Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam ketika Sonia tiba di rumahnya. Setelah mandi, Sonia bersantai di sofa sambil memberi tahu Ranty kalau dia sudah sampai di rumah dengan selamat. Sekalian dia juga ingin menanyai apakah hubungan Ranty dengan Matias berjalan baik-baik saja.Telepon terus berdering dan baru diangkat ketika nada dering hampir berakhir, dan dari telepon itu Sonia mendengar suara Matias yang berkata, “Ranty lagi nggak bisa nerima telepon, ada yang perlu aku sampaikan?”Lalu dari telepon itu juga Sonia mendengar suara Ranty yang berbicara disertai dengan isak tangis, “Matias!”Sonia langsung menutup panggilan ketika mendengar suara itu, dan rona wajahnya pun memerah. Dasar … si Ranty ini memang paling tidak tahan menghadapi rayuan orang lain!***Keesokan siangnya, Sonia menerima sebuah paket berupa kotak besar. ketika dia baru pulang dari rumahnya keluarga Herdian. Di dalam kotak itu berisi perhiasan dan baju-baju yang Ranty berikan kemarin. Sonia memilih sepasang a
Tandy mengira Sonia akan menggunakan kesempatan ini untuk menceramahi dirinya, misalnya seperti mengatakan kalau murid yang baik tidak boleh berkelahi atau semacamnya.“Iya. Kamu bantuin teman kamu yang di-bully, bukannya itu berani kamu anak yang pemberani?”Tatapan mata Tandy yang polos langsung bercahaya, tapi kemudian dia dengan nada sedih berkata, “Tapi aku bikin kepala mereka bocor. Orang tua mereka sampai datang ke sekolah nyari aku, makanya guruku minta aku panggil orang tuaku juga ke sekolah.”“Gurumu nggak tahu kalau kamu dari keluarga Herdian?” tanya Sonia.“Di sekolah yang marganya Herdian nggak cuma satu. Lagian, di yang aku tulis cuma nama depan orang tuaku. Mereka kan orangnya nggak suka kelihatan mencolok.”“Jadi kamu mau aku berlagak jadi orang tua kamu?”“Tepat sekali!” sahut Tandy tersenyum menunjukkan gigi serinya.“Nggak bisa!”“Kenapa?”“Pertama, aku bukan orang tuamu. Kalau sampai om kamu tahu, aku bisa kehilangan pekerjaan! Kedua, gimanapun juga, aku ini gurumu.
Sore harinya, Sonia mengajukan cuti setengah hari dan pergi bersama Tandy ke sekolahnya. Setibanya di sana, mereka berdua langsung menuju ke ruang kantor kepala sekolah. Mereka terus mengetuk pintu, tapi tak kunjung mendapatkan jawaban karena kepala sekolah sedang tidak ada di tempat. Guru yang lain tahu kalau Sonia datang untuk membicarakan masalah yang terjadi sebelumnya. Dia pun menawarkan segelas air untuk Sonia dan memintanya untuk menunggu sebentar.Secara tak disengaja, Sonia juga mendengar perbincangan dua orang guru yang ada di sana.“Siapa itu?”“Orang tua murid.”“Semuda itu? Dia kelihatan kayak masih mahasiswi!”Tandy yang menyadari kedua gurunya sedang membicarakan Sonia pun berkata, “Tenang saja. Nanti aku bakal kasih tahu mereka kalau omku memang suka sama cewek-cewek muda.”“.…”Sonia hanya ingin mengatakan bahwa … sebenarnya tanpa harus dijelaskan sekalipun, yang namanya pria pasti suka dengan gadis muda!Satu per satu setiap guru berdatangan ke ruang guru. Beberapa da
“Aku sudah dewasa, apalagi aku ini guru. Nggak sepantasnya aku terima sogokan. Ini salahku!”“Bagus!”Tiba-tiba Reza bersuara dan menatap mereka berdua melalui kaca spion tengah, “Setia kawan banget, ya? Gimana kalau sekarang kalian berdua bersumpah jadi saudara kandung saja?”Baik Sonia maupun Tandy tidak berani bicara apa-apa lagi. Reza pun terdiam sejenak dan berkata kepada Tandy, “Nggak ada salahnya membela yang lebih lemah selama kamu bisa menjamin keselamatan diri sendiri. Tapi kamu juga nggak perlu sekasar itu sama teman sekolah sendiri.”Tandy hanya menyahut perkataan Reza secara singkat.“Masalah ini memang bukan kamu yang salah, jadi aku juga nggak bakal marahin kamu!”“Makasih, Om!” seru Tandy gembira.“Tapi gimana kamu jelasin soal Sonia yang kamu suruh jadi orang tua murid?”Tadinya Sonia ingin menyampaikan pendapatnya, tapi dia langsung menutup mulut ketika melihat tatapan mata Reza melalui kaca spion tengah.Tandy pun menundukkan kepala dan berkata, “Iya, aku salah. Ngga
Sonia merasa Reza pasti sengaja mengatakan ini untuk menghancurkan harapannya sebagai bentuk pelajaran. Namun jika dipikir-pikir kembali, semua ini memang salah Sonia. Reza memutuskan untuk tidak memecat Sonia saja sudah bagus. Reza sampai bertanya-tanya pada dirinya sendiri apa yang ada di pikiran Sonia ketika melihat ekspresi Sonia yang semula panik perlahan-lahan kembali tenang, bahkan tampak seperti lega.“Aku antar kamu balik ke sekolah?” tanya Reza sembari menyalakan mesin mobilnya.“Boleh,” jawab Sonia. ***Setengah jam kemudian, Bentley Mulsanne yang Reza kemudikan berhenti tepat di depan pintu masuk sekolah tempat Sonia bekerja. Sonia pun turun dari mobilnya dan berkata sambil tersenyum, “Makasih, ya, Pak Reza.”“Nggak perlu terima kasih! Justru aku yang harusnya berterima kasih karena kamu sudah mau pura-pura jadi istriku, bukan mamaku!”“Kamu juga nggak perlu berterima kasih!” balas Sonia.Sebenarnya, bukan Sonia yang tidak mau berpura-pura menjadi ibunya Reza, tapi Tandy-l
Komputer dan layar yang ada di depan menyala. Sonia mengklik gambar logo kepala elang yang ada di desktop dan langsung di-redirect menuju ke window untuk memasukkan password. Dengan secepat kilat Sonia mengetik password sebanyak enam digit dan muncullah sebuah 3D file yang terisi oleh sebuah gambar.Sonia membaca sepintas isi yang terkandung di file tersebut sambil berkata, “Setengah bulan yang lalu, keluarga Hadiman menang lelang artefak burung berkepala manusia di London. Sewaktu barangnya dibawa pulang, pesawat yang ngangkut artefak itu mendarat di perbatasan Mongolia. Keberadaan artefak itu sekarang nggak jelas. Keluarga Hadiman minta bantuan kami untuk nyari artefak itu, dengan imbalan sebesar 24 miliar! Mau sikat?” tanya Sonia.“Sikat. Kebetulan aku lagi ada di sekitar sini. Aku sudah dapat beberapa petunjuk,” ujar suara yang berasal dari monitor itu.“Oke, aku kirim foto dan informasi tentang orang terkait ke kamu. Ariel, bantu Eka,” seru Sonia.“Siap!” sahut Ariel.Mereka berti
“Memangnya kamu sudah ngerti soal cinta? Kenapa kamu bisa ngomong kayak begitu?” tanya Sonia.“Lihat saja dia. Senyum-senyum begitu kayak orang beloon!”“Yang namanya rasa cinta itu memang bisa bikin orang bahagia.”“Kalau begitu, aku nggak mau pacaran. Kamu juga nggak boleh.”“Lho, kenapa aku juga nggak boleh?” tanya Sonia.“Kalau kamu jadi bodoh, gimana mau ngajarin aku?”“Kamu tahu, nggak, waktu itu om kamu ngomong apa ke aku?”“Apa?” tanya Tandy.“Dia bilang tingkat inteligensiku sama rendahnya kayak kamu!” jawab Sonia ketus, lalu dia pun berjalan melewati Tandy.“Om Reza nggak mungkin ngomong begitu!” ***Pelajaran selama satu setengah jam terasa begitu cepat berlalu. Ketika Sonia sedang sibuk merapikan barang-barangnya, dia melihat Reza sedang duduk santai di sofa. Sonia merasa malu ketika mengingat kejadian kemarin, jadi dia pura-pura tidak melihat Reza dan berniat melarikan diri. Namun, ternyata Tandy masih mengikuti Sonia di belakang, dan dia tiba-tiba saja berkata, “Sonia, n
Untung saja, Tandy berlari ke arah Sonia dan menyadarkannya, sehingga dia terhindar dari rasa canggung dilihat oleh Reza.Kemudian, mereka bertiga pergi ke istal untuk memilih kuda. Namun, Reza dan Tandi memiliki kuda tersendiri yang dipelihara di sini. Oleh karena itu, hanya Sonia yang perlu memilih kuda. Pada akhirnya, Sonia memilih seekor kuda poni. Hal itu membuatnya ditertawakan oleh Tandy. Hanya saja, Sonia tampak tenang meski ditertawakan. Dia lebih suka melakukan sesuatu yang berada dalam kendalinya. Sonia pertama kali menunggang kuda. Karena itu, dia lebih memilih menunggang kuda poni dan ditertawakan Tandy daripada memaksa diri memilih kuda besar. Kalau nanti jatuh, tidak hanya malu yang dia rasakan, tapi juga rasa sakit di seluruh badan.Reza memperhatikan Sonia yang teguh dengan pendiriannya. Perempuan itu sama sekali tidak terpengaruh oleh orang sekitarnya. Wajah Reza spontan menunjukkan ekspresi kagum yang jarang ditunjukkannya.Kuda poni sangat penurut. Sonia belum pern
Theresia mengangkat pandangannya dan tersenyum lembut. Seketika seperti angin musim semi yang membuat bunga-bunga bermekaran.Setelah menghabiskan sebatang rokok, Morgan melangkah ke sisi restoran. Saat melewati jendela sebelah, dia menoleh sekilas, ternyata adalah seorang pria. Dia juga mengenakan sweater biru dan kelihatan sangat muda.Setelah sekilas pandang, Morgan mengalihkan pandangannya kembali, lalu melanjutkan langkahnya.Sesampainya di dalam restoran dan melewati koridor, tiba-tiba pintu kayu di sebelah kanan terbuka. Morgan mengangkat kepalanya dan matanya berpapasan dengan mata gadis yang keluar dari pintu. Satunya kelihatan syok, sedangkan yang satu lagi menatap dengan tatapan penuh makna.Setelah mereka kencan buta, mereka tidak pernah saling berhubungan lagi. Hari ini adalah pertama kalinya mereka bertemu lagi.Ternyata selama berada di satu kota, pasti akan ketemu.Theresia duluan bersuara, “Kamu masih belum pergi?”Seingat Theresia, Morgan mengatakan dia hanya akan tin
Sonia tersenyum. “Mana lagi yang kamu suka? Pilih beberapa lagi.”Hallie segera menggeleng. “Yang satu ini sudah cukup mahal!”Pramuniaga memberi tahu Hallie mengenai cara perawatan perhiasan. Hallie mendengar dengan sangat serius, lalu bertanya dengan suara kecil, “Berapa harga perhiasan ini?”Pramuniaga berkata, “Anggota VIP biasanya dapat diskon 2%. Setelah diskon, harganya 31.320.000.000!”Hallie menarik napas dalam-dalam.Perhiasan terasa berat di tangannya.Dania mengantar kepergian mereka. Saat melihat Morgan yang menuruni mobil, dia pun berkata dengan kaget, “Kalian jadikan Tuan Morgan sebagai sopir kalian? Perhiasanku ini memang pantas dijual ke kalian!”Morgan tersenyum datar. “Nona Dania memang pintar bicara. Pantas saja Sonia bisa tenang menyerahkan semuanya untuk dikelolamu.”“Aku merasa sangat terhormat bisa mendapatkan kepercayaan Bos!” Dania tersenyum lembut. “Asalkan dia nggak mengusirku, seumur hidupku, aku akan mengikutinya!”Setelah mereka berbasa-basi sejenak, Soni
Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu
Setelah Aska melihat kepergian mereka, dia duduk di posisi Sonia tadi, lalu berkata dengan tersenyum, “Lebih baik kamu saja yang menemaniku. Anak muda tidak punya kesabaran. Jadi, kamu mesti melihat dengan jelas, kelak aku bisa menemanimu lebih lama. Kamu mesti segera menyadari hal ini, jangan sering memancing emosiku!”Jemmy membereskan catur sembari berkata dengan suara datar, “Kita masih belum memastikan kalau Hallie adalah putrinya Julia, bukannya kamu terlalu terburu-buru?”Raut wajah Aska menjadi serius. “Jemmy, sudah 20 tahun. Kalau Hallie bukan cucuku, apa kamu merasa Jeje masih bisa ditemukan lagi?”Jemmy mendengus. “Jadi, kamu tidak peduli dengan kesalahan itu?”Kening Aska berkerut. “Kesalahan apa? Setidaknya sekarang kemungkinan Hallie itu cucuku. Salah, kemungkinan besar dia itu cucuku.”Jemmy menghela napas. “Aku takut kamu akan kecewa!”Aska melambaikan tangannya. “Sudah bertahun-tahun, aku juga sudah sering kecewa. Hallie itu seorang anak malang. Seperti yang kamu katak
Jemmy berkata, “Besok aku akan pulang ke Kota Atria!”Sonia mengangkat kepalanya dengan syok. “Kamu tidak tunggu Bibi Julia?”Jemmy menggeleng. “Setelah kulihat-lihat, seharusnya Julia tidak akan pulang dalam waktu dekat.”Sonia tidak paham. “Bukannya Bibi Julia sangat peduli dengan putrinya? Kalau dia tahu sudah ditemukan, kenapa dia nggak langsung pulang?”Meskipun pameran lukisan itu sangat penting, seharusnya tidak sepenting putrinya, ‘kan?“Aku tidak tahu!” Jemmy meletakkan sebuah pion, lalu berkata dengan serius, “Beberapa tahun lalu, Aska juga menemukan petunjuk Jeje. Setiap kalinya dia selalu dengan tidak sabaran untuk memberi tahu Julia, tapi hasil tes DNA selalu bukan. Jadi, Julia sudah tidak percaya lagi dengan Aska. Dia pasti mengira kali ini Aska lagi membohonginya lagi.”Sonia merasa syok. “Ternyata begitu!”Morgan yang berada di samping berkata, “Kali ini berbeda. Kakek Aska benar-benar menganggap Hallie sebagai cucunya!!”Sonia memegang pion sembari berpikir, kemudian d
Reza kembali melilit leher Sonia dengan syal. “Hari ini cuaca dingin. Jangan sembarangan pergi di sore hari. Nanti setelah pulang kerja, aku akan jemput kamu di rumah Tuan Aska.”“Emm!” Sonia mengangguk.Reza juga mengecup kening Sonia.Mereka berdua mengendarai mobil masing-masing, berpisah di area parkiran bawah tanah. Sonia mengendarai mobil menuju ke rumah Aska.Saat di perjalanan, Sonia menerima pesan dari Ranty. Isinya berupa sebuah berita.Sonia membuka untuk membacanya. Isinya adalah berita penangkapan Welly atas perbuatan pemindahan dana perusahaan, menerima suap, dan juga berjudi.Ada juga reporter yang melaporkan kondisi terkini Keluarga Dikara. Keluarga Dikara telah bangkrut. Perusahaan dan semua aset telah disegel. Keluarga konglomerat selama ratusan tahun itu telah menjadi sejarah di Kota Jembara.Di bawah berita, ada banyak suara orang yang bersenang-senang atas penderitaan mereka dan juga suara makian. Sonia tidak melihat lagi. Dia menurunkan ponselnya, lalu fokus dalam
Reza melihat kondisi mobil di depan sana, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Kamu merasa dia terlalu buru-buru, kamu pun merasa tidak nyaman?”Sonia menggeleng. “Kalau jadi orang lain, mereka juga ingin tahu identitas dirinya sendiri, nggak sabar untuk bisa bertemu dengan anggota keluarganya sendiri. Masalah ini adalah masalah yang wajar. Kita nggak boleh menyalahkannya. Aku hanya lihat Pak Guru dan Hallie begitu gembira, aku jadi merasa sangat khawatir kalau Hallie bukan anak dari Bibi Julia.”“Kalau begitu, segera lakukan tes DNA, tidak usah menunggu sampai putri Tuan Aska pulang,” ucap Reza, “Kalau ditunda semakin lama, semuanya akan semakin merepotkan.”Aska sudah menganggap Hallie sebagai cucu luarnya. Dia telah memberikan banyak perasaan kepada Hallie. Semakin lama, perasaan akan semakin mendalam, rasa kecewa juga akan semakin bertambah besar.Sonia memberi tahu maksud Jemmy kepada Reza. “Kakek sudah mengatakannya dengan sangat jelas. Pak Guru ingin menggunakan Hallie untuk me
Selesai makan, pelayan membereskan kamar tamu untuk Hallie.Rose mengambil pakaian tidur dari kamarnya untuk diberikan kepada Hallie. “Pakaian tidur ini baru kubeli. Aku masih nggak pernah mengenakannya. Kamu coba dulu, cocok nggak? Tinggi badan kita hampir imbang, seharusnya nggak masalah.”“Nggak usah. Aku lihat ada jubah tidur di dalam lemari!” balas Hallie dengan tersenyum.“Nggak nyaman kalau tidur pakai jubah tidur. Kamu pakai ini saja. Nggak usah sungkan sama aku!” ucap Rose.“Bukan sungkan! Kelak ini adalah rumahku. Mana mungkin aku akan bersikap sungkan?” Hallie tersenyum. “Aku cuma nggak suka pakai pakaian orang lain.”Senyuman di wajah Rose langsung terkaku. “Oh, begitu, ya. Baiklah, kamu pakai jubah tidur dulu. Besok aku bawa kamu jalan-jalan untuk beli yang baru.”“Oke, maaf sudah merepotkanmu!” Kedua mata Hallie berkilauan. Dia bertanya dengan tersenyum, “Rose, apa kamu tinggal di sini?”Rose membalas, “Bukan, terkadang aku akan tinggal beberapa hari di sini untuk menemani
Morgan menyipitkan matanya, lalu memutar bola matanya untuk melihat Sonia. Keningnya kelihatan sedikit berkerut.Sonia segera berkata dengan tersenyum, “Oke, oke, aku nggak tanya lagi. Aku nggak tanya lagi, deh!”Usai berbicara, Sonia bergumam sendiri, “Bisa jadi Theresia juga nggak suka sama kamu. Dia itu berkompeten dan juga cantik, entah ada berapa cowok yang lagi mengejarnya!”Raut wajah Morgan langsung berubah muram. “Apa hubungannya dia dikejar berapa banyak cowok sama aku?”Sonia berkata, “Nggak ada hubungannya. Kalian memang sudah nggak ada hubungan lagi!”Morgan terdiam membisu.Mereka berdua mengobrol beberapa saat mengenai masalah Hallie. Ada sebuah mobil masuk ke dalam gerbang. Ujung bibir Sonia spontan melengkung ke atas. “Reza sudah datang. Aku ke sana sebentar.”Morgan berkata, “Aku akui pilihanmu waktu itu memang benar. Kamu pacaran dengan baik. Jangan kecewain dia!”Sonia tersenyum, lalu mengangguk dengan serius. “Pasti!”“Pergi sana!”“Emm.”Sonia berjalan ke sisi mobi