanya tersisa Sonia dan Sintha saja di sisi Ranty.Bersulang hanyalah sebuah bentuk formalitas. Terserah Ranty ingin minum atau tidak. Tidak ada juga yang berani memabukkannya. Otomatis Sonia dan yang lain tidak perlu membantu Ranty untuk meminum alkohol.Akhirnya mereka tiba di meja anggota Keluarga Dikara, Sutini ingin mendapatkan hati Keluarga Atmojo. Dia sengaja menunjukkan hubungan “dekatnya” dengan Sonia di hadapan Ranty. Saat kedua mempelai belum tiba, Sutini pun sudah berdiri, lalu menyapa dengan ramah, “Sonia!”Tatapan Ranty tertuju pada anggota Keluarga Dikara. Dia langsung berjalan ke sisi meja tersebut.Matias merangkul pinggang Ranty. Tentu saja dia akan membiarkan Ranty melakukan apa pun!Raut wajah Sonia kelihatan dingin. Dia seolah-olah tidak kedengaran sap
Sintha segera berkata, “Terserah Tuan Jason mau minum berapa gelas, aku akan temani kamu!”“Hebat sekali?” Jason tertawa, lalu melihat ke sisi Bondan. “Ambil beberapa gelas besar. Tuang alkohol sampai penuh untuk Nona Sintha.”Bondan dan yang lainnya juga tidak takut untuk memperbesar masalah. Mereka segera mengambil tiga gelas kosong yang bisa mengisi dua sampai tiga botol alkohol. Semuanya dituang hingga penuh, lalu disusun di hadapan Sintha.Jason mengangkat-angkat alisnya untuk menatap wanita itu. “Ayo, diminum! Biar aku lihat seberapa tulusnya Nona Sintha!”Sintha tersenyum. “Tuan Jason lagi bercanda, ‘kan?”Bondan langsung berkata, “Tadi Nona Sintha sendiri yang bilang akan temani aku minum berapa gelas pun. Ternyata kamu lagi bercanda?”Selain Reza, suara para pria di ruangan ini terdengar lembut. Senyuman juga merekah di wajah mereka. Jantung Sintha pun berdebar ketika melihatnya. Jadi, Sintha sendiri juga tidak tahu apa yang sedang mereka pikirkan.Sintha menatap Ranty untuk m
Kelihatan sekali pria itu sudah mabuk. Dia menindih Sintha, lalu mencium wajah si wanita. Sintha yang mabuk itu juga tidak memiliki tenaga untuk meronta. Dia hanya bisa memejamkan matanya sembari menangis saja.Saat Sonia hendak membalikkan tubuhnya dan berjalan pergi, tiba-tiba terdengar suara “sret”, gaun Sintha sudah dilepaskan.“So … Sonia!” jerit Sintha dengan menangis terisak-isak. Hanya saja, suara itu sangat kecil. Di tempat yang ramai ini, tidak akan kedengaran sama sekali.Sonia menarik napas dalam-dalam, lalu membalikkan tubuhnya untuk berjalan mendekat. Dia berkata kepada si pria, “Lepaskan dia!”Sintha berusaha untuk melihat ke sisi Sonia dengan tatapan penuh rasa takut. Dia juga sedang mengisyaratkan Sonia untuk memelasnya.Pria itu memiliki perawakan yang sangat tinggi. Dia menatap Sonia dengan galak, lalu membalas dengan nada sinis, “Bukannya pengiring pengantin wanita memang untuk dipermainkan tamu!”Sepertinya pria itu bersikap lancang bukan karena di bawah pengaruh
Reza berdiri di lantai atas. Ketika melihat mereka berdua sedang duduk di anak tangga sembari mengobrol, tatapannya kelihatan tajam.Beberapa saat kemudian, Reza berjalan menuruni tangga. Menyusuri lorong panjang yang klasik dan sunyi, Melvin kebetulan berjalan ke arah yang sama. Tujuan mereka berdua adalah Sonia. Ketika saling melihat satu sama lain, mereka serempak berhenti.Di bawah lorong, lentera besi hitam bergaya istana berkelip dengan cahaya dingin yang redup. Di luar sana, kembang api sedang dinyalakan, percikan cahaya yang gemerlap menerangi dan meredupkan wajah tampan keduanya secara bergantian.Sosok Reza sebagian bersembunyi dalam bayangan gelap. Garis wajahnya menjadi lebih tegas dan tajam. Tekanan kuat yang dia pancarkan membuat udara dingin malam ini terasa semakin tipis.Mengenai Melvin, dia tetap menunjukkan gaya santainya. Anting dengan batu berlian hitam menghiasi daun telinganya. Rompi hitam dipadukan dengan kemeja putih. Sementara, kedua tangannya dimasukkan ke da
Reza berdiri di kegelapan untuk sejenak. Kemudian, dia baru membalikkan tubuhnya berjalan menuruni tangga.Saat ini, Sonia dan Yandi masih duduk di anak tangga sembari mengobrol sesuatu. Saat mendengar ada suara langkah kaki dari atas, Sonia mengangkat kepalanya melihat ke arah datangnya suara. Terlintas sedikit kelembutan di dalam tatapan dinginnya.Reza melepaskan jaketnya untuk membungkus tubuh Sonia. Dia menatap Yandi, lalu bertanya, “Kenapa tidak minum di dalam?”Yandi berdiri, lalu membalas dengan tersenyum datar, “Tadi aku sudah minum bersama Ranty.” Pada saat ini, Yandi melihat jam tangannya. “Leon masih menungguku di luar. Aku pulang dulu.”Reza mengangguk. “Hati-hati di jalan!”Yandi mengangguk dengan perlahan, kemudian berkata pada Sonia, “Ranty sibuk sekali. Aku tidak masuk untuk pamitan sama dia. Bantu aku sampaikan kepadanya, ya.”“Oke!” balas Sonia.“Ayo!” Yandi tersenyum, lalu meninggalkan tempat.Setelah Yandi pergi, Reza duduk di samping Sonia. Angin malam berembus me
Ketika Reza mendengar suara tawa Sonia, dia langsung menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dada lebar Reza bisa membuat Sonia bersandar dengan nyamannya. Dia berkata dengan suara rendah, “Sonia, aku benar-benar sangat beruntung!”“Emm?” Sonia mengangkat kelopak matanya untuk menatap Reza.Reza menatap Sonia dengan tatapan membara. “Beruntung sekali!”Ujung bibir Sonia melengkung ke atas. “Aku juga merasa seperti itu!”Hati Reza terasa lembut. Dia menunduk untuk mengecup kening Sonia, lalu beralih ke ujung hidung mancung, kemudian berakhir di bibirnya.…Setelah Yandi meninggalkan tempat, dia berjalan ke area parkiran. Dari kejauhan, terlihat dua sosok orang sedang berjalan menghampirinya. Suara yang familier juga terdengar.“Oscar, yang cepat. Kue tarnya sudah meleleh, nih!”Suara Tasya terdengar sedikit manis dan imut.Oscar segera mengikuti langkah Tasya, lalu mengambil kue tar dari tangan Tasya. Suaranya terdengar tidak berdaya dan santai. “Padahal semuanya sudah tersedia di acara, kam
Nelson mengangkat-angkat alisnya. “Ternyata kamu sudah mengundurkan diri. Apa karena kamu bertengkar sama Bos Yandi?”Ketika melihat sikap mereka berdua tadi, sepertinya mereka sedang tidak akur.Tasya menunduk, lalu membalas dengan suara pelan, “Nggak ada yang perlu dipertengkarkan. Aku … semua salahku. Aku nggak ingin tambah masalah buat dia. Lagi pula, aku pergi bekerja atau nggak, semuanya juga nggak ada hubungannya sama dia!”Nelson bertanya dengan bingung, “Kesalahan apa yang kamu perbuat?”Tasya tidak berbicara.Nelson tersenyum. “Kalau tidak mau kerja, ya tidak usah. Kamu memang tidak seharusnya ke sana!”“Iya.” Tasya tersenyum menyindir sembari bergumam, “Memang nggak seharusnya aku ke sana!”“Kalau begitu, kamu akan punya waktu yang lebih banyak di akhir pekan. Nanti kita pergi daki gunung bersama atau nonton film di bioskop.” Tersimpan amarah di dalam mata Nelson. Dia menatap Tasya dengan sedikit harapan.Tasya mengangguk dengan tidak fokus. “Oke!”“Kalau begitu, sepakat, ya
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak
Saat Morgan kembali ke ruangan VIP, Reza pun telah tiba.Tadinya Hallie duduk di samping Sonia. Begitu Reza datang, dia pun langsung duduk di samping Morgan.Saat melihat Morgan telah kembali, Hallie segera berkata dengan tersenyum, “Kak Morgan, masakan sudah datang, rasanya benar-benar enak!”Morgan tidak membalas, melainkan melihat Reza. “Kapan kamu datangnya?”“Baru saja!” Reza tersenyum tipis, lalu menuangkan segelas alkohol untuk Morgan. “Arak hasil fermentasi Bos. Coba dicicip!”Sonia berkata, “Aku juga ingin minum!”Reza menuangkan setengah gelas untuk Sonia. “Cuma segini saja.”Daripada tidak ada, Sonia juga tidak boleh serakah. Dia menuangkan setengahnya ke gelas Hallie. “Sebelumnya saat di Istana Fers, aku lihat kamu jago minum. Cuaca sudah dingin. Ayo, kita minum bersama untuk menghangatkan tubuh.”Hallie tersenyum malu. “Aku itu memaksakan diriku buat minum. Sebenarnya aku gampang mabuk.”Mereka minum sembari mengobrol. Saat Reza mengobrol dengan Morgan, dia juga tidak lupa
Theresia mengangkat pandangannya dan tersenyum lembut. Seketika seperti angin musim semi yang membuat bunga-bunga bermekaran.Setelah menghabiskan sebatang rokok, Morgan melangkah ke sisi restoran. Saat melewati jendela sebelah, dia menoleh sekilas, ternyata adalah seorang pria. Dia juga mengenakan sweater biru dan kelihatan sangat muda.Setelah sekilas pandang, Morgan mengalihkan pandangannya kembali, lalu melanjutkan langkahnya.Sesampainya di dalam restoran dan melewati koridor, tiba-tiba pintu kayu di sebelah kanan terbuka. Morgan mengangkat kepalanya dan matanya berpapasan dengan mata gadis yang keluar dari pintu. Satunya kelihatan syok, sedangkan yang satu lagi menatap dengan tatapan penuh makna.Setelah mereka kencan buta, mereka tidak pernah saling berhubungan lagi. Hari ini adalah pertama kalinya mereka bertemu lagi.Ternyata selama berada di satu kota, pasti akan ketemu.Theresia duluan bersuara, “Kamu masih belum pergi?”Seingat Theresia, Morgan mengatakan dia hanya akan tin
Sonia tersenyum. “Mana lagi yang kamu suka? Pilih beberapa lagi.”Hallie segera menggeleng. “Yang satu ini sudah cukup mahal!”Pramuniaga memberi tahu Hallie mengenai cara perawatan perhiasan. Hallie mendengar dengan sangat serius, lalu bertanya dengan suara kecil, “Berapa harga perhiasan ini?”Pramuniaga berkata, “Anggota VIP biasanya dapat diskon 2%. Setelah diskon, harganya 31.320.000.000!”Hallie menarik napas dalam-dalam.Perhiasan terasa berat di tangannya.Dania mengantar kepergian mereka. Saat melihat Morgan yang menuruni mobil, dia pun berkata dengan kaget, “Kalian jadikan Tuan Morgan sebagai sopir kalian? Perhiasanku ini memang pantas dijual ke kalian!”Morgan tersenyum datar. “Nona Dania memang pintar bicara. Pantas saja Sonia bisa tenang menyerahkan semuanya untuk dikelolamu.”“Aku merasa sangat terhormat bisa mendapatkan kepercayaan Bos!” Dania tersenyum lembut. “Asalkan dia nggak mengusirku, seumur hidupku, aku akan mengikutinya!”Setelah mereka berbasa-basi sejenak, Soni
Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu