Sonia mengucapkan terima kasih, lalu berpikir dalam hati. Hari ini dia diperlakukan dan dijaga seperti anak kecil oleh Reza. Semua itu berkat Tandy.Tandy juga mengucapkan terima kasih dan berpikir dalam hati. Pamannya bisa menjadi pria yang begitu baik dan menjaganya seperti anak kecil, semua itu berkat Sonia.Mereka bertiga tenggelam dalam pemikiran mereka sendiri. Mereka pun makan tanpa suara. Mungkin karena lingkungan sekitar yang sangat bagus, atau mungkin karena keterampilan koki yang sangat hebat.. Pokoknya, Sonia pun makan dengan sangat puas.Saat mereka hampir selesai makan, Tandy ingin minum yogurt. ART berkata akan mengambilkan yogurt untuknya, tiba-tiba Reza berkata, “Ambil dua botol.”Tandy dan Sonia berbicara dengan suara pelan. Mereka berdua berdiskusi apakah pergi berkuda dulu, atau main bola di ruangan indoor. Katanya akan ada dua pacuan kuda di sore hari.Yogurt yang diminta Tandy telah datang. ART mengambil satu botol dan meletakkannya di depan Tandy. Kemudian, Reza
Mereka bertiga tinggal di arena berkuda sepanjang sore. Setelah malam menjelang, mereka baru pergi. Reza mengantar Sonia kembali ke Jembara University lebih dulu.Awalnya Sonia ingin mentraktir mereka makan malam karena kalah dalam lomba memancing. Namun, Reza ada urusan, karena itu mereka sepakat makan bareng di lain hari.Sepanjang jalan, Sonia dan Tandy membicarakan kejadian di arena berkuda. Sedangkan Reza mengemudi dalam diam. Dia tidak merasa terganggu dengan suara perbincangan di belakangnya. Sebaliknya, Tandy memiliki perasaan yang sangat istimewa. Perasaan yang tidak buruk, justru membuat orang merasa nyaman.Mobil Reza berhenti di depan gerbang Jembara University. Sonia berpamitan pada keduanya, lalu turun dari mobil. Saat Sonia berjalan menuju gerbang kampus, seorang pria dengan pakaian olahraga memanggil namanya, lalu berlari menghampirinya dengan penuh semangat.Mata Tandy terbelalak, “Bukannya itu pria yang kita lihat di arena berkuda? Mereka sudah buat janji untuk bertem
Sonia menarik kembali senyumnya, lalu bertanya dengan suara berat, “Ada apa, Kel?”Kelly terdiam sejenak, seperti sedang mengendalikan emosinya. Setelah itu, dia baru menjelaskan keseluruhan cerita, “Papaku seorang penjudi. Dia sudah berjudi sejak aku masih kecil, sampai sekarang masih saja berjudi. Sebelumnya dia nggak pulang selama satu bulan. Setengah bulan yang lalu dia pulang, lalu dia kasih tahu kami kalau dia berutang 600 juta miliar pada seseorang. Jadi dia ingin jual rumah untuk bayar utangnya. Mamaku bersikeras nggak mau menyerahkan rumah itu. Tunda terus selama setengah bulan. Baru kemarin, orang-orang itu datang dan tangkap kakakku. Sekarang aku dan mamaku lagi buru-buru mau jual rumah untuk kumpulkan uang. Penagih utang itu bilang dia mau lihat uang itu malam ini. Kalau nggak, kami nggak akan pernah bisa melihat kakakku lagi.”Sonia mendengarkan cerita Kelly sambil mengerutkan kening, “Kamu sudah lapor polisi, belum?”Suara Kelly terdengar begitu lelah dan tidak berdaya, “
Salah satu pria yang duduk di sofa sambil merangkul seorang wanita penghibur melihat ke arah Sonia dan Kelly. Pria itu bernama Robert, dia berusia sekitar 40 tahun. Kesadarannya sudah dikuasai oleh alkohol, kedua matanya terlihat linglung. Dia memperhatikan Sonia dan Kelly secara bergantian. Kemudian, dia bertanya sambil menyeringai, “Kelly yang mana?”Kelly maju selangkah. Dia mengumpulkan keberanian untuk menatap pria itu dan menjawab, “Aku!”“Bos Robert.” Orang di sebelahnya menyalakan sebatang rokok untuk Robert.Seseorang mematikan lampu disco di ruangan itu. setelah pencahayaan kembali normal, pemandangan di dalam ruangan bisa terlihat lebih jelas.Ada sekitar 20 pria dan perempuan di dalam ruangan itu. Para pria minum alkohol, sampai wajah mereka memerah. Mata mereka terus memperhatikan Sonia dan Kelly secara bergantian, penuh dengan maksud tidak baik.Di antara mereka ada beberapa wanita penghibur. Mereka bersandar di pelukan pria, sambil menatap Sonia dan Kelly dengan tatapan
Sonia memberikan isyarat pada Kelly dan berkata dengan suara pelan, “Cepat pergi. Nanti kalau polisi sudah datang, kakakmu nggak akan bisa pergi lagi.”“Sonia!” Kelly hampir menangis.“Tunggu aku di luar,” kata Sonia dengan suara yang masih begitu tenang.Kelly mengangguk dan berkata dengan suara tercekat, “Aku tunggu kamu di luar.”Robert tiba-tiba berkata, “Mereka boleh saja pergi, tapi kamu harus minum punya Kelly dulu.”Sonia mengambil gelas itu dan meminumnya tanpa ragu.Kelly menyeka air mata yang telah jatuh ke wajahnya. Kemudian dia berjalan keluar dengan cepat sambil memapah Kenzo.Setelah pintu ruangan itu ditutup, yang lainnya langsung mengepung Sonia. Ruangan itu begitu hening, lampu pun tampak meredup.Robert menyeringai dan berkata, “Kamu begitu setia kawan, juga sangat berani. Masih ada segelas lagi, habiskan.”Para pria lainnya mengolok-olok. Mereka menatap Sonia seperti menatap seekor domba yang menunggu untuk disembelih di atas talenan. Mereka sudah mencium bau daging
Sonia takut ada yang salah dengan arak Robert, sehingga dia tidak berani menelannya sedikit pun. Tidak disangka, ternyata tetap saja memberikan efek walaupun dia hanya membiarkan arak itu di dalam mulutnya sebentar.Sonia takut dia akan pingsan kapan saja. Karena itu dia tidak berani naik taksi. Dia pun berjalan ke sebuah taman kecil di seberang jalan. Dia duduk di bangku taman dan mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Ranty.Mata Sonia sudah kabur ketika dia mengeluarkan ponselnya. Dia memaksa diri untuk menyalakan ponselnya dan mencari nama Ranty di daftar kontak.Di belakang Sonia terdengar suara nyanyian, di depannya ada suara mobil. Lampu di atas kepalanya menyinari ponsel, membuat Sonia merasa pusing selama beberapa saat.Namun, dia tidak panik. Dia senantiasa bersikap tenang. Hanya saja, setelah menghubungi nomor Ranty, perempuan itu tidak pernah angkat telepon.Telapak tangan Sonia mulai berkeringat. Dia mencengkeram ponselnya dengan tangan yang terasa lengket. Kemudian, dia m
“Ka-kamu ....” Sonia menahan rasa tidak nyaman di tubuhnya dan berkata dengan susah payah. Akan tetapi, dia seperti sedang terjebak dalam mimpi. Semakin dia ingin bicara, semakin dia tidak bisa bicara.Reza membungkukkan badan dan lebih dekat dengan Sonia, “Kamu bilang apa?”“Kamu ... pergi!” Sonia panik hingga suaranya pun bergetar. Dia takut tidak akan bisa mengendalikan dirinya dan menerkam pria itu.Mengapa Reza ada di sini? Mengapa Ranty masih belum datang juga? Apa yang Robert masukkan ke dalam araknya tadi? Padahal Sonia hanya menahan cairan itu di dalam mulutnya sebentar saja, tapi sudah memberikan efek seperti ini.Reza menoleh untuk menatap gadis itu. Setelah begitu dekat dengannya, Reza baru menyadari ada yang tidak beres dengan Sonia. Matanya spontan menyipit, “Kamu nggak mabuk, tapi dikasih obat sama orang, kan?”“Nggak usah ... ikut campur!” tukas Sonia dengan wajah cemberut, tapi kata-kata yang keluar dari mulutnya terdengar begitu lemah.“Jangan berulah!”Reza berkata
Manajer menemukan beberapa pil berwarna merah muda beserta bubuk putih di dalam ruangan. Kemudian, dia menunjukkannya kepada Melvin, “Pak Melvin, perlu lapor polisi?”Robert terbaring di lantai, kepalanya terluka karena dilempar dengan botol bir. Begitu mendengar kata polisi, dia segera berdiri dengan terhuyung-huyung, “Jangan lapor polisi.”Robert takut dengan polisi lebih dari siapa pun.“Lapor polisi!” perintah Melvin. Kemudian, dia menendang Robert dan berkata, “Orang-orang kotor seperti kalian telah mengotori tempatku. Berani-berani pakai obat di sini, kamu sendiri yang cari mati.”Manajer berkata dengan hati-hati, “Kalau begitu aku akan menyerahkan rekaman CCTV kepada ....”“Hancurkan!” potong Melvin. Kemudian, dia memberi perintah sambil menunjuk perempuan di dalam rekaman, “Hancurkan semua rekaman yang ada perempuan ini. Kalau pihak kepolisian tanya, bilang saja jaringan terputus.”Manajer tidak tahu mengapa Melvin melakukannya, tapi dia hanya bisa mengikuti perintah.Setelah i
Theresia mengangkat pandangannya dan tersenyum lembut. Seketika seperti angin musim semi yang membuat bunga-bunga bermekaran.Setelah menghabiskan sebatang rokok, Morgan melangkah ke sisi restoran. Saat melewati jendela sebelah, dia menoleh sekilas, ternyata adalah seorang pria. Dia juga mengenakan sweater biru dan kelihatan sangat muda.Setelah sekilas pandang, Morgan mengalihkan pandangannya kembali, lalu melanjutkan langkahnya.Sesampainya di dalam restoran dan melewati koridor, tiba-tiba pintu kayu di sebelah kanan terbuka. Morgan mengangkat kepalanya dan matanya berpapasan dengan mata gadis yang keluar dari pintu. Satunya kelihatan syok, sedangkan yang satu lagi menatap dengan tatapan penuh makna.Setelah mereka kencan buta, mereka tidak pernah saling berhubungan lagi. Hari ini adalah pertama kalinya mereka bertemu lagi.Ternyata selama berada di satu kota, pasti akan ketemu.Theresia duluan bersuara, “Kamu masih belum pergi?”Seingat Theresia, Morgan mengatakan dia hanya akan tin
Sonia tersenyum. “Mana lagi yang kamu suka? Pilih beberapa lagi.”Hallie segera menggeleng. “Yang satu ini sudah cukup mahal!”Pramuniaga memberi tahu Hallie mengenai cara perawatan perhiasan. Hallie mendengar dengan sangat serius, lalu bertanya dengan suara kecil, “Berapa harga perhiasan ini?”Pramuniaga berkata, “Anggota VIP biasanya dapat diskon 2%. Setelah diskon, harganya 31.320.000.000!”Hallie menarik napas dalam-dalam.Perhiasan terasa berat di tangannya.Dania mengantar kepergian mereka. Saat melihat Morgan yang menuruni mobil, dia pun berkata dengan kaget, “Kalian jadikan Tuan Morgan sebagai sopir kalian? Perhiasanku ini memang pantas dijual ke kalian!”Morgan tersenyum datar. “Nona Dania memang pintar bicara. Pantas saja Sonia bisa tenang menyerahkan semuanya untuk dikelolamu.”“Aku merasa sangat terhormat bisa mendapatkan kepercayaan Bos!” Dania tersenyum lembut. “Asalkan dia nggak mengusirku, seumur hidupku, aku akan mengikutinya!”Setelah mereka berbasa-basi sejenak, Soni
Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu
Setelah Aska melihat kepergian mereka, dia duduk di posisi Sonia tadi, lalu berkata dengan tersenyum, “Lebih baik kamu saja yang menemaniku. Anak muda tidak punya kesabaran. Jadi, kamu mesti melihat dengan jelas, kelak aku bisa menemanimu lebih lama. Kamu mesti segera menyadari hal ini, jangan sering memancing emosiku!”Jemmy membereskan catur sembari berkata dengan suara datar, “Kita masih belum memastikan kalau Hallie adalah putrinya Julia, bukannya kamu terlalu terburu-buru?”Raut wajah Aska menjadi serius. “Jemmy, sudah 20 tahun. Kalau Hallie bukan cucuku, apa kamu merasa Jeje masih bisa ditemukan lagi?”Jemmy mendengus. “Jadi, kamu tidak peduli dengan kesalahan itu?”Kening Aska berkerut. “Kesalahan apa? Setidaknya sekarang kemungkinan Hallie itu cucuku. Salah, kemungkinan besar dia itu cucuku.”Jemmy menghela napas. “Aku takut kamu akan kecewa!”Aska melambaikan tangannya. “Sudah bertahun-tahun, aku juga sudah sering kecewa. Hallie itu seorang anak malang. Seperti yang kamu katak
Jemmy berkata, “Besok aku akan pulang ke Kota Atria!”Sonia mengangkat kepalanya dengan syok. “Kamu tidak tunggu Bibi Julia?”Jemmy menggeleng. “Setelah kulihat-lihat, seharusnya Julia tidak akan pulang dalam waktu dekat.”Sonia tidak paham. “Bukannya Bibi Julia sangat peduli dengan putrinya? Kalau dia tahu sudah ditemukan, kenapa dia nggak langsung pulang?”Meskipun pameran lukisan itu sangat penting, seharusnya tidak sepenting putrinya, ‘kan?“Aku tidak tahu!” Jemmy meletakkan sebuah pion, lalu berkata dengan serius, “Beberapa tahun lalu, Aska juga menemukan petunjuk Jeje. Setiap kalinya dia selalu dengan tidak sabaran untuk memberi tahu Julia, tapi hasil tes DNA selalu bukan. Jadi, Julia sudah tidak percaya lagi dengan Aska. Dia pasti mengira kali ini Aska lagi membohonginya lagi.”Sonia merasa syok. “Ternyata begitu!”Morgan yang berada di samping berkata, “Kali ini berbeda. Kakek Aska benar-benar menganggap Hallie sebagai cucunya!!”Sonia memegang pion sembari berpikir, kemudian d
Reza kembali melilit leher Sonia dengan syal. “Hari ini cuaca dingin. Jangan sembarangan pergi di sore hari. Nanti setelah pulang kerja, aku akan jemput kamu di rumah Tuan Aska.”“Emm!” Sonia mengangguk.Reza juga mengecup kening Sonia.Mereka berdua mengendarai mobil masing-masing, berpisah di area parkiran bawah tanah. Sonia mengendarai mobil menuju ke rumah Aska.Saat di perjalanan, Sonia menerima pesan dari Ranty. Isinya berupa sebuah berita.Sonia membuka untuk membacanya. Isinya adalah berita penangkapan Welly atas perbuatan pemindahan dana perusahaan, menerima suap, dan juga berjudi.Ada juga reporter yang melaporkan kondisi terkini Keluarga Dikara. Keluarga Dikara telah bangkrut. Perusahaan dan semua aset telah disegel. Keluarga konglomerat selama ratusan tahun itu telah menjadi sejarah di Kota Jembara.Di bawah berita, ada banyak suara orang yang bersenang-senang atas penderitaan mereka dan juga suara makian. Sonia tidak melihat lagi. Dia menurunkan ponselnya, lalu fokus dalam
Reza melihat kondisi mobil di depan sana, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Kamu merasa dia terlalu buru-buru, kamu pun merasa tidak nyaman?”Sonia menggeleng. “Kalau jadi orang lain, mereka juga ingin tahu identitas dirinya sendiri, nggak sabar untuk bisa bertemu dengan anggota keluarganya sendiri. Masalah ini adalah masalah yang wajar. Kita nggak boleh menyalahkannya. Aku hanya lihat Pak Guru dan Hallie begitu gembira, aku jadi merasa sangat khawatir kalau Hallie bukan anak dari Bibi Julia.”“Kalau begitu, segera lakukan tes DNA, tidak usah menunggu sampai putri Tuan Aska pulang,” ucap Reza, “Kalau ditunda semakin lama, semuanya akan semakin merepotkan.”Aska sudah menganggap Hallie sebagai cucu luarnya. Dia telah memberikan banyak perasaan kepada Hallie. Semakin lama, perasaan akan semakin mendalam, rasa kecewa juga akan semakin bertambah besar.Sonia memberi tahu maksud Jemmy kepada Reza. “Kakek sudah mengatakannya dengan sangat jelas. Pak Guru ingin menggunakan Hallie untuk me
Selesai makan, pelayan membereskan kamar tamu untuk Hallie.Rose mengambil pakaian tidur dari kamarnya untuk diberikan kepada Hallie. “Pakaian tidur ini baru kubeli. Aku masih nggak pernah mengenakannya. Kamu coba dulu, cocok nggak? Tinggi badan kita hampir imbang, seharusnya nggak masalah.”“Nggak usah. Aku lihat ada jubah tidur di dalam lemari!” balas Hallie dengan tersenyum.“Nggak nyaman kalau tidur pakai jubah tidur. Kamu pakai ini saja. Nggak usah sungkan sama aku!” ucap Rose.“Bukan sungkan! Kelak ini adalah rumahku. Mana mungkin aku akan bersikap sungkan?” Hallie tersenyum. “Aku cuma nggak suka pakai pakaian orang lain.”Senyuman di wajah Rose langsung terkaku. “Oh, begitu, ya. Baiklah, kamu pakai jubah tidur dulu. Besok aku bawa kamu jalan-jalan untuk beli yang baru.”“Oke, maaf sudah merepotkanmu!” Kedua mata Hallie berkilauan. Dia bertanya dengan tersenyum, “Rose, apa kamu tinggal di sini?”Rose membalas, “Bukan, terkadang aku akan tinggal beberapa hari di sini untuk menemani
Morgan menyipitkan matanya, lalu memutar bola matanya untuk melihat Sonia. Keningnya kelihatan sedikit berkerut.Sonia segera berkata dengan tersenyum, “Oke, oke, aku nggak tanya lagi. Aku nggak tanya lagi, deh!”Usai berbicara, Sonia bergumam sendiri, “Bisa jadi Theresia juga nggak suka sama kamu. Dia itu berkompeten dan juga cantik, entah ada berapa cowok yang lagi mengejarnya!”Raut wajah Morgan langsung berubah muram. “Apa hubungannya dia dikejar berapa banyak cowok sama aku?”Sonia berkata, “Nggak ada hubungannya. Kalian memang sudah nggak ada hubungan lagi!”Morgan terdiam membisu.Mereka berdua mengobrol beberapa saat mengenai masalah Hallie. Ada sebuah mobil masuk ke dalam gerbang. Ujung bibir Sonia spontan melengkung ke atas. “Reza sudah datang. Aku ke sana sebentar.”Morgan berkata, “Aku akui pilihanmu waktu itu memang benar. Kamu pacaran dengan baik. Jangan kecewain dia!”Sonia tersenyum, lalu mengangguk dengan serius. “Pasti!”“Pergi sana!”“Emm.”Sonia berjalan ke sisi mobi