“Hah?” Thalia melihat Gina dengan terkejut. Detak jantungnya semakin kencang lagi.Nomor kontak Reza?Apa benar Thalia boleh memintanya?Reza adalah kekasihnya Sonia. Sementara, Sonia adalah teman baiknya. Meskipun demikian, Thalia tetap tidak bisa menahan godaan. Dia membalas dengan suara ringan, “Boleh, terima kasih, ya!”Gina memberi nomor WhatsApp Reza kepada Thalia. Tiba-tiba ada yang memanggil Gina. Gina pun berdiri dan sewaktu dia hendak pergi, dia pun berkata, “Wajahmu sungguh mirip dengan Sonia. Pantas saja kalian berdua bisa akrab.”“Benarkah?” Thalia mengangkat kepalanya dengan sedikit kaget.“Iya, seperti kakak beradik saja.” Gina tersenyum, lalu berjalan pergi.Thalia mengusap wajahnya. Apa benar dirinya mirip dengan Sonia?Setelah Gina berjalan pergi, Thalia masih duduk di tempat sambil melihat nomor WhatsApp Reza. Dia merasa tangannya sangat panas.Foto profil lelaki itu adalah bayangan seorang wanita yang sedang berdiri di depan jendela. Gambar itu diedit menjadi bentuk
Sudah setengah hari, Reza masih tidak membalas pesannya. Dia belum membacanya atau tidak ingin membacanya?Awalnya Thalia cukup gugup ketika bertatapan dengan Sonia. Hanya saja, setelah dipikir-pikir, Thalia pun tidak menggubrisnya lagi. Bagaimanapun juga, dia cukup menghargai pertemanannya dengan Sonia. Thalia juga tidak berharap Sonia akan salah paham nantinya.Setelah selesai kerja, Sonia sedang membereskan barang-barangnya. Reza pun memberi tahu bahwa dirinya telah tiba.Mendekati penghujung tahun, cuaca semakin dingin lagi. Setiap harinya, Reza akan datang untuk menjemput Sonia.Sonia membalas pesan, lalu menyimpan ponselnya. Tiba-tiba Thalia berlari mencarinya, lalu bertanya dengan senyum manis, “Sonia, kamu sudah selesai? Hari ini aku bawa mobil, biar aku antar kamu.”“Nggak usah, terima kasih, ya.” Sonia tersenyum.“Pak Reza datang jemput kamu?” Thalia memaksakan dirinya untuk tersenyum sambil merangkul lengannya. “Mobilku berhenti di parkiran sebelah sana, ayo kita jalan baren
Kedua bibir terasa agak dingin. Begitu kedua bibir saling bertemu, detak jantung masih terasa kencang.Reza mencubit dagunya, lalu mengecup Sonia dengan lembut. Dia bagai sedang mencium barang berharga saja, tidak berani terlalu bertenaga, tetapi tidak rela untuk meninggalkannya.Sonia memeluk pinggang Reza, menutup matanya sambil membalas ciuman yang diberikan.Kepingan salju jatuh ke alis, hidung, ujung bibir, lalu meleleh di dalam ciuman hangat mereka.Rasa dingin itu membuat Sonia merasa sangat nyaman. Reza seolah-olah bisa merasakan betapa gembiranya wanita ini. Dia pun tidak melepaskan ciumannya.Setelah tinggal lama di luar, Reza khawatir Sonia akan kedinginan. Dia pun membawa Sonia untuk berendam air hangat.Di dalam bathup besar, Sonia sedang bersandar di depan dada Reza. Sekujur tubuhnya dibaluti dengan kehangatan.…Malam harinya.Setelah Johan membereskan meja makan, dia pun duduk di sofa menunggu Frida untuk bermain gim bersamanya. Begitu mendengar suara pintu, Johan spont
Johan memejamkan matanya menghirup aroma parfum di tubuh Frida. Dia pun bertanya dengan kesal, “Apa kamu berpacaran dengan No Word?”Frida terdiam sejenak, lalu membalas, “Nggak!”“Jadi, kenapa kamu pergi pacaran tiap hari?” Terdengar kekesalan dari nada bicara Johan.Frida membalas dengan datar, “Aku sudah menolaknya. Aku keluar karena kami lagi mengembangkan sebuah aplikasi. Dia kerja kantoran, jadi cuma ada waktu di malam hari.”“Pokoknya nggak boleh! Aku nggak suka kamu bersama dia!” Johan mendengus dingin.“Kenapa nggak suka?”Johan mengembuskan napasnya di telinga Frida, lalu berkata, “Kamu itu punyaku.”Tiba-tiba tubuh Frida terkaku. Namun, dia segera menenangkan dirinya. “Johan, besok kalau kamu ingat dengan ucapanmu malam ini, kamu pasti akan menyesalinya.”Lengan Johan menopang di atas dinding. Dia mengangkat kepalanya dengan perlahan menatap mata Frida. Tatapannya terlihat agak linglung. “Frida ….”“Emm,” balas Frida sambil menundukkan kepalanya.“Aku ingin menciummu.” Johan
Selama beberapa hari ini Tandy disibukkan dengan ujian akhir semesternya. Hari ini, akhirnya dia bebas!Ujian akhir semester telah berakhir, Sonia juga tidak perlu mengajar Tandy di akhir pekan lagi. Begitu hasil ujian diumumkan, Diana pun menghubungi Sonia untuk menyampaikan rasa terima kasihnya. Dia bertanya kapan Sonia akan pulang ke rumahnya untuk kumpul hari raya dengan keluarganya, dia ingin mempersiapkan sedikit buah tangan untuk dibawa pulang Sonia.Setelah panggilan diakhiri, Sonia pun menerima transfer bonus dari Diana.Jujur saja, Sonia sungguh kaget ketika melihat nominalnya. Dia kembali menelepon Diana mengatakan nominal itu terlalu besar.Diana malah berkata dengan tersenyum, “Tidak banyak sama sekali. Semua sesuai dengan perjanjian kita. Awalnya Ibu ingin aku membelikan hadiah untukmu, tapi aku tidak tahu kamu suka perhiasan yang bagaimana. Jadi, aku transfer saja uangnya. Kamu bisa beli apa pun dengan uang itu.”Sonia menolak beberapa kali, tetapi Diana masih bersikeras
Erline melirik sekeliling. “Kecilkan suaramu. Jangan sampai kedengaran sama si Celine.”“Dia lagi makan di luar!” balas Kally dengan suara kecil, “Dia hanya asistennya Pak Reza. Memangnya dia berhak ikut campur sama kehidupan pribadi Pak Reza!”Erline menarik Kally untuk duduk. “Tadi Pak Reza suruh aku pesan makanan untuk dua orang. Dia juga memesan sup ayam kolagen, sepertinya untuk Nona Sonia.”“Sudah pasti!” Kally kegirangan hingga kedua matanya berkilauan. “Aduh! Pengin banget nonton di dalam!”“Aku juga!”Mereka berdua sungguh penasaran dengan kelanjutan cerita di dalam ruangan sana.Di dalam ruangan, Reza menarik Sonia untuk duduk di atas pangkuannya, lalu menunduk mencium keningnya. “Dingin tidak?”“Nggak, kok. Tadi aku bawa mobil sendiri.” Sonia tersenyum.Reza menggendongnya. “Ayo kita makan.”“Nggak buru-buru. Kamu kerja dulu.” Sonia memeluk leher Reza.“Kalau kamu di sini, mana mungkin aku bisa fokus kerja.” Reza tersenyum lembut, menggendongnya ke sisi sofa.“Sebelumnya sia
Sonia sedang duduk di atas pangkuan Reza. Ketika mendengar suara pintu dibuka, Sonia langsung terbelalak dan segera membalikkan kursi.Ketika Celine masuk, kebetulan dia melihat kursi sedang dalam keadaan diputar.Meja kerja yang besar itu menutupi kaki Sonia. Celine hanya dapat melihat bayangan punggung Reza. Dia spontan melirik ke sisi lain, lalu tampak tas dan beberapa sketsa di atas meja tamu. Namun, tidak ditemukan bayangan Sonia.Sonia lagi tidak berada di ruangan? Ke mana dia?Sonia sedang memeluk pinggang Reza sambil berondok di depan dada Reza. Reza yang tersenyum lantaran merasa lucu itu malah dibelalaki oleh Sonia.Reza bertanya, “Ada urusan apa?”Celine pun terbengong. Si lelaki membelakanginya dan berbicara dengan suara seraknya. Suara itu malah terdengar sangat seksi bagi Celine. Jantungnya berdegup kencang. Dia pun menarik napas dalam-dalam, lalu bertanya, “Pak Reza, di mana … Nona … Sonia?”“Ada urusan apa kamu mencarinya?” Suara Reza berubah dingin. Dia menunduk meliha
Jason melihat Bondan, alhasil Bondan pun mengerti dan langsung berkata, “Bagaimana kalau kita makan di Restoran Jade saja, ya? Sepertinya menu kepiting di sana enak juga.”Kali ini, Jason melirik Reza. “Bagaimana menurutmu? Kalau kamu nggak ingin makan ikan, bagaimana kalau kita makan kepiting?”Raut wajah Reza kembali normal. Dia mengangguk dengan pelan. “Boleh!”Jason pun langsung tersenyum, lalu berpesan pada Bondan, “Telepon Restoran Jade, suruh mereka sisakan kepiting ukuran paling jumbo untuk kita.”Bondan pun tersenyum. “Oke!”Mereka bermain kartu sejenak. Saat ini, Johan juga sudah kembali dari pelabuhan. Dia menggantikan Bondan untuk bermain dua ronde. Dengar-dengar malam ini mereka akan makan malam di Restoran Jade. Dia pun pergi ke balkon untuk menelepon Gina.Jarang-jarang Reza tidak membawa Sonia untuk berkumpul. Dia merasa ini adalah sebuah kesempatan yang sangat bagus.Tentu saja, Johan datang kesiangan. Dia tidak kedengaran percakapan mereka sebelumnya, tentu saja dia t
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak
Saat Morgan kembali ke ruangan VIP, Reza pun telah tiba.Tadinya Hallie duduk di samping Sonia. Begitu Reza datang, dia pun langsung duduk di samping Morgan.Saat melihat Morgan telah kembali, Hallie segera berkata dengan tersenyum, “Kak Morgan, masakan sudah datang, rasanya benar-benar enak!”Morgan tidak membalas, melainkan melihat Reza. “Kapan kamu datangnya?”“Baru saja!” Reza tersenyum tipis, lalu menuangkan segelas alkohol untuk Morgan. “Arak hasil fermentasi Bos. Coba dicicip!”Sonia berkata, “Aku juga ingin minum!”Reza menuangkan setengah gelas untuk Sonia. “Cuma segini saja.”Daripada tidak ada, Sonia juga tidak boleh serakah. Dia menuangkan setengahnya ke gelas Hallie. “Sebelumnya saat di Istana Fers, aku lihat kamu jago minum. Cuaca sudah dingin. Ayo, kita minum bersama untuk menghangatkan tubuh.”Hallie tersenyum malu. “Aku itu memaksakan diriku buat minum. Sebenarnya aku gampang mabuk.”Mereka minum sembari mengobrol. Saat Reza mengobrol dengan Morgan, dia juga tidak lupa
Theresia mengangkat pandangannya dan tersenyum lembut. Seketika seperti angin musim semi yang membuat bunga-bunga bermekaran.Setelah menghabiskan sebatang rokok, Morgan melangkah ke sisi restoran. Saat melewati jendela sebelah, dia menoleh sekilas, ternyata adalah seorang pria. Dia juga mengenakan sweater biru dan kelihatan sangat muda.Setelah sekilas pandang, Morgan mengalihkan pandangannya kembali, lalu melanjutkan langkahnya.Sesampainya di dalam restoran dan melewati koridor, tiba-tiba pintu kayu di sebelah kanan terbuka. Morgan mengangkat kepalanya dan matanya berpapasan dengan mata gadis yang keluar dari pintu. Satunya kelihatan syok, sedangkan yang satu lagi menatap dengan tatapan penuh makna.Setelah mereka kencan buta, mereka tidak pernah saling berhubungan lagi. Hari ini adalah pertama kalinya mereka bertemu lagi.Ternyata selama berada di satu kota, pasti akan ketemu.Theresia duluan bersuara, “Kamu masih belum pergi?”Seingat Theresia, Morgan mengatakan dia hanya akan tin
Sonia tersenyum. “Mana lagi yang kamu suka? Pilih beberapa lagi.”Hallie segera menggeleng. “Yang satu ini sudah cukup mahal!”Pramuniaga memberi tahu Hallie mengenai cara perawatan perhiasan. Hallie mendengar dengan sangat serius, lalu bertanya dengan suara kecil, “Berapa harga perhiasan ini?”Pramuniaga berkata, “Anggota VIP biasanya dapat diskon 2%. Setelah diskon, harganya 31.320.000.000!”Hallie menarik napas dalam-dalam.Perhiasan terasa berat di tangannya.Dania mengantar kepergian mereka. Saat melihat Morgan yang menuruni mobil, dia pun berkata dengan kaget, “Kalian jadikan Tuan Morgan sebagai sopir kalian? Perhiasanku ini memang pantas dijual ke kalian!”Morgan tersenyum datar. “Nona Dania memang pintar bicara. Pantas saja Sonia bisa tenang menyerahkan semuanya untuk dikelolamu.”“Aku merasa sangat terhormat bisa mendapatkan kepercayaan Bos!” Dania tersenyum lembut. “Asalkan dia nggak mengusirku, seumur hidupku, aku akan mengikutinya!”Setelah mereka berbasa-basi sejenak, Soni
Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu