Reza mengalihkan tatapannya ke sisi Siska. “Apa yang ingin kamu katakan?”Wajah Siska terlihat merona. Dia menjawab dengan lembut, “Aku hanya ingin beri tahu Pak Reza saja. Kita memang hanya pernah berhubungan semalam, tapi aku sudah menganggap diriku sebagai ceweknya Pak Reza. Aku nggak mungkin akan berhubungan dengan cowok lain.”“Kamu ingin aku tanggung jawab?”Siska langsung menggelengkan kepalanya. “Bukan, aku nggak pernah sekali pun berpikir untuk minta tanggung jawab sama Pak Reza! Aku sadar Pak Reza sudah begitu baik sama aku, tapi ….”Tiba-tiba Siska menundukkan kepalanya. Suaranya terdengar semakin lembut lagi. “Kalau Pak Reza butuh, kamu bisa panggil aku kapan saja. Aku melakukannya bukan demi mendapatkan pemeran utama film Pak Bagus dan juga bukan demi terkenal, aku murni mengagumi Pak Reza.”Reza menatap Siska dengan tatapan datar. Sepertinya ucapan wanita itu tidak membuat hatinya tergerak sedikit pun.Masalah di Celestial Hotel malam itu, Reza memang tidak begitu sadar,
Nada bicara Melvin sangatlah lembut. “Minggu depan aku akan pergi ke luar negeri. Mau ikut nggak?”Si wanita bertanya dengan suara kecil, “Cuma kita berdua? Apa boleh seperti itu?”“Kenapa nggak boleh? Mau nggak?” Melvin tersenyum terhadap gadis di hadapannya.Dapat terlihat kegembiraan dari tatapan si wanita. Dia memalingkan kepalanya, lalu berkata, “Emm, kita bahas lagi masalah ini nanti. Omong-omong, bukannya kamu bilang ada peran untukku? Kenapa jadi nggak ada kabar lagi?”Senyuman di wajah Melvin terlihat sangat nakal. “Tadinya aku terharu ketika melihat kamu berinisiatif untuk mencariku. Ternyata semuanya demi peran, ya.”“Bukan seperti itu!” ucap si wanita dengan mengerutkan keningnya. Dapat diketahui bahwa dia sebenarnya sangat peduli dengan Melvin. “Kalau aku ingin syuting, ayahku juga bisa bantu aku. Aku datang cari kamu tentunya karena ….”Si wanita menundukkan kepalanya lantaran tersipu malu. Dia bahkan tidak bisa melanjutkan ucapannya.Senyuman Melvin semakin lebar lagi. “
Raut wajah si lelaki terlihat datar. Dia langsung berjalan memasuki ruangan tanpa melirik mereka sekilas pun.Siska masih sempat-sempatnya melirik Sonia sekilas sambil mengikuti langkah Reza.Sonia menatap Melvin dengan dingin. “Apa perlu sandiwara lagi? Reza sama sekali nggak hirauin kamu!”Melvin mengerutkan keningnya, lalu tersenyum lebar. “Kenapa aku merasa emosi Reza sudah mau meledak?”Kali ini Sonia hanya terdiam membisu.Setelah mereka kembali ke ruangan, Willy berdiri, lalu berusaha untuk menjilat Melvin.Melvin berkata, “Tadi aku dan Sonia sudah diskusi. Berhubung Sonia-ku hatinya baik, dia nggak akan permasalahkan masalah ini lagi. Kelak suruh Rowan jangan pergi ke Kasen lagi, dan jauhi Sonia! Kalau nggak, masalah nggak akan berakhir dengan segampang itu!”Akhirnya beban di pundak Willy sudah menghilang. Dia segera mengangguk. “Pak Melvin tenang saja. Aku pasti akan suruh anakku untuk menjauhi Nona Sonia. Terima kasih, Pak Melvin! Aku bersulang untukmu!”Raut wajah Bagus jug
Ranty menyalakan mesin mobil, lalu berkata dengan tersenyum, “Tapi aku merasa dia cukup baik sama kamu!”Kali ini Sonia tidak tahu harus berkata apa lagi. Tujuan Melvin memang tidaklah murni, tapi tidak dipungkiri, Melvin memang pernah membantu Sonia. Dia pernah membantu Sonia menyelesaikan banyak masalah. Jadi, terkadang ketika Sonia emosi hendak menggebuki si Melvin, dia pun memilih untuk bersabar.Sonia menghela napas panjang. Setelah kejadian ini, hubungannya dengan Reza semakin mendingin lagi.Toko es krim itu memang adalah sebuah masalah. Semua orang mengatakannya dengan sangat santai, tapi toko es krim itu adalah sebuah toko waralaba. Dapat ditebak betapa mahalnya harga toko itu.Seorang rakyat jelata malah menerima sebuah toko waralaba. Wajar jika Sonia merasa tidak tenang.Sepertinya Ranty dapat menebak apa yang ada di benak Sonia. Dia pun berkata, “Toko es krim itu memang cukup besar nilainya, tapi itu bukanlah apa-apa bagi Keluarga Jatmadi. Pak Willy hanya menukar sebuah tok
Sonia berjalan masuk. Dia seketika mengerutkan keningnya ketika melihat Leon dan yang lainnya. Dia bertanya, “Apa yang sedang kalian lakukan?”Leon terbengong ketika melihat Sonia. Dia memalingkan kepalanya untuk memelototi orang yang menyampaikan pesan tadi. Kemudian, Leon langsung tersenyum cengengesan kepada Sonia. “Rupanya Nona Sonia yang datang!”“Apa yang kalian lakukan?” tanya Sonia kembali ketika melihat tongkat di tangan mereka.“Ahh?” Leon menatap Sonia dengan terkejut. Dia tiba-tiba kepikiran sesuatu, lalu bertanya, “Nona Sonia, apa kamu ingin main bisbol?”Sonia terdiam membisu.“Emm, lain kali saja!” balas Sonia setelah terdiam beberapa saat.“Haish!” Leon membalas dengan berlagak serius.Sonia mengamati sekeliling, lalu melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam. “Leon, kemari sebentar!”“Baik!” Leon menyerahkan tongkat ke orang di sampingnya, lalu memelototi anggotanya yang sudah salah memberi informasi itu.Orang itu mengusap-usap kepalanya. “Bukannya dia anggotanya Grup
Ariel langsung membalas.[ Aku bisa membantumu kapan saja. ]Tiba-tiba Eka nimbrung.[ Wah, wah, wah! Bos, akhirnya kamu online juga! Apa ini adalah misi yang dulu?”Sonia membalas.[ Emm, sudah tahap terakhir! ]Eka segera mengetik. [ Aku juga mau ikut. Aku lagi di Jembara, apa aku boleh ikut membantumu? ]Setelah Eka mengirim pesan itu, Sonia dan Ariel terdiam hampir lima menit. Jika bukan karena tampak mereka berdua sedang online, Eka pun mengira mereka berdua sudah offline. Beberapa saat kemudian, Sonia membalas. [ Nggak usah, cukup Ariel saja! ]Eka sungguh kecewa. [ Jangan-jangan kalian ketemuan di belakang aku? ]Sonia berkata pada Ariel. [ Ariel, kita chat pribadi saja. ][Oke!]Seketika muncul notifikasi baru di ponsel Eka. Ternyata dia sudah dikeluarkan dari aplikasi, tidak diperbolehkan masuk selama satu hari!…Pada jam sepuluh malam hari ini, Kasen kedatangan banyak tamu. Banyak orang yang berjalan hilir mudik di lobi. Para pelayan juga ikut mondar-mandir memapah tamu
Si gadis memalingkan kepalanya, lalu melayangkan tatapan tajam. “Menurutmu, apa yang sudah aku rekam?”Si lelaki menatap si gadis. “Kamu bukan Lily!”Raut wajah si gadis sangatlah dingin. “Tentu saja bukan!”“Kamu adalah pelayan yang biasanya antar minuman?”Zein langsung berdiri untuk mendekati gadis itu. “Siapa yang mengutusmu kemari? Serahkan kamera itu kepadaku. Kalau nggak, aku akan membuatmu mati mengenaskan!”“Berdiri di sana! Jangan bergerak!” Muncul barang lain di tangan Sonia. Dia menunjuk si lelaki. “Kamu sudah melakukan begitu banyak hal kotor, apa kamu kira kamu bisa menebusnya lagi? Hari ini aku datang untuk menghabisimu!”Si lelaki tertegun tidak berani bergerak. Benda di tangan si gadis terlihat mirip seperti pistol, hanya saja ukurannya lebih kecil daripada pistol biasa. Sepertinya Zein pernah melihat senjata ini sebelumnya. Dia tiba-tiba teringat sesuatu, dan ekspresi wajahnya berubah drastis. Dia menatap Sonia dengan sangat terkejut. “Kamu … kamu ….”Raut wajah Soni
Telinga Reza langsung terngiang-ngiang, dan pikirannya menjadi kosong. Bahkan, sekujur tubuhnya seketika gemetar. Tanpa berpikir panjang, Reza langsung berlari ke ruang 6616 yang sedang mengalami kebakaran.“Pak Reza, Pak Reza jangan ke sana!” Sunny segera mengikuti langkahnya.Asap tebal mengepul dari ruangan 6616. Reza berlari kencang langsung menerobos ke dalam.Namun, langkah Reza langsung dihalangi oleh petugas kebakaran. “Pak, api di dalam sana masih belum padam semua. Kamu nggak boleh ke dalam!”“Minggir!” Reza terlihat sangat galak. Dia langsung mendorong petugas keamanan.“Pak! Pak!”Beberapa petugas kebakaran langsung menahan Reza. “Pak, kamu tidak boleh ke dalam!”“Mohon segera tinggalkan tempat ini!”Reza menatap api yang semakin membara. Seumur hidup Reza, dia tidak pernah kepanikan dan ketakutan seperti ini. Pikiran Reza memberitahunya untuk masuk ke ruangan! Apa pun yang terjadi, Reza harus memastikan apakah Sonia berada di dalam atau tidak.“Reza!”Tiba-tiba terdengar s
Tiba-tiba Morgan bertanya, “Kenapa kamu tidak pacaran?”Theresia tertegun oleh pertanyaan Morgan. Dia mengangkat kepalanya dengan perlahan, lalu berkata, “Seleraku jadi tinggi gara-gara kamu. Aku takut orang lain nggak sanggup.”Morgan terdiam.Ternyata Theresia sudah berbeda dengan yang dulu. Dia berubah menjadi lebih pemberani. Setiap ucapannya membuat Morgan tidak bisa berkata-kata. Hanya saja, dia tetap berbicara dengan begitu serius dan lugu, membuat Morgan tidak tega untuk mengomelinya.Usai berbicara, Theresia pun tersenyum. Dia tidak berbicara lagi, melainkan menunduk untuk menyantap makanannya dengan tenang.Selesai makan, Theresia menyeduh secangkir teh untuk Morgan, kemudian menyeduh secangkir kopi untuk dirinya sendiri.Meski aroma kopi dan teh bercampur aduk, aromanya tetap terasa nyaman.Theresia duduk di atas pangkuan Morgan, lalu melingkari lehernya. “Aku nggak ingin ngapa-ngapain hari ini, cuma ingin temani kamu saja, ya?”Terdengar nada manja dalam suaranya, seperti s
Reza mengusap wajah Sonia. “Semoga saja yang dia harapkan itu anggota keluarga, bukan uang. Semoga juga dia bisa memahami maksud kalian, bisa mempertahankan pemikiran awal, tidak terbuai dengan kekayaan.”Sonia menggigit bibirnya dengan perlahan. “Semoga saja dia nggak seperti itu. Hanya saja, aku juga bakal lebih hati-hati.”“Kalau begitu, kita amati selama beberapa saat dulu. Seandainya Hallie memang pantas untuk disukai Tuan Aska, masalah cucu kandung atau bukan juga bukan masalah. Seandainya dia tidak pantas, beri dia sedikit uang sebagai tebusan saja.”Sonia mengangguk. “Semuanya tergantung dengan nasibnya sendiri.”Mereka berdua selesai mengobrol masalah Hallie. Reza memeluk Sonia. “Pergi mandi dulu, lalu sarapan. Aku sudah telepon Bi Rati. Dia lagi masak yang enak-enak buat kamu.”Sonia memeluk Reza. “Aku juga merindukan Bibo!”Reza tersenyum tipis. “Sepertinya kamu tidak pernah merindukanku.”“Apa aku nggak pernah mengatakannya? Seingatku, aku sering mengatakannya berkali-kali!
“Sudah hampir pukul sembilan!”Sonia mengerutkan keningnya dengan kesal. “Tadinya aku berencana bangun pagian untuk pergi ke rumah. Tandy sudah hampir ujian akhir semester. Aku ingin memeriksa bagian mana yang ketinggalan, biar bisa beri bimbingan belajar buat dia.”Sonia menengadah kepalanya menatap Reza, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku ini bukan guru bimbel yang bertanggung jawab. Untung saja Kak Diana nggak marah.”Reza mencubit pipi Sonia. “Kamu itu guru bimbel yang direkrut dengan susah payah. Meski dia marah, dia juga bisa memendamnya saja.”“Kamu malah berani ngomong lagi! Dia melakukannya juga demi kamu!” dengus Sonia dengan ringan.“Kalau begitu, demi balas budi kepada Kak Diana, aku pergi ajari Tandy saja?”Sonia kepikiran dengan gambaran paman dan keponakan yang sedang mengajar dan belajar itu. Tiba-tiba dia tertawa.Reza menggendong Sonia. “Hari ini kita tidak pulang. Kamu sudah sibuk gara-gara masalah Hallie. Hari ini kita tidak usah melakukan apa-apa, kita kembali ke
“Jangan kemari. Kalau tidak, kalian bukan hanya tidak bisa dirawat di rumah sakit saja, kalian bahkan tidak bisa tinggal di Kota Jembara lagi!” Nada bicara Reza terdengar datar. “Aku sudah cukup memberi kalian muka dengan membiarkan kalian tinggal di Kota Jembara. Seharusnya kamu mengerti!”“Aku mengerti! Aku mengerti!” Hendri berkata, “Aku tahu apa yang sudah aku lakukan. Aku mengerti kalau kamu berbelas kasihan kepada kami!”“Kalau kamu mengerti, mohon jauhi Sonia. Jangan ganggu dia lagi!”“Tuan Reza!” Hendri berkata dengan buru-buru, “Waktu itu aku mengantar Sonia untuk melakukan pernikahan bisnis dengan Keluarga Herdian. Sekarang hubungan kalian sebaik ini. Aku tergolong telah berbuat baik. Bisakah dilihat dari masalah itu, kamu membantuku sekali lagi?”Kening Reza berkerut. Dia berkata dengan suara dingin, “Kenapa Sonia bisa punya ayah sepertimu!”Hendri sungguh merasa malu. “Aku tidak menjadi seorang ayah yang baik. Aku sungguh bersalah pada Sonia. Aku berharap kelak aku memiliki
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak